Semua sudah jauh lebih baik, Sarah sudah tidak berkerja di club lagi. Dan kini ia mencari pekerjaan sampingan lainnya. Dan yang pasti ia sudah lega karena terbebas dari club itu. Itu semua karena bantuan teman-temannya itu. Alan yang menyebarkan vidio itu tidak dihukum apa-apa meski menyebarkan berita hoax.
Karena memang Alan adalah anak dari pemilik sekolah itu. Jadi kepala sekolah juga tak bisa berbuat apa-apa. Kejuraan itu dimenangkan oleh Alan. Dan bea siswa tak jadi didapatkan Sarah. Karena Alan yang ikut kompetisi itu. Sebentar lagi ujian kelulusan dan mereka akan berpisah. Mungkin sebagian dari angkatan ada yang kuliah, berkerja, bahkan menikah.
"Selamat ya Alan."
Para murid mengucapkan selamat atas keberhasilan Alan menjadi juara. Sarah juga ikut mengucapkan selamat, meski dapat cacian dari Alan.
"Selamat kamu berhasil."
"Pasti kamu iri ya?"
"Iri hanya untuk orang yang tidak nampu, tidak aku tidak iri."
"Iri bilang saja."
"Terserah."
Sarah hendak pergi meninggalkan Alan, namun Alan kembali menarik tangan Sarah. Alan memojokan Sarah ke dinding, ia menatap Sarah lekat-lekat.
"Mau apa kamu?"
"Itu mata kamu ada beleknya."
Sarah pergi meninggalkan Alan, ia selalu saja dipermainkan oleh Alan. Ia tidak tahu sebenarnya apa yang diinginkan oleh Alan. Alan ingin dirinya pergi atau datang padanya. Sarah malu diperlakukan seperti itu oleh Alan.
Ketika hendak masuk ke kelas, Rendi menahan Sarah. Rendi meraih tangan Sarah, namun Sarah melepaskan genggaman Rendi. Karena ia tahu Intan sahabatnya suka dengan Rendi.
"Aku tahu Sarah seharusnya kamu yang ikut kejuaraan itu."
"Sudahlah, lagian juga sudah terjadi mau bagaimana lagi."
"Kamu yang sabar ya."
Dari kejauhan Intan melihat Rendi dan Sarah yang sedang bicara. Intan sedih karena Rendi lebih memilih Sarah dibandingkan dirinya.
"Kenapa harus Sarah sih? Apa kurangnya aku Ren." Batin Intan.
Sarah pergi meninggalkan Rendi padahal Rendi ingin mengatakan sesuatu padanya. Rendi ingin mengucapkan rasa kagumnya pada Sarah. Dan jika hal itu terjadi pasti akan sangat melukai hati Intan. Dan Sarah tak mau kehilangan sabahat baiknya itu.
Alan diam-diam memperhatikan Rendi, Alan menangkap jika Rendi suka sama Sarah. Alan menghampiri Rendi, dan kini mereka berjalan menuju kantin. Rendi sudah mengucapkan selamat pada Alan tadi pagi.
"Kamu suka sama Sarah?"
"Kalau iya kenapa? Kamu cemburu, atau kamu sudah sadar akan perasaanmu yang sebenarnya?"
"Perasaan apa?"
"Kalau kamu itu suka sama Sarah."
"Mana mungkin, dia bukan tipeku. Lagian aku dan Sarah itu musuhan."
"Lalu ciuman itu?"
"Sudahlah."
Alan tak ingin membahas tentang dirinya yang mencium paksa Sarah. Kini untuk merayakan kemenangannya Alan membooking kantin. Dan hanya Sarah yang tak boleh masuk kantin.
"Kenapa Sarah enggak boleh masuk?"
"Karena dia kan enggak suka sama kemenangan ini."
Intan mengajak Sarah ke kantin, namun ketika melihat papan tulisan dan juga fotonya dipasang di sana.
"Sarah tidak boleh masuk." Intan membaca tulisan itu.
Sarah putar balik, ketika putar balik Sarah bertabrakan dengan Nayla. Nayla langsung marah.
"Kalau jalan pake mata."
"Iya maaf."
"Maaf-maaf, bersihin sepatuku."
Sarah jongkok dan akan membersihkan sepatu Nayla. Namun ditahan oleh Rendi yang datang bersama dengan Alan.
"Hentikan, apa-apaan sih kamu Nay."
Rendi menarik tangan Sarah, dan membawa pergi Sarah dari tempat kejadian. Intan mengikuti Rendi dan juga Sarah. Rendi memeluk Sarah, dan disitulah Intan melihat kejadian itu. Hati Intan terasa sakit, ketika orang yang ia sukai memeluk sahabatnya sendiri. Intan meninggalkan tempat itu, ia tak ingin melihat kejadian itu terlalu lama lagi.
Sarah melepas pelukan Rendi, ia mentap Rendi. Dan Rendi juga menatap Sarah dengan tatapan penuh cinta. Sedangkan Sarah tak memiliki perasaan apapun pada Rendi.
"Apaan sih Ren? Lancang kamu."
"Aku cinta sama kamu Rah, dan aku baru sadar akan hal itu."
"Maaf aku sama sekali tidak ada rasa denganmu."
Sarah meninggalkan Rendi, ia berlari ke taman. Karena ia melihat Intan berlari menuju taman. Sarah mencari-cari Intan, ia tak mau Intan salah paham dan menjauh darinya. Sarah akhirnya menemukan Intan tengah menangis di bangku taman. Sarah mendatangi Intan dan duduk di samping Intan.
"Mau apa kamu ke sini Rah?"
"Kamu salah pamah, aku juga tak ingin dipeluk Rendi."
"Susdahlah kamu menikmatinyakan? Kamu suka kan sama Rendi, pergi kamu."
"Enggak Tan, aku enggak ada apa-apa sama Rendi. Kamu tahu kan aku mau fokus sekolah, dan kalau bisa kuliah."
Intan hanya terdiam, ia mengusap air matanya dan pergi meninggalkan Sarah. Sarah sedih karena Intan satu-satunya sahabatnya meninggalkannya. Intan marah kepadanya, dan kini tak ada lagi yang menemaninya.
Di kantin semua nampak antusia makan karena dapat gratisan dari Alan. Nayla juga masih nempel-nempel Alan meski sebenarnya Alan risih. Nayla terlalu agresif, dan suka berbuat aneh-aneh.
"Lan, mana Rendi?"
"Dia ngejar pelac*r itu."
"Siapa maksudmu? Sarah?"
"Iya siapa lagi."
"Kok marah gitu? Biarin aja kali Rendi ngejar dia. Jangan bilang kamu suka sama Sarah? Kamu lebih pilih Sarah dari pada aku."
"Apaan sih mana mungkin aku suka sama orang miskin seperti Sarah."
Alan kembali membohongi perasaanya, karena memang sebenarnya Alan suka dengan Sarah. Namun rasa itu tertutup akan rasa takut tersaingi. Dan itulah Alan, Alan yang keras kepala.
"Kita nikamati Sayang kemenanganmu."
"Apa sih sayang-sayang, meski aku tidak memilih Sarah. Aku juga tidak memilihmu."
Alan meninggalkan Nayla, ia pergi dari kantin karena ingin mencari Rendi. Ia penasaran apa yang dilakukan Rendi dan Sarah. Setelah berkeliling Alan tak menemukan Rendi maupun Sarah. Alan kembali ke kelas karena bel sudah berbunyi.
"Tolong jangan benci aku Tan, kamu adalah satu-satunya sahabatku. Aku bahkan tak mau Rendi mencintaiku. Aku hanya ingin kamu tetap menjadi sahabatku. Tolong jangan hukum aku seperti ini.' Batin Sarah.
Intan hanya diam saja sedari tadi, bahkan ketika Sarah bertanya Intan tak menanggapi. Meski mereka masih duduk satu bangku. Intan sebenarnya tak mau bersikap seperti itu pada Sarah. Tapi ia ingin Sarah tahu jika Rendi itu miliknya. Dan Sarah tidak boleh mengambil Rendi. Diam-diam Rendi curi-curi padang pada Sarah.
Alan melempar pulpen ke arah Sarah, Saray hanya diam saja. Ia sedang tak mau meladeni Alan, karena baginya saat ini yang terpenting adalah Intan. Ia harus bisa membuat Intan tak marah lagi padanya.
"Katakan padaku Tan, apa yang bisa buat kamu luluh? Aku minta maaf, aku juga tidak bisa buat Rendi cinta sama kamu."
Intan hanya diam saja ia diam seribu bahasa.
-tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
Tan kalau Rendi suka am Sarah.km jangan musuhin Sarah. kasian dia cuman km di sekolah
2022-11-11
0
Elina💞
kasihan bangat sarah😢
2021-08-31
1
Thomas Juwita
kasian intan
2021-02-17
1