"Jika masih ada setitik harapan tetaplah berjuang. Meski sulit tetaplah bertahan, karena ada seseorang yang harus dibahagiakan. Dan dia adalah ibu." -Sarah Shakilah.
Pagi itu Sarah terbangun dari mimpi indahnya, ia masih kepikiran akan nasibnya di sekolahan nanti. Apakah ia akan di keluarkan dari sekolahan itu. Dan artinya sia-sia sudah perjuangannya selama 3 tahun terakhir. Sarah membuatkan sarapan untuk ibunya, dan baru setelah itu ia mandi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Meski berat ia harus tetap berangkat, karena impianya masih ada.
Sementara itu Alan yang bangun dari tidurnya merasakan sakit disemua anggota tubuhnya. Ia tak ingat apa yang terjadi semalam, ia hanya ingat datang ke club bersama dengan Nayla. Ia juga ingat saat ia mencium Sarah. Namun Alan tak yakin kejadian itu benar-benar tejadi. Alan memegangi bibirnya, ia masih ragu namun ingatan itu begitu nyata. Ketika ia mencium paksa Sarah.
Alan tai berangkat ke sekolah dengan alasan sakit. Karena memang badanya memar-memar karena habis dipukul. Alan bahkan tak ingat siapa yang memukulinya dan kenapa ia dipukuli. Mbok Tuk membawakan sarapan untuk Alan. Alan menyuruh mbok Tuk masuk.
"Mbok siapa yang mengantarkanku semalam?"
"Den Rendi."
"Ohh..Rendi ya."
"Aden kenapa babak belur begitu?"
"Bukan urusan mbok."
"Ya udah mbok mau masak lagi, sekarang di makan rotinya biar cepat sembuh. Tuan dan nyoya akan pulang satu minggu lagi."
Alan hanya mengangguk saja dan kini mbok Tuk meninggalkan kamar Alan. Alan masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan juga gosok gigi. Baru setelah itu ia menyantap roti bakar buatan mbok Tuk.
Sarah sampai di sekolahan, berita tentang Sarah yang sudah menyebar membuat Sarah harus menanggung malu. Masih banyak siswa yang mengejeknya sebagai wanita malam. Dan juga banyak yang menggunjingnya, Sarah hanya bisa tutup kuping dan berpura-pura tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh teman-temanya itu.
"Intan.." Teriak Sarah.
Intan hanya menoleh dan tidak menjawab sapaan Sarah. Sarah mulai sedih, ia takut Intan akan menjauhinya karena kasusnya ini. Sampai di kelas, Sarah duduk di samping Intan. Dan Intan hanya diam saja, tak seperti biasanya.
"Tan kamu kenapa? Kamu engak percaya sama aku."
"Aku percaya sama kamu, aku harap kamu jauhi Rendi. Rendi itu suka sama kamu."
"Rendi? Suka sama aku mana mungkin? Bukannya semalam kalian kencan?"
"Dia menanyakanmu, sakit hatiku."
"Tenang, aku sama sekali enggak ada rasa sama Rendi. Ada orang lain di hatiku."
"Alan maksudmu?"
Sarah hanya diam saja, guru yang mengajar datang. Guru itu langsung menyuruh Sarah untuk menghadap kepala sekolah. Karena kepala sekolah ingin bicara dengan Sarah. Sarah hanya bisa pasrah ia datang ke ruangan kepala sekolah. Berharap semua akan baik-baik. Intan tak melihat Alan, Intan bertanya pada Rendi akan keberadaan Alan. Rendi mengatakan jika Alan sakit.
Sarah menghadap kepala sekolah, kepala sekolah menatap Sarah. Beliau menarik nafas agak panjang.
"Dengan berat hati saya harus katakan jika kamu tidak bisa ikut kejuaraan. Dan akan digantikan oleh Alan, tapi tenang saja kamu tidak dikeluarkan dari sekolah."
"Iya Pak."
"Saya akan bantu kamu keluar dari club itu, bapak sudah menggalang dana untuk membayar pinalti jika kamu keluar dari club itu."
"Terimakasih Pak."
"Karena vidio itu sudah menyebar luas, bapak enggak bisa pertahanin kamu untuk ikut kejuaraan."
"Sudah Pak tidak apa-apa, yang penting saya bisa keluar dari club itu. Dan saya bisa membersihakan nama baik saja."
"Baiklah."
Sarah kembali ke kelasnya, ia tak apa tidak ikut kejuaraan. Karena kini yang paling penting baginya adalah bisa keluar dari club. Dan Alan yang akan menggantikannya, mungkin ini adalah jalan yang tepat untuk Sarah. Sarah sampai di kelas, ia diminta guru untuk klarifikasi tentang vidio itu.
"Untuk teman-teman sebelumnya saya minta maaf karena vidio itu tela mencoreng nama baik sekolahan kita tercinta ini. Tapi sekali lagi saya tegaskan saya hanya berkerja sebagai pelayan di club itu. Dan saya bukan pelac*r. Karena kejadian ini saya tidak bisa mewakili sekolahan dalam kejuruan nanti. Dan akan di gantikan oleh Alan, terimkasih."
Sarah kembali duduk dibangkunya, seharusnya hari ini Alan datang dan menikamati kemenangannya. Intan memeluk Sarah, ia senang akhirnya kasus Sarah terselesaikan. Dan sebenarnya dari balik semua ini adalah Rendi. Rendi yang menghadap ke kepala sekolah dan mengatakan yang sebenarnya. Sehingga Sarah bisa membersihkan nama baiknya.
Namun sebelum penggalangan dana itu mencukupi Sarah masih harus berkerja di club seperti biasanya. Rendi lega akhirnya nama baik Sarah terselamatkan. Meski ia harus mengorbankan kejuaraannya itu..
Alan mendapat kabar dari ponselnya jika dirinya yang mewakili sekolahan dan bukan Sarah. Alan sangat senang akhirnya dirinya bisa mengalahkan Sarah. Meski harus menggunakan cara yang kotor seperti ini.
"Akhirnya kamu kalah juga, dan sekarang aku ingin kamu menjadi milikku Sarah." Batin Alan.
Alan yang ingin membuat Sarah hancur, ia ingin Sarah jatuh cinta padanya dan setelah itu meninggakanya. Entah sebenarnya dendam apa Alan pada Sarah yang pasti ia ingin melihat Sarah sengsara. Meski dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia mencintai Sarah. Benci dan cinta bercampur menjadi satu.
Jam istirahat, Rendi mengajak Sarah untuk makan bersama. Namun Sarah menolaknya karena ia tak enak dengan Intan. Ia tahu Intan tak akan suka jika dirinya makan bersama dengan Rendi. Sarah ingin menjaga hati Intan. Sarah menyuruh Rendi untuk pergi bersama Intan saja. Dan akhirnya Rendi pergi bersama dengan Intan.
Pulang sekolah, Sarah lanjut berkerja di Cafe. Dan saat ini ia tengah mengantarkan pesanan. Dengan sepeda Sarah mengantarkan pesanan disebuah rumah mewah.
"Apa benar ini alamatanya? Iya ah benar."
Sarah memencet bel rumah mewah, beberpa menit kemudian keluarlah orang yang tak asing baginya.
"Alan." Batin Sarah.
"Pesanannya."
"Jadi selain di club kamu juga jadi kurir? Miris banget sih hidup kamu."
Sarah hanya diam saja ia menyodorkan pesanan Alan. Alan mengambil pesananya dan mengatakan pada Sarah untuk menunggu sebentar karena ia akan ambil uang terlebih dahulu. Alan keluar dengan membawa uang sesuai dengan pesananya.
Namun ketika ia hendak memberikan uang itu pada Sarah, ia malah terjatuh dan menimpa tubuh Sarah. Keduanya saling pandang satu sama lain. Sarah berteriak dan Alan bangkit.
"Mau kurang ajar lagi kamu, mau kamu apa?"
"Kurang ajar apa?"
"Lupa udah nyium orang dengan paksa."
Sarah meninggalkan Alan, Alan masih bengong. Ia baru ingat jika dirinya benar-benar mencium paksa Sarah
-Tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ria Diana Santi
Tetap semangat ya Thor! 🥰❤️🤗🙏🏻😇
2021-06-16
0
Thomas Juwita
kenapa ego nya alan lbh besar dr rasa cinta nya.hingga ia begitu benci dgn sarah.sebenarnya apa masalah alan dgn sarah hingga membencinya seperti itu
2021-02-17
0
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
10 jempol utk othor...
semangat 💪💪
salam dr
Marriage Express 😊🙏
2021-01-17
0