Malam ini Nadia tidur di kursi tunggu rumah sakit. Tubuhnya berbalut selimut untuk menghangatkan diri. Joni dan dokter Nathan duduk tak jauh darinya. Sedangkan Narto pulang untuk istirahat.
Sesekali, dua orang itu melihat ke arah Nadia yang tampak tidur dengan posisi yang tidak nyaman.
"Saya penasaran bagaimana bisa bu Nadia bisa menikah dengan laki-laki yang usianya terlampau jauh dengannya." ini adalah waktu yang tepat untuk mencari informasi dari orang terdekat dengan Nadia saat ini.
Joni mendesah sebelum bercerita. "Semua ini bermula karena hutang pak Rahmat. Saat itu adalah awal saya menjadi anak buah Juragan Bondan."
"Berapa hutangnya?"
"Tiga puluh juta. Pak Rahmat hutang untuk membiayai operasi istrinya. Namun sayangnya, walaupun sudah menghabiskan biaya yang besar beliau tidak bisa diselamatkan."
"Hanya tiga puluh juta dan memaksa seseorang untuk menjadi istrinya?"
"Bagi keluarga kampung seperti kami itu jumlah yang besar, dok."
"Maaf. Bukan maksud saya seperti itu Jon. Maksud saya, sebenarnya sebesar apapun hutang itu, tidaklah benar untuk memaksa seseorang menikah dengannya."
"Dokter Nathan benar. Sebenarnya waktu itu Nadia dan pak Rahmat sempat melarikan diri. Namun kami berhasil menemukannya." Joni mendesah. Dia menyesal menjadi salah satu orang yang menyebabkan kehancuran Nadia.
Dia masih sangat ingat malam itu. Malam dimana dia menangkap kembali Nadia dan Rahmat yang berusaha kabur. Dia melihat sendiri ketidak berdayaannya dua orang yang ditindas oleh juragan Bondan. Malam itu menjadi malam yang paling dia sesalkan selama hidupnya. Jika dia tidak memberitahu bahwa dia melihat Nadia yang mengakibatkan ditangkapnya Nadia, Mungkin Nadia akan hidup bahagia di luar sana.
"Ini adalah pelanggaran hukum Jon."
"Tidak ada bukti untuk itu, dokter. Nadia sudah menjadi istri dari juragan Bondan. Masa depannya yang bebas sudah berakhir sejak saat itu."
"Bu Nadia bisa menuntutnya Jon."
"Jika dia tidak mempunyai hati seperti malaikat, dia sudah lama melakukannya dokter."
"Maksudnya?"
"Nadia tidak ingin ada orang lain yang kehilangan masa depan sepertinya. Itulah mengapa dia tetap meneruskan kuliah walaupun banyak cibiran dan hinaan yang dia dapat saat itu. Dia tidak akan menjadi guru untuk memberikan pemahaman mendalam kepada anak-anak di desa ini."
"Ternyata dia benar-benar wanita yang hebat."
"Dia yang terhebat dokter. Dia mendirikan sanggar keterampilan untuk membantu para wanita agar dapat membantu perekonomian keluarga. Dia berhasil, selama ini jumlah orang yang berhutang pada juragan Bondan menurun. Dan itu semua berkat Nadia."
Keduanya larut dalam pemikiran masing-masing. Joni selalu mengingat apapun yang terjadi pada Nadia. Hinaan, sindiran, cemoohan saat masih kuliah. Penyiksaan yang dilakukan oleh Devi dan Yuli terhadap Nadia. Dia sering medapati Nadia yang menyembunyikan tangisnya dalam sebuah senyuman. Bahkan Joni juga tahu jika Nadia selalu tersiksa setiap kali dirinya harus melayani hasrat suaminya yang tidak ada habisnya. Tanpa diberitahu Nadia, Joni juga tahu jika selama ini diam-diam Nadia meminum pil kontrasepsi.
"Jon." suara lirih itu membuyarkan pikiran kedua orang yang larut dalam pikiran mereka masing-masing. Joni langsung berdiri dan mendekati Nadia. Berdiri di depannya. Sedangkan Nathan hanya mengamati keduanya dari tempatnya duduk.
"Aku mimpi buruk Jon." ucap Nadia sambil menghapus air matanya.
"Itu hanya mimpi Nad. Tidak perlu dipikirkan."
"Dalam mimpiku bapak pamit padaku Jon. hiks hiks." Joni membawa Nadia dalam pelukannya. Menepuk pelan punggung Nadia. Memberikan ketenangan.
"Itu hanya mimpi. Paman pasti baik-baik saja."
"Antarkan aku melihat bapak Jon. Aku lemas." Joni membantu Nadia berdiri. Memapahnya untuk melihat Rahmat dari balik kaca.
"Kamu lihat kan Nad. Paman baik-baik saja. Dia hanya tidur." tunjuk Joni pada Rahmat yang terbaring di atas ranjang dari balik kaca.
"Kamu benar Jon."
"Lebih baik kamu istirahat lagi. Malaikat kecilmu perlu istirahat lebih banyak lagi. Jangan terlalu banyak fikiran, oke." Nadia mengangguk. Kemudian berjalan ke tempatnya tadi. Berbaring di sana. Joni membantunya membenarkan selimut untuk menutup tubuh Nadia.
"Terima kasih Jon."
"Sudahlah."
Joni berlalu setelah melihat Nadia menutup matanya.
Joni kembali duduk di samping Nathan. Air matanya menetes. Dia melihat lagi wajah Nadia yang terlihat sedih. Dia tidak pernah melihat lagi wajah menyedihkan Nadia setelah pernikahan itu. Kini, dia melihat wajah yang penuh dengan kesedihan itu lagi. Hatinya merasa ikut sakit.
Diusapnya air mata di sudut matanya. Dia melihat pilu ke arah Nadia. Wanita itu tampak tenang sekarang. Joni menghembuskan nafas lega.
"Paman Rahmat adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki Nadia sekarang."
"Sepertinya anda sangat menyayanginya." Nathan melirik sekilas. Sebenarnya dia mengetahui jika Joni sedikit menteskan air mata tadi. Tapi dia pura-pura tidak tahu. Bagi seorang pria, Ketahuan menangis kadang menjadi hal yang sangat memalukan.
"Saya sudah mengikutinya lebih dari dua tahun. Dia sudah seperti adik saya sendiri dok."
"Ooo."
"Saya mengetahui apa saja yang terjadi padanya lebih dari siapapun."
"Dua tahun adalah waktu yang lama."
"Bukan waktu yang menentukan seberapa jauh kita mengenal seseorang dokter. Walaupun hanya sebentar bersama Nadia, siapapun orangnya pasti sudah tahu apa yang sebenarnya dirasakan olehnya."
"Benarkah?"
"Matanya tidak pernah bisa berbohong. Matanya terlalu indah untuk menyimpan kesedihan dibalik senyumnya."
"Apakah dia sangat menderita selama ini?" Joni tersenyum getir. Bukan hanya menderita yang dirasakan Nadia. Lebih dari itu.
"Jika saya bisa. Sudah lama saya akan membawa Nadia pergi jauh dari sini." Joni mendesah. Dia tidak punya kekuatan untuk menyelamatkan Nadia walau dia ingin. "Saya harap suatu saat akan ada yang membawanya pergi dari kehidupannya yang penuh dengan penderitaan. Seseorang yang akan mencintainya dengan tulus. Memberikan kasih sayang yang berlimpah untuknya."
"Wanita yang baik seperti bu Nadia pasti mendapatkan yang terbaik Joni."
"Dokter benar."
"Bu Nadia sangat beruntung mempunyai teman seperti anda."
"Itu salah dok. Sayalah yang lebih beruntung mendapatkan teman seperti Nadia. Nadia mengajarkan pelajaran hidup yang berharga untuk saya. Menunjukkan arti kehidupan yang sesungguhnya. Nadia mengajari saya untuk hidup demi orang lain. Menjadi bermakna untuk orang yang saya sayangi."
Joni mengingat bagaimana hidupnya sebelum dia mengenal Nadia. Dia adalah orang yang tidak berperasaan. Bahkan dia tidak mencintai istrinya sendiri. Joni dulu sama bejatnya dengan Juragan Bondan. Menghamili Nita hingga terpaksa menikah dengan wanita yang sekarang sangat ia cintai.
Nadia menyadarkannya tentang arti tulusnya kasih sayang. Mencintai keluarga yang seharusnya dia cintai.
Kehidupan Nadia menyadarkannya tentang makna sebenarnya dari kebahagiaan. Sehingga sekarang dia merasa lebih bahagia dan menjalani hidupnya dengan baik.
Nadia juga sering membantu Joni dan Nita di awal pernikahan mereka. Dulu Nita sempat mempunyai niat untuk meminta cerai setelah anak mereka lahir. Dia tidak sanggup dengan sikap Joni yang kasar dan tidak perhatian. Tapi Nadia tidak hanya berhasil mencegah perceraian itu, dia juga berhasil menyadarkan keduanya jika cinta telah tumbuh di hati mereka berdua.
Selama mengikuti Nadia. Joni melihat banyaknya kebaikan yang disebar oleh Nadia. Joni secara tidak langsung juga sering membantu orang. Dan itu membuatnya sadar jika melihat orang lain tersenyum adalah sesuatu yang sangat indah.
"Ini sudah larut. Sebaiknya dokter istirahat."
"Anda benar. Anda juga segeralah istirahat. Kita tidak boleh sampai kelelahan besok."
"Dokter duluan saja. Saya akan berjaga malam ini."
"Baiklah kalau begitu. Saya tidur dulu."
"Silahkan dokter. Terima kasih sudah mendengarkan cerita saya."
Nathan mengangguk sebelum pergi ke kursi dan tidur disana.
Joni mengamati Nadia. Betapa dia menyayangi wanita itu sekarang. Dia akan berusaha melindungi wanita yang menjadi majikannya itu. Dia akan berada di pihak Nadia sampai kapanpun. Dia akan mendukung apapun yang dilakukan oleh Nadia.
*
*
*
^^^~***Aku Istri Muda***~^^^
Terima kasih sudah mampir 😍
...❤❤❤Queen_OK❤❤❤...
...🌾Kediri Raya🌾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sabar
2023-07-31
0
Iin Ubay
cerita nya bagus sedih
2021-12-30
0
Yunia Afida
😭😭😭😭😭 sedih bacanya
2021-11-09
1