Nadia merasa tidak sehat hari ini. Kepalanya terasa pusing. Dia bahkan hampir terjatuh saat dia baru turun dari ranjangnya jika saja juragan Bondan tidak berhasil menangkap tubuh polosnya karena selimut yang dia gunakan untuk menutup tubuhnya melorot.
"Kamu kenapa Sayang?" tanya juragan Bondan sambil mendudukkan kembali Nadia di atas ranjang. Nadia menarik selimut untuk menutupi kembali tubuhnya.
"Kepalaku pusing pak." Juragan Bondan mengangkat tangannya. Menempelkan punggung tangannya di dahi istri mudanya. Tidak demam.
"Sebaiknya kamu istirahat dulu hari ini. Jangan ke sekolah." Nadia mengangguk. Dia memang merasa tidak sehat. Badannya terasa lemah. Hampir setiap hari dia melayani juragan Bondan. Tapi dia tidak baik-baik saja paginya. Tapi kenapa sekarang dia merasa sangat lemas? Dia rasa untuk hari ini dia akan istirahat di rumah saja.
Juragan Bondan memunguti baju Nadia yang berserakan dan menyerahkannya pada Nadia. Membiarkan istrinya memakainya sendiri. Sedangkan dia sendiri masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Aku akan meminta mbok Darmi membawakan makananmu ke kamar." ucap juragan Bondan sebelum Nadia masuk ke dalam kamar mandi.
"Iya. Terima kasih." jawab Nadia sebelum menutup pintunya.
Ketika Nadia keluar dari kamar mandi, makanan sudah tersedia di atas meja. Terdapat banyak makanan yang terlihat menggiurkan. Tiba-tiba perut Nadia keroncongan minta segera diisi.
Dengan semangat Nadia langsung mengambil lauk dan meletakkannya di atas nasi yang ada di piringnya. Menyendok makanan yang terlihat sangat enak itu.
Namun sebelum sendok penuh makanan itu masuk ke dalam mulut. Dari dalam perut Nadia keluar sesuatu yang membuatnya mual. Nadia segera masuk ke dalam kamar mandi. Memuntahkan isi perutnya. Hanya Cairan kuning yang keluar. Pahit.
Nadia mengusap Peluh yang membasahi dahinya. Tubuhnya benar-benar lemah sekarang. Dengan susah payah dia menyeret tubuhnya untuk duduk di atas kasur.
"Apa yang terjadi padaku?" gumam Nadia. "Apakah mungkin?"
Nadia mengambil Handphone yang berada di atas nakas. Dia segera membuka kalender disana. Benar. Seperti dugaanya. Dia sudah telat dua minggu.
Jadi apakah sekarang di dalam perutnya sedang tumbuh janin hasil dari aktifitas ranjangnya? Tanpa sadar Nadia mengangkat sudut bibirnya dan mengelus perutnya yang masih datar.
Jika benar dia hamil, ini akan sangat baik. Setidaknya bapaknya akan senang. Dia juga akan mempunyai seseorang untuk dia sayangi. Anaknya sendiri.
Dengan semangat, Nadia menghampiri lagi makanannya yang belum tersentuh. Nadia tetap harus makan apapun keadaannya. Jika memang benar dia hamil, anak di dalam perutnya harus tetap mendapatkan nutrisi yang cukup.
Untunglah perut Nadia tidak menolak kali ini. Mungkin karena perasaannya senang, rasa mualnya sudah hilang. Dalam sekejap piring Nadia sudah kosong. Tapi, anehnya dia masih merasa lapar.
Nadia memutuskan untuk keluar kamar. Di ruang keluaraga Devi dan Yuli duduk menonton drama kesukaan mereka di televisi. Mereka berdua melihat sinis ke arah Nadia yang baru saja keluar kamar.
"Hei nyonya muda. Malas sekali hari ini?" Yuli mencibir. Nadia bergeming. Tidak penting menanggapi ucapan anak tirinya yang selalu menyayat hati.
"Kata bapak kamu sakit? Jangan-jangan kamu hamil?" Nadia melirik sekilas. Dia ingin tahu bagaimana pendapat dari madunya itu jika dia hamil anak dari suaminya.
"Aku rasa tidak Bu. Sudah dua tahun dan dia belum juga hamil. Pasti dia mandul." Nadia mengela nafas. Inilah yang sering dia dengar di luar sana saat dia sakit. Meredam amarah dan tidak menanggapi ucapan mereka berdua adalah hal yang baik sekarang. Nadia segera berlalu. Tapi dia berhenti dan bersembunyi di balik tembok. Perasaannya menyuruhnya untuk Menguping pembicaraan kedua ular berkaki itu.
"Aku harap dia benar-benar mandul"
"Aku juga. Jangan sampai dia punya anak dari bapak. Pasti akan merepotkan jika Bapak sampai mempunyai anak darinya. Akuntidak sudi punya adik darinya." Yuli terkekeh. Membayangkan disaat dia sudah memounyai dua anak yang sudah SD dia mendapatkan adik baru.
"Aku harap juga begitu. Jika dia sampai hamil. Akan kita singkirkan bagaimana pun caranya."
"Benar bu. Kehamilan Nadia akan menjadi hal yang merugikan kita. Kita tidak akan pernah membiarkan satu anak pun lahir dari rahim jal*ng itu."
deg...
Nadia memegangi perutnya. Ini artinya dia tidak boleh memberitahukan pada siapapun jika dia benar-benar mengandung. Anaknya bisa dalam bahaya.
Dengan segera Nadia keluar rumah. Menghentikan niatnya untuk mengambil makanan di dapur. Meminta Joni untuk menyiapkan mobil untuknya. Dia harus segera memeriksa apakah dia hamil atau tidak.
"Tapi bapak bilang tadi nyonya muda tidak boleh keluar."
"Jon. Antar aku ke klinik. Aku ingin mengecek keadaanku. Bapak tidak bilang kan kalau melarangku pergi ke klinik juga?" Joni terdiam. Tadi majikannya bilang jika Nadia hari ini tidak boleh pergi ke sekolah maupun sanggar karena sakit. Jadi jika Nadia pergi ke klinik untuk periksa itu tidak masalah.
"Baiklah. Saya akan mengantar nyonya muda."
Nadia segera masuk ke dalam kamar. Berganti baju dan bersiap untuk pergi ke klinik. Dia tidak memberitahukan rencananya untuk periksa ke dokter kandungan pada siapapun di rumah ini. Ini harus menjadi sebuah rahasia. Jika benar dirinya sedang hamil, dia akan menjaga anaknya dengan sangat baik.
"Dokter kandungan. Apa Nadia hamil?" gumam Joni dalam hati saat membaca tulisan di pintu masuk yang Nadia masuki. Joni menunggu di luar.
Seharusnya dia memberitahukan kemana Nadia pergi jika tujuannya tidak seperti biasanya. Tapi kali ini Joni ragu untuk membuat laporan. Dia takut yang dia lakukan akan membahayakan Nadia. Dia sangat tahu Devi dan Yuli. Kedua wanita itu pasti tidak akan suka jika Nadia hamil.
Di dalam ruangan dokter Miranti. Setelah memberi beberapa pertanyaan pada Nadia, dokter Miranti meminta Nadia berbaring di atas brankar.
Nadia merasakan dingin saat gel diletakkan di atas perutnya. Kemudian stik khusus itu digerakkan di permukaan perut Nadia.
Nadia terkesiap saat mendengar detak jantung yang terdengar keras dari dalam perutnya. Tak terasa air mata menetes dari sudut matanya.
"Yang ibu dengar adalah suara detak jantung janin anda. Selamat bu Nadia. Anda hamil." ucap dokter Miranti. Nadia tersenyum mendengarnya.
"Berapa usia kandungan saya dok?"
"Jika melihat terakhir kali bu Nadia menstruasi dan minum pil KB, Usianya saya perkirakan sekitar empat minggu. Kalau lebih jelasnya kita bisa lihat melalui USG."
"Baiklah dok. Lakukan saja."
Dokter Miranti tersenyum. Kemudian mengambil alat untuk melakukan USG.
"Benar bu. Sesuai perkiraan saya. Usianya empat minggu. Usia kandungan ibu masih muda, jadi masih sangat rentan. Ibu harus banyak beristirahat. Jangan terlalu lelah dan banyak pikiran."
Kebahagiaan Nadia tak dapat dia bendung saat melihat ada titik kecil sebesar biji kacang hijau terlihat di dalam kandungannya. Dia benar-benar mengandung sekarang.
Nadia tidak menyangka jika adanya kehidupan kecil di perutnya membuatnya sebahagia ini. Niat awalnya memang untuk memenuhi permintaan Rahmat. Tapi dia tidak menyangka jika rasanya akan sebagia ini. Nadia merasa menjadi wanita seutuhnya sekarang.
"Jon tolong rahasiakan jika aku pergi ke dokter kandungan." ucap Nadia saat mereka dalam perjalanan pulang.
"Kenapa Nad?"
"Aku hamil Jon. Jika sampai bu Devi maupun Yuli mengetahuinya, itu bukan hal yang baik."
"Kalau bapak bertanya?"
"Bilang saja aku pergi ke dokter untuk periksa."
Joni mengangguk. Ia tahu betul ketakutan Nadia. Di sendiri juga tahu bagaimana sifat kedua wanita yang selaku mencari masalah dengan Nadia itu.
Nadia menyenderkan kepalanya. Mengusap pelan perutnya. Dia berjanji akan melindungi anaknya dengan sepenuh jiwanya. Sekarang, anaknyanitu masih di dalam kandungan adalah hidup Nadia.
*
*
*
^^^~******Aku Istri Muda***~^^^
Terima kasih sudah mampir 😘
...❤❤❤Queen_OK❤❤❤...
...🌾Kediri Raya🌾***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Semangat
2023-07-31
0
Erni Wijaya
minta pindah rumah aja..toh suami tuanya gak jahat dalam arti main fisik. kasihan anak nya stres nanti didalem klo Mak nya strres
2021-07-22
1
ayu aja
mohon maaf 4 minggu blm ada retak jantung thor..
2021-06-14
2