Hari pernikahan seharusnya menjadi hari yang membahagiakan. Menikah dengan seseorang yang dicintai. Duduk berdampingan di pelaminan. Saling melempar senyuman hangat. Uh! Betapa bahagianya.
Namun sayangnya itu tak berlaku untuk Nadia saat ini. Menikah dengan laki-laki yang usianya bahkan hampir sama dengan bapaknya. Menikah untuk menyelamatkan bapaknya. Menikah untuk melunasi hutang.
Di dalam kamarnya, Nadia yang sudah dirias memandangi wajahnya di dalam cermin. Melihat wajah gadis yang terlihat menyedihkan di dalam cermin dan sayangnya itu adalah dirinya sendiri.
Juru rias yang disewa oleh juragan Bondan sudah pergi sepuluh menit yang lalu. Wajah cantik Nadia terlihat semakin cantik berkat juru rias yang dengan lihainya mengaplikasikan bedak beserta kawan-kawannya pada wajah putih mulus milik Nadia. Menciptakan wajah bak seorang putri. Cantik.
Namun si pemilik wajah itu sendiri memandang wajahnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Nadia merasa wajah cantik itulah yang telah merusak masa depannya. Karena wajah cantik itulah yang membuat juragan Bondan berniat untuk menikahinya.
Mata Nadia terpejam saat memikirkan hari-hari ke depannya. Sampai kapan ia akan bisa bertahan. Yang paling ia takutkan adalah apakah dia akan benar-benar memberikan mahkotanya pada laki-laki tua itu. Bahkan Nadia tak berani berfikir sampai sana.
Krieet...
Suara pintu yang terbuka menyadarkannya dari pikiran yang melanglang buana. Sinta terlihat di balik pintu yang terbuka. Tak ada senyum yang terlukis di bibir sahabatnya itu. Wajahnya tak kalah menyedihkan dari wajah calon pengantin di depannya.
Sekuat tenaga, kedua gadis itu bertahan dengan air mata yang siap meluncur kapan saja. Semalam keduanya sudah bertekad tak akan menangis. Keduanya sudah meyakinkan jika yang terjadi adalah takdir yang memang harus terjadi.
Dengan berat hati, Sinta menyampaikan jika kedatangannya untuk menjemput Nadia ke rumahnya, tempat dimana acara ijab kabul itu dilaksanakan.
Kedua gadis itu sama-sama diam. Melangkah dengan hati yang sama-sama teriris. Wajah berpoles make up tebal mereka pakai seakan berkurang keindahannya karena keduanya sama-sama berwajah masam.
Sinta menggandeng lengan Nadia saat gadis itu baru turun dari mobil yang membawa mereka berdua. Juragan Bondan terpukau melihat calon istrinya yang tampak tiga kali lebih cantik.
Bukan hanya juragan Bondan yang terpesona, seluruh tamu undangan yang hadir mengakui kecantikan bunga desa mereka.
Di belakang sana, banyak omongan pedas mengenai Nadia. Banyak yang mengatakan bahwa Nadia adalah seorang jal*ng yang menjual dirinya. Banyak pula yang merasa iri pada posisi Nadia saat ini. Entah pola pemikiran seperti apa yang mereka gunakan sehingga merasa iri pada Nadia yang bahkan sekarang merasa lebih baik mati daripada menikah dengan laki-laki yang tersenyum mesum semenjak kedatangannya.
Dengan sebuah kalimat yang diucaokan oleh juragan Bondan, kini Nadia telah sah menjadi istri dari juragan Bondan. Rahmat yang menjadi wali Nadia bahkan tak dapat menahan air matanya untuk tidak tumpah setelah dia menikahkan putri semata wayangnya.
Rasa menyesal, marah dan bersalah bercampur menjadi satu menyadari bahwa dengan tangannya sendiri dia telah menyerahkan masa depan putrinya yang telah ia besarkan selama dua puluh tahun dengan penuh kasih sayang kepada seorang laki-laki yang mungkin akan dibenci oleh putrinya.
Nadia menitikkan air matanya menyadari bahwa mulai sekarang dia akan menjadi nyonya muda dari juragan Bondan. Rentenir yang banyak menjerumuskan warga. Laki-laki paruh baya yang telah banyak mengambil kegadisan banyak gadis di desanya. Dan bahkan mungkin juga akan merenggut kegadisan yang ia jaga selama ini.
Di sebelahnya, Sinta tak kalah terpukul. Melihat sahabatnya sendiri kini telah sah menjadi ibu tirinya. Ini sungguh tak pernah ia bayangkan selama ini. Gadis yang bertahun-tahun menghabiskan waktu bersamanya kini telah mempunyai garis kekeluargaan dengan dirinya. Tapi sungguh bukan kekeluargaan yang seperti ini yang ia inginkan
...*****...
Malam ini adalah malam pertama Nadia menjadi istri juragan Bondan. Nadia sudah diarahkan untuk masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah dihias begitu indah. Jika dengan keadaan lain mungkin senyuman akan terlihat di bibir tipis Nadia.
Tapi kenyataannya sungguh menyakitkan. Suami Nadia bukan hanya tidak dicintainya, tapi juga menjadi laki-laki yang paling dibencinya.
Nadia melihat sebutir pil kontrasepsi yang telah disiapkan oleh Sinta. Ia sadar apa yang akan terjadi malam ini. Walaupun memikirkan saja dirinya tak mempunyai keberanian, namun ia bukanlah anak kecil yang tidak tahu apa tujuan dari juragan Bondan menikahinya.
Cinta. Nadia tahu betul bukan alasan itu yang membuat pria tua itu menikahinya. Pria tua itu bahkan tidak mempunyai kasih sayang terhadap darah dagingnya sendiri. Dia hanya mencintai dirinya sendiri. Nadia sadar dirinya hanya dipakai untuk pemuas nafsu laki-laki berperut buncit itu.
Segera ditelannya pil yang dari tadi berada di genggaman tangannya. Dia tak mau sampai juragan brengs*k itu mengetahui aksinya. Dia tak ingin ada benih dari laki-laki itu yang sampai tumbuh di rahimnya. Dia akan mencegahnya.
Tubuh Nadia mendadak kaku saat mendengar suara pintu terbuka. Dilihatnya juragan Bondan berjalan terseok-seok mendekatinya yang tengah duduk di pinggir ranjang. Nadia menelan kasar ludahnya melihat tatapan mesum yang mengarah padanya. Membuatnya sadar bahwa posisinya terancam sekarang.
Nadia segera berdiri. Mundur menjauhi laki-laki yang terus berjalan mendekati nya.
"Kenapa menjauh sayang." Bau alkohol langsung tercium indra penciuman Nadia. Membuat gadis itu mual.
Tubuh Nadia menabrak dinding. Tersudut. Tak ada jalan untuk melarikan diri.
Juragan Bondan segera meraih tubuh Nadia. Memeluknya dengan paksa. Dorongan Nadia tak berpengaruh pada tubuh besar juragan Bondan. Nadia hanya bisa menangis saat bibir juragan Bondan menempel pada bibirnya. Dengan rakus bibir tebal itu melahap habis pertahanan Nadia.
Dengan gelora yang menggebu, didorongnya Nadia jatuh ke atas kasur yang ditaburi kelopak bunga mawar merah di atasnya.
"Hahahaha" tawa Juragan Bondan pecah saat melihat Nadia berada di bawah kungkungannya.
"Jangan membangkang sayang. Bapakmu bisa saja menerima pelampiasanku jika kamu tidak memuaskanku malam ini." bisik juragan Bondan membuat Nadia hanya bisa pasrah menerima apapun yang dilakukan juragan Bondan pada tubuhnya.
Nadia memandang jijik pada tubuhnya. Tubuh polosnya yang berada di bawah selimut kini terdapat banyak tanda merah di sekujur tubuhnya. Sekujur tubuhnya terasa ngilu akibat ulah juragan Bondan beberapa jam yang lalu. Belum lagi rasa nyeri pada bagian intinya.
Entah berapa kali pria tua itu memasuki tubuh Nadia. Juragan Bondan memang selalu meminum obat kuat sebelum melakukan aksinya. Gadis itu hanya bisa menangis saat benda asing milik juragan Bondan membobol pertahanannya, merenggut kesuciannya. Kini sang pelaku tertidur pulas di sampingnya. Wajah puas juragan Bondan membuat perasaan Nadia terluka. Dialah yang paling terluka pada pernikahan ini.
Jam di dinding baru menunjukkan pukul dua pagi. Nadia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Kemudian meraih bajunya yang berserakan di lantai. Dipakainya satu persatu baju untuk menutup tubuhnya.
Dengan Perlahan-lahan Nadia turun dari atas ranjang. Air mata Nadia menetes saat melihat noda merah berbentuk bunga mawar yang menempel di atas seprai putih yang menjadi saksi bisu bagaimana tersiksanya Nadia. Saksi bisu untuk sebuah keperawanan yang telah direnggut. Saksi bisu untuk selaput dara yang telah dikoyak.
Menahan nyeri di bagian intinya, Nadia berjalan tertatih menuju kamar mandi yang ada di kamar itu. Dia sangat risih pada bau tubuhnya sendiri. Keringat dan juga sp"rma pria itu menimbulkan bau busuk pada tubuh Nadia.
Setelah semua baju ia lepaskan. Nadia melihat dengan jelas hasil karya suaminya pada sebuah cermin besar yang ada di kamar mandi itu. Dengan air mata yang terus mengalir. Digosoknya dengan kasar tubuh yang kini membuatnya merasa jijik pada dirinya sendiri.
Di bawah guyuran Shower, Nadia menumpahkan air matanya. Dia menjambak rambutnya sendiri. Berusaha menghilangkan perasaan yang menyiksa hatinya. Dirinya hancur sekarang.
*
*
*
^^^~***Aku Istri Muda***~^^^
...Maaf, Typo bertebaran 🙏...
...Jangan Lupa Like 👍, VOTE 😇, Rate 🌟dan komentar📝 ya...
...Terima kasih sudah mampir 😍...
...Salam sayang 😘...
...❤❤❤Queen_OK❤❤❤...
...🌾Kediri Raya🌾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
bersemangat
2023-07-31
0
Ayie Tati
kasian nadia
2022-01-02
0
Yunia Afida
kasihan nadia
2021-11-06
0