"HEI KALIAN! BERHENTI!" teriak salah satu anak buah yang melihat pergerakan mencurigakan dari Nadia dan Rahmat.
Kedua orang yang merasa terancam itu segera berlari sekencang-kencangnya. Mereka kini bersembunyi di belakang rumah salah satu warga.
Melihat orang yang harus mereka jaga berlari, dua orang yang bertugas mengawasi rumah Nadia segera mengejar Nadia dan Rahmat. Mereka tidak boleh sampai kehilangan keduanya. Jika tidak mereka yang akan kena hukuman dari pria kejam yang menjadi bos mereka.
Antek Juragan Bondan kehilangan jejak. Mereka segera meminta bantuan dari teman-temannya yang lain melalui handphone miliknya. Kesempatan itu digunakan oleh Rahmat dan Nadia meneruskan langkah mereka.
Di dalam kegelapan Rahmat dan Nadia mengendap-endap agar tidak terlihat. Mereka bersembunyi jika ada anak buah juragan Bondan ya g melintas. Lintah darat itu mempunyai banyak sekali anak buah yang siap membantunya. Nadia dan Rahmat harus berhati-hati agar tidak tertangkap. Perlahan tapi pasti mereka telah berhasil berada di luar desa.
Meskipun begitu, keduanya masih belum aman. Anak buah Juragan Bondan banyak dan pasti mereka dapat mengejar Nadia dan Rahmat jika keduanya masih berada di sekitar desa mereka.
Nadia dan Rahmat tidak melewati jalan Raya. Mereka menghindari jalan karena memudahkan anak buah Bondan menemukan mereka. Keduanya memilih melewati hamparan luas persawahan.
Mereka berdua berjalan tanpa menghiraukan suasana gelap tengah malam. Hanya suara binatang malam yang menemani suara langkah kaki mereka. Semilirnya angin yang mengiringi helaan nafas mereka yang kadang tersengal karena kecapekan. Cahaya rembulan yang kebetulan sedang purnama menjadi satu-satunya penerangan jalan untuk kaki mereka melangkah.
"Huf Huf Huf."
Nadia berhenti sambil memegang perutnya yang kram karena terlalu lama berkalan. Nafasnya memburu. Rahmat mengetahui jika anaknya sudah kelelahan. Dia pun mengajak anaknya untuk istirahat barang sebentar.
"Sebaiknya kita istirahat dulu disini. Kamu terlihat kelelahan." Rahmat mengangsurkan botol berisi air minum pada anaknya. Nadia menerimanya dan menenggak seperempat isi botol itu.
"Jika sudah agak jauh, nanti kita mendekat ke arah jalan raya pak. Kita cari tumpangan disana untuk pergi dari desa ini." kata Nadia setelah dia dan bapaknya sudah melanjutkan perjalanan mereka.
"Baiklah Nadia. Bapak akan selalu mendukungmu."
Keduanya kembali meneruskan langkah mereka. Beberapa kali Nadia maupun Rahmat hampir jatuh terpeleset masuk ke dalam sawah saat melewati jalanan sawah yang sempit dan licin.
Kini mereka memastikan jika posisi mereka sudah jauh dari desa. Nadia dan Rahmat mendekat ke arah jalan raya. Nadia meminta Rahmat sembunyi dan dia yang akan menghentikan mobil yang lewat untuk meminta tumpangan.
Namun beberapa kali Nadia gagal menghentikan laju mobil. Di zaman sekarang sangat sulit mendapatkan bantuan dari orang Lain. Rasa tolong menolong sudah luntur dari budaya masyarakat.
Tapi jangan hanya menyalahkan manusia yang dimintai tolong saja. Sekarang ini banyak modus yang digunakan penjahat untuk mendapatkan keuntungannya sendiri. Sekarang banyak yang modus meminta tolong pada akhirnya malah berbuat jahat.
Apalagi kejahatan seperti yang sekarang ini terlihat akan dilakukan oleh Nadia. Mencoba meminta menghentikan laju mobil yang melintas. Namun pada akhirnya pemilik mobil itu malah dilukai oleh sang peminta bantuan.
Banyak orang yang menggunakan gadis cantik untuk meminta bantuan, namun setelah ada mobil yang berhenti anggota yang lain akan menghampiri dan merampok atau bahkan melukai pemilik mobil yang berhenti.
Jadi karena alasan keamanan kadang orang yang benar-benar meminta bantuan malah tidak mendapatkan satupun bantuan. Ya seperti Nadia saat ini.
Sudah setengah jam Nadia berusaha menghentikan mobil dan sudah puluhan mobil yang menolak mentah-mentah untuk membantunya. Kini ada sebuah mobil yang sepertinya memperlambat lakunya saat melihat Nadia.
Benar saja Mobil hitam itu berhenti tepat di depan Nadia. Nadia tersenyum dan berjalan menghampiri mobil itu. Berharap mendapat bantuan dari sang pemilik mobil.
Senyum Nadia langsung hilang saat menyadari yang turun dari dalam mobil adalah anak buah dari Bondan. Nadia menelan ludahnya kasar. Dia ketahuan.
Nadia segera berlari menjauhi mereka. Namun sayang, tenaganya jelas kalah jauh dari dua orang laki-laki yang mengejarnya. Tangan Nadia dicekal oleh salah satu dari mereka.
"Aw" rintih Nadia merasakan nyeri di tangannya yang dicekal dengan keras oleh antek Lintah Darat bernama Bondan itu. Dia yakin jika cekalan tangan itu akan melukai tangannya.
"Nadia!" teriak Rahmat saat mengetahui anaknya telah tertangkap. Rahmat segera berlari mendekati anaknya. Berusaha menyelamatkan anaknya. Anak buah Bondan menghalangi Rahmat. Kekuatan yang jelas tak seimbang membuat usaha Rahmat sia-sia. Tak menunggu waktu lama Rahmat pun tertangkap.
Kini Nadia dan Rahmat duduk di dalam mobil yang akan membawa mereka ke desa yang baru dua jam mereka tinggalkan. Keduanya mendesah.
Nadia dan Rahmat saling berpandangan. Mereka tidak dapat menyembunyikan binar kesedihan di mata keduanya. Mereka berdua merasa gagal untuk memperjuangkan hidup mereka.
Kesempatan untuk kabur telah gagal. Mereka berdua yakin jika tidak akan ada kesempatan lagi untuk kabur dari cengkeraman juragan Bondan. Pasti rentenir itu memberikan penjagaan yang ketat untuk mereka berdua setelah percobaan kabur malam ini.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah mereka. Di depan sana telah berdiri dengan angkuhnya laki-laki yang malam ini terlihat sepuluh kali lebih seram dari biasanya.
Kedua pasangan anak dan bapak itu merasa atmosfer di sekitar mereka menipis karena aura menakutkan yang dikeluarkan oleh laki-laki yang sedang berkacak pinggang di depan mereka.
Plakkk
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Rahmat. Nadia terperanjat melihat sang bapak di tampar di depannya. Namun dia sendiri terlaku takut untuk menyelamatkan bapaknya.
"Apa yang kamu lakukan Rahmat?! Berani kamu melawan perintahku?"
Rahmat hanya diam. Air mata Nadia sudah mengalir di pipi mulusnya.
"Aku sudah memintamu menyiapkan anakmu untuk menjadi pengantinku. Dan kamu malah membawa anakmu kabur! Kamu punya nyawa lebih dari satu rupanya."
"Saya tidak mau menikah dengan juragan. Juragan itu sudah tua. Lebih pantas saya panggil kakek." kata Nadia
"Aku tidak minta persetujuan darimu sayang. Apapun yang terjadi kamu akan tetap jadi istriku."
"Aku tidak sudi!"
"Hahahaha aku suka gayamu sayang. Aku jadi tak sabar untuk menaklukkanmu nanti." Juragan Bondan melihat Badai dengan penuh nafsu. Dia menjilat bibir bawahnya sendiri. Membuat Nadia melengos karena jijik.
"Kalian jaga calon istriku. Jangan sampai dia kabur. Jika dia kabur lagi kalian akan tahu akibatnya."titah Bondan sambil menunjuk tiga orang anak buahnya. "Dan kalian Bawa Rahmat." perintah Juragan Bondan pada anak buahnya yang lain.
"Jangan bawa bapak saya." Nadia memohon dengan menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Tenang sayang. Ini untuk jaminan agar kamu tidak berbuat onar lagi. Ingat! Nyawa bapak miskin kesayanganmu ini ada di tanganmu." Bisik Bondan sambil berusaha mencium pipi Nadia. Nadia segera beringsut mundur. Bisikan Bondan seperti sebuah pedang yang diletakkan di depan lehernya.
"Masukkan dia ke dalam."
Nadia dipaksa untuk masuk ke dalam rumahnya. Pupus sudah harapannya untuk mencoba kabur lagi. Bapaknya disandera oleh juragan Bondan. Bahkan di depan kamar Nadia juga di jaga oleh dua orang antek Bondan.
"DASAR LAKI-LAKI GILA!!!" teriak Nadia keras.
Malam semakin larut. Tapi isak tangis tidak berhenti terdengar dari dalam kamar Nadia. Suara tangisannya terdengar pilu dan menyayat hati siapapun yang mendengar. Kecuali antek juragan Bondan tentunya.
Nadia meracau tidak jelas di keheningan malam. Menumpahkan kesedihan yang harus dia alami. Lama kelamaan suara Nadia hilang seiring hilangnya kesadaran Nadia yang pingsan. Kelelahan dan tekanan batinnya mengalahkan ketahanan tubuhnya.
*
*
*
...Jangan lupa like Zheyenk 👍...
...Bagi Koin Poin juga boleh kok 😍...
...Terima kasih sudah baca 😎...
...Salam sayang dari akoh 😍...
...❤❤❤Queen_OK ❤❤❤...
...🌾Kediri Raya🌾...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 233 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Sukses
2023-07-30
0
Dick Roell
aduh ketangkep lagi....
2022-04-15
0
bunga cinta
nyimak dulu
2022-04-07
0