Didalam kamar ratu kembali meneteskan air matanya, kali ini dia sudah tak sanggup lagi menahan sakit di dadanya, cukuplah air mata yang menjadi saksi bisu penderitaannya selama ini. Ratu mulai mengeluarkan semua pakaian di dalam lemari dan memasukkannya ke dalam koper, rasanya lebih baik dia mengalah dan pergi sejauh mungkin dari astrid dan diva, biarkan semua harta ayahnya dinikmati mereka, dari pada dia harus bertahan dirumah yang bak neraka baginya dan bi ina, namun saat ratu hendak keluar kamar bi ina menarik tangannya.
non, sebaiknya kita bertahan di sini, rumah dan semua kekayaan ini adalah hak enon, mereka tak pantas mendapatkannya semudah itu (ucap bi ina dan langsung menarik ratu kedalam pelukannya)
tapi bi, ratu tidak akan sanggup melawan mereka (ucap ratu lirih)
non ratu tenang saja bibi sudah mendapatkan bukti bukti kuat atas kejahatan mereka terhadap ayah enon (ucap bi ina meyakinkan ratu)
maksud bibi apa? (tanya ratu yang bingung dengan ucapan bi ina barusan)
maafkan bibi non, sebenarnya ayah non ratu meninggal karena memakan racun yang dilarutkan pada makanan dan minumannya oleh diva selama ini (ucap bi ina sambil menunduk)
apa...bi? jadi dugaanku selama ini benar, mereka yang membunuh ayah secara halus (ucap ratu meminta kepastian)
benar non (ucap bi ina yang mulai berkaca kaca)
tapi bi, kenapa bibi tidak katakan ini dari kemarin kemarin padaku (ucap ratu yang semakin menangis sejadi jadinya)
bibi juga baru tau pagi tadi non, dan ternyata siangnya tuan sudah tidak ada (ucap bi ina)
Setelah mendengar kebenarannya dari bi ina ratupun mengurungkan niatnya untuk pergi dari rumah itu dan dia berniat akan terus mempertahankan apa yang seharusnya menjadi miliknya, bi ina kembali membantu ratu membereskan pakaiannya ke dalam lemari.
bi ratu mohon mulai sekarang bibi tidur bersama ratu saja ya, di kamar ini (pinta ratu dengan suara serak dan mata yang sembap)
bi ina yang iba melihat keadaan ratupun mengiyakannya ratu kembali memeluk bi ina, dia sangat bersyukur masih memiliki bi ina di sisinya, walaupun dia sudah kehilangan bi ica dan orangtuanya, setidaknya dia tidak benar benar berjuang sendiri saat ini.
tidak terasa hari mulai berganti malam yang sunyi dingin karena diluar sudah mulai turun hujan, terdengar suara gemericik air hujan yang jatuh ke tanah hingga membasahi bumi ini, langit seakan tau dan ikut merasakan bahwa hari ini ratu tengah terpuruk dan sedih. Suara adzan isya berkumandang, ratu dan bi ina segera bersiap mengambil wudhu dan melaksanakan solat bersama, seusai solat isya bi ina seperti biasa pergi ke dapur diikuti ratu dari belakang untuk menyiapkan makan malam. namun saat bi ina hendak memasak diva dan astrid datang sambil berkacak pinggang langsung menyuruh ratu yang harus memasak untuk mereka.
Dengan perasaan gemas dan murka ratu berusaha menahan emosinya dengan mengigit kuat gigi grahamnya, lalu dia mulai memasak. sementara bi ina hanya memandanginya saja. sebenarnya bi ina ingin sekali membantu ratu untuk memasak karena itu juga sudah menjadi tugasnya sebagai ART di rumah ratu, namun bi ina juga tidak bisa melawan astrid dan diva, karena kalo bi ina membantu ratu yang ada nasibnya akan sama dipecat seperti bi ica dan dia tidak mau meninggalkan ratu dalam keadaan terpuruk seperti ini sendirian, apalagi harus menghadapi kejahatan dan kelicikan diva juga astrid.
...****************...
10 menit kemudian ratu telah selesai memasak dan segera membereskan makanan di atas meja makan, dengan dibantu oleh bi ina, saat selesai menghidangkan makanan, ratu hendak duduk di meja makan untuk ikut makan malam bersama, tapi tiba tiba diva membentaknya dan menyuruh ratu untuk makan di lantai.
hey ratu, siapa yang menyuruhmu untuk makan bersama kami di sini, cepat pergi dan makanlah di lantai dengan makanan sisa astrid nanti (bentak diva dengan mata yang sinis, sementara astrid tersenyum tipis dan memainkan bola matanya)
Ratu yang tidak bisa melawan dan berbuat apa apa, akhirnya dia hanya bisa menuruti semua perintah astrid dan diva demi keselamatan bi ina juga dirinya, karena ratu juga tau kalo dia membantah apalagi melawan mereka, pasti dia dan bi ina akan di usir dari rumah dan bisa saja mereka mencelakai kami, akhirnya ratupun duduk di lantai dapur bersama bi ina.
5 menit berlalu sudah tidak terdengar bunyi sendok dan garfu yang bertabrakan, sepertinya astrid dan diva sudah selesai makan, ternyata benar saja beberapa saat kemudian diva datang membawa 2 piring berisi makanan sisa dan dia memberikannya pada ratu dan bi ina secara kasar hingga ratu dan bi ina kaget dibuatnya.
heh makan tuh makanan sisa (ucap diva dengan wajah kejam nya)
ratu yang sudah tak dapat menahan emosipun segera berdiri dan melawan diva sebisa mungkin karena dia sudah muak atas perlakuannya pada bi ina.
diva kau boleh berlaku tidak sopan padaku, tapi apakah kau tidak pernah diajarkan sopan santun pada orang yang lebih tua darimu hah (bentak ratu)
hahahah...., kau bicara tentang sopan santun padaku, sementara barusan kau sendiri membentakku (jawab diva sinis)
ratu hendak menampar diva saking kesalnya namun tangannya ditahan oleh bi ina, sementara diva langsung membentak dan mengancam ratu.
berani kau menamparku? ayo tampar akan ku usir dan aku buat kau menderita seumur hidup bersama si tua bangkan ina kesayanganmu ini hahahahah (ucap diva penuh kemenangan)
dan perlu kau tau, harusnya kau berterimakasih padaku dan astrid karena masih mau menampungmu di rumah ini sebagai supir dan pembantu hahahah (tambah diva dengan mendekatkan wajahnya pada wajah ratu, terlihat jelas matanya yang merah penuh amarah juga membulat sempurna)
ratu benar benar kaget kalo ternyata semua harta dan perusahaan ayahnya bisa secepat itu mereka kuasai, memang mereka sudah merencanakan semuanya secara rapih, tak terasa air mata mulai menetes kembali dari pelupuk matanya dan semakin deras, bi ina langsung memeluk ratu dan berusaha menenangkannya padahal bi ina sendiripun tak akan mampu harus menerima kenyataan sepahit ini, bukan karena harta atau tahta yang diambil mereka, namun karena kehilangan orang yang kita cintai sepenuh hati itulah yang membuat semua orang seakan terbelenggu dan tak sanggup melanjutkan hidup, bi ina sangat menyayangi ratu seperti anaknya sendiri, karena dia juga sama sudah kehilangan keluarganya hingga hidup sebatang kara dan mengabdikan hidupnya dengan bekerja di keluarga ratu sejak ratu masih duduk di sekolah dasar, walaupun begitu ratu memang sangat dekat dengan bi ina apalagi bi ica yang sudah merawatnya sejak bayi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments