Steven yang berlari menuju uks dengan menggendong Ratu, wajahnya nampak cemas dengan kondisi gadis itu, dia benar benar tidak menyangka hal ini bisa membuat Ratu sampai pingsan begini.
Sesampainya di uks, Steven segera membaringkan Ratu dan mengoleskan minyak angin di bawah hidung Ratu agar dia cepat siuman.
Tak lama kemudian Ratu bangun dari pingsannya perlahan, dia menatap ke arah sekiling ruangan.
"Aku ada di mana," ucap Ratu.
"Kau ada di Uks," jawab Steven yang baru masuk ruangan.
"Ka...kaaa...ka Steven aa...aaa..aaku," ucap Ratu yang terpotong oleh Steven.
"Aku akan memaafkanmu dengan satu syarat," ucap Steven.
"Apa? aku akan melakukannya," ucap Ratu sambil beranjak duduk.
"Apa kau yakin?," tanya Steven.
"Aku yakin ka," jawab Ratu mantap.
"Kau harus berpura pura menjadi kekasihku sampai aku mendapatkan kekasih yang sebenarnya," ucap Steven.
"Hah?, itu konyol sekali ka, aku tidak bisa melakukannya, bisa bisa hidupku akan hancur, mungkin sekarang saja saat aku kembali ke kelas mereka akan memukulku," jawab Ratu menunduk.
"Siapa yang berani melakukan itu padamu? aku akan memenjarakannya," ucap Steven.
"Siapa lagi kalo bukan fans panatikmu itu ka," jawab Ratu malas.
"Kau akan aman dan aku akan menjaminnya, aku akan melindungimu Ratu," ucap Steven.
"*K*alau aku tidak mau melakukannya bagaimana?," tanya Ratu.
"Aku akan membuat hidupmu semakin sengsara dan dibully tanpa ada yang membelamu, ya setidaknya kalau kau menyetujui perjanjian ini akan ada aku yang membela dan melindungimu," jawab Steven.
"Hmm, benar juga ucapannya, sekarang aku sudah tidak ada pilihan lain, menyetujui atau tidak itu akan sama saja," gumam Ratu.
"Baik aku akan menyetujuinya," ucap Ratu yang membuat Steven bahagia.
Tanpa sadar saking bahagianya Steven memeluk Ratu.
"Terimakasih kau telah menyelamatkanku," ucap Steven yang memeluk Ratu.
"Maaf ka apa kau bisa melepaskanku," ucap Ratu yang menyadarkan Steven.
Steven segera melepaskan pelukannya dan mengantar Ratu kembali ke kelas, sebelum itu Steven membisikan sesuatu di telinga Ratu.
"Pulang sekolah nanti aku akan mengantarmu pulang, dan mengenalkanmu pada keluargaku," itulah yang dibisikkan Steven pada Ratu.
Sementara Ratu hanya menganggukkan kepala dan berjalan masuk kedalam kelas yang sekarang bak seperti neraka baginya.
Semua mata menatap tajam pada Ratu, mereka seakan akan ingin menerkam Ratu saat itu juga, Seli yang menyadari Ratu dalam bahaya segera menghampiri sahabatnya itu.
"Ratu apa kau baik baik saja?," tanya Seli cemas sambil meraba kepala dan pundak Ratu.
"Aku baik baik saja Sel, kamu tidak perlu mencemaskanku," jawab Ratu santai kemudian duduk di bangkunya.
Semua orang apalagi kaum perempuan membicarakan Ratu tidak ada habis habisnya, bahkan ucapan mereka itu sangat pedas, bagaikan cabai yang baru dipetik dari pohonnya.
"Dibayar berapa tuh buat jadi mainannya aktor ternama," ucap salah satu teman sekelas Ratu.
"iya dasar wanita gak tau diri," saut teman yang lain.
"Harusnya dia mikir mana pantes cewe cupu kaya gitu bersanding di samping Steven," jawab perempuan yang lainnya.
"Gak punya muka kali dia guys," jawab yang lain dengan diiringi tawa membully.
Itulah semua bullyan yang dilontarkan para kaum hawa untuk menyindir Ratu.
Ratu hanya bisa menelan salifanya.
Karena sudah tidak tahan lagi dengan semua cibiran itu Ratupun memutuskan untuk pergi ke kantin bersama Seli.
"Sel kita ke kantin yuk, lagi pula guru di pelajaran ini katanya gak bakal masuk sampai pulang sekolah," ucap Ratu, sambil menarik tangan Seli.
"Hmmmm, Ratu pasti sedang kesal, tidak biasanya dia pergi ke kantin disaat jam pelajaran sekalipun guru tidak datang," gumam Seli.
Sesampainya dikantin, suasana disana sepi karena kelas yang lain masih melaksanakan *** sementara Ratu dan Seli memesan minuman dan kembali duduk di bangku pojok kantin.
"Sel ada yang ingin aku bicarakan," ucap Ratu dengan wajah yang sedih.
"Ada apa tu? cepat bicarakan padaku jangan dipendam sendirian," jawab Seli penasaran.
"Tadi saat aku di UKS, aku sudah saling berjanji dan berkomitmen dengan ka Steven bahwa kita akan pacaran," jelas Ratu yang sedikit berbohong pada Seli, karena dia tidak mau Seli tau yang sebenarnya, bukan berarti dia tidak percaya, namun sebaiknya rahasia ini dia simpan berdua dengan Steven.
"Hah? apa maksudmu Ratu, kamu tidak mencintainya kan?," ucap Seli yang kaget.
"Aku memang tidak mencintainya, namun aku tidak bisa menolaknya Sel," jawab Ratu.
"Hmmmm, iya juga sih kalo kamu menolaknya nanti kamu akan dalam bahaya besar, mungkin lebih dari sekarang," jawab Seli yang berusaha menerima.
"Maafkan aku ya Sel," ucap Ratu.
"Tu untuk apa kamu minta maaf padaku, apapun keputusanmu aku akan selalu mendukungmu selama kau bahagia," ucap Seli dengan memegang erat kedua lengan Ratu.
"Terimakasih Sel, kamu memang sahabat terbaikku," ucap Ratu yang meneteskan air matanya.
"Iya Tu kamu jangan nangis gini dong, udah ya aku janji bakal ada di sisi kamu sampai kapanpun," ucap Seli.
Tak lama kemudian pelayan kantin mengantarkan minuman ke meja mereka dan Seli segera meminum minumannya tadi begitupun dengan Ratu.
"Sel ayahku akan menikah minggu depan dengan tante Diva dan setelah itu tante Diva juga Astrid akan tinggal dirumahku dia juga akan bersekolah di sini," ucap Ratu yang membuat Seli tersedak.
"Ohok...ohok....apa Ratu? Astrid, kamu yakin mengijinkan ayahmu untuk menikah dengan tante Diva?," tanya Seli yang mencurigai tante Diva juga Astrid.
"Aku yakin Sel, jika itu membuat ayahku bahagia aku tidak mungkin menghalanginya, ya walaupun sebenarnya aku curiga dengan tante Diva dan Astrid," ucap Ratu.
"Nah itu Ratu, aku juga memiliki firasat buruk kepada mereka, bagaimana kalo mereka hanya mengincar harta ayahmu, aku takut kamu dan ayahmu dalam bahaya nanti, apalagi harus tinggal serumah dengan mereka," jelas Seli dengan wajah serius.
"Kita lihat nanti aja ya Sel, kalo memang semua perkiraan kita benar aku akan tinggal bersamamu saja Sel," ucap Ratu.
"Iya kamu tinggal dirumahku saja ibuku pasti senang, aku juga tidak mau kamu kenapa napa Tu," ucap Seli.
Setelah mereka banyak berbincang waktu pulang sekolahpun tiba.
"Ting...ting...ting...," bunyi bel sekolah.
"Ah sudah waktunya pulang, Sel kamu duluan aja aku mau pulang bareng Steven mulai sekarang," ucap Ratu kemudian bergegas pergi menuju parkiran meninggalkan Seli yang masih bingung.
"Apa dia yakin dengan keputusannya," gumam Seli yang bergegas pergi menuju mobilnya juga.
Seli pulang duluan dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Sementara Ratu masih berdiri di samping mobil Steven menunggu aktor ternama itu menghampiri mobilnya.
Beberapa menit kemudian Steven datang dan menyapa Ratu.
"Hai Ratu sayang, kamu sudah lama menunungguku?," ucap Steven berlaga baik di depan siswa lain.
"Pantas saja dia jadi aktor ternama, pencitraannya luar biasa," gumam Ratu.
Sementara Ratu tidak menjawab sapaan ataupun pertanyaan dari Steven tadi.
"Kamu marah ya sayang, kalo gitu yuk masuk kita segera pulang," tambah Steven yang membukakan pintu untuk Ratu.
Semua mata di parkiran menatap tajam mereka makin iri dan benci pada Ratu, apalagi melihat sikap Ratu yang cuek dengan Steven, sepertinya mereka semakin gemas dan ingin segera menjambak rambut kepang Ratu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments