bi ina terus menangis sambil memeluk ratu erat, dia bingung bagaimana cara untuk menjelaskan semua ini kepada ratu.
#FLASBACK
Saat pagi tadi bi ina sedang mencuci piring kotor di dapur seperti biasanya tiba tiba dia mendengar teriakan diva dari arah kamar, dengan segera para pelayan masuk ke kamar itu dan melihat tuan bram ayah ratu sudah tak bernyawa dan tangannya di peluk oleh diva dengan erat, diva berpura pura menangis seseguka bersama astrid seakan kematian ayah ratu disebabkan oleh sakit yang di deritanya, jelas jelas bi ina sudah tau semua kebusukan mereka dan sudah mengantongi bukti kuat pengakuan mereka, bi ina segera menelpon ratu namun telpon nya tak terjawab dan bi ina segera menelpon ambulance untuk merawat jenazah ayah ratu saat hendak keluar membereskan bangku dan memasang bendera kuning bi ina tak sengaja menyenggol tong sampah di pinggir pangar hingga sampah berserakan, dengan tergesa gesa bi ina kembali membereskan sampah itu, dan tak sengaja dia melihat sebuah botol kecil yang bertuliskan racun pelarut, dia langsung mengantongi botol kecil itu, karena bi ina yakin racun inilah yang telah diberikan diva untuk menghilangkan nyawa tuan bram yang tak lain adalah ayah ratu.
setelah pihak rumah sakit selesai mengurus jenazah ayah ratu, merekapun memutuskan untuk menunggu ratu pulang sebelum memakamkan jenazahnya dan 5 menit kemudian putri pun pulang, bi ina sengaja diam di dapur dia ingin ratu mendengarkan semuanya dari mulut diva, karena dia tak sanggup harus melihat hati ratu hancur seperti kematian ibunya dulu, namun setelah melihat ratu begitu terpukul, bi ina juga tidak tega dan pergi menghampirinya
#FLASBACK OFF
Setelah ratu memutuskan untuk segera memakamkan jenazah ayah nya, dengan segera pihak rumah sakit membawa jenazah itu masuk kedalam mobil ambulance dan ratu dengan bi ina ikut masuk ke sana berbeda dengan astrid dan diva yang justru tidak ikut ke pemakaman, ratu yakin mereka pasti sedang tersenyum bahagia melihat penderitaan ratu yang kini telah lengkap sudah, dia sekarang benar benar hidup sebatangkara.
steven mengikuti mobil ambulace dari belakang, sebenarnya steven ingin sekali berada di sisi ratu saat itu namun dia lebih memilih memperhatikannya saja, dan menunggu sampai ratu tenang.
sesampainya di pemakaman ratu kembali menangis terisak melihat tubuh ayahnya terbujur kaku diangkat oleh beberapa orang menuju liang lahat, ratu begitu tak kuat melihat semua ini namun dia harus berusaha tegar dan terus menyaksikan proses pemakaman bersama bi ina sampai selesai, dan tinggalah bi ina, ratu juga steven di makan yang sudah ditaburi bunga dan terpangpang jelas poto ayahnya bersender di atas makam itu.
ratu duduk bersimpuh di pinggir makam dengan mengusap air matanya yang turun tak teratur.
ayah, semoga kau tenang di alam sana bersama ibu, jangan khawatirkan ratu yah, ratu masih ada bi ina yang akan menjaganya...ratu pulang dulu ya yah...ratu akan selalu mendoakan ayah (ucap ratu lalu kembali berdiri di bantu bi ina)
merekapun berjalan menuju mobil steven karena tadi mobil ambulance sudah pergi, steven melajukan mobil perlahan menuju kediaman ratu, di dalam mobil bi ina terus mengenggam tangan ratu erat, sementara ratu menatap kosong ke depan.
tuhan aku ikhlas kau menjemput kedua orang tuaku, semoga mereka yang menyebabkan ini menerima balasan yang setimpal (gumam ratu dalam lamunannya)
steven yang sesekali melirik ratu dari kaca depan, seketika merasa iba, dia juga tau ini ada kesalahannya, andai dia menerima perjodohan dengan astrid mungkin tante diva tidak akan menikah dengan ayah ratu, dan mereka tidak akan bernasib sepilu ini.
aku akan menjagamu ratu, walaupun aku tidak mencintaimu (gumam steven)
beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah dan ratu langsung berlari menuju kamarnya tanpa menghiraukan bi ina juga steven, bi ina segera berterimakasih pada steven dan stevenpun berpamitan pulang dia sangat mengerti bagaimana perasaan ratu saat ini.
bi saya pulang dulu, titip ratu ya (ucap steven)
iya den, hati hati (ucap bibi ina kemudian masuk ke rumah)
di dalam rumah bi ina merasa heran kenapa dia tidak menemukan keberadaan diva dan astrid padahal jelas mereka berdua juga tidak ikut ke pemakaman
dimana mereka berdua (gumam bi ina)
ratu di dalam kamarnya kembali menangis sampai matanya sembap, dan suaranya serak, ratu memilih untuk menunaikan solat dzuhur agar hatinya bisa lebih tenang.
ya tuhan aku mohon, jauhkanlah aku dan bi ina dari orang orang jahat yang ingin mencelakai kami, aku ikhlas ya tuhan kau jemput ayah dan ibu lebih dulu, tempatkanlah mereka di syurgamu...aamiin...(ucap ratu berdoa pada yang maha kuasa)
setelah selesai ratu langsung pergi ke dapur karena sejak tadi dia belum makan, ratu mencari bi ina namun tak ada.
bi..bibi...(teriak ratu)
iya non ada apa (tanya bi ina yang baru keluar dari gudang)
aku lapar bi, tolong masakin nasi goreng spesial ya bi (ucap ratu sambil tersenyum)
siap non (ucap bi ina yang langsung memasak)
oh iya, bibi abis ngapain dari gudang (tanya ratu penasaran)
enggak ko non, bibi cuman mau mastiin barang barang di gudang aman atau enggak (ucap bi ina)
ouhhh, gitu ya (jawab ratu sambil mengangguk)
nasi goreng spesial buatan bi ina pun matang dan ratu langsung menyantapnya rakus, jelas saja dari siang dia belum makan tambah lagi menangis sampai sore selarut ini pasti sangat menguras energi, sesudah makan ratu membantu bi ina untuk mencuci piring kotor dan tak lama datang diva juga astrid yang baru pulang dari mall membawa banyak sekali belanjaan di tangan mereka.
keterlaluan ayah baru saja meninggal, mereka bukannya bersedih malah poya poya dengan hartanya (gumam ratu)
heyyyy, apa lo liat liat hah (teriak astrid sambil melotot ke arah ratu)
udahlah sayang kita nikmatin hartanya sampai habis oke, abis itu kita buang curut itu jauh jauh (ucap diva dan merekapun tertawa terbahak bahak)
silahkan kalian ambil semua harta ayahku, aku tak butuh harta, untuk apa bergelimang harta tapi hasil melenyapkan nyawa seseorang (teriak ratu sambil berusaha tegar)
heyyyy, jaga ucapanmu kamu mau aku usir dari rumah ini hah (teriak diva sambil mencengkram pipi ratu keras)
dengan cepat ratu menepis tangan diva dan mendorongnya ke lantai.
kau dengar baik baik, tanpa kau usir aku dan bi ina akan pergi dari rumah ini, paham (ucap ratu sambil menunjuk nunjuk wajah diva)
kemudian dia menarik tangan bi ina dan pergi ke kamarnya untuk membereskan semua pakaian dan tabungan ya ia miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments