Setelah kejadian yang menimpanya di kantin tadi pagi membuat Alleta kadang kadang memegang kepalanya karena masih terasa sakit dan kadang terasa pusing. Bukannya dapat ucapan maaf atau yang membuatnya tenang, dia malah di beri sentakan dari seniornya yaitu Antariksa yang membuat kepalanya menjadi pusing. Jika dia tahu akan seperti ini akhirnya lebih baik dia tadi diam saja tidak usah membelanya, tetapi Alleta bukan orang yang diam saja melihat orang yang tidak bersalah di ejek sekalipun orang itu Antariksa yang sebenarnya tidak perlu belaan dari dirinya.
Alleta memijat kepalanya pelan."kenapa sih lu dari tadi pegang kepala mulu"tanya Alden yang aneh melihat Alleta.
"bukan urusan lu"singkat Alleta.
"ya jelas urusan gue lah, kalo lu kenapa napa gue yang susah nantinya"ucap Alden menggoda.
Alleta memukul lengan Alden yang tepat di sampingnya, Alden meringis kesakitan ."maksud gue itu khawatir"kata Alden.
Alleta menatap Alden malas."apaan maksud lu ga gitu"ucap Alleta.
"cerita sama gue, kan siapa tau gue ga gabisa bantu"Alden tersenyum jahil.
Mendengar itu Alleta makin geram dan lagi lagi memukul Alden."mana ada yang bilang gitu, yang ada itu siapa tau bisa bantu bukan siapa tau ga bisa bantu, dasar pea"
"kan berbeda itu keren"ucap Alden menunjukan wajah sok cool.
"gue ke senter bola basket Aldennn"ucap Alleta yang akhirnya mau bercerita.
"jadi terang ga?"tanya nya becanda.
"Aldennn gue serius tau ih"katanya.
Alden tertawa."siapa yang berani lakuin itu sama lu?"
"ada, senior gue"
"oke bilangin sama dia..."kata Alden ucapannya di hentikan, Alleta menyimak."main basket bareng sama gue"katanya tertawa cukup kencang.
Alleta yang kesal karena sudah serius mendengarkan lalu memukul mukul Alden lagi kali ini pukulannya keras dan tidak mau berhenti.
"ahhh ampun ampun"Alden meminta Alleta berhenti."udah Al sorry sorry sakittt"Alden memohon.
Alleta tidak mau mendengarkan."sorry Al"
"janji ga akan gitu lagi gue"kata Alden.
"lo bohong"kata Alleta tak percaya.
"serius serius"
"bulshit!"
Alden merasa kesakitan."bunda Alleta pukulin Alden terus nih sakit"teriaknya.
Farah mengahampiri."udah dong Al, abangnya kesakitan tuh"
Karena Farah yang meminta, Alleta menghentikan aktifitas memukulnya kepada Alden.
"habisnya dia ga pernah mau serius bunda kalo Alleta ajak ngomong, padahal dia sendiri yang minta Alleta buat cerita"
"abang kamu kan emang gitu,lagian Abang kalo adiknya lagi ga mood gaboleh gitu dong"katanya.
"kesel"Alleta mengangkat badannya lalu Pergi dari siru menuju kamarnya , karena cuma di kamar dia tidak pernah merasa kesal.
"Al sorry ya"teriak Alden.
...-...
Alleta berjalan menuju ruangan mading. Di jalan dia bertemu dengan Kenta, entah Kenta dari mana tetapi arahnya itu berlawanan dengan Alleta.
"kak Kenta darimana?"tanya Alleta setelah Kenta tepat di hadapannya.
"gue dari ruangan mading, gue tadi cari elo mau kasih puisi eh elonya ga ada dan sekarang ketemu di sini"katanya sambil tersenyum.
"terus puisinya kak Kenta kasih kesiapa?"
"gue gajadi kasih"katanya.
"kenapa? Perasaan tadi di ruangan ada kak Luna"
Kenta menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, Alleta tidak mengerti maksud gelengan kepalanya itu apa, memberikan puisi kan tidak harus kepada dirinya saja.
"kepala lo udah baikan?"tanya Kenta mengalihkan pembicaraan.
Alleta menganggukan kepalanya.
Kenta memberikan sehelaian kertas berisikan puisi kepada Alleta."gue kasih sekarang aja ya"ucapnya.
"makasih ya kak Kenta"balas Alleta sambil tersenyum.
Mereka berjalan ke arah yang berbeda, di jalan menuju ruang mading Alleta membaca puisi tersebut tetapi tiba tiba langkahnya terhenti.
"aww"dia memegang kepalanya yang tiba tiba sakit, karena dia tidak kuat untuk berdiri akhirnya dia berjongkok di salah satu koridor. "kenapa kepala gue sakit gini sih"
Tak lama dari itu dia melihat seseorang melewati di samping dirinya dengan tatapan lurus.
Lelaki itu menatap Alleta sekilas tapi setelah itu berjalan kembali."ahhh **** banget gue jadi kaya gini kan karena si Antariksa yang gatau diri"makinya di saat kepalanya masih sakit.
Lelaki itu menghentikan langkahnya saat mendengar itu, iya Antariksa dia yang melewati Alleta tadi dan saat namanya terpanggil dia menghentikan langkahnya.
"seharusnya gue bodo amat aja, gausah peduliin dia"ucap Alleta lagi."ini nih sifat yang gue gasuka dari lo Alleta lo terlalu peduli sama urusan orang"tambahnya yang kini memaki dirinya sendiri.
Dia mengangkat tubuhnya lalu mengambil kertas yang tergeletak di lantai itu karena sakit di kepalanya mulai hilang."lo gaboleh bahayain diri lo sendiri Alleta, bener kata Si Antariksa gue itu ****"katanya kemudian berjalan kembali .
Antariksa sedaritadi mendengarkan perkataan Alleta, tanpa ekspresi, tanpa emosi dan tanpa hati. Dia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya lalu berjalan kembali.
"dari Kenta?"tanya Luna.
Alleta mengangguk."tadi dia kasih ini ke gue di jalan katanya gue ga ada di ruang mading, terus gue bilang ada kak Luna di sana jadi bisa kasih aja ke dia terus dia malah geleng geleng. gue ga ngerti tau kak kenapa dia ga berani kasih puisinya ke-"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
Sakura
semangat kak upnya jangan sampai sakit 💪🏻💪🏻💪🏻 😊😊😊
2021-02-16
2
L🌿
Mampir lagi bawa boom like 👀
Semangat Thor 💪 Saling Dukung 🤗
Ditunggu feedbacknya 😊
"Istri Pilihan Papa"
"Cinta Dan Musuh"
2021-01-23
1