"Lo salah .."
"Hah?"
"Lo udah bikin dia marah,"
"Bikin dia marah? Kapan?"tanya Alleta mengingat sikapnya.
Kenta menatap Alleta sebentar."enggak enggak, dia emang gitu sih"
Alleta mengangkat badannya."kayaknya gue terlalu lama di sekolah deh, ini udah sore"ucap Alleta sambil melihat ke arah jendela UKS.
Kenta ikut mengangkat badannya."lo pulang sama siapa?"tanya Kenta .
"Sendiri,"
"Mau bareng gue?"Kenta menawarkan .
"Kenapa tiba tiba?"Alleta lagi lagi menyelidik .
"Sebagai permintaan maaf gue ke elo jadi gue anterin lo"jawab Kenta .
Alleta berfikir sejenak ."Yaudah"
Mereka berjalan ke arah gerbang sekolah sekarang, mereka baru saja kenal tetapi mereka seperti sudah berteman lama. Begitulah Alleta dia mudah sekali berteman dengan siapa pun, kecuali dengan Antariksa .
Alleta menghentikan langkahnya lalu mengalihkan pandangannya kepada satu orang lelaki yang sudah jadi incarannya sejak pertama masuk ke sekolah ini ."liat deh jalannya aja udah Songong gitu"ucap Alleta .
Kenta mengikuti pandangan Alleta."dia dulu ga gitu"ucap Kenta .
"Gue ga peduli dia dulu gimana, yang gue tau sekarang dia super Ngeselin"Alleta menggerutu lalu mempercepat langkahnya .
"Gatau malu banget sih gila"sindir Alleta saat melewat ke arah Antariksa, dewa, Bianca .
Kenta sekilas melihat ke arah Antariksa tapi lain dengan Antariksa dia tidak tergoyah sama sekali dengan perkataan Alleta dia malah terus berjalan tanpa berekspresi, padahal teman temannya kesal sendiri .
"Kesel ga sih liat senior kita itu ga tergoyah sama sekali?"tanya Alleta .
Kenta mengkerutkan dahinya."sorry? Senior?"tanya Kenta .
"Iya senior gue, lo juga kan"katanya .
Kenta tersenyum geli ."kalo dia senior lo , gue juga senior lo berarti"
Alleta menurunkan alisnya kemudian menutup mulutnya dengan kedua tangannya dengan cepat karena baru sadar sesuatu."lo ga seangkatan sama gue?"
Kenta menggelengkan kepalanya sambil tersenyum."gue kelas 11 sama kaya Antariksa."ucapnya.
Alleta cemberut ."sorry kak"
Kenta lagi lagi tersenyum melihat ekspresi Alleta yang mudah sekali berganti ."santai aja, gue juga keliatan muda berarti kan lo nyangkanya gue seangkatan sama lo"
Alleta tersenyum. Dia malu sebenernya sudah memperlakukan Kenta seperti teman seangkatannya daritadi."berarti lo temennya Antariksa dong kak ?"
Kenta menganggukkan kepalanya ."yahhh nanti lo ngadu dong kedia kalo gue jelek jelek in dia?"
"Lo takut?"tanya Kenta .
"Engga takut sih, tapi lebih baik dia Gatau aja yang gue omongin"
Kenta tersenyum."Gue ga sedekat itu ko sekarang"
Alleta bernafas lega.
Dengan mengikuti arahan dari Alleta, kini dia sampai di depan rumah Alleta, Kenta adalah orang pertama yang tahu rumah Alleta .
"Thanks ya kak ken"ucap Alleta tersenyum .
Kenta mengangguk."Sekali lagi sorry ya"
"Gapapa ko lagian gue udah ga kenapa napa cuma masih sedikit pusing aja kalo gue pegang , tapi its Ok ko besok pasti udah sembuh kalo gue malem ini istirahat bener bener"jelas Alleta .
"Oke kalo gitu gue cabut"Kenta menyalakan mesin motornya itu lalu pergi menjauh dari rumah Alleta .
Seenggaknya setelah bertemu dengan Antariksa yang membuat nya kesal setengah mati karena sikap angkuhnya itu, ia dipertemukan dengan Kenta yang sifatnya berbanding terbalik dengan sifat Antariksa. Sifat Kenta yang pengertian, lembut, dan sering tersenyum manjadikan penyembuh untuk Alleta karena Antariksa .
"Your face is not Good"ucap lelaki yang menatap Alleta masuk rumah dengan murung dari meja makan .
"Gausah sok Inggris lu"balas Alleta sambil berarah ke meja makan mengambil segelas air putih disana dan ikut duduk .
"You very ugly , baby"goda lelaki itu ."very ugly u know"
"Abang gaboleh gitu sama Adeknya"teriak Farah dari arah dapur .
"Aduh bun, Alleta ugly beneran, Alden ga bohong"
"Walaupun muka lu bule nya lebih kuat di banding gue, tapi nilai bahasa Inggris gue lebih besar dari lu, always!"
"Abdi mah sanes bule, tapi orang Sunda asli"katanya lagi kini berganti menjadi bahasa Sunda, logatnya benar benar mirip orang Sunda asli.
Alleta jadi tertawa mendengar kembarannya yang mukanya benar benar bule berbicara Sunda."kenapa lu asem banget mukanya ?"tanya Alden.
Alleta mengeluarkan handphone nya yang retak parah tidak berdaya memperlihatkan kepada Alden kembarannya ."liat!"
Alden tertawa geli setelah melihat handphone Alleta, bukannya ikut sedih dia malah menertawakan."****** banget ****** dah hp gue masih bagus daripada elu"
"Aldennn gue harus gimana?"tanyanya.
"Tanyakan kepada peta"nadanya khas seperti tokoh kartun yang di tayangkan pagi hari.
"Serius!"Alleta melempar kerupuk ke arah Alden yang masih makan.
"Thanks gue butuh ini tadi tapi jauh"Alden tersenyum jahil.
Alleta benar benar kesal berbicara kepada Alden yang tidak pernah benar. Dia mengambil handphone Alden yang di simpan di meja tepat di hadapan Alden.
Plakkk ...
Alden menatap ke arah suara itu berasal dan dia melihat handphone dengan hardcase bewarna hitam polos itu tergeletak di dekat tembok.
"Al !!!"suaranya kecil tidak percaya."HP GUE !!!"Alden teriak ."Bundaaa handphone Alden di lempar sama Alleta ke tembok"dia mengangkat badannya dan suaranya terdengar sangat cemas.
Alleta tertawa nyaring."gila lo ya ?! Handphone gue lo rusak in dan lo ketawa"Alden menyentak.
"Itu yang gue rasain tadi, ga enak kan?"
"Kalo lo mau bales dendam, Not this way !"suara Alden nyaring.
Alleta menyimpan handphone Alden di meja makan yang sebelumnya dia sembunyikan di tangan kirinya di bawah, yang dia lempar sebenarnya hanya case nya saja tidak dengan handphonenya, Alleta tidak sekejam itu.
"Hah?"Alden menatap kebingungan.
Alleta mengangkat tubuhnya."Alden very stupid"kemudian ia berlari ke atas menuju kamarnya .
Farah yang melihat kejadian itu tertawa ."tuh liat adek kamu jahilnya dari kecil nempel terus ga mau ilang"ujarnya.
Alden mengelus elus dadanya ."sabar sabar. orang sabar di sayang Allah"kata Alden .
-
Alleta membaringkan badannya di atas tempat tidur yang bewarna merah muda dengan corak bunga , dia memejamkan matanya sebentar . Hari ini adalah hari pertama dia sekolah di SMA Hanlim Bandung sekolah yang ia impikan sejak dia masih SMP , dia membayangkan bahwa bersekolah di sana akan nyaman nyaman saja dan banyak orang orang baik di sekitarnya tetapi dengan apa yang telah dia rasakan tadi pagi , dia malah kehilangan handphone kesayangannya yang hanya karena satu orang .
"ANTARIKSAAA !"teriaknya."sialan lo"tuturnya.
ada yang mengutuk pintu kamarnya yang minimalis tetapi bersih dan rapi ini."bunda masuk ya"ucap Farah .
"Masuk aja"
Farah membawakan coklat panas untuk anak perempuannya yang suasana hatinya sedang tidak bagus ."nih minum, biar sama kaya Abang kamu di buatin coklat panas."katanya duduk di samping Alleta yang kini mengubah posisinya menjadi duduk .
"Handphone kamu kenapa?"tanya Farah .
Alleta lemas jika ada yang bertanya soal kenapa handphonenya."jadi tadi waktu Alleta di sekolah ada yang lempar handphone Alleta gitu bun sampe rusak gini"dia menjelaskan .
"Sama siapa?"
"Ada senior Alleta di sekolah"
"Dia gamungkin tiba tiba lempar handphone kamu dong kalo ga ada sebab"ucapnya.
"Alleta ga bikin ulah ko, malah Alleta mau kasihin handphone temennya yang ketinggalan di meja kantin, eh dia malah nepis tangan Alleta kan aneh"kata Alleta menjelaskan.
Farah tersenyum."ya sudah mungkin ada yang salah dimata dia yang kamu Gatau, sebaliknya kalo kamu yakin kamu ga salah, kamu Maafin aja ya nak ikhlasin aja kamu bisa pake handphone abang kamu yang udah ga dia pake nanti bunda coba beliin handphone kamu yang baru ya"ucap ibunya itu.
Alleta menggelengkan kepalanya."ada banyak banget kenangan di handphone itu, Alleta Gamau ganti handphone cukup di benerin aja bun"
Farah menatap anaknya itu."pasti tentang abang kamu, mami dan papi kamu ya?"ucapnya.
Alleta mengangguk."cuma itu yang Alleta punya, Alleta marah sama senior Alleta bukan karena handphonenya tapi karena isinya yang sangat berharga buat Alleta"
Farah memeluk Alleta dengan hangat ."bunda pastiin handphone kamu isinya tetap utuh setelah betul kembali ya"ucapnya menenangkan Alleta yang sudah seperti anak kandungnya sendiri .
Tiba tiba Alden memasuki kamar Alleta yang terbuka lebar ."kenapa nih melow banget suasananya"Alden duduk di samping bundanya .
"Pinjemin handphone kamu yang udah ga kamu pake ke adik kamu ya bang"ucap Farah .
"Ooo tidak bisa, enak sekali anda Bung"ucap Alden ke Alleta .
"Gue gaminta lagian handphone lu jelek males gue pake nya"Alleta memutarkan bola matanya dengan malas .
"Liat bun, Gatau malu banget kan"
Farah tersenyum ."ayo pinjemin, ini bunda yang minta loh"
"Suruh Alleta yang minta ke Alden dengan sopan, pake abang jangan lu gue"
"Ribet amat lahir cuma beda beberapa detik doang juga lu"balas Alleta .
"Tapi tetep gue duluan yang lahir, lu harus antri, cielahhhh lo nungguin kan di dalem perut mami"Alden tersenyum jahil .
"Gajelas banget sih, udah buruan pinjemin gue handphone"
"Yang sopan dong"
"Pinjemin gue handphone lu dong bang"Alleta geli mendengarnya.
"Abang ganteng dong"
"Lama amat, gue tampol lu"kata Alleta .
"Walaupun bantal ga sakit tapi gue Gamau di tampol sama Ade gue sendiri menyakiti harga diri gue"Alden kemudian berlari ke kamarnya, dan kembali dengan membawa handphonenya yang sudah tidak dia pakai .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 272 Episodes
Comments
aisya_
bukan anak bunda??
anaknya mami papi??
ko bisa tinggal sama bunda?? duhhhhh gapok
2021-10-20
1
prb.al
baru sampe sinii
2021-03-03
2
utya .S. firdaus
pengenalan tokoh penting di sajikan di awal cerita, biar ga bingung yg baca,begitu ada tokoh baru yg masuk.
2021-02-26
5