Bangun

Happy Reading.

***

Liang terduduk lesu menatap seorang wanita yang masih menutup matanya. Wanita itu adalah Jia Li.

Jia bagaikan putri tidur yang harus dibangunkan oleh ciuman pangeran. Namun, Liang tak bisa membangunkan putri tersebut walau ia menciumnya berapa kalipun.

Liang sangat menyesal kenapa ia tak bertindak lebih cepat, andai ia lebih cepat maka luka ditubuh Jia tak akan separah ini.

Matanya terpejam, terbayang kejadian semalam yang sukses membuat darahnya mendidih.

Sore itu setelah perjamuan ia lekas mencari Jia bersama kedua adiknya, namun saat menuju perjalanan mereka ditabrak oleh Yuan pelayan Jia. Tubuh Yuan penuh luka cambuk, gadis itu dengan bibir bergetar meminta Liang untuk menolong Jia.

Lalu Liang dan Pangeran Huan segera menuju jalan rahasia yang biasa digunakan Liang dan betapa terkejutnya mereka saat melihat kedua pria sedang menyeret tubuh seseorang.

Tubuh mungil Jia diseret oleh dua orang pria, ia tak bisa membayangkan berapa lama Jia diseret. Ditambah salah satu mereka ada yang sambil menarik rambut hitam Jia.

Sementara Jia sudah diambang kesadaran, tubuhnya lumpuh.

Bahkan setelah menangkap kedua pria itu Jia masih memiliki sedikit kesadaran walau tubuhnya penuh dengan luka sayat. Jia terus mempertahankan kesadarannya walau itu mustahil.

Liang segera membawa tubuh Jia ke paviliun rahasianya dan memanggil tabib, kembali darah Liang mendidih saat mendengar bahwa Jia akan memiliki bekas luka ditubuhnya terutama punggung. Ia hampir lepas kendali tapi untungnya Cheng berhasil menahannya.

Malam itu Liang tak menghadiri perjamuan malam, ia harus meminta tolong kepada Permaisuri dan Ibu Suri untuk menggantikannya dengan alasan sakit.

Kejadian ini tidak boleh ada yang tau selain Keluarganya termasuk Permaisuri dan sang pelaku.

Lamunan Liang terputus saat Pangeran Jing masuk untuk melapor.

"Kakak, aku sudah mendapat informasi dari kedua orang itu. Mereka berasal dari salah satu kelompok bandit dan katanya mereka dibayar oleh seorang perempuan bertudung merah" Lapor Jing

"Bandit?"

"Ya, mereka bandit gunung, tapi kedua orang itu telah dibuang oleh kelompoknya dan menjadi orang bayaran"

"Lalu wanita itu?"

"Mereka tidak mengenalinya, Wanita itu menutup rapat identitasnya tapi mereka mencium aroma parfum yang tercampur herbal" Jelas Jing.

Liang menutup matanya rapat, ia memutar otaknya.

"Lalu bandit itu sudah kau bereskan?" Tanya Liang.

"Mereka sudah jadi makanan anjing" Jawab Jing.

"Kakak, ku rasa tindakan ini adalah tindakan dari seorang yang tersulut emosi" Ucap Jing.

Liang setuju dengan perkataan adiknya, mulai dari membayar orang, perencanaannya dan tindakannya semuanya tidak rapih.

"Ini bukan tindakan Perdana Menteri atau Menteri lain" Ucap Liang.

"Cheng dan Huan, apa mereka belum kembali?" Tanya Liang, karena Liang mengirim mereka untuk menyelidiki kedua orang itu.

"Belum, ku rasa mereka pergi ke tempat bandit itu" Jawab Jing.

"Kakak aku akan segera menyelidiki wanita itu" Ungkap Jing yang disetujui Liang.

Jing segera pergi untuk penyelidikan.

***

"Bodoh" Bentak Perdana Menteri pada anaknya.

"A-ayah"

"Kau benar-benar bodoh, bagaimana bisa kau bertindak seceroboh itu" Runtuknya lagi.

Selir Meng hanya terduduk lemas, ia tak menyangka bahwa rencananya gagal dan bahkan diketahui oleh Kaisar.

"Kau tau jika kaisar tau, maka keluarga kita akan dihukum mati"

"Maaf Ayah" Lirih Selir Meng.

Perdana Menteri sangat Murka dengan kelakuan Selir Meng, anaknya itu bertindak tanpa diskusi dengannya dan hasilnya sangat fatal.

"Ck, ayah sekarang sangat bingung harus melakukan apa. Pangeran Huan dan Pangeran Jing bahkan sudah bertindak"

Tubuh Perdana Menteri perlahan luruh dan jatuh terduduk, otaknya benar-benar mau pecah.

"Tapi ayah, aku sudah menyembunyikan identitasku" Bela Selir Meng.

"Dan sebentar lagi akan segera terbongkar" Balas Perdana Menteri tajam.

"Ternyata perkataan ibumu benar, kau terlalu ceroboh" Lanjut Perdana Menteri.

Tangan Selir Meng terkepal saat mendengar ibu tirinya disebut.

"Pilihanmu hanya satu, lempar batunya ke orang lain" Perdana Menteri segera meninggalkan kediaman Selir Meng.

Sementara Selir Meng maaih terduduk lemas.

"Tapi pada siapa?" Tanya Selir Meng pada dirinya sendiri.

"Nyonya" Ucap khawatir pelayannya.

"Bantu aku bangun dan bersiap ke kediaman Selir Hua" Titah Lian Meng.

'Maafkan aku adik, tapi aku harus melakukannya' Guma Lian Meng sambil membawa sebuah jubah merah.

***

"Eghh" Guma Jia lemah.

Ia merasa seluruh tubuhnya remuk redam, bahkan untuk bicara saja sakit. Ia samar-samar mengingat kejadian waktu itu.

Sontak Jia berusaha bangun susah payah, ia ingat dibawa dua orang pria dan kini ia berada disebuah ruangan mewah namun asing.

"Kau sudah bangun"

"S-siapa kau?" Tanya Jia sambil mencoba menjauhkan badannya dari bayangan seorang pria.

Liang segera mendekati Jia.

"Ini aku"

"Y-yang Mulia"

Hati Liang kembali tercabik mendengar suara bergetar dan lemah itu.

"Apa masih sakit?" Tanya Liang yang sudah duduk di pinggir ranjang.

"Sangat" Jawab Jia.

"Yang Mulia bagaimana aku bisa ada di sini?" Tanya Jia.

Akhirnya Liang menceritakan semuanya termasuk alasan yang ia berikan ke publik tentang keadaan Jia.

"Bagaimana kakakku dan Xiao?"

"Mereka aman, tidak ada yang berniat mencelakai"

Jia mengangguk dan kembali merebahkan tubuhnya dibantu Liang. Ia bisa melihat dengan jelas luka sayat di lengannya dan beberapa luka di tubuhnya.

"Tabib sudah memberi obat untukmu" Ucap Liang saat melihat Jia memerhatikan lukanya.

"Tapi akan berbekas" Balas Jia.

Liang terdiam sebagai jawaban.

"Yang Mulia, tugas hamba sudah selesai bukan? Maka biarkan hamba segera keluar. Kita bisa memakai alasan hamba di culik dan hamba akan pergi dari kota ini" Lirih Jia.

Liang tersentak kaget, ia menatap mata hitam itu yang menyorot keseriusan.

"Apa kau tau berencana untuk balas dendam?"

Jia terkekeh.

"Balas dendam hanya akan melahirkan dendam baru. Langipula apa kata orang jika Yang Mulia punya seorang selir yang tubuhnya penuh bekas luka" Jelas Jia.

"Aku tak akan mempermasalah itu" Jawab Liang Serius.

"Tapi tugas hamba sudah selesai" Bantah Jia.

"Bagaimana jika aku masih membutuhkanmu?"

Jia terdiam, ia sangat tidak ingin terlibat apapun lagi cukup insiden kemarin dan itu sudah cukup. Tapi melihat kesungguhan di mata Liang hati Jia cukup tergoyah.

"Kalau begitu, bagaimana kau tetap di sini sampai masalahmu selesai" Tawar Liang.

Jia menimbang sejenak, bagaimanapun masalahnya harus segera di selesaikan.

"Baiklah"

"Kalau begitu apa kau punya petunjuk tentang pelaku?" Tanya Liang serius.

"Sebelum perjamuan aku meliha... "

"Kakak aku dapat petunjuk"

Teriak Pangeran Jing datang dan langsung membuka pintu utama, matanya langsung terbelak saat melihat Liang sedang mengobrol dengan Jia.

"Jia... Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jing yang kini seakan lupa tujuannya kemari.

"Lebih baik" Jawab Jia.

Jing segera melompat hendak memeluk Jia namun Liang langsung pasang badan.

"Kau lupa ia masih terluka. Sekarang apa yang akan kau sampaikan?"

"Petunjuk mengarahkan kita kepada Selir.....Hua"

"Apa?"

***

Terpopuler

Comments

senja

senja

itu si Jing bakal suka sm wanita tudung merah itu? assasin? atau penjahat?

2020-05-25

0

V᭄ᭃ͢dєͮvͥiͤl₲₲»̶̳͓✧ᴾᴳ ⃫⃟ ⃟⅌

V᭄ᭃ͢dєͮvͥiͤl₲₲»̶̳͓✧ᴾᴳ ⃫⃟ ⃟⅌

kerennn

lanjut kaka

2020-03-14

0

Yoni Hartati

Yoni Hartati

lanjut

2020-03-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!