Perayaan Bunga

Happy Reading.

***

Hari ini Harem sudah disibukan oleh para selir yang bersiap untuk menghadiri perayaan bunga.

Perayaan yang selalu diadakan setiap tahun, dan perayaan ini sekaligus berdoa agar hasil panen berlimpah.

"Oke, Nyonya acara ini punya berbagai kegiatan. Pertama upacara untuk meminta hasil panen yang berlimpah, lalu dilanjutkan perjamuan yang dihadiri keluarga kerajaan dan para selir, bisa dibilang perjamuan ini dikhususkan. Kedua perjamuan malam yang dihadiri para Menteri" Jelas Miu sambil membaca sepucuk surat yang dikirimkan oleh Liang.

"Ah, apakah ini manguras tenaga" Keluh Xiao, pagi buta ini Xiao sudah mengetuk pintu kediaman Meihua untuk mengajak Jia bersiap bersama.

"Hamba Rasa tidak ada kegiatan fisik, hanya perjamuan biasa dan mungkin sedikit menguras emosi" Jawab Miu.

"Kalau menguras emosi sih aku juga sanggup" Balas Xiao.

"Kau yakin bisa menegakkan kepalamu di depan Selir Meng?" Goda Jia.

Xiao membalasnya dengan wajah cemberut, sampai-sampai Miu, Yuan dan pelayan Xiao menahan tawa.

"Kalau itu sih.... Terlalu berat untukku" Guma Xiao.

Jia tertawa mendengarnya.

"Nyonya ayo kencangkan ikatan Hanfu anda" Ucap Yuan, Jia segera berdiri dari duduknya.

Yuan dengan telaten mengencangkan ikatan Hanfu warna Putih susu yang dipakai Jia, hari ini lumayan berangin dan Yuan tidak mau ikatan Hanfu nyonyanya sampai lepas.

"Ku rasa, aku harus berterima kasih pada kakak karena mau memijamkan Hanfu ini" Ucap Xiao.

Saat datang Xiao memang sudah mandi, tapi ia malah memakai Hanfu bunga teratai berwarna ungu. Untung saja Jia dengan gesit langsung meminjamkan Hanfu warna merah muda.

Padahal karena acara pertama adalah berdoa kepada dewa agar panen melimpah, maka semua orang dilarang memakai pakaian pencolok dan mewah.

"Aku tak mau kau dapat masalah" Balas Jia sarkas.

"Duh kakak mulut mu tajam juga. Kau harus memaklumkanku karena buta di istana" Rayu Xiao sambil mengusap dagu Jia.

"Ih jangan sentuh aku seperti itu" Pekik Jia merinding karena disentuh seperti itu ditambah wajah Xiao seolah mengingatkannya pada wajah Mesum Liang.

"Ck, kakak terlalu kaku" Keluh Xiao.

Xiao tertawa puas melihat wajah Jia yang kesal karena ulahnya.

"Kalau begitu ayo kita segera berangkat" Ajak Jia yang sudah menormalkan wajahnya.

Sebenarnya ia berencana untuk ke kediaman Liu dulu, tapi saat tau bahwa Fung Ying sudah terlebih dahulu datang maka Jia mengurungkan niatnya itu.

"Ayo Kakak" Bals Xiao.

Hari ini Jia diantar oleh Miu sementara Yuan tetap di Kediaman Meihua.

Sampai di tempat berdoa ternyata Liu sudah sampai bersama Fung Ying.

Halaman Kuil kini sudah ditata sedemikian rupa, bangku dan meja juga sudah di taruh pada tempatnya tapi meja dan bangku yanh digunakan khusus dibuat untuk acara seperti ini.

Selain kakaknya dan Fung, beberapa Menteri juga sudah ada yang datang untuk berdoa.

"Adik Jia dan Adik Xiao" sapa Liu ramah.

"Kakak, wah kakak cantik sekali" Puji Xiao.

Liu membalasnya dengan senyum tulus yang sangat mempesona, Jia kini tau kenapa dulu Liang sempat terpikat oleh kakaknya.

"Kakak bagaimana kabarmu?" Tanya Jia basa basi, padahal hampir setiap hari mereka berkirim surat.

"Kakak sangat baik, terima kasih sudah membawakan obat kemarin" Balas Liu, ia memang sempat Flu kemarin.

"Syukurlah" Ucap Jia.

"Kakak Fung, bagaimana keadaanmu hari ini?" Kini Jia menghadap Fung Ying yang duduk di samping Liu.

"Kakak semakin baik" Jawab Fung sambil mengelus perutnya.

"Ah, terima kasih juga herbal dari adik Xiao" Lanjut Fung.

"Sama-sama kakak, semoga kakak bisa sehat sampai melahirkan" Balas Xiao dengan nada yang sedikit malas.

Yap, Xiao memang tidak mengetahui rencana Liang dan Jia.

Tak lama Selir Meng datang bersama para pengikutnya, Jiao Feng dan Meilan Hua.

Dengan angkuh mereka duduk di bagian yang dekat keluarga kerajaan. Sudah hampir sebulan setelah Selir Meng melayani Kaisar, dan sebulan itu ia bersikap angkuh seolah dia yakin akan segera mengandung.

Seminggu yang lalu Liang mengatakan bahwa rencana mereka hampir selesai, dan untuk masalah Fung Ying, Liang punya banyak cara untuk menyelesaikannya.

Rasanya Jia selaku senang jika mengingat bahwa sebentar lagi dia dan kakaknya akan bebas.

"Yang Mulia Kaisar Tiba" Ucap pelayan pria di belakang.

Sontak semua orang berdiri dan memberikan hormat kepada Kaisar, dibelakangnya ada Permaisuri, Ibu Suri, Pangeran Huan dan Pangerang Jing

Liang mencuri pandang sekilas ke arah Jia. Sementara Pangeran Huan tersenyum dan Pangeran Jing bahkan sampai melambaikan tangan.

Padahal Dua minggu yang lalu mereka sudah bertemu bahkan menghabiskan waktu di kediaman Liang.

Atas Permintaan Jia, Liang terpaksa memanggil kedua adiknya ke istana. Dan apa yang ia dapat setelahnya, Kedua pangeran itu berani memeluk Jia yang notabene selirnya dihadapannya bahkan mereka mengobrol asik padahal Liang menyaksikan itu semua.

Rombongan Kaisar segera duduk di tempatnya, para menteri juga sudah hadir semuanya bahkan Perdana Menteri juga sudah hadir.

Tak lama upacara segera dimulai dengan sangat Khidmat, semua orang sangat fokus untuk acara ini. Tidak ada yang berani mengeluarga suara sedikitpun sampai-sampai yang terdengar hanya suara yang memimpin doa dan semilir angin.

***

"Punggungku" Keluh Jia sambil meregangkan badannya, dua jam hanya duduk diam tak bersuara membuat Jia hampir merasa hampir mati.

"Kakak lemah" Cibir Xiao, Xiao yang dulu selalu diceramahi ayahnya sampai berjam-jam merasa biasa saja saat disuruh duduk selama dua jam.

"Jahatnya" Balas Jia.

Mereka berdua terkekeh setelahnya.

Upacara memang telah selesai para menteripun sudah bubar semuanya, sementara para selir menunggu keluarga kerajaan berdoa di dalam Kuil.

"Adik kau baik-baik saja?" Tanya Liu.

"Aku baik-baik saja kakak, walau punggungku lumayan pegal" Jawab Jia.

Jia sebenarnya iri pada Fung Ying yang mendapat kursi khusus, ia juga ingin kursi seperti Fung Ying tapi sayangnya ia tak hamil. apa ia harus hamil dulu untuk mendapat kursi yang seperti itu?

Eh, langsung saja Jia menggelang memcoba mengusir fikiran gila itu. Hamil? yang benar saja.

Tak lama Keluarga kerajaan keluar dari kuil, segera Permaisuri memberikan kode agar selir yang lain mengikuti.

Perjamuan kali ini diadakan di Taman utama Istana. di atas Paviliun besar yang dibawahnya ada danau teratai bermekaran.

Jia berjalan di samping Xiao sementara para pelayan berjalan di belakang barisan.

Dari sini Jia bisa melihat pada posisi selir Meng, alisnya menekuk saat melihat di tangan Selir Meng terdapat botol kecil. Mungkin yang tidak memiliki penglihatan tajam tak akan menyadarinya.

"Yang Mulia mohon maaf hamba ada keperluan mendadak. Mohon izin, hamba akan menyusul" Ucap Selir Meng tiba-tiba.

Permaisuri menatap selir Meng dengan tatapan bertanya tapi tetap mengizinkan.

Jia juga melihat Permaisuri sedikit berbisik ke arah Pangeran Huan dan tak lama Pangeran Huan mengganguk.

Jia mulai bertanya-tanya ada apa sebenarnya ini?

***

Terpopuler

Comments

Ntrxiaoyii

Ntrxiaoyii

semangat authorr...

happy ending pokoknya thor !

2020-06-28

0

Nutursih nutursih

Nutursih nutursih

lanjut thour jgn lama2..

2020-03-12

5

Yoni Hartati

Yoni Hartati

lanjut

2020-03-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!