Sesuatu yang lebih berbahaya

Happy Reading.

***

Jia kini sudah kembali ke kediamannya setelah sebulan perawatan.

Tubuhnya sudah sehat sedia kala, dan hari ini setelah seminggu Jia kembali kakaknya akan kembali ke kediaman keluarga Li. Liang memberi alasan kalau tubuh Liu terlalu lemah untuk melayaninya.

"Nyonya ini sarapan anda" Ucap Yuan.

Saat ia menginjakan kakinya kembali di Kediamannya, Yuan dan Miu memeluknya dengan tangis bahagia.

"Ah, terima kasih Yuan. Tolong bantu aku memasang tusuk konde ini"

Yuan segera mendekati Jia dan memasang sebuah tusuk konde yang Jia dapat dari Liang.

"Nyonya Miu mengatakan kalau persiapan kepulangan Nyonya Liu sedikit lagi selesai" Lapor Miu.

Memang dicopotnya gelar selir Liu bukan berita yang menghebohkan, pasalnya orang-orang sudah tau alasan Liu masuk istana untuk menjadi Selir.

"Nyonya, persiapan sudah beres" Ucap Miu.

"Bagus, Paman Bai dan Xang'er sudah dikabari?"

"Sudah, mereka juga akan menyambut Nyonya Liu di kediaman Li"

Ah, rasanya Jia merindukan Paman Bai dan Xang'er, sebulan terkurung di Paviliun Liang membuat Jia tidak bisa menemui mereka.

Biasanya Jia rutin keluar Istana untuk mengunjungi mereka walau seminggu sekali.

"Baiklah, kita berangkat sekarang" Ucap Jia setelah menghabiskan sarapannya. Miu dan Yuan mengangguk mereka segera berangkat ke kediaman Phoenix untuk menyaksikan pencopotan gelar Selir Liu Li.

***

Sesampai di sana Jia disambut Xiao dan Liu.

"Kakak, apakah sudah benar-benar pulih?" Tanya Xiao.

"Tentu, jika belum aku tak bisa berjalan ke sini" Jawab Jia.

Xiao hanya membalasnya dengan cengiran.

"Aku tak bisa membayangkan kakak diculik dan disekap selama sebulan" Ucap Xiao dengan wajah takut.

"Kau tak akan bisa membayangkannya"

Padahal Jia bukan disekap seperti hayalan Xiao, ia hanya disekap seorang Kaisar dan bahkan diperlakukan bak Ratu.

"Kakak, aku akan merindukan kakak" Ucap Jia, Liu mengusap air matanya.

"Kakak, akan sering mengunjungi Adik"

"Tidak kak, biarkan Aku yang mengunjungi kakak" Ralat Jia.

Berpisah dengan Liu memang sangat menyakitkan tapi selagi kakaknya aman ia bisa bernafas lega.

Tak lama datanglah Fung Ying yang dipapah oleh dua pelayan.

"Adik Liu aku sangat sedih kau akan kembali ke rumah" Ucap Fung yang penuh kepalsuan.

"Adik juga akan merindukan kakak, semoga kakak akan sehat selalu" Balas Liu.

"Ah, Adik Jia bagaimana keadaanmu?" Kini Fung berbalik menghadap Jia.

"Adik sudah lebih baik, kakak juga bagaimana keadaannya?"

Fung mengepalkan tangannya saat mengingat bahwa dia keguguran (Palsu) setelah seminggu Jia di Paviliun Liang.

Dan siapa lagi pelakunya selain Liang sang Kaisar, berita keguguran Fung menjadi sangat heboh. Ayah Fung bahkan sampai datang ke istana untuk melihat keadaan anaknya.

Jia cukup terkesan dengan cara Liang, karena bahkan Fung Ying sampai mengalami pendarahan. Awalnya Jia agak sedikit kasihan, tapi ia ingat kembali perlakuan Fung Ying sebelum ia hidup kembali.

"Kakak juga lebih baik" Jawab Fung dengan nada bergetar.

Fung segera duduk tampa menyapa Xiao, ia cukup kesal dengan adiknya itu. Ia keguguran tapi respon adiknya seperti puas.

Akhirnya yang ditunggu datang Rombongan selir Meng datang minus Selir Hua yang beralasan sakit.

Lalu disusul rombongan kaisar dan Ibu suri. Acara langsung dimulai.

Liu berlutut di depan Kaisar, Ibu Suri dan Permaisuri. Liang sendirilah yang akan mencopot gelar Liu.

"Liu Li dengan Ini aku mencopot gelar mu sebagai selir kaisar"

"Hamba mengerti dan menerimanya dengan penuh hormat" Ucap Liu sambil menerima gulungan yang berisi pencopotan dirinya.

Setelah itu Kaisar dan Ibu suri kembali ke kediamannya, Jia juga pergi ke gerbang istana untuk mengantarkan Kakaknya.

"Adik, jaga diri adik. Kakak akan selalu berdoa untuk adik" Ucap Liu.

Jia memeluk kakaknya lama, bahkan matanya berkaca-kaca.

"Kakak Liu tenang saja Kakak Jia masih punya aku di sini" Ucap Xiai.

"Terima kasih Adik Xiao" Ucap Liu.

Jia akhirnya bisa melepas pelukannya pada kakanya, ia terus memberi senyum pada kakaknya bahkan sampai kakaknya naik ke kereta dan hilang dari pandangannya.

"Kakak Jia ayo masuk, kakak juga harus beristirahat" Ajak Xiao.

Jia mengangguk dan menerima uluran tangan Xiao yang bermaksud mau mengandengnya.

"Kakak apa aku harus mengantar kakak sampai dalam?"

"Tidak perlu, terima kasih ya" Balas Jia.

Xiao mengangguk lalu ia kembali ke kediamannya.

Jia segera masuk ke dalam, namun saat sampai halaman Yuan dan Miu terlihat ada di luar dan sedikit cemas.

"Ada apa?" Tanya Jia.

"Nyonya ada Y-yang Mulia kaisar" Ucap Yuan terbata.

Jia terbelak kaget, untuk apa Liang datang ke kediamannya.

"Oke, tenang. Yuan bantu Miu tutup pintu gerbang dan pastikan tidak ada yang masuk" Titah Jia.

Miu dan Yuan mengangguk.

Sebelum masuk Jia menarik nafas dalam, perlahan ia melangkahkan kakinya ke dalam.

Dan benar saja Liang sedang duduk dekat jendela.

"Ada keperluan apa Yang Mulia sampai datang ke sini?" Tanya Jia, ia segera mendudukan dirinya di hadapan Liang.

"Apa yang kau tau tentang Ilmu Hitam?"

"Ilmu Hitam? Maksudnya ilmu yang digunakan untuk mencelakai orang?" Tebak Jia.

"Ya, dan kita menghadapi sesuatu yang berbahaya" Ucap Liang.

Jia menyerit bingung.

"Maksud anda?"

"Selir Meilan Hua pengguna Ilmu hitam dan lebih tepatnya keluarganya"

Jia langsung menyemburkan teh yang masih berada di dalam mulut.

"A-apa?"

"Aku mendapat laporan bahwa Selir Hua melakukan praktik Ilmu Hitam baru-baru ini" Jelas Liang dengan mata terpejam.

"Hamba tak pernah menduga kita berurusan dengan hal ini" Balas Jia.

"Aku juga, walau kini Selir Hua melawan Lian Meng. Tapi kedepannya bukan tidak mungkin dia melawan kita"

Kepala Jia kini ikutan Pening, ilmu hitam ada mimpi buruk semua orang. Ilmu yang bisa membunuh tampa menyentuh.

"Kau ada ide?" Tanya Liang.

"Hamba ada satu ide tapi cukup gila. Satu-satunya cara untuk melawan ilmu hitam adalah membakar pelaku. Tapi tidak mungkin kita tiba-tiba membakar keluarga Hua" Jelas Jia.

"Aku juga sempat berfikir ke sana" Balas Liang.

"Ku rasa Yang Mulia harus minta pendapat Ibu Suri untuk masalah ini" Saran Jia.

"Kau benar"

"Kalau begitu aku akan segera menemui ibu suri" Lanjut Liang, ia berdiri dari duduknya.

Liang mendekat ke arah Jia, tangannya meraih tusuk konde yang hampir jatuh.

"Aku senang kau memakainya" Ucap Liang sambik memasangkan kembali.

Jia terdiam dengan wajah yang mukai merona. Tangan Liang kini berada di dagu Jia dan mulai mengangkatnya agar Jia bisa bertatapan dengannya.

Wajah Liang semakin mendekat, hembusan nafas Liang semakin menerpa wajah Jia. Walau hatinya ingin menghindar tapi tubuhnya malah menerima.

"Nyonya gawat" Pekik Miu, tapi Miu langsung menunduk saat melihat posisi Liang dan Jia.

"Maafkan saya, tapi Pelayan Selir Meng sedang kejang-kejang di kediaman Selir Meng" Lapor Miu

"APA?"

***

Terpopuler

Comments

Ntrxiaoyii

Ntrxiaoyii

yaampun author wkwkw

2020-06-28

0

che'

che'

dosa lho thor bikin orang penasaran mulu..
😁😁🤭🤭✌✌

2020-03-19

7

SAYA

SAYA

up up up up deh thor

2020-03-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!