Happy Reading.
***
Normal pov.
"H-hamba hanya kaget dengan kedatangan Yang Mulia, Tak disangka Seorang Kaisar mau menginjakkan kakinya ke tempat sederhana ini" Jelas Jia yang masih gugup.
Sementara Liang sudah menduduki kursi tempat Jia tadi duduk.
"Yang Mulia tempat ini sudah aman" Lapor Cheng. Liang membalasnya dengan menganguk dan menyuruh Cheng berjaga di luar.
"Nona Li duduklah jangan hanya berdiri!" Perintah Liang.
"Baik yang mulia" Balas Jia duduk di Kursi yang kosong. Kini mereka sudah kembali duduk di kursi masing-masing.
"Sebenarnya apa maksud kedatangan kakak ke sini?" Tanya Huan yang masih pernasaran dengan kedatangan kakaknya.
"Aku hanya ingin mengunjungi Pedangku saja?" Ucap Asal Liang sambil menatap Jia.
"Pedang? Kakak punya pedang di sini?" Tanya Jing.
"Tentu, pedangnya sangat cantik" Balas Liang yang masih dianggap ambigu oleh yang lain.
"Kak kau tidak jelas" Runtuk Jing kesal.
"Bukankah Nona Li seperti pedang yang cantik"
Hening.
"Apa?" Pekik ketiga orang itu kaget.
Cheng yang mendengar suara keras dari dalam ruanganpun segera masuk ke dalam, tapi setelah melihat tidak terjadi apa-apa ia kembali ke luar.
"Kak jangan bercanda" Ucap Huan yang terlihat kesal.
Liang membalasnya dengan kekehan kecil.
"Aku tidak bercanda Pangeran Huan. Aku bahkan akan mengangkat Nona Li sebagai selir ke 6" Jelas Liang tenang.
Jia yang mendengar itu segera berlutut di depan Liang.
"Yang Mulia bisakah anda menarik perkataanmu itu, hamba tidak pantas menjadi selir yang mulia dan lagi pula kakak hamba sudah menjadi selir anda" Tolak Jia masih berlutut.
"Benar kak, kau tidak bisa begitu saja mengangkat Jia menjadi selir" Seru Jing, ia sangat tidak setuju dengan keputusan kakaknya. Jing juga sangat tau betul keadaan di Harem, bagaimana nasib Jia nanti di sana.
"Hoho sunguh Nona Jia sangat hebat didukung dua pangeran tampan" Puji Liang sambil menyeringai.
"Yang Mulia saya mohon biarkan saya menolak" Mohon Jia yang kini sudah bersujud.
'Tidak, jika aku menjadi selir malah akan menambah bahaya untuk keluargaku. Lagi pula menjadi dengan selir secara tidak langsung aku membuka gerbang neraka sendiri' Guma Jia dalam Hati.
"Kau tau hukuman untuk orang yang menolak perintah Kaisar" Ancam Liang.
"Dan itu juga berlaku untuk kalian" Lanjut Liang sambil menunjuk Huan dan Jing.
"Yang Mulia" Ucap Jia yang masih memohon.
"Pikirkanlah, besok akan ada orang datang ke kediamanmu. Jika kau menolak orang tersebut akan memberikan hukuman atas perintahku" Seletah mengucapkan Itu Liang segera kembali ke istana.
"Nona Jia bangunlah" Ajak Huan membantu Jia untuk bangun dari sujudnya. Ia membersihkan kotoran yang menempel di Hanfu kuning gadis itu.
"Jia, kau tau kan artinya menjadi selir Kaisar?" Tanya Jing.
"Artinya kita membuka gerbang neraka" Guma Jia lemas. Huan membantunya duduk dan berusaha menopang tubuh lemas Jia.
"Jia aku akan membantumu kabur" Saran Jing berapi-api.
"Benar, kami akan membantumu. bagaimanapun kau sudah kami angap adik" Tambah Huan yakin.
Jia menggelang.
"Tidak, jika aku kabur baik kalian dan keluargaku akan dihukum Kaisar. Aku tak bisa membahayakan banyak orang" Tolak Jia.
Jia bagaikan berdiri di tebing yang dikelilingi jurang. Ia tak punya pilihan lain.
"Lalu apakah Nona Jia akan menerimanya? " Tanya Huan.
"Apakah aku punya pilihan lain?" Tanya Jia kembali.
Sementara kabar Jia Li yang akan diangkat menjadi selir tersebar di dalam Istana. Ketiga selir yaitu Selir Meng, Selir Feng dan Selir Hua sedang membicarakan itu.
"Kak apakah kita akan membiarkan Nona Kedua Li menjadi selir?" Tanya Selir Feng geram.
"Aku sangat ingin menentangnya" Ucap Selir Meng, tangannya mengengam gelas sangat keras seolah ingin meremukannya.
"Andaikan Bisa, tapi perintah Kaisar sangat mutlak" Tambah Selir Hua.
"Sialan" Umpat Selir Meng melempar gelas yang tadi digengamnya ke kolam dibawah mereka.
"Cih, tak akan kubiarkan dia hidup bahagia di sini" Sumah Selir Meng.
Segera Selir Meng meninggalkan dua selir yang lain di Gazebo, ia berjalan menuju kediamannya.
***
Seisi kediaman Li dibuat gempar dengan berita yang Jia bawa.
"Lalu Nona akan menerima?" Tanya Mei cemas, Jia melihat kecemasan yang ditujukan Paman Bai di Nada bicara Mei.
"Jika aku menolak Kaisar akan membunuh semua orang didekatku" Jelas Jia lemas.
Pelayan yang lain juga menunjukan kecemasan mereka siapa yang tidak tau rumor yang beredar di harem.
"Nona Apakah nona tau rumor di harem?" Tanya bibi Fei.
"Rumor yang mana?" Tanya Jia yang sebenarnya tau rumor itu.
"Rumor kalau kenapa kaisar hanya memiliki lima selir sementara tiap menteri selalu mengajukan anak gadis mereka. Bibi mendengar ini saat bekerja di istana, katanya Selir pertama Nona Lian Meng yang kita tau anak perdana Menteri selalu mengangu, mengancam, dan bahkan mencelakai calon selir itu" Jelas Bibi Fei.
"Benar Nona, Ku dengar Nona dari Selatan bahkan diracuni oleh Selir Meng sebelum pengangkatannya. Orang Tua Nona Yang tidak bisa melakukan apa-apa karena diancam perdana menteri, jadi mereka hanya membawa Nona Yang kembali untuk diobati" Tambah Mei.
"Ku rasa Selir Meng tidak akan melakukan itu padaku mengingat ini perintah langsung dari kaisar" Ucap Jia, walau dia sangat khawarir tapi dia coba menenangkan pelayannya.
"Nona biarkan kami ikut ke istana!" Pinta Ni'ang sambil berlutut.
"Benar Nona" tambah serentak Mei dan Bibi Fei yang ikut berlutut.
"Aku tak bisa membahayakan kalian, Sebaiknya kalian tetap di sini menjaga kediamanku dan Ni'ang kau jaga Kedai Bunga malamku" Perintah Jia.
"T-tapi... " Sangah Mei.
"Tidak, kalian tidak kuizinkan ikut denganku. Lagipula di istana ada Miu. Dan jika kalian ikut siapa yang akan menjaga kediamanku dan kedai" Jelas Jia.
Mereka bertiga masih berdiam tapi menganguk.
"Ah aku lapar" Ucap Jia.
"Nona tunggu di sini aku akan memasak" Balas Bibi Fei.
Ketiga orang tersebut meninggalkan Jia sendirian di halaman rumahnya.
***
Sementara kediaman Lili gempar dengan kedatangan Kaisar.
"Yang Mulia kaisar" Sambut Selir Li dan Selir Ying yang kebetulah ada di kediaman Lili.
"Berdirilah" Ucap Liang. Ia segera menduduki tempat utama diikuti kedua selir tersebut.
"Yang Mulia apakah benar pengangkatan adik Hamba menjadi selir?" Tanya Liu Li.
"Apakah kau tidak senang?" Balas Liang tajam.
Selir Li langsung berlutut.
"Tentu tidak yang mulia. Sebaliknya ini menjadi kehormatan untuk keluarga Li" Sangah Selir Li ketakutan.
"Bagus, tak kusangka respon kakak beradik Li sangat berbeda" Ucap Liang dengan seringai tajam.
Selir Ying sedari tadi sudah meremas hanfu pinknya, dia tak menyangka kedua saudara Li bisa berada diposisi Selir.
"Yang Mulia hamba memberi saran, bagaimana jika adik hamba juga diangkat menjadi selir" Saran Selir Ying.
Liang terlihat berfikir, tidak ada salahnya juga. Lagi pula Selir Ying berasal dari barat yang notabene kekuatan mereka hampir menyamai Perdana Menteri.
"Hmm, kalau begitu mereka akan diangkat bersama. Selir Ying segera hubungi Ayahmu suruh dia mengirimkan Nona Kedua Ying" Perintah Liang, Liang segera meninggalkan mereka berdua.
"Kakak apa maksudmu dengan menyarankan Yang Mulia begitu?" Tanya Selir Li.
"Kau begitu polos adikku, Kau tau dengan kedatangan dua anggota lagi secara tidak langsung kita bisa mengulingkan selir Meng yang jahat itu" Jelas Fung Ying senang.
Benar, dengan kedatangan dua anggota lagi kekuatan mereka bisa menyamai Selir Meng.
Sementara itu dikediaman Anggrek bunyi barang pecah saling bersautan. Para pelayan tidak ada yang berani mendekati Selir Meng yang sedang mengamuk. Mendengar adik Selir Ying juga diangkat membuat Selir Meng bagai kesetanan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
senja
Fung Yi licik kah?
2021-09-06
0
Yun Sharei
hanya aku yang merasa reinkarnasi gak merubah apapun... kasian jia
2021-05-03
2
Qįńqįñ
baru kali ini saya nemu time travel diberi 1 kesempatan bukannya bisa merubah alur jadi masuk ke lubang yang sama udah gitu lembek banget dalm bicara tidak wibawa walau seorang kaisarpun harusnya matanya yang gelap kelam itu bisa menjadikan wibawa yang sempurna karena kehidupan yang lalu membuat dia mati !!author saya kecewe baca ini komik pemeran utamanya membuat saya jijik tidak pantas disebut sebagai time travel
2021-05-02
2