Happy Reading.
***
Jia Pov.
Aku menatap seorang gadis yang sedari tadi duduk menyeder di kediamanku. Matanya menyiratkan kekosongan, setelah Kaisar meminta Xiao untuk melayaninya seketika gadis itu bagai tak punya tenaga bahkan untuk sekedar berekspresi.
Aku tau dia bingung, sedih, marah. Tapi perintah kaisar adalah mutlak, bahkan aku yang biasa memberontakpun tak bisa melawannya.
"Adik" Panggilku sambil duduk di hadapannya. Tapi dia tak mengalihkan pandangnnya guna memandangku.
"Huft, Miu kau punya ide?" Tanyaku pada Miu.
"Maafkan hamba nyonya kalau untuk menentang kaisar hamba tak berani" Jawab Miu yang berlutut dihadapanku.
Aku memijit kening pelan. Ini merepotkan sebenarnya tapi aku yakin jika aku tak menyelesaikannya maka mungkin besok gadis di depanku akan gila.
Aku berdiri.
"Miu dan kau pelayan Xiao tolong jaga Selir Ying aku akan keluar sebentar" Ucapku.
"Baik Nyonya" Balas mereka serepak.
Aku berjalan keluar kamarku, rasanya jika aku terus-terusan berada di sisi Xiao maka kesedihannya akan menular.
"Adik!"
Aku menoleh menatap kakakku yang berdiri di sebrang bersama pelayannya.
"Kakak" Ucapku menyakinkanku.
Aku segera menghampirinya dan mengajaknya duduk di bangku taman.
"Adik apa Xiao Ying ada di dalam?" Tanya Kakakku.
"Begitulah kak, dia bagai mumi hidup. Ku rasa dia sangat tetguncang" Jawabku.
"Hm, kakak juga tak mengira selir Ying sampai segitunya. Lalu apakah kakaknya datang mengunjungi?" Kakakku kembali bertanya tapi kini dengan nada yang prihatin.
"Tidak, karena dia tau jika dia menemui adiknya mungkin wajah cantiknya akan hancur di tangan adiknya" Balasku. Tapi dilubuk hatiku tidak memungkiri ingin melihat wajah hancur Fung Ying itu.
"Adik, kakak sarankan kau membicarakan kepada permaisuri. Walau permaisuri terlihat jahat tapi beliau orang yang netral dan cukup bijaksana" Saran kakakku. Aku mengusap dagu dan berfikir untuk mempertimbangkannya.
"Tapi apakah itu ide yang baik?" Tanyaku.
"Kakak fikir itulah jalan satu-satunya. Jika kau menerima saran kakak maka pergilah sekarang sebelum gelap" Ucap kakakku.
"Aku akan coba kak, terima kasih" Ucapku. Aku segera berpamitan dan bersiap menuju kediaman permaisuri.
***
"Hormat Hamba kepada yang mulia Permaisuri" Ucapku sambil memberi hormat pada wanita di depanku.
"Berdirilah Selir Li. Katakan ada apa kau menemuiku?" Balas Permaisuri dengan suara tegas.
"Begini Yang Mulia, Bukannya hamba tidak menghargai perintah yang mulia kaisar. Tapi setelah mendapat perintah untuk melayani Yang Mulia tiba-tiba selir Ying sangat syok dan hanya bisa menatap dengan pandangan kosong" Jelasku, jantungku terus berdetak kencang.
"Syok? Bukankah melayani kaisar itu adalah sebuah kehormatan. Lalu kau mengatakan itu seolah hal tersebut memalukan?" Tubuhku semakin bergetar saat mendengar nada suara Permaisuri yang semakin menekan.
"Hamba tidak berani. Yang Mulia hamba hanya khawatir dengan Selir Ying." Balasku sambil bersujud dihadapannya.
"Coba kau jelaskan apa yang akan terjadi jika Selir Ying tetap melayani yang Mulia!"
"Menurut dari pengamatan hamba, Selir ying memasuki istana bukan keinginannya, dia bahkan mengamuk saat pertama kali datang lalu tanpa dia duga dia diminta untuk melayani yang mulia. Hamba rasa kejiwaannya terancam jika selir Ying tetap melayani yang mulia Malam ini" Jelasku.
"Bangunlah Selir Li. Jadi apa permintaanmu?" Tanyanya yang masih menggunakan nada menekan.
"Hamba memohon permaisuri untuk menyarankan kepada yang mulia agar malam ini hamba yang menggantikan selir Ying" Ucapku.
"Tapi kalu tau konsekuensinya kan jika yang mulia tersinggung?" Pertanyaan itu sontak membuat lututku lemas.
"Hamba paham Yang Mulia" Jawabku yang mencoba tegas.
"Baiklah, kau kembalilah ke Kediamanmu. Jika yang mulia menyetujui maka akan ada orang yang menjemputmu" Perintahnya. Segera aku kembali bersujud.
"Terima kasih permaisuri" Ucapku.
Aku segara kembali ke kediamanku dengan dipapah Miu.
"Nyonya, tadi Selir Ying beberapa kali mencoba membenturkan kepalanya" Lapor pelayan yang kusuruh untuk menjaga Xiao selama aku menghadap Permaisuri.
"Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" Tanyaku panik, aku segera berlari memasuki kediamanku.
"Nyonya sudah ditenangkan Selir Li tadi" Balas pelayan itu. Aku mendekati Xiao yang masih dalam posisi semula.
"Xiao, aku sudah berbicara kepada permaisuri agar kau malam ini tidak melayani Yang Mulia" Ucapku sambil mengusap tangannya.
"Benarkah? lalu?" Tanya Xiao yang mulai terlihat lebih baik.
"Yang Mulia Permaisuri akan mengatakannya kepada Kaisar, kau tidak perlu khawatir" Balasku sambil tersenyum.
"Terima kasih Kakak, aku tak tau harus mengatakan apa lagi" Ucapnya tersenyum dan memelukku.
'Aku tidak bisa memberitahu bahwa aku akan menggantikannya' Gumaku dalam hati, aku melepaskan pelukannya dan menatap bola mata yang mulai terlihat cerah.
"Nah sekarang beristirahatlah" Ucapku.
Dia memberi hormat dan sekali lagi mengucapkan terima kasih sebelum kembali ke kediamannya bersama pelayannya.
"Nyonya, kenapa anda tak memberitahu yang sebenarnya?" Tanya Miu yang muncul dengan teh ditangannya.
"Jika aku memberitahunya maka itu akan menambah bebannya. Lagipula sepertinya yang mulia kaisar punya maksud tersembunyi" Balasku.
"Hamba juga merasa begitu, kedatangan selir ke 7 adalah upaya penguatan kedudukan keluarga Ying, ditambah kaisar tak tertarik dengan Selir 7. Tapi siang tadi kaisar memilih selir 7 untuk melayani yang mulia" Ucap Miu sambil melepas pernak pernik rambutku
"Dan lagi Kaisar tau kalau Selir 7 dekat denganku" Tambahku.
"Hamba rasa ini adalah sebuah undangan tidak langsung kepada Nyonya" Ungkapan Miu membuatku mengerti maksud yang mulia sekarang.
Dia mengundangku lewat tangan Xiao, tapi apa maksudnya?
"Salam kepada selir Ke 6, hamba ditugaskan untuk menjemput anda" Ucap Seorang kasim sambil memberi hormat dihadapanku.
"Aku sudah bersiap, tapi aku punya permintaan! Aku pergi menggantikan selir 7 untuk melayani yang mulia jangan sampai bocor ke publik" Pintaku.
"Hamba mengerti" Balasnya, ku rasa dari penampilannya dia adalah orang kepercayaan kaisar.
Aku segera mengikuti kasim itu, Miu juga ikut denganku dengan membawa pakaian cadangan.
Kami berjalan menuju kediaman kaisar yang sangat mewah dengan para penjaga yang ketat, ku pikir karena dia hebat dalam seni bela diri dia tak membutuhkan penjagaan ketat seperti ini.
Kasim itu membukakan pintu besar dihadapanku.
"Nyonya diperintahkan untuk menunggu di sini" Ucapnya, aku menganguk dan masuk ke dalam ruangan itu.
Aku berdiri di tengah ruangan yang ku tau adalah ruangan pribadi Kaisar. Jantungku berdegup kencang dan bertambah kencang saat aku mendengar langkah kaki dibelakangku.
"Salam kepada yang mulia kaisar" Ucapku setelah yakin orang itu adalah Kaisar.
Ku lihat tangannya terulur meraih daguku.
"Bangunlah selirku!" Perintahnya.
Aku segera bangun dangan tangannya masih berada di daguku, saat aku sudah berdiri sempurna dia mengangkat wajahku. Mata hitamku menatap seorang pria tampan dengan pakaian tidurnya, yang sialnya setengah dada bidangnya dibiarkan terekspos.
"Aku harus memuji kepintaranmu dalam menangkap maksudku" Pujinya sambil menyeringai, sementara tubuhku membeku.
Wajah tampan itu perlahan mendekat ke wajahku, sontak wajahku memerah saar merasakan hembusan hangat nafasnya. Mataku ingin terpejam namun kupaksa terbuka, sementara tanganku tambah meremas hanfu yang kupakai. Bibir lembut nan basah itu ku rasakan mengecup leher sebelah kananku dengan lembut.
Setelah beberapa saat akhirnya dia mengakhiri dengan gigitan kecil dileherku yang kuyakini akan menimbulkan bekas merah. Segera dia menarik wajahnya, dia tetap menyeringai dan tambah menyeringai saat melihat wajahku yang sudah merah.
"Baiklah selir Li ayo kita duduk dan mengobrol" Ajaknya sambil menarikku untuk duduk di bangku.
Bangku tersebut sudah terdapat sebuah meja kecil yang diatasnya terdapat beberapa surat dan peta.
"Selir Li mengapa wajahmu masih merah?" Tanyanya dengan menggoda.
"H-hamba hanya merasa sedikit panas di sini" Kilahku terbata.
'Sial, ternyata ini yang dinamakan pesona Kaisar Liang yang sering kudengar dari para pelayan selir' Gumaku.
"Baik Selir Li aku ingin mendengar mendapatmu mengenai keamanan jalur dagang ini" Ucapnya yang terlihat mulai serius, melihat keseriusannya aku segera menormalkan ekspresiku.
"Yang Mulia bagaimana anda bisa bertanya hal yang penting ini pada selir yang bodoh ini? " Ucapku terkejut dengan peemintaannya. Aku segera berlutut dihadapannya.
"Aku tak bodoh untuk menutup telingaku dari kemampuanmu, bahkan kedua adikku sering memujimu" Balasnya.
"Tapi bagaimanan jika hamba salah?" Tanyaku.
"Maka aku akan menghukum mati keluargamu" Ancamnya.
Aku bergetar dan segera bersujud.
"Hahahaha"
Dia tertawa?
"Kau lucu selirku, aku hanya akan menanyakan keamanan dangang bukan strategi dagang" Ucapnya dengan nada mengejek.
'Sial aku kena tipu' Umpatku dalam hati.
"Atau kau lebih suka menyusun strategi ranjang suami istri" Godanya sembil mendekatkan mulutnya ke telingaku.
"Hamba lebih memilih Strategi keamanan dangang" Ucapku cepat sambil menjauhkan diri dari kaisar itu. Dia segera menganguk dan menyuruhku kembali duduk.
"Menurut hamba..... "
***
Bersambung.
Author mau meminta maaf bagi kalian yang sangat menunggu cerita ini, jujur author kemarin terserang flu dan berhalangan untuk menulis.
Tapi author sangat berterima kasih kepada kalian karna sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini.
Salam Cinta
RiantiTeti
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
No Name
aiyooo... saya suka saya suka saya suka....
2021-09-06
0
Hwang Beiyue
tokoh utamanya agak lemah .. tapi mungkin ini karena masih awal dan akan banyak bagian menarik untuk selanjutnya .. lanjut favorit
2020-05-19
7
Dessy Aan
iy menurut qu...aq pasrah aja d buat author yg ingin sekali aq gigit. buat cerita nanggung.
2020-02-10
7