Yang Mulia

Happy Reading

***

Normal Pov.

Jia langsung jatuh terduduk saat melihat apa yang ditabraknya. sementara yang ditabrak memandang datar Jia.

"Yang Mulia ampuni hamba karena menabrak Yang Mulia" Ucap Jia langsung bersujud dihadapan Kaisar Liang. Seluruh tubuhnya bergetar, mau bagaimanapun pria tampan dihadapannya lah yang memengal kepalanya.

"..." Liang tak bergeming dia malah berjongkok dihadapan Jia.

Tangannya mengangkat dagu Jia agar dia bisa melihat siapa yang menabraknya

Seketika matanya tersedot ke dalam lingkaran segelap malam itu, Kaisar terpesona dengan bola mata Jia yang hitam legam.

"Yang Mulia?" Ucap Jia ketakutan seketika menyadarkan apa yang telah Liang lakukan.

Tanpa berkata apapun Liang meninggalkan Jia yang masih terpaku.

Salah satu prajurit yang menyaksikan kejadian itu langsung membantu Jia untuk berdiri dan menuntun Nona itu ke arah kudanya.

***

"Cheng" Panggil Liang kepada pengawalnya. Cheng adalah pengawalnya yang setia, dia selalu mengawasi Liang dari jauh, bahaya apapun yang menimpa Liang akan Cheng binasakan.

"Ya, Yang Mulia" Jawab Cheng langsung keluar dan memberikan hormat.

"Kau tau siapa perempuan yang tadi menabrakku?" Tanyanya. Liang mendudukan diri di meja kerjanya yang berada dikediaman Matahari.

"Dia adalah Jia Li anak kedua dari Jendral Li dan adik dari Selir Li" Jawab Cheng.

"Hmm, kau tadi tidak muncul saat perempuan itu menabrakku. Apakah kau tau tentangnya?"

"Menjawab Yang Mulia. Hamba memang mengenalnya karena Nona Li beberapa kali mengunjungi Jendral Li saat ada di Istana. Bahkan beberapa kali Nona Li membantu Jendral Li untuk menyusun strategi" Jelas Cheng.

Liang menyeringai seolah mendapat sesuatu yang menarik.

"Bukankah Selir Li adalah kakak Jia Li, lalu kenapa mereka berdua berbeda?" Tanyanya penasaran, walau Liang mengangkat Liu menjadi selir tapi itu tak lain untuk memenuhi permintaan Selit kesayangannya Fung Ying.

"Nona pertama Li mempunyai Tubuh lemah sejak kecil, tapi Nona kedua malah sebaliknya. Bahkan Nona Jia cukup ahli dalam bela diri dang pengobatan" Jelas Cheng.

Liang menganguk tanda paham, segera saja Cheng undur diri.

"Perempuan yang menarik, aku tak akan melepaskanmu begitu saja" Guma Liang sambil menyusun rencana.

"Persiapkan, aku akan ke kediaman Lili" Perintah Liang

"Baik Yang Mulia"

***

Jia menatap pantulan dirinya di cermin, semalam ia tidak bisa tidur karena setiap mencoba tidur ia selalu bermimpi tentang pembantaian itu. Apalagi dengan pertemuannya kemarin membuatnya sangat khawatir.

'Hm, jika aku tak salah seharusnya aku bertemu Yang Mulia setahun lagi. Tapi pertemua kemarin sangat tidak aku duga, ku harap itu tidak membuat sesuatu yang membahayakan' Guma Jia dalam Hati.

Memang dulu sewaktu ayahnya masih hidup Jia pernah melihat Liang saat Liang masih menjadi Putra Mahkota dan itupun Hanya Jia yang menyadari. Mungkin jika dihitung seharusnya pertemuan mereka terjadi tiga kali sebelum Pembantaian itu.

"Nona apakah anda semalam tidur dengan nyenyak? Mata anda sangat sayu. " Tanya Mei yang sedang sibuk dengan rambut Jia.

"Aku beberapa kali mimpi buruk" Jawab Jia.

"Kalau begitu aku akan meminta Bibi Fei untuk membuat ramuan untuk anda" Ucap Mei yang telah menyelesaikan rambut Jia dan bergegas keluar kamar.

Huft

Jia menbuang nafasnya dengan kasar, entah apa yang akan terjadi hari ini.

"Gawat Nyonya!" Teriak Miu panik, Pelayan yang diperintah Jia untuk mengawasi kakaknya.

"Ada Apa Mui?" Tanya Jia Cemas.

"Semalam Yang Mulia mengunjungi Selir Li" Jawab Miu.

"Apa? Lalu apa Yang Mulia lakukan di sana?" Tanya Jia, ia langsung lemas dan terduduk di meja riasnya.

"Saya sedikit mendengar pembicaraan mereka semalam, Yang Mulia menyebut nama Nona" Jelas Miu, dia langsung memegangi tubuh Jia agar tidak terjatuh.

Jia mengurut keningnya bingung, entah apa lagi yang akan terjadi.

"Oke Mui terima kasih laporanmu, kembalilah ke Istana aku sudah tidak apa-apa" Ucap Jia, Mui memberi hormat sebelum pergi.

'Tidak, aku sangat khawatir sekarang. Bagaimanapun Kaisar Liang adalah orang berdarah dingin dia sangat kejam dan tidak pandang bulu. Bahkan dia mengasingkan adik-adiknya karena ikut campur urusannya' Ucap Jia dalam hati.

"Adik?" Guma Jia.

"Ah seharusnya para pangeran hari ini mengunjungi Kedaiku kalau tidak salah. Aku harus segera ke kedai, setidaknya aku harus memperingatkan mereka" Ucap Jia. Tak lama Mei datang membawa sarapan beserta ramuan untuk Nonanya.

***

"Selamat datang Nona Li" Sambut Paman Bai.

"Terima kasih paman" Balas Jia.

"Nona, mencari siapa?" Tanya paman Bai yang heran melihat Jia celingak celinguk mencari sesuatu.

"Aku mencari seseorang paman tapi sepertinya ia belum datang" Jawab Jia.

"Nona saya juga ingin melaporkan bahwa kedai kita sangat ramai, setelah kemarin kita mengadakan promosi menu baru. Bahkan orang-orang meminta kita membuka kedai lebih awal" Jelas Paman Bai dengan mata berbinar.

"Wah aku sangat senang" Ucap Jia tak kalah berbinar.

Tak lama kedua orang yang sedari tadi Jia tunggu datang.

"Jia!" Sapa pangeran ke dua Huan Fai. Jia adalah orang yang mengajarkan Huan pengobatan sehingga mereka cukup akrab.

"Tuan Huan, silahkan masuk" Ucap dia sambil mempersilahkan kedua pangeran itu duduk di ruangan khusus.

"Kakak Li, aku dengar kau punya menu baru. Jadi aku dan kakakku datang ke mari" Jelas Pangeran ke tiga Jing Fai. Jing Fai adalah orang yang sangat akrab dengan Jendral Li dulu dan menjadi teman Jia sewaktu kecil.

"Ya begitulah, tadi aku sudah menyuruh para pelayan membawalan menu baru itu" Jawab Jia.

"Kau cekatan juga" Puji Hua.

"karena aku tau kalian akan kemari" Ucap Jia keceplosan, dia langsung menutup mulutnya dan meruntuki diri.

"Kau sudah tau?" Tanya Jing.

"Yap, Aku punya firasat begitu" Balas Jia gugup.

'Sial seharusnya aku jangan sampai keceplosan' Guma Jia.

"Tuan silahkan ini pesanan kalian" Tiga orang Pelayan masuk dan meletakan nampan yang mereka bawa.

Kedua pangeran itu berbinar.

"Nah cobalah, ini adalah resep kepala koki di sini" Jelas Jia.

Tanpa memperdulikan tata krama kerajaan kedua pangeran itu langsung melahap sup Biji Bunga Teratai sampai habis.

"Jia, menu ini sangat luar biasa aku merasa sangat kenyang sehingga tak bisa berjalan lagi" Ucap Jing ngelantur.

"Wah sepertinya adikku sedang bersenang-senang"

Deg.

Jia mematung mendengar sebuah suara yang sangat dia tidak ingin dengar.

"Yang Mulia bagaimana yang mulia bisa ada di sini?" Tanya Huan sambil membari hormat pada Liang.

"Mana mungkin aku membiarkan kalian bersenang-senang sendiri" Balas Liang.

Tubuh Jia bergetar hebat, dia bahkan tidak bisa bangun dan tangannya berkeringat.

"Nona Li ada apa denganmu?" Tanya Liang dengan nada Menggoda.

Catat! Dulu sebelum Eksekusi Liang pernah menawarkan Jia untuk menjadi selir karena terpesona dengan Mata kelam Jia.

'Bagaimana orang ini ada di sini?' Tanya Jia dalam Hati.

Liang menunduk dan merai tangan Jia untuk membantu Jia berdiri.

"Ku rasa Nona Jia terlalu terpesona sehingga tidak sangup untuk berdiri" Ucap Liang.

"Ah, s-saya sangat terkejut dengan kedatangan yang mulia" Balas Jia Gugup. Tangannya meremas kencang hanfu kung yang dia kenakan.

"Kakak kau membuat Kakak Jia ketakutan" Guma Jing merengek.

"Benar kakak bahkan membuat Nona Jia berhenti bernafas" Tambah Huan.

"Benarkah begitu Nona Jia?"

"A-aku....

***

Terpopuler

Comments

Mohammad Imam Arifien

Mohammad Imam Arifien

Nama pelqyannya Miu atau Mui?

2020-05-26

0

senja

senja

ahhh ibaratnya kek perasaan yg dulu pernah ada pasti skg ttp ada kan? jadi nanti si Kaisar perhatian ke Kakaknya dan si Ular ttp cemburu juga

2020-05-25

0

Hesti Khoiriyah

Hesti Khoiriyah

semangat ka

2020-03-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!