Pertemuan Kedua

Sore itu Nayla dan Rere sudah selesai dengan kuliahnya, Nayla seperti biasa hendak mengantarkan Rere untuk pulang. "Kita mau langsung pulang atau kemana dulu Re?" tanya Nayla sambil memarkirkan motor nya.

Renata sejenak berpikir dan kemudian menggeleng. "Kayaknya kita pulang aja Nay , lo emang gak ngelatih anak - anak dulu gitu? " jawab nya dan membalikkan pertanyaan.

Nayla menggeleng, dan tengah bersiap di atas motor dengan helm yang sudah terpakai dan mulai menstarter mocan nya itu. "Gak ada jawdal latihan hari ini Re." jawabnya Nayla.

Rere tersenyum sambil memakai helm, dan naik ke motor di belakang Nayla. "Ya udah kita pulang aja, kita main di rumah gue dulu ya, lo udah lama kan gak main ke rumah, mama nanyain lo mulu tau! Tiap antar jemput cuma sebatas depan gerbang doang." Gerutu Rere sambil berpegangan pada pinggang Nayla.

Nayla mengganguk "Baiklah, hari ini ada makanan apa?" tanya Nayla dengan senyum melebar dan memperlihat deretan gigi nya itu menoleh pada Rere di belakang nya.

Rere menepuk pundak Nayla pelan. "Kebiasaan deh lo, tiap mau maen pasti nanyain nya makanan mulu." ucap Rere dengan jengkel.

Nayla hanya nyengir sendiri dan menurunkan kaca helm nya yang sempat dia naikkan saat berbicara pada Rere, dia bersiap untuk melajukan motornya ke arah rumah Rere.

"Pegangan Re!" Perintah nya kemudian.

Perjalanan kampus menuju rumah Renata kali ini di tempuh dalam 30 menit karena Nayla melajukan motornya dengan kecepatan sedang, saat itu waktu menunjukkan pukul 3 sore, Nayla langsung memarkirkan motor nya memasuki pintu gerbang rumah Rere saat mereka sudah sampai.

Dan ketika mereka sudah sampai depan rumah Renata, Renata langsung turun duluan dan membuka helmnya. Di susul dengan Nayla membuka helmya dan menggantungnya di kaca spion mocan nya itu. Lalu turun dari motor setelah memarkirkan nya di garasi dekat pintu masuk.

"Drrrt .... drrrt .... drrrttt ...."

Ponsel Nayla berdering menunjukkan satu panggilan masuk disana, terlihat panggilan dari Dio adik kandung nya. "Ada apa dek?" tanya Nayla setelah memencet tombol hijau di hp nya.

"Kak Nay, di suruh pulang sekarang sama ibu, tante Sri ada di rumah sekarang katanya dia kangen banget sama Kakak, katanya pengen cepet ketemu sama kakak." ucap Dio memberitahu Nayla kalau tante mereka yang dari Solo datang berkunjung ke rumah.

"Nayla cepet pulang ! Tante kangen sama kamu sayang." Teriak tante Sri merebut hp dari Dio yang memang kebetulan duduk di samping Dio.

"Eh .... iya tante aku pulang sekarang, aku tutup teleponnya dulu ya tante!" Trup.... Nayla menjawab dengan gugup,sambil menekan tombol merah di hp nya, dia tidak enak melihat raut wajah Rere yang seketika berubah suram.

"Lo mau pulang Nay? Lo kan tadi udah janji mau masuk dulu main bentar di rumah gue ! Ini udah nyampe depan pintu loh masa lo mau pergi Nay?" Decak Rere seraya menundukkan wajahnya yang tiba- tiba merengut dengan tangan yang masih memegang helm.

Nayla menelan saliva nya dengan berat, dia tidak tega melihat wajah sahabatnya itu dia memang sangat jarang masuk ke rumah itu sekedar mampir atau pun bertemu dengan mama nya Renata sekalipun. Ada saja alasan Nayla jika di ajak mampir dulu, bagi Nayla rumah itu terlalu mewah jadi rasanya dia tidak pantas untuk bisa berlama - lama di rumah itu.

"Nanti aja gue main nya ya, nginep deh sekalian. Tante gue yang dari solo ada di rumah sekarang." Bujuk Nayla pelan.

Renata mendongakkan kepala nya yang dari tadi menunduk dengan cepat dengan mata yang berbinar "Bener ya nginep?" ucap Rere meyakinkan Nayla, dia seakan tidak percaya saat Nayla mengatakan akan menginap di rumah nya karena selama ini susah sekali membujuk nya ke rumah walaupun hanya sekedar mampir saja.

Nayla mengganguk dan tersenyum "Iya sayang." jawab nya sambil mengacak rambut Rere.

Rere berdecih dengan mimik muka seperti orang mau muntah "Diih .... Enek gue dengernya." Ujar nya sambil memegang perut dan kemudian tertawa.

"Gue pulang dulu ya." pamit Nayla sambil kembali menaiki motor nya dan memakai helm.

Rere menggangguk dan berdiri di samping motornya Renata "Lo yakin gak mau masuk dulu Nay?" tanya nya kemudian.

Nayla menggeleng lalu mulai menstarter motornya dan membalikkan nya ke arah gerbang "Maaf ya Re, Gak papa kan gue langsung balik lagi gak enak tante gue kayaknya udah lama nunggu." Jawab Nayla.

"Ya udah gih sana pergi, besok jangan lupa ada seminar jam 8 pagi. Jemput gue jam 7 ya!" Rere mengingatkan Nayla.

"Katanya abang lo jadi pembicara nya, kenapa gak bareng aja sih? lo seneng banget ngerepotin gue." Nayla menjawab sambil mengerucutkan bibir nya.

Rere merengut dan kemudian meletakan tangannya di pinggang "Jadi lo udah gak mau antar jemput gue lagi hah, lo udah gak mau jadi ojek gue?" ucap Rere dengan muka serius nya.

Nayla mengkernyitkan dahi nya, rasanya ingin sekali membungkam mulut sahabatnya itu. "Jiah .... jadi ojek lo juga gak pernah di bayar kan? **** nya gue mau aja lagi jadi ojek gratis lo." Jawab Nayla ketus.

Rere memukul helm Nayla sehingga membuat kaca helm nya turun yang tadi nya di biarkan terbuka ke atas. "Lo sendiri yang gak mau di bayar ma gue, kata lo persahabatan itu gak bisa di tuker dengan uang, tapi tiap hari lo minta traktir makan sama gue." tukas Rere mengelak.

Nayla kemudian tertawa dan kemudian menstarter kembali motornya yang sempat di matikan lagi karena Rere mengajaknya mengobrol tadi, dan bersiap melajukan motor nya itu. "Udah ya gue pulang dulu, bye ...." pamit nya kemudian.

Nayla pun pergi meninggalkan Rere yang masih mematung di depan rumah nya, menatap kepergian Nayla hingga menjauh dari pandangannya. Kemudian tak lama keluar seseorang dari dalam rumah Rere dan memanggil namanya.

"Renata, kenapa kamu berdiri di situ?" Tanya orang itu.

Renata menoleh ke arah suara dan sedikit terkejut melihat orang yang mengajaknya bicara itu. "Bang Rey, tumben ada di rumah? Bang Rey gak kerja?" tanya Renata seakan tidak percaya karena biasanya Rey akan pulang saat jam makan malam tiba.

"Abang tadi pulang cepat, agak sedikit pusing tapi sekarang udah baikan. Kamu pulang sama siapa tadi? Naik ojek? Kenapa helmnya masih kamu pegang?" jawab Rey, kemudian bertanya pada adiknya karena heran melihat adiknya yang memeluk helm sambil berdiri di depan rumah.

Rere melihat pada helm di tangannya, lalu mengarah ke abangnya lagi, "Oh .... ini sih helm aku bang, kemaren sempet di bawa sama temen aku, aku suka nebeng sama dia bang." jawabnya kemudian sambil berjalan menghampiri abangnya yang sedari tadi berdiri di depan pintu.

Rey melipatkan tangannya kedepan "Kenapa kamu tidak bawa mobil yang abang siapkan ?dari pada kamu harus panas - panasan naik motor?" tanya nya lagi.

Rere yang akan masuk ke dalam rumah dan sudah melewati abangnya, hendak memegang handle pintu kemudian menoleh pada sang abang. "Kan udah sering juga kita bahas bang, udah ya Rere mau istirahat dulu." Ucap Rere dengan malas membuka pintu mau masuk ke dalam rumah, dan saat ia ingat sesuatu dia kembali menoleh ke abang nya. "Besok jadi ke kampus aku bang?" tanya nya.

Rey hanya mengganguk dan kemudian beranjak mengikuti adiknya masuk ke dalam rumah.

***

Esok harinya jam 8 pagi Nayla dan Renata sudah berada di dalam ruang seminar, mereka memilih duduk di kursi paling belakang, karena kursi yang paling belakang lebih tinggi dari kursi yang berada di depan nya di karenakan posisi kursi di gedung itu seperti tangga yang berundak makin tinggi ke belakang, dengan deretan kursi yang memutar setengah lingkaran mengelilingi sebuah stand mix yang berada di depan dengan kursi - kursi para pembicara seminar ber jejer di depan menghadap para anggota seminar. Bagi mereka disana lebih bisa leluasa melihat semua orang.

Acara pun di mulai, pembawa acara sudah mulai dengan aksi nya dilanjut dengan sambutan dari panitia, bahkan rektor pun sudah memberikan sambutannya. Hingga saatnya Rey memasuki ruang seminar dengan asitennya Jordy semua orang bertepuk tangan begitu pun dengan Nayla dan Renata.

"Abang gue tuh." Ucap Renata pada Nayla sambil menyenggol tubuh Nayla, Nayla sedikit terpaku terpana dengan ketampanan dari kakak sahabat nya itu.

"Gila ganteng banget Re." ucap nya terpana.

Rere tertawa dan menyentil bibir sahabatnya itu. " Kebiasaan deh lo, liat yang bening - bening aja gak bisa mingkem tuh mulut." Ledek nya.

Rey pun kemudian mendapatkan kesempatan nya untuk mengisi acara seminar itu dengan memberikan beberapa wejangan dan motivasi untuk para mahasiswa dan mahasiswi disana agar selalu optimis dan bekerja keras dalam mengerjakan sesuatu jika ingin berhasil seperti dirinya, dengan usia nya yang masih terbilang muda dia bisa berhasil seperti sekarang ini karena hasil kerja keras nya selama ini tentu juga selalu di sertai dengan doa - doa nya dan orang - orang di sekitar nya.

Pandangan Rey selalu tertuju ke depan, tepatnya ke arah dimana Nayla dan Rere berada, dia telah menemukan sosok yang selama ini dia cari dan dia tidak mau kehilangan pandangan sosok itu lagi. Setelah selesai acara semua mahasiswa berangsur pergi meninggalkan gedung seminar itu, di karenakan Nayla dan Rere duduk paling belakang mereka keluar paling akhir.

Rey masih duduk di kursi yang sudah di sediakan panitia sebagai tamu kehormatan berhadapan dengan para mahasiswa yang menyaksikan seminar itu, dengan tatapan nya yang tajam dia masih memperhatikan dua gadis itu. Lalu beranjak berdiri ketika Nayla dan Rere akan mendekati pintu keluar gedung.

"Renata.." panggil Rey

Renata pun berhenti dan menoleh pada sang abang kemudian tersenyum renyah menatap abangnya. "Iya bang." jawabnya masih mematung di depan pintu keluar bersama Nayla yang juga ikut berhenti disana.

Rey menghampiri mereka sambil memasukan tangannya ke dalam saku celana nya. "Kamu mau pulang bareng abang?" tanya nya kemudian tapi matanya masih mengarah pada Nayla. Nayla pun sedikit canggung di buatnya.

Rere sedikit bengong mendengar pertanyaan abangnya, seperti pertanyaan itu bukan untuk dia melainkan buat Nayla karena mata abangnya terus menatap Nayla. "Abang nanya aku?" tanya Renata.

Lalu abang nya menoleh pada Renata "Ya jelas sama kamu, memang nya adek abang siapa lagi?" Rey terlihat agak gugup.

Renata tersenyum kecil dan kemudian melirik Nayla yang dari tadi menunduk karena risih dengan tatapan Rey. "Abang ngajak nya ke aku tapi matanya ke arah yang lain." Ucap Rere sambil menyenggol tubuh Nayla.

Seketika Nayla langsung mendongakkan kepalanya menatap Rere. "Apaan sih lo Re, mata lo aja tuh yang salah lihat." Nayla merasa malu.

Rey hanya tersenyum melihat dua gadis itu. "Seperti nya kita pernah ketemu nona?" ucap Rey tanpa basa basi pada Nayla.

Nayla mengkernyitkan dahi mencoba mengingat kembali apakah benar dia pernah bertemu dengan Rey sebelum nya, kemudian dia menggeleng "Sepertinya bapak salah orang, saya baru kali ini bertemu bapak." ucap Nayla sopan.

Rey terlihat kecewa saat Nayla tidak lagi mengingat nya, sudah 6 bulan Rey mencari Nayla tapi sayangnya di pertemuan keduanya ini ternyata Nayla sudah melupakannya "Mungkin kamu lupa , waktu itu kamu pernah menolong saya ketika dompet saya mau di copet, saya mau mengucapkan terimakasih dan juga minta maaf karena saya sudah menuduh kamu sebagai temannya copet. Dan tolong jangan panggil saya bapak, panggil saya abang seperti Renata memanggil saya." ujar Rey panjang lebar.

Nayla mencoba mengingat kembali dan sejenak berpikir, kemudian wajah nya berubah geram. "Owh .... bapak yang dulu udah di tolong gak tau diri itu ya?" Nayla menunjuk wajah Rey tepat di depan hidung Rey. "Tapi dulu gak seganteng ini." Imbuh nya pelan kemudian.

Rey memegang telunjuk Nayla dan menurunkan nya perlahan "Ternyata saya seperti itu di ingatan kamu ya?" tukas Rey dengan tatapan tajamnya.

Nayla jadi kaku, seakan tatapan itu hendak menelannya hidup - hidup tapi dengan cepat Nayla melepaskan telunjuk nya yang sempat di tahan Rey "Saya maafin kok pak, eh .... bang." ucap Nayla dengan senyum dipaksakan, suasana jadi sedikit kaku.

Rere yang sedari tadi bengong mendengar percakapan antara abang dan sahabatnya itu mulai mencairkan suasana, "Rere pulang sama Nayla aja bang, abang mesti ke kantor lagi kan ? Rere juga masih ada kuliah." ujar nya dan keheningan pun sedikit mencair.

Rey yang masih terpaku kemudian mengganguk. "Baiklah, abang balik ke kantor dulu." ucapnya sambil berjalan melewati mereka berdua dan menuju ke arah mobil.

Renata dan Nayla masih berdiri di tempat yang sama memandang punggung rey dan asistennya pergi. "Eh .... Re, abang lo emang gitu ya ngomong nya? Minta maaf kok kayak mau neken gue. Maksa banget." ucap Nayla membuka pembicaraan.

Renata menoleh pada Nayla dan mengalungkan sebelah tangan nya pada pundak Nayla "Dia sih emang gitu orangnya, tapi sebenernya baik kok apalagi kalau udah akrab, gimana kalau lo gue jodohin sama abang gue?" ucap Renata sambil memainkan halisnya sebelah menatap Nayla dan berhasil mendapatkan pukulan halus di kening nya.

"Ogah gue, masa iya gue jadi kakak ipar lo, yang ada gue di siska terus sama lo tiap hari." tukas Nayla melepaskan rangkulan Renata dan berjalan mendahuluinya.

Renata pun setengah berlari menyusul Nayla "Becanda Nay, beneran juga gak papa kok hehehe." goda Renata lagi.

"Gak jelas lo ah, gue laper ni makan yuk!" Nayla menepuk lengan renata dan menariknya menuju ke arah kantin.

***

Makasih... semoga banyak yang baca dan suka...jangan lupa tinggalkan jejak ya like dan vote nya...

bye...see you.

Terpopuler

Comments

💃💃 H💃💃💃

💃💃 H💃💃💃

nnti jodoh lho nay

2021-03-05

1

zien

zien

semoga sukses 👍❤️

mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 🥰

2021-03-01

1

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

pertemuan kedua

2021-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Nayla Agustina
3 Gara-gara mantan
4 Rasa yang Hilang
5 Pertemuan Kedua
6 MENCARI TAHU
7 Rencana yang Sempurna
8 Cemburu
9 Menghindar
10 Penolakan Nayla
11 Maafkan aku!
12 Merasa lega
13 Bangunlah!
14 Segera terbangun
15 Menyimpan Rasa
16 Perawat pribadi
17 Takdir hidup
18 Permintaan Rey
19 Pulang ke Rumah
20 Bantu aku mandi
21 Siluman katak
22 Pacar siapa?
23 Penasaran
24 Mantannya Abang
25 Tiba-tiba berubah
26 Terbaik untukmu
27 Datang lagi
28 Minta disuapi lagi
29 Difitnah
30 Rekaman
31 Ana meninggal
32 Terbukti bersalah
33 Ternyata
34 Pilihan sulit
35 Masa lalu
36 Persidangan
37 Keputusan Sidang
38 Menerima Kenyataan
39 Rencana Jordy
40 Gagal lagi
41 Pajak Jadian
42 Jordy dan Ana
43 Kejahilan Dio
44 Mengirim Pesanan
45 Terciduk
46 ROSALIA .G
47 Nasihat Ibu
48 Pergi Berlibur
49 Bertemu
50 Membawa ke villa
51 Hanya masa lalu
52 Arti yang Tersirat
53 Dunia Ana
54 Sahabat Lama
55 Ingin berdua
56 Kecelakaan
57 Permintaan Terakhir
58 Merasa Kehilangan
59 Jika Takdir Berkata Lain
60 Merasa Iri
61 Mulai Terpengaruh
62 Kebencian
63 Rencana Lamaran
64 Lamaran
65 Menyerang Setiap waktu
66 Tak Bisa Fokus
67 Firasat Tidak Baik
68 Kehilangan Kesadaran
69 Nayla Hilang
70 Terselamatkan
71 Nayla ku Akan Pulang
72 Nayla Sudah Kembali
73 Pengantin Yang Sebenarnya
74 Ijab Qabul
75 Masih Marah
76 Menyelidiki
77 Buku Panduan
78 Stay At Home
79 Laki - Laki Misterius
80 SEBUAH HUKUMAN
81 MELUAPKAN KERINDUAN
82 MENGINTIP
83 BERKUNJUNG
84 KETAKUTAN
85 MEMPERSIAPKAN PESTA
86 KETAHUAN JUGA
87 ANAK ???
88 PERMINTAAN YANG ANEH
89 GADIS DESA
90 KISAH BARU
91 LUPA
92 JANGAN CARI GARA - GARA
93 KASIHAN SEKALI
94 KESAKITAN
95 SALAH PAHAM
96 IKHLAS
97 OLAHRAGA SIANG
98 AXEL DAN ALEXA ( PART END )
99 BONUS CHAPTER (DRAMA PAGI)
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Nayla Agustina
3
Gara-gara mantan
4
Rasa yang Hilang
5
Pertemuan Kedua
6
MENCARI TAHU
7
Rencana yang Sempurna
8
Cemburu
9
Menghindar
10
Penolakan Nayla
11
Maafkan aku!
12
Merasa lega
13
Bangunlah!
14
Segera terbangun
15
Menyimpan Rasa
16
Perawat pribadi
17
Takdir hidup
18
Permintaan Rey
19
Pulang ke Rumah
20
Bantu aku mandi
21
Siluman katak
22
Pacar siapa?
23
Penasaran
24
Mantannya Abang
25
Tiba-tiba berubah
26
Terbaik untukmu
27
Datang lagi
28
Minta disuapi lagi
29
Difitnah
30
Rekaman
31
Ana meninggal
32
Terbukti bersalah
33
Ternyata
34
Pilihan sulit
35
Masa lalu
36
Persidangan
37
Keputusan Sidang
38
Menerima Kenyataan
39
Rencana Jordy
40
Gagal lagi
41
Pajak Jadian
42
Jordy dan Ana
43
Kejahilan Dio
44
Mengirim Pesanan
45
Terciduk
46
ROSALIA .G
47
Nasihat Ibu
48
Pergi Berlibur
49
Bertemu
50
Membawa ke villa
51
Hanya masa lalu
52
Arti yang Tersirat
53
Dunia Ana
54
Sahabat Lama
55
Ingin berdua
56
Kecelakaan
57
Permintaan Terakhir
58
Merasa Kehilangan
59
Jika Takdir Berkata Lain
60
Merasa Iri
61
Mulai Terpengaruh
62
Kebencian
63
Rencana Lamaran
64
Lamaran
65
Menyerang Setiap waktu
66
Tak Bisa Fokus
67
Firasat Tidak Baik
68
Kehilangan Kesadaran
69
Nayla Hilang
70
Terselamatkan
71
Nayla ku Akan Pulang
72
Nayla Sudah Kembali
73
Pengantin Yang Sebenarnya
74
Ijab Qabul
75
Masih Marah
76
Menyelidiki
77
Buku Panduan
78
Stay At Home
79
Laki - Laki Misterius
80
SEBUAH HUKUMAN
81
MELUAPKAN KERINDUAN
82
MENGINTIP
83
BERKUNJUNG
84
KETAKUTAN
85
MEMPERSIAPKAN PESTA
86
KETAHUAN JUGA
87
ANAK ???
88
PERMINTAAN YANG ANEH
89
GADIS DESA
90
KISAH BARU
91
LUPA
92
JANGAN CARI GARA - GARA
93
KASIHAN SEKALI
94
KESAKITAN
95
SALAH PAHAM
96
IKHLAS
97
OLAHRAGA SIANG
98
AXEL DAN ALEXA ( PART END )
99
BONUS CHAPTER (DRAMA PAGI)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!