Kring ... kring .... kring ...
Bunyi alarm berdering memekakan telinga, tapi tidak membuat Nayla segera bangun dari tidurnya, baginya alarm yang setting tiap pagi itu hanya untuk pelelap tidur nya saja.
"Nayla .... Nayla .... Bangun nak udah siang ini!" panggil ibu Tina, ibu kandung Nayla dari luar kamar Nayla. Tapi tidak ada tanggapan sama sekali sampai - sampai ibunya kehilangan kesabaran dan berteriak lebih kencang lagi.
"Nayla Agustina, kamu mau bangun atau ibu dobrak pintunya ya!" teriak bu Tina sambil terus menggedor pintu kamar anaknya itu.
Sontak gadis cantik itu langsung terperanjat dari kasur nya, bagi nya jika ibunya sudah memanggilnya dengan sebutan nama lengkap nya pasti kemarahan ibunya sudah nyampe ubun-ubun.
"Iya Bu!" sahut Nayla, lalu turun dari ranjangnya menuju pintu kamar. "Udah bangun, kok," tambah nya lagi seraya membuka pintu dan mengucek matanya yang terasa perih.
"Kamu tuh ya, anak gadis tidur udah kayak kebo, itu alarm bunyi udah ribuan kali gak ngaruh sedikit pun," gerutu bu Tina dengan geram.
"Ya kali bu alarm nyampe ribuan kali pecah dong tuh jam weker," sanggah Nayla.
"Cepet sana mandi ! abis itu solat ! bentar lagi juga udah masuk dhuha tau, " perintah bu Tina seraya pergi meninggalkan anak gadis nya yang masih berdiri di ambang pintu kamar.
"Iya ... iya," jawab Nayla sambil menutup pintu, lalu pergi ke kamar mandi, setelah itu dia bersiap untuk pergi kuliah.
Nayla kuliah di perguruan tinggi kedokteran Bandung, dia mendapatkan beasiswa disana, dia memang anak yang cerdas, orang tua nya memang bukan keluarga yang mampu, tapi dengan kerja kerasnya Nayla mampu masuk ke fakultas kedokteran impiannya itu, karena dari dulu dia ingin sekali menjadi seorang dokter spesialis. Mungkin kata orang itu harapan yang miris, dengan kondisi keluarganya yang sederhana menjadi seorang dokter itu adalah pencapaian yang sangat luar biasa.
Nayla sudah rapi bersiap ke kampus nya, dia menghampiri meja makan dimana keluarganya sudah ada disana.
"Lama banget sih Kak?" seru Dio adik kandung Nayla.
"Udah biasa juga kan," celetuk Nayla dengan santainya. Nayla menarik satu kursi kosong lalu duduk di sana.
"Kebiasaan buruk kok di pelihara!" seru bu Tina, sambil mengambilkan nasi ke piring suaminya pak Dimas.
"Gimana nanti kamu udah punya suami,masa kamu bangun keduluan sama suami kamu," imbuh bu Tina lagi. Lalu duduk dan bersiap menyantap makanan di hadapannya.
"Ya ... itu sih bisa di biasakan lagi nanti bu, kalau udah nikah," ujar Nayla sambil tersenyum cengengesan.
"Ih ... memangnya ada yang mau gitu sama kakak? Orang galak gitu. Lihat aja tuh, ototnya keluar semua! Mana ada cowok yang mau pacaran sama pendekar sableng macam kakak." Dio sang adik ikut menimpali sambil tersenyum meledek, Nayla sangat kesal mendengarnya, ingin rasanya dia melempar sendok pada adiknya itu.
"Dio, kamu gak boleh ngomong gitu sama kakakmu! Silat itu penting buat jaga diri, kamu juga harus belajar dari kakak mu," ucap pak Dimas ayah menasihati anaknya.
"Ih, ogah banget," balas Dio sambil mencibirkan mulutnya.
Dio adalah siswa kelas dua Sekolah menengah pertama, dia tidak pernah menyukai dengan yang namanya kekerasan apalagi sampai menyebabkan wajahnya yang tampan menjadi lebam-lebam gara-gara kena pukulan tiap latihan. Sementara Nayla sedari kecil dia sudah di titipkan oleh sang ayah di sebuah padepokan silat saudara nya, karena sang ayah harus bekerja di luar kota selama beberapa tahun, Nayla jadi menggemari olahraga itu hingga dia pernah menjadi atlet silat di kotanya. Tapi setelah kuliah dia memutuskan untuk berhenti menjadi atlet dan fokus dengan pendidikannya. Walaupun demikian dia masih menjadi pelatih silat untuk anak-anak di padepokan kecil dekat rumahnya.
"Kamu cemen banget sih, Dek, paling juga bengkak dikit kalau kena tonjok, itu juga gak bakal lama, kok," cibir Nayla pada adiknya.
"Enak aja kalau ngomong, kakak tuh cewe cantik mana ada pelatih yang berani nonjok muka kakak, mereka gak akan tega, lah kalau sama aku pelatihnya udah gak ada ampun kali," ujar Dio sambil bergidik ngeri.
"Ah, itu mah cuma ketakutan kamu aja, makanya kamu latihannya sama kakak aja, kakak kan cewek jadi gak bakal tega mukul wajah kamu yang ganteng itu," ujar Nayla sambil tersenyum menyeringai.
"Mana ada!" Dio seketika menegang. "Kalau kakak yang latih yang ada malah aku langsung masuk rumah sakit bukan cuma bonyok, patah tulang juga," imbuh Dio sedikit sewot.
"Udah, udah! Kenapa jadi berantem sih? Cepetan sarapannya nanti kalian telat, kamu juga mau jemput Rere kan Nay?" Pertanyaan ibu Tina membuat Nayla terkesiap dirinya lupa jika harus menjemput sahabatnya pagi-pagi.
"Oh iya, Nayla lupa, Bu!" Sahutnya sambil menepuk keningnya pelan. "Mana dia ada kelas pagi hari ini," gumamnya lagi, Nayla pun terburu-buru memakan sarapannya.
"Mampus gue, siap-siap kuping gue panas ini kalau nyampe telat jemput dia," gumam Nayla sambil berlari kecil ke arah motornya.
Sahabatnya itu memang sedikit cerewet jika masalah kedisiplinan, ia tidak akan henti-hentinya mengoceh jika Nayla tidak bisa tepat waktu. Tapi walaupun begitu Nayla jarang sekali tepat waktu dan hal itu membuat sahabatnya selalu uring-uringan setiap hari. Tapi hal itu menjadi warna tersendiri bagi persahabatan mereka. Keduanya selalu akan selalu kompak walaupun sering terjadi perdebatan kecil diantara keduanya.
Nayla menghidupkan mesin motor matic kesayangan nya yang dia beri nama mocan atau 'motor cantik'. Tak lupa juga dia mengenakan helm untuk menjaga kepalanya saat berkendara. Lalu melaju menuju rumah Rere sahabatnya, tapi sebelumnya dia berpamitan dulu dengan kedua orang tuanya
Sedangkan Dio, dia hanya berjalan kaki ke sekolahnya karena kebetulan sekolah nya berjarak tidak jauh dari rumahnya.
Nayla mengendarai motornya dengan kecepatan maksimal, tapi hal tersebut tak membuat kewaspadaan nya menjadi hancur saat berkendara. Walaupun Nayla gadis yang tangguh tapi sebenarnya hatinya sangat melankolis, ia juga bukan cewek tomboy yang bersikap seperti laki-laki. Bahkan penampilannya tak menunjukkan jika dirinya ternyata pandai bela diri. Itulah mengapa banyak laki-laki yang tertarik dengan gadis itu. Tapi Nayla tak pernah mengurbris mereka, fokusnya saat ini hanya untuk pendidikannya saja. Belum ada laki-laki yang berhasil mengetuk pintu hatinya itu.
Atau karena dirinya selalu minder karena laki-laki yang mendekatinya kebanyakan dari keluarga yang berada. Nayla merasa tak pantas dengan mereka semua. Hal ini selalu membuat gadis itu sulit untuk menemukan cinta sejatinya.
***
Jangan lupa like, komentar dan votenya ya readers.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
H!@t>🌟😉 Rekà J♡R@
Suka... nama cast nya mengingatkan sm novel keren yg aku baca,, Reydian ^Rahadi^ (dokter rahadi), Dio Kamadibrata, dan Dimas si boyokethek tp gantengx selangit...🥰🥰🥰
2021-04-14
1
💃💃 H💃💃💃
next
2021-03-05
1
zien
aku hadir disini 👍😘
semoga sukses 😀
mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 😊😘
mari kita saling mendukung karya kita 👍😘
2021-03-01
1