Bunga pun menarik nafas nya perlahan dan membuang nafas nya lembut. mencoba membuat diri nya agar lebih rileks. sedangkan ibu dan bapak nya masih terdiam belum ada yang mengeluarkan suara nya masing masing.
ketika dirasa sudah cukup tenang, bunga mulai berani mengeluarkan suara nya kembali.
"Bu.. maaf kan bunga yang tergesa gesa dalam mengambil keputusan ini. bunga tidak berfikir terlebih dahulu." kata bunga dan sejenak menghentikan ucapan nya.
"Jadi bunga harus bagaimana bu, pak? sedangkan besok dia akan datang ke sini. bunga pun sudah mengiya kan." sambung bunga sendu. Dalam hati nya bingung harus berbuat apa. sedangkan perasaan nya mengatakan bahwa dia sangat mencintai fahri dan sangat ingin menjadi istri dari seorang pria yang sangat dia cintai. tapi mungkin memang dia terlalu buru buru. Di sisi lain dia juga tidak ingin mengecewakan fahri atas keputusan nya yang akan dia dan keluarga nya ambil.
"Nak.. sekarang ibu tanya sama kamu. memang nya kamu sudah benar benar siap untuk menikah? sedang kan usia kamu saja masih 17 tahun. mondok pun belum sampai lulus. kakak kamu pun belum ber istri." kata ibu nya. "Coba kamu tanya dulu sama diri kamu sendiri. memang nya kamu gak mau lulusin mondok kamu dulu. kan 3 tahun lagi." sambung ibu nya.
bunga terdiam sejenak menafsirkan setiap kata demi kata yang ibu nya ucap kan.
"Seperti nya bunga yang terlalu tergesa gesa akan hal ini bu. bunga yang terlalu mengedepan kan nafsu. astaghfirullah." Kata bunga sambil mengucapkan istighfar di kalimat terakhir nya. seakan tersadar atas kesalahan nya.
"Tapi bu, bunga tidak mau mengecewakan mas fahri. pasal nya dia memang sudah sangat ingin menikah, karena orang tua nya pun sudah memerintah kan nya untuk segera menikah agar dapat melanjutkan mengurus pondok pesantren milik orang tua nya." Kata bunga penuh penghayatan.
"Sedangkan kemarin bunga sudah mengiyakan niat mas fahri untuk segera menemui bapak dan ibu." sambung bunga sambil menundukan kepala nya.
Ibu dan bapak nya masih terdiam tak ada yang menjawab ucapan putri bungsu nya itu. mereka masih mencerna setiap kata yang di ucap kan oleh bunga. dan masih memikirkan jawaban apa yang harus mereka keluarkan pada anak nya itu, agar dapat di mengerti dan juga tidak menyakiti hati putri satu satu nya itu.
5 menit berlalu sampai pada akhir nya ibu nya mulai berbicara kembali.
"Nak.. ibu mengerti maksud kamu. ibu mengerti akan perasaan kamu saat ini. karena ibu juga pernah muda." kata ibu nya.
"Tapi nak, jalan yang kamu ambil ini bukan lah jalan yang tepat . coba kalau sebelum nya kamu memikirkan dalam dalam akan hal ini. setelah kamu mendapatkan jawaban yang tepat baru lah kamu menjawab niatan nya fahri. Jika sudah seperti ini yang pasti sudah terlanjur besok fahri akan tetap datang ke sini. ada pun jawaban nya besok bapak dan ibu yang akan bicarakan pada fahri." kata ibu nya penuh penegasan.
Karena memang bu desi dan pak burhan tidak akan secepat itu mengizin kan putri nya untuk menikah. bukan karena menolak jodoh, tapi melihat dari segi mana pun bunga masih kekanak kanakan dan belum sangat belum siap untuk menikah. Apalagi yang nama nya pernikahan bukan hanya sebatas perasaan saling cinta. melain kan butuh kedewasaan , ilmu , dan sebagai nya.
Bunga hanya terdiam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut ibu nya.
Memang sangat benar yang di katakan ibu nya. dan mungkin dia sendiri harus mengambil keputusan yang bijak. Keputusan yang tidak mengecawakan pihak mana pun.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments