Saat ini Kasih sedang berada di dalam sebuah kamar disalah satu kapal pesiar. Ia sedang menangis dan mengunci dirinya dikamar.
“Oh Tuhan kasihanilah aku, mengapa hidupku kini menjadi sangat rumit. Apa yang harus aku lakukan? Aku kini tengah mengandung dan tidak mungkin aku bisa menyembunyikan kandunganku ini dari semua orang terlebih dari keluargaku.”Kasih terisak untuk kesekian kalinya. Ia tidak tau harus bagaimana melanjutkan hidupnya, sudah pasti ia harus berhenti bersekolah dan tidak bisa bekerja. Jika ia tetap melakukan semua itu pasti semua orang lambat laun akan menyadari kondisinya saat ini dan ia tidak menginginkan hal itu terjadi. Saat Kasih sedang menangis dan termenung tiba-tiba terdengar seseorang mencoba membuka pintu, namun karena pintu itu terkunci dari dalam orang tersebut tidak bisa masuk.
“Kasih, buka pintu. Aku perlu bicara denganmu”seru tuan Smith dari balik pintu
Kasih diam tak bergeming. Ia masih terus menangis mengacuhkan seruan tuan Smith yang menyuruhnya membukakan pintu.
Di luar tuan Smith berdecak kesal karena tidak mendapat respon apapun dari Kasih.
“Ambilkan kunci cadangan kamar ini, segera! “ perintah tuan Smith
John yang berdiri disebelah tuan Smith bergegas pergi mengambilkan kunci seperti perintah tuannya barusan.
“kau pikir kau bisa sembunyi dariku, gadis kecil? Kau meremehkanku, Heh! “gimana tuan Smith menampilkan senyum kecil dibibirnya
Setelah beberapa saat John kembali dengan membawa kunci cadangan kamar yang diminta tuan Smith dan menyerahkan kunci itu pada tuan Smith. Segera setelah itu pintu kamarpun terbuka. Kasih yang berada dalam kamar sontak terkesiap karena pintu kamar yang tadinya terkunci tiba-tiba sudah terbuka. Kasih mengalihkan pandangannya kearah pintu hendak melihat siapa yang membuka pintu dan kini sedang masuk.
“Kau?! “ seru Kasih tercengang sembari jari telunjuknya menunjuk kearah tuan Smith yang sedang melangkah masuk ke dalam kamar dengan santai.
“Apa yang kau lakukan disini, pergi! Aku tidak menginginkan kehadiranmu disini.” Ucap Kasih dengan nada ketus mengusir tuan Smith
“Kau menyuruh aku pergi? “tanya tuan Smith sambil jarinya menunjuk dirinya sendiri. Wajahnya memasang tampang pura-pura tidak mengerti
“ya! Itu kau. Aku menyuruhmu pergi keluar dari kamar ini sekarang! “
“hei! nona Kasih, kuberitahu padamu, aku berhak kemanapun aku mau, termasuk diseluruh bagian kapal ini.” Ujar tuan Smith sombong
Kasih semakin sebal dengan gaya pria gila namun sangat tampan dihadapannya ini. Ingin sekali ia langsung menendangnya keluar jika ia bisa. Namun ia tidak mungkin sanggup melakukan itu. Lihat saja tubuh Kasih yang jauh lebih kecil dan mungil dari tubuh pria dewasa dihadapannya ini. Tenaganya pasti jauh lebih kuat jika dibanding dirinya.
‘Haiss!!! Mengapa aku harus berurusan dengan pria gila seperti dirinya ini. Aku benar-benar sedang sial!!!’ Kasih menggerutu kesal dalam hati. Ia semakin bertambah kesal melihat senyum kemenangan yang tersirat diwajah tampan tuan Smtih.
“terserah kau saja. Aku tidak peduli” ujar Kasih yang kesal sembari hendak melangkah pergi namun belum sempat ia melangkah tangannya langsung dicekal oleh tuan Smith. Kasih mendelik marah pada tuan Smith.
“lepaskan tanganmu!” perintah Kasih dengan ketus
“kau harus tetap disini” Kata tuan Smith singkat
Kasih mencoba berontak berusaha melepaskan tangannya.
“duduk!” perintah tuan Smith menggiring Kasih yang masih berontak ke arah kasur dikamar itu.
“apa?!! Untuk apa menahanku disini?”
“kau masih marah?” tanya tuan Smith
Kasih mendengus sebal “apa pedulimu?”
‘dasar pria gila, psikopat, sinting dan bodoh!!! cepatlah bicara dan selesaikan ini aku tidak betah berada satu ruangan denganmu.’
“tentu saja aku harus peduli. Seperti yang sudah dikatakan Adam tadi kau sedang mengandung bayiku. Darah dagingku. Aku jelas harus peduli pada dirimu, gadis kecil.” Tutur tuan Smith menjelaskan sembari menatap Kasih
Kasih mengalihkan padangannya kelain arah tidak ingin bersitatap dengan pria yang sangat ia benci ini.
“ayolah! Aku ingin bersikap baik padamu. Aku tau aku sudah berbuat salah padamu. Sekarang aku ingin bertanggung jawab akan kesalahanku itu padamu. Bagaimana? “ucap tuan Smith mencoba membujuk Kasih
“aku tidak butuh apapun itu darimu. Cukup menjauh saja dariku itu sudah cukup.” Kata Kasih masih dengan nada ketus.
“menjauh?” gumam tuan Smith dengan alis tertautertaut keatas
“aku rasa hal itu tidak mungkin nona, malah mungkin kita harus bertemu setiap hari nantinya..” ucap tuan Smith ambigu
“bertemu? Setiap hari?!!!” Kasih menghembuskan nafasnya kesal “Saat ini saja saya sudah mual melihat wajah brengsekmu itu, kau malah membual Dengan berkata akan bertemu setiap hari? Jika ada hari itu dimana kita akan bertemu setiap hari maka aku pasti benar-benar sedang dikutuk!” seru Kasih dengan lantang suaranya bahkan terdengar jelas sampai ketelinga John yang sedang berdiri diluar kamar.
“sepertinya anda akan benar-benar dikutuk nona”gumam John memandang lautan lepas didepannya.
“sudah selesai bicaranya?! Sekarang waktunya kau keluar dari kamarku!”Ujar Kasih mendorong tubuh tuan Smith keluar dari kamarnya
Tuan Smith yang baru pertama kalinya menerima perlakuan kasar seperti itu sampai tercengang dibuatnya. Diliriknya John yang sedang menatapnya heran
“berani-beraninya bocah itu mendorongku! Tunggu dan lihat saja aku akan memberinya pelajaran nanti” gumam tuan Smith kesal lalu beranjak pergi dari situ diikuti John yang berjalan dibelakangnya.
Kasih yang sudah mendapatkan kembali ponselnya akhirnya dapat bernapas lega meski layar ponselnya tampak menghitam karena kehabisan daya. Akhirnya setelah menyambungkan ponselnya ke pengisi daya Kasih merasa bersyukur ponselnya kini sudah ada ditangannya dan masih berfungsi. Segera dihidupkannya ponsel miliknya itu dan mendapati ada banyak sekali pesan masuk dan panggilan tak terjawab yang berasal dari Karina.
Kasih lalu memutuskan menelpon Karina untuk memberikan kabar padanya bahwa ia baik-baik saja.
“Kasih, ya Tuhan! Aku hampir saja menjadi gila. Kasih apa kau baik-baik saja?” seru Karina khawatir
“aku baik-baik saja, aku sekarang sedang berada diatas kapal. Bagaimana denganmu apa kau baik-baik saja? Kau tidak mengatakan sesuatu pada Ayah dan Ibuku kan?” tanya Kasih balik
“tentu saja tidak. Kau tenang saja orangtuamu tidak tau mengenai kita yang diculik. Dan aku baik-baik saja”
“Oh! Syukurlah” Ucap Kasih mendesah lega
“hei apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa menculik kita berdua lalu memulangkanku begitu saja dan malah hanya membawamu?” tanya Karina ditelpon
“orang yang menculik kita adalah tuan Adam, Rin” Kata Kasih
“tuan Adam...?” ulang Karina bingung
“tuan Adam adalah adik tiru tuan Smith yang tidak pernah diakui oleh tuan Smith. Selama ini Tuan Adam tidak pernah diketahui keberadaannya, bahkan orang luar tidak mengetahui jika sebenarnya tuan Adam adalah adik tiri tuan Smith.” Jelas Kasih pada Karina melalui telepon
“Wah! Benar-benar keluarga yang mengerikan!” ujar Karina tidak percaya. Bagaimana tidak mereka kakak beradik sungguh telah melakukan hal yang terlalu kejam pada sahabatnya, Kasih.
“lalu apa tujuan mereka membawamu? “ tanya Karina kemudian
“tuan Adam berencana membuat seorang wanita menghabiskan malam bersama tuan Smith malam itu...lalu setelah wanita itu hamil, tuan Adam akan membawa pergi wanita itu dan membesarkan anak yang adalah keturunan keluarga Alexander. Tuan Adam khawatir dengan tuan Smith yang tidak pernah mau berhubungan dengan seorang wanita. Jadi ia sengaja membuat skenario untuk menjebak tuan Smith di bar waktu itu.”
“jadi semua ini adalah rencana dari adik tiri tuan Smith?! “seru Karina tidak percaya ”dan karena rencana sialan dari si brengsek tuan Adam itu kau malah terjebak dalam situasi rumit ini. Ah! Aku kesal sekali. Kau ada dimana aku dan akan datang menjemputmu.” Ujar Karina dengan emosi yang meluap-luap
“saat ini aku sedang berada diatas kapal Rin, aku tidak tau kemana arah tujuan kapal ini. Hiks! “ Kata Kasih mulai menangis terisak
“Ok, Ok, sekarang kau tenangkan dulu dirimu. Jangan menangis, Ok. Aku akan meminta bantuan ayahku untuk menolongmu. Kau tidak usah cemas”ucap Karina menenangkan Kasih “sekarang istirahatlah dulu aku akan mengabarimu jika aku sudah berbicara dengan Ayahku”
“baik, terima kasih Rin”
“dasar! Kau ini adikku mana ada seorang adik harus berterima kasih pada kakaknya” Kasih tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu
“aku tutup teleponnya dulu. Nanti aku akan menghubungimu lagi, pastikan ponselmu selalu aktif. Ok! “ ujar Karina mengingatkan
“baik” Ucap Kasih patuh
Panggilanpun berakhir dan Kasih hanya bisa mendesah pasrah menunggu kabar dari Karina untuk datang menolong dirinya. Ia secepatnya ingin kabur dari tuan Smith yang ia anggap sangat kejam karena tidak menganggap tuan Adam juga termasuk keluarganya.
“jika Ayahmu tidak menginginkanmu, masih ada ibu yang akan menjagamu”Ucap Kasih sembari satu tangannya menyentuh lalu mengelus perutnya sendiri.
Sementara itu dikamar lain tuan Smith sedang duduk memperhatikan segala tindakan Kasih dari layar komputer miliknya.
“dasar gadis bodoh”kata tuan Smith sembari terus memperhatikan layar monitor
FLASHBACK ON
Kasih terus mengurung diri dikamar ia tidak ingin keluar apalagi mengizinkan tuan Smith sampai memasuki kamarnya. Kasih hanya akan mengizinkan para pelayan yang masuk tapi tidak untuk tuan Smith. Ia benci jika harus melihat wajahnya dan hatinya terasa sangat sakit setiap kali bertahap muka dengan pria yang begitu tega menghancurkan seluruh hidupnya itu.
Tuan Smith memanggil John untuk menemuinya dikamar miliknya.
“ada apa tuan? “tanya John sembari membungkuk sopan
“suruh seseorang memasang kamera cctv dikamar yang ditempati Kasih. Jangan sampai ia mengetahuinya. Dan sambungkan langsung ke kompterku”ucap tuan Smith yang langsung mendapat anggukan patuh dari bawahannya bernama John
“baik tuan akan saya laksanakan perintah anda”Kata John sembari hendak pergi berlalu sebelum akhirnya tuan Smith berkata lagi
“tunggu, satu lagi aku ingin kau menaruh alat penyadap suara juga dikamar itu sama seperti yang kau berikan di ponselnya”
“baik tuan” Kata John yang kali ini benar-benar pergi berlalu dari kamar tuan Smith.
FLASHBACK OFF
Tanpa Kasih ketahui John sudah mememrintahkan orang suruhannya untuk memasang semua alat yang diminta tuannya. Saat itu Kasih sedang tertidur jadi ia tidak mengetahui sama sekali jika kamarnya sudah sepenuhnya disadap oleh tuan Smith.
“dasar gadis bodoh, mau kabur dariku?”ujar tuan Smith menampilkan evil smirk diwajah tampannya “Hm! Jangan harap!”
Tuan Smith lalu meraih ponselnya dan memanggil John untuk datang ke kamarnya segera.
“selidiki teman Kasih yang bernama Karina, dan antarkan ke kamarku. Kuberi waktu 15 menit!” Kata tuan Smith singkat
Tidak lama kemudian John datang dengan sebuah dokumen ditangannya
“kau sudah menyiapkan apa yang kuminta? “ tanya tuan Smith singkat
John lalu menyerahkan dokumen yang ia bawa pada tuan Smith.
Tuan Smith membuka dokumen itu dan membaca dengan seksama
“nona Kasih dan nona Karina adalah teman dekat tuan. Mereka berdua bersahabat karib. Ayah nona Karina memiliki sebuah pabrik yang bekerjasama dengan perusahaan keluarga Alexander...”Kata John menjelaskan
“bagus! Provokasi ayah Karina agar ia tidak ikut campur urusanku” Celetuk tuan Smith senang lalu mengisyaratkan tangannya agar John keluar dari kamar miliknya
“baik tuan” ucap John sembari membungkuk hormat lalu berlalu pergi
“mau menantangku, huh! Berani sekali!” Gumam tuan Smith tersenyum sinis
Di rumah Karina tampak sang Ayah dari Karina yang sedang dirongrong oleh putrinya itu, Karina memohon agar membantunya untuk membebaskan sahabatnya dari tangan tuan Smith. Namun, sejak tadi sang Ayah terus menolak karena sang Ayah baru saja mendapat ancaman dari John yang langsung meneleponnya dan mengatakan akan membatalkan semua kerjasama antara perusahaan Alexander dan pabrik miliknya.
“sudah Ayah katakan berapa kali jangan sampai menyinggung tuan Smith. Apa kau mau usaha Ayah bangkrut, Karina?!” ucap sang Ayah tagas
Karina masih tidak menyerah untuk meyakinkan sang Ayah agar mau membantunya menyelamatkan Kasih
“Ayah, aku mohon kali ini saja. Tolong sahabatku Kasih. Ia sedang disekap oleh tuan Smith di sebuah kapal...”
“Kasih, Ayah bukan tidak ingin menolongmu dan temanmu itu. Tapi tuan Smith bukan orang yang bisa kita singgung. Jadi, maafkan Ayah” ucap sang Ayah memberi pengertian pada putrinya
“Ayah aku mohon...” Karina masih terus memohon pada sang Ayah namun Ayahnya tetap tidak mau ikut campur
“maafkan Ayah, Nak” Kata Sang Ayah sambil berlalu pergi
“Ayah! Bantu Karina kali ini saja”Kata Karina “Ayah!”
Sang Ayah tidak mempedulikan teriakan Karina dan tetap berlalu pergi meninggalkan Karina yang terlihat kesal
“Kasih, maafkan aku” Gumam Karina sedih
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments