Episode 11 Malaikat Penolong

Karena Kasih sudah diijinkan oleh tuan Smith untuk melakukan

aktivitasnya seperti biasa maka Kasih memutuskan untuk mengunjungi rumahnya. ia

ingin sekalian memastikan seluruh anggota keluarganya benar-benar dalam keadaan

baik-baik saja. Meski diijinkan untuk beraktivitas seperti biasa namun tetap

saja Kasih tidak bisa kemana-mana dengan leluasa ia harus selalu melapor ke

tuan Smith.

Dengan pikiran yang kacau Kasih berjalan pelan menuju arah rumahnya.

Pikirannya melayang memikirkan apa yang harus dikatakannya pada keluarganya

nanti. Karena tak memperhatikan jalanan didepannya Kasih hampir tertabrak

sebuah mobil. Mobil itu ternyata milik Rey, pemuda yang selama ini disukai  secara diam-diam oleh Kasih. Kasih nampak

terkejut setelah hampir saja tertabrak ketika hendak menyebrang secara tak

hati-hati tadi.

“Kasih?” terdengar suara Rey yang sudah keluar dari mobil

untuk mengecek keadaan Kasih.  Kasih

tersadar dari keterkejutan bercampur kegugupan yang sedang melanda dirinya.

Belum lagi ia sama sekali tak pernah berbicara dengan Rey. selama ini ia hanya

betah mengagumi sosok Rey dari kejauhan. Rey sudah berdiri dihadapan Kasih

sambil memandang Kasih dengan wajah khawatir. Tak mendapatkan respon dari Kasih

‘gadis ini pasti sangat terkejut.’

“apa kau tak  apa-apa

Sih? Apa perlu ke rumah sakit?” tanya Rey dengan nada khawatir sambil memegang

kedua bahu Kasih.

Kasih lalu tersadar dari pikirannya yang melebur

“aku tak apa kak…Rey” ada suatu perasaan senang bercampur

sedih saat Kasih akhirnya bisa berbicara dan menyebut nama pemuda itu untuk

pertama kalinya. Namun segera ditepisnya perasaan itu ia lebih memfokuskan diri

untuk hanya memikirkan keluarganya saat ini.

Wajah Rey menampakkan ekspresi lega ketika Kasih mengatakan

bahwa ia baik-baik saja.

“syukurlah kau tak apa-apa Sih. Kau akan pergi kemana? Aku akan

mengantarkanmu. Ayo ikut aku.” Ajak Rey mengandeng lengan Kasih

“aku hanya ingin pulang Kak. Maafkan aku karena tidak

hati-hati.” Kata Kasih “aku bisa pulang sendiri kak, tidak perlu diantar.”

Kasih berusaha menolak tawaran Rey untuk mengantarnya pulang ia tak ingin Rey

mengetahui dimana rumah Kasih sekarang paska kebangkrutan ayahnya. Kasih yakin

Rey sudah tau mengenai kabar tentang keluarganya yang beredar. ‘berita sebesar

itu tak mungkin tersembunyi dari kota ini’ namun ia tetap merasa malu dan tak

percaya diri jika pertemuan pertama dengan pemuda yang ia sukai harus diawali

dengan melihat keadaannya saat ini.

“tak apa Sih. Aku akan mengantarmu sampai rumah.” kata Rey

agak bersikeras. Kasih tak kuasa menolak ia pun terpaksa ikut masuk kedalam

mobil Rey.

Di dalam mobil suasana terasa sedikit canggung. Terlebih

bagi Kasih yang sedari tadi menahan perasaannya. Ia senang walaupun hanya

sebentar ia ingin menikmati saat ini. ia tak pernah membayangkan saat ini akan

tiba juga dalam hidupnya. Jika bisa Kasih ingin agar waktu berhenti walau hanya

sebentar supaya ia bisa berlama-lama dengan Rey.

Sudah sejak SD Kasih terus memperhatikan dan menyukai Rey

diam-diam. Kasih tak berani mengatakan perasaannya karena saat SD Kasih terus

mengalami pembullyan bahkan pelecehan oleh teman-teman sekolahnya. Ia malu jika

sampai orang yang disukainyai mengetahui hal itu dan memilih untuk jadi

pengagum rahasia saja. Dikarenakan kondisi orangtua Kasih yang selalu saja

penuh dengan pertengkaran antara sang Ayah dan Ibu. Orangtua Kasih sering

sekali betengkar tentang banyak hal terlebih pernikahan orangtuanya terjadi

tanpa adanya restu dari Ibu Ayahnya yang notabene menentang keras pernikahan

sang Ayah dan Ibu, namun demikian orangtuanya memilih untuk tetap menikah walau

tanpa restu sekalipun. Alhasil rumah tangga mereka selalu ditempa masalah bahkan

nenek Kasih akhirnya mengusir mereka dan memutuskan hubungan dengan mereka. Hal

inilah yang mengakibatkan Kasih tumbuh menjadi seorang pribadi yang tertutup

ditambah pembullyan yang dialaminya selama berada di sekolah Kasih tak punya

teman ataupun orang yang dekat dengannya. Ia hanya punya orang tua dan

adik-adiknya. Ayahnya yang terusir berusaha dari bawah dengan modal kepercayaan

dan kerja keras Ayah Kasih akhirnya bisa sukses dan menjadi salah satu

pengusaha yang kaya dan terpandang di kota X.

“maafkan aku yang hampir menabrakmu tadi Sih, kau

benar-benar tak apa-apa kan?” tanya Rey memulai pembicaraan. Diliriknya Kasih

yang ada disamping kemudi. “apa sebaiknya kita ke rumah sakit saja?”

“tidak perlu…sungguh tidak perlu ke rumah sakit kak, aku

sungguh baik-baik saja kok. Kakak tidak usah khawatir begitu.” Kasih menolak

halus

“benarkah? Benar tak perlu ke rumah sakit?”

“iya. Kakak tak perlu khawatir aku tak apa. sungguh.” Kata

Kasih berusaha menyakinkan Rey.

“baiklah. kita tak akan ke rumah sakit tapi kau harus

memberikanku nomer ponselmu Ok?”

Kasih sedikit terkejut mendengar permintaan Rey yang

tiba-tiba meminta nomer ponselnya. ‘harusnya aku senang akhirnya hari dimana

aku punya kesempatan agar bisa dekat dengan Rey akhirnya datang. Tapi aku saat

ini sudah bukan Kasih yang dulu. Aku bahkan sudah kehilangan mahkotaku, aku tak

pantas bahkan hanya untuk bergandengan dengannya. Aku harus tau diri, tidak

boleh menaruh angan-angan yang hanya akan menyakitiku nantinya…’

“bagaimana? Apakah boleh?” tanya Rey lagi karena Kasih hanya

diam tak merespon pertanyaannya barusan.” Aku hanya ingin benar-benar

memastikan kau tak apa-apa. itu saja” imbuh Rey sembari menyunggingkan senyum

manisnya pada Kasih. Kasih salah tingkah dibuatnya. ‘jangan tersenyum begitu

dong aku kan jadi susah melepasmu kak.’ Keduanya pun bertukar nomer ponsel

masing-masing.

Mobil berhenti tepat di depan rumah Kasih.

“terima kasih sudah mengantarku kak” ucap Kasih tersenyum

“iya” ucap Rey“aku akan menghubungimu nanti.kau harus janji

untuk menjawab telpon dariku. Ok?” Kata Rey sebelum Kasih hendak turun dari

mobil

“baik” kata Kasih lalu melangkah turun dari mobil. Mobil melaju

dengan diiringi lambaian tangan Kasih.

Kasih lalu masuk kedalam rumahnya. Di dalam tampak ada

ibunya sedang menyiapkan sarapan. Kedua adiknya juga tampak duduk menikmati

sarapannya.

“Kasih!” seru Ibu ketika melihat yang membuka pintu rumah

ternyata adalah putri tertuanya yang tidak pulang berhari-hari. “kamu kemana

aja nak, Ibu khawatir” tanya ibu khawatir

Kasih lalu mengambil bangku lalu ikut duduk hendak sarapan

bersama.

“maafkan Kasih bu. Kasih bekerja” kata Kasih “tempat kerja

Kasih lumayan jauh jadi Kasih memutuskan untuk menginap.” Kasih terpaksa

berbohong ia tak ingin keluarganya khawatir. Jika keluarganya mengetahui Kasih

mengalami penculikan bahkan dirinya sudah diperkosa oleh orang yang entah siapa,

Kasih tak berani membayangkan bagaimana reaksi sang Ibu.Kasih adalah putri

tertua, ia punya tanggung jawab yang besar terlebih dengan kondisi mereka yang

sekarang. Kasih tak mau membebani keluarganya dengan apa yang terjadi pada

dirinya. Ia lebih memilih untuk menanggungnya sendiri.

Sang ibu yang

mempercayai putrinya tak berniat bertanya lebih jauh. Ia yakin dan sangat

mempercayai putrinya Kasih karena selama ini Kasih memang tak pernah berbuat

yang macam-macam. Kasih adalah tipikal anak yang penurut Kasih juga tak punya

teman lain selain Karina.

“baiklah. lain kali beri kabar pada Ibu supaya ibu tak perlu

khawatir, Ok?” kata ibu sembari memberi piring berisi makanan pada Kasih. “makanlah”

Dalam hati Kasih bersyukur ibunya tak betanya lebih jauh

padanya karena Kasih sudah tak sanggup lebih lama berbohong didepan sang ibu.

“baik bu. Terima kasih”kata Kasih menyambut makanan yang

diberikan sang ibu.

Setelah selesai sarapan Kasih hendak bersiap untuk menjenguk

sang Ayah dirumah sakit. Hari ini adalah hari minggu. Kesempatan bagi Kasih

untuk mencari tau kejadian yang menimpa dirinya.

Kasih POV

“Ayah sudah sadar Sih.” Kata Ibu saat ia dan sang ibu sedang

membersihkan meja makan setelah mereka sarapan pagi. Raut wajah kebahagiaan

tersirat diwajah Kasih namun ia menjadi bingung kenapa sang ibu tampak bersedih

dengan kabar sang Ayah yang sudah siuman.’ Ayah..terima kasih Tuhan’ Kasih

sangat bersyukur.

“syukurlah Bu. Kasih sangat senang mendengarnya.” Kata Kasih

senang “lalu kapan Ayah boleh pulang ke rumah Bu?”

Dengan raut wajah sedih ibu menghela nafas mempersiapkan

hatinya untuk menjelaskan pada sang anak

“entahlah Sih” kata Ibu lesu. Kasih tampak bingung dengan

perkataan ibunya. “kata dokter Ayahmu sudah bisa pulang. Hanya…” imbuh Ibu

“Hanya apa Bu?” potong Kasih tak sabar

Menghela nafas ibu lalu berkata “kita tak punya uang untuk

membayar biaya rumah sakit Sih, Ayahmu sudah begitu lama dirumah sakit jumlah

tagihannya tak sedikit.”

Kasih terdiam ia tampak berpikir. “Ibu tenang saja ya…”kata

Kasih menenangkan sang Ibu,”biar nanti Kasih yang memikirkan soal biaya”

“maafkan Ibu dan Ayah sih. Semua karena Ibu dan Ayah yang

tak pernah mendengarkan saran darimu. Kami terlalu bodoh sampai mudah diperalat

orang keji seperti tuan Darma” Ibu memeluk Kasih dan mulai menangis

“tidak apa-apa bu. Kasih tak menyalahkan Ibu atau Ayah. Ini

semua salah tuan Darma. ia yang mengakibatkan usaha Ayah sampai bangkrut.”

Kasih dan sang Ibu berpelukan berusaha saling menguatkan.

Kasih POV END

“Nona Kasih, Ayah anda sudah boleh pulang. “ kata sang

dokter di dalam ruangannya dirumah sakit tempat Ayah Kasih dirawat. Kasih tentu

senang dengan kabar mengembirakan ini namun disisi lain ia juga bingung

bagaimana caranya melunasi tagihan rumah sakit.

“maafkan saya dok, apa bisa… emmm..?” Kasih agak ragu

mengatakannya

“nona Kasih?” panggil sang dokter sambil melambaikan

tangannya diwajah Kasih yang tampak melamun.

“ah? Iya dokter? Ada apa?”

“apa anda menyimak apa yang saya bicarakan barusan Nona?”

“tentang apa dok?”

“Ayah anda sudah boleh pulang” kata sang Dokter

Kasih hanya terdiam tak tau harus senang atau sedih ia masih

bingung memikirkan bagaimana melunasi tagihan rumah sakit sang Ayah. ‘aku baru

mulai bekerja dari mana aku mendapatkan uang’. Menyadari lawan bicaranya tampak

bingung sang dokter lalu mengeluarkan sebuah kertas dan menyerahkannya pada

Kasih. Dengan lemas Kasih menerima kertas itu dan membacanya. Ia terfokus pada

jumlah tagihan yang tertera pada kertas itu. ‘gawat! Tagihannya begitu banyak

bagaimana aku akan membayar…’  lalu mata

Kasih tertuju pada sebuah cap LUNAS yang membuat dahinya mengernyit.

“dok, tagihan ini apa benar milik Ayah saya?” tanya Kasih

bingung

“tentu saja, anda bisa melihat nama yang tertera disitu”

ucap sang dokter lalu menunjukkan nama ayah Kasih pada lembar kertas yang

dipegang Kasih.

“ini benar milik ayah saya dok, namanaya tertera pada lembar

kertas ini, tapi siapa yang melunasi tagihannya? Saya kan belum membayar

dok.”tanya Kasih tak mengerti ‘siapa kah dermawan yang begitu baik hati

menolongku’

“saya tidak tau nona. Anda bisa menanyakan hal itu pada

bagian resepsionis.” kata Dokter itu kemudian.

“baik dok, terima kasih. Saya permisi” Kasih lalu keluar

dari ruangan itu dan bergegas ke tempat resepsionis untuk menanyakan siapa

kiranya yang sudah menjadi malaikat penolongnya. Sepeninggal Kasih dari ruangan

sang Dokter tampak menelpon seseorang

“tuan, saya sudah melaksanakan tugas saya.” Ujar sang Dokter

di telpon

Kasih yang sangat penasaran segera menghampiri resepsionis

untuk mencaritahu. Akan tetapi setelah menanyakan pada resepsionispun Kasih tak

mendapat jawaban siapa yang sudah menolongnya membayar tagihan rumah sakit.

Tring! Tring!

Ponsel Kasih berdering dilayar menampilkan nama Karina.

Kasih mengangkat panggilan itu dan meletakkan ponselnya ditelinganya.

“KASIH!!!!” seru suara diseberang telpon yang adalah

sahabatnya Karina. Kasih mengusap telinganya yang berdenging dikarenakan

teriakan Karina.

“astaaga, bisa tidak pelankan sedikit suaramu, Aku belum

tuli bodoh!” umpat Kasih kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.

“ah! maafkan aku.” Kata Karina “kau ada dimana selama

beberapa hari ini Sih? aku mencarimu kemana- mana ibumu bahkan tak tau kau

kemana. Kau tak tau betapa cemasnya aku. Aku bahkan menelpon polisi dan

menyuruh membuat selebaran untuk mencarimu” ucap Karina heboh

“dasar bodoh. Kau membuat kehebohan dimana-mana” ucap Kasih

berlagak kesal.

“mau bagaimana lagi aku kan panik kau tiba-tiba menghilang”

Ucap Karina berlagak sedih “kau dimana sekarang?”

“aku baik-baik saja. aku sedang di rumah sakit menjemput

Ayahku.”

“oh iya syukurlah tuan Avisha sudah bisa pulang” kata Karina

senang “kau tunggu disitu saja aku akan datang menjemputmu jangan kemana-mana.”

Putus Karina lalu memutuskan sambungan telvon dengan cepat. ‘aneh. Aku sudah

menyuruh polisi dan anak buah Ayah untuk mencarinya kemana-mana tapi ia seperti

bersembunyi di alam lain. Kemana sih sebenarnya ia pergi? Dasar anak itu’

Karina merasa sangat aneh karena ia sudah susah payah menyuruh polisi bahkan

membujuk sang Ayah untuk membantunya mencari keberadaan Kasih yang tiba-tiba

menghilang, tapi tak satupun yang mengetahui keberadaannya. Meski Karina tidak

sekaya keluarga Avisha namun ia masih termasuk salah satu keluarga terpandang

dan kaya tentu saja untuk menyewa orang mencari keberadaan Kasih bukanlah hal

yang sulit. Namun kali ini ia sama sekali tak bisa menemukan keberadaan Kasih.

“dasar anak ini aku belum selesai bicara…”kata Kasih

mendumel.

Diruang rumah sakit yang berisi beberapa orang lain yang

juga dirawat diruangan itu, Kasih tampak sedang membereskan barang-barang sang

Ayah. Kasih sangat lega Ayahnya sudah bisa pulang karena tagihan rumah sakit

sudah dibayar. Meski Kasih masih belum mengetahui siapa orang yang sudah menolongnya

membayar semua tagihan itu Kasih hanya  bisa bersyukur dan berjanji dalam hatinya nanti ia akan mengucapkan

terima kasih pada malaikat penolongnya itu. ‘apa mungkin Karina yang telah menolongku?’

Kasih bertanya-tanya dalam hatinya’ aku akan menanyakannya dan berterima kasih

padanya jika nanti bertemu dengannya’. Kasih tersenyum senang ada perasaan lega

meyeruak dalam dadanya setidaknya ia bisa merasa senang saat ini Ayah sudah

bisa pulang dan urusan biaya juga sudah beres.

“Kasih…” suara panggilan ayah membuat Kasih menghentikan

aktivitasnya memasukkan barang-barang sang Ayah ke dalam tas. Kasih segera

menghampiri sang Ayah yang baru saja terbangun dari tidurnya.

“ayah sudah bangun…” ucap Kasih sembari membantu sang Ayah

untuk duduk bersandar diranjang. “apa ayah butuh sesuatu? Perlu Kasih ambilkan?”

tanyanya perhatian

“ah tolong ambilkan Ayah segelas air.” Kata sang Ayah

Kasih lalu mengambilkan air untuk sang Ayah.’

”terima kasih sayang”

Kasih memperlihatkan senyum manisnya pada sang Ayah “minum

pelan-pelan yah.”

“iya.” Ucap sang Ayah meminum air yang diberikan Kasih. Setelah

minum sang Ayah lalu segera menggenggam tangan putrinya. Kasih. “maafkan Ayah

nak. Jika bukan karena kebodohan Ayah, semua ini tidak akan terjadi…” Ayah

Kasih terisak.

“apa yang Ayah bicarakan. Ini bukan salah Ayah. Jangan menyalahkan

diri Ayah. Tidak ada yang perlu dipersalahkan semua sudah terjadi yang penting

Ayah sudah sehat dan bisa kembali pada kami Kasih sudah sangat bersyukur”.Kasih

memeluk sang Ayah sambil ikut menangis. Hati Kasih terasa sangat perih melihata

ayahnya yang biasanya terlihat kuat kini terlihat begitu menyedihkan. Tubuhnya tampak

lebih kurus dan lemah sangat berbeda dengan sang Ayah yang selalu dilihat Kasih

selama ini. Ayah nya adalah seorang yang walaupun bertampang garang namun

hatinya sangat lembut begitu suka menolong orang lain tanpa pamrih. Ayah yang

sangat memanjakan anak-anaknya. Sang ayah memang hampir tiap kali bertengkar

dengan sang ibu namun tak pernah sekalipun ia memarahi anaknya atau orang lain.

Sang Ayah dimata Kasih adalah sosok pria lembut dan pekerja keras. Terbukti sang

Ayah yang hanya bermodalkan kerja keras dan tekad yang kuat mampu membangun

usaha toko pakaian yang berkembang sangat pesat walaupun tanpa dukungan dari

keluarga besar Avisha.

“ayo kita pulang temui ibu dan adik-adik di rumah Yah..

mereka semua sudah menunggu Ayah.”kata Kasih kepada Ayahnya yang masih

menangis.

“Ayah tidak bisa pulang Sih. tagihan rumah sakit belum

dilunasi..”

“Ayah tenang saja, ada orang baik hati yang menolong kita”

“siapa Sih?”tanya Ayah penasaran

“aku juga tidak tau Yah, aku sudah berusaha mencari tau tapi

tidak ada yang tau siapa yang sudah membantu kita” ucap Kasih menjelaskan

Tok! Tok!

Terdengar suara pintu diketuk. Tampak Karina muncul dibalik

pintu, Kasih dan Ayahnya melihat Karina yang masuk keruangan.

“hai paman saya Karina teman Kasih” ujar Karina

memperkenalkan dirinya pada Ayah Kasih

“Ayah, ini teman Kasih yang membantu kita memberikan rumah

untuk kita tinggali dia banyak berjasa menolong Kasih selama ini Yah..” Kasih

memperkenalkan Karina pada Ayahnya.

“terima kasih Nak Karina atas bantuannya… paman tidak tau

kapan baru bisa membalas kebaikan nak Karina..” ujar Ayah Kasih pada Karina

“paman jangan sungkan pada Karina. Kasih dan Karina sudah

seperti saudara..” saat mengucapkan kata saudara tampak air muka tuan Avisha

berubah sedih. Ia teringat tuan Darma yang sudah dianggapnya seperti saudara

kandungnya namun begitu tega menghancurkan hidupnya. “…kandung” Karina yang

menyadari perubahan wajah tuan Avisha merasa bersalah “maafkan Karina kalau

Karina salah bicara..”

“tidak apa-apa Nak… paman tidak apa-apa hanya sedikit

mengingat…”ujar tuan Avisha yang langsung dipotong Kasih

“ayo kita pulang saja dulu, ibu pasti sudah menunggu kita

dirumah Yah”

“ah!” tuan Avisha tersadar “kau benar Nak. Ayo kita pulang

temui Ibumu dan adik-adikmu”

Setelah memasukkan semua barang kebagasi, mobilpun melaju

meninggalkan area rumah sakit menuju rumah Kasih. Sesampainya di rumah mereka

disambut Ibu Kasih dan kedua adik Kasih yang sudah menunggu kedatangan mereka

di depan pintu setelah sesaat menerima pesan singkat dari Kasih yang mengatakan

mereka akan segera sampai di rumah.

“sayang..!!” seru Ibu

Kasih lari menghampiri tuan Avisha dan memeluknya sambil terisak “tega sekali

kau padaku, kau tidur begitu lama apa kau pikir aku tidak kesepian,,? Aku.. aku

begitu takut dan sedih kau tidak kunjung sadar..siapa yang akan menemaniku

bertengkar jika kau tak ada…” suara Ibu bergetar disela tangisannya. Ayah

membalas pelukan Ibu sembari menepuk pelan punggung Ibu menenangkan Ibu dari

tangisannya. Akhirnya setelah sekian lama akhirnya Kasih bisa melihat Ayah dan

Ibunya harmonis seperti saat ini. ‘sepertinya ada hikmahnya juga jadi orang

miskin ya…’

“sudah…sudah...jangan menangis lagi aku sudah kembali, lihat

kan aku sudah ada disini. Aku akan menemanimu bertengkar sampai kau puas… hm..?

kata Ayah menatap Ibu yang masih terisak.

“kau ini benar-benar..” ibu memukul dada Ayah pelan lalu kedua

adik Kasih datang menghambur kedalam pelukan Ayahnya. Karina dan Kasih yang

menyaksikan kehangatan ini hanya tersenyum bahagia. Mereka semua tertawa

bahagia dan masuk kedalam rumah. Saat hendak ikut masuk ke dalam rumah langkah

kaki Kasih terhenti saat sebuah masuk ke ponselnya yang membuat raut wajah

Kasih berubah tegang seketika.

BERSAMBUNG….

Terpopuler

Comments

Yolanda Tahalea

Yolanda Tahalea

paling jg yg bayarin si smit gila

2021-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Prolog
2 Episode 2 Pengagum Rahasia
3 Episode 3 Karina
4 Episode 4 Berteman dengan Karina
5 Episode 5 Kemarahan Nirmala
6 Episode 6 Awal Baru Kehidupanku
7 Episode 7 Pekerjaan Pertamaku
8 Episode 8 Diculik
9 Episode 9 Pria Gila
10 Episode 10 Rencana Kasih
11 Episode 11 Malaikat Penolong
12 Episode 12 Memberitahu Karina
13 Episode 13 Salah Kamar
14 Episode 14 Perjodohan
15 Episode 15 Pernyataan Cinta yang Tiba-tiba
16 Episode 16 Hamil?
17 Episode 17 Masa Lalu Tuan Smith Part 1
18 Episode 18 Masa Lalu Tuan Smith Part 2
19 Episode 19 Tuan Adam
20 Episode 20 Berencana Kabur
21 Episode 21 Membatalkan Pertunangan
22 Episode 22 Dikurung di Mansion
23 Episode 23 Rahasia Kasih Terbongkar
24 Episode 24 Ibu Mertua
25 Episode 25 Dipaksa Menikah
26 Episode 26 Ayah Kasih
27 Episode 27 Calon Suami
28 Episode 28 Menemui Rey
29 Episode 29 Hari Pernikahan
30 Episode 30 Nyonya Alexander
31 Episode 31 Menginap
32 Episode 32 Tidur Bersama
33 Episode 33 Pergi Berbelanja
34 Episode 34 Bertemu Nirmala
35 Episode 35 Bekerja
36 Episode 36 Mengidam
37 Episode 37 Kasih Terjatuh
38 Episode 38 Pergi Berlibur
39 Episode 39 Apa Yang Kurasakan
40 Episode 40 Nama Bayi
41 Episode 41 Jangan Bermimpi Lari Dariku
42 Episode 42 Rahasia Karina
43 Episode 43 Tuan Kaya Yang Suka Mengganggu
44 Episode 44 Sebuah Kalung
45 Episode 45 Pesta
46 Episode 46 Menghilang
47 Episode 47 Tuan Smith Menggila
48 Episode 48 Pengawal Pribadi
49 PENGUMUMAN
50 Episode 49 Bayiku Ed
51 Episode 50 Namira dan Dita
52 Episode 51 Bertengkar
53 Episode 52 Rumah Ayah dan Ibu
54 Episode 53 Ulang Tahun Kasih
55 Episode 54 Serangan Nenek Kasih
56 Episode 55 Membatalkan Kontrak
57 Episode 56 Sekretaris
58 Episode 57 Berani Menyentuh Wanitaku? Cari Mati!
59 Episode 58 Dia Membelaku
60 Episode 59 Kurasa Aku Mengenalmu
61 Episode 60 Belikan Aku Sebuah Dasi
62 Episode 61 Dasi Untuk Dan
63 Episode 62 Raja Iblis Jahat
64 Episode 63 Cemburu
65 Episode 64 Hatiku Tergerak Olehmu
66 Episode 65 Makan Malam Romantis
67 Episode 66 Mabuk
68 Episode 67 Tanda Terima Kasih
69 Episode 68 Surat Ancaman
70 Episode 69 Brandon
71 Episode 70 Mengerjaiku
72 Episode 71 Ketahuan
73 Episode 72 Hukuman
74 Episode 73 Berkencan dan Berlibur
75 Episode 74 Bertarung Merebut Hati
76 Episode 75 Bunuh Diri
77 Episode 76 Lupa Ingatan
78 Episode 77 Kau Adalah Rey
79 Episode 77 Merelakan Dirimu
80 Episode 78 Rumah Kediaman Rey
81 Episode 79 Menikah Dengan Rey
82 Episode 80 Persiapan Pertunangan
83 Episode 81 Tiba-tiba Menghilang
84 Episode 82 Balas Dendam
85 Episode 83 Berada Ditengah Konflik
86 Episode 84 Pencarian Kasih
87 Episode 85 Kasih Kembali
88 Episode 86 Pria Gila
89 Episode 87 Tolong Bebaskan Aku
90 Episode 88 Menjadi Istri Tanpa Sadar
91 Episode 89 Es Krim Cokelat
92 Episode 90 Penasaran
93 Episode 91 Ponsel Baru
94 Episode 92 Ruang Penyimpanan
95 Episode 93 Sakit Kepala
96 Episode 94 Amplop Cokelat
97 Episode 95 Andai Aku Punya Keluarga
98 Episode 96 Dasar Pengganggu, Sialan!
99 Episode 97 Ciuman Ketigaku
100 Episode 98 Minuman Untuk Tuan Smith
101 Episode 99 Keanehan Kasih
102 Episode 100 Berkemah
103 Episode 101 Tuan Smith Bertingkah Aneh
104 Episode 102 Tuan Smith Mabuk
105 Episode 103 Tidak Mungkin
106 Episode 104 Dansa
107 Episode 105 Kau Lupa Siapa Aku
108 Episode 106 Bukan Orang Asing
109 Episode 107 Aku Akan Pergi
110 Episode 108 Salju
111 Episode 109 Terobati
112 Episode 110 Ledakan Hati
113 Episode 111 Harus Kutemukan
114 Episode 112 Rumah Tua
115 Episode 113 Aku Pemilikmu
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Episode 1 Prolog
2
Episode 2 Pengagum Rahasia
3
Episode 3 Karina
4
Episode 4 Berteman dengan Karina
5
Episode 5 Kemarahan Nirmala
6
Episode 6 Awal Baru Kehidupanku
7
Episode 7 Pekerjaan Pertamaku
8
Episode 8 Diculik
9
Episode 9 Pria Gila
10
Episode 10 Rencana Kasih
11
Episode 11 Malaikat Penolong
12
Episode 12 Memberitahu Karina
13
Episode 13 Salah Kamar
14
Episode 14 Perjodohan
15
Episode 15 Pernyataan Cinta yang Tiba-tiba
16
Episode 16 Hamil?
17
Episode 17 Masa Lalu Tuan Smith Part 1
18
Episode 18 Masa Lalu Tuan Smith Part 2
19
Episode 19 Tuan Adam
20
Episode 20 Berencana Kabur
21
Episode 21 Membatalkan Pertunangan
22
Episode 22 Dikurung di Mansion
23
Episode 23 Rahasia Kasih Terbongkar
24
Episode 24 Ibu Mertua
25
Episode 25 Dipaksa Menikah
26
Episode 26 Ayah Kasih
27
Episode 27 Calon Suami
28
Episode 28 Menemui Rey
29
Episode 29 Hari Pernikahan
30
Episode 30 Nyonya Alexander
31
Episode 31 Menginap
32
Episode 32 Tidur Bersama
33
Episode 33 Pergi Berbelanja
34
Episode 34 Bertemu Nirmala
35
Episode 35 Bekerja
36
Episode 36 Mengidam
37
Episode 37 Kasih Terjatuh
38
Episode 38 Pergi Berlibur
39
Episode 39 Apa Yang Kurasakan
40
Episode 40 Nama Bayi
41
Episode 41 Jangan Bermimpi Lari Dariku
42
Episode 42 Rahasia Karina
43
Episode 43 Tuan Kaya Yang Suka Mengganggu
44
Episode 44 Sebuah Kalung
45
Episode 45 Pesta
46
Episode 46 Menghilang
47
Episode 47 Tuan Smith Menggila
48
Episode 48 Pengawal Pribadi
49
PENGUMUMAN
50
Episode 49 Bayiku Ed
51
Episode 50 Namira dan Dita
52
Episode 51 Bertengkar
53
Episode 52 Rumah Ayah dan Ibu
54
Episode 53 Ulang Tahun Kasih
55
Episode 54 Serangan Nenek Kasih
56
Episode 55 Membatalkan Kontrak
57
Episode 56 Sekretaris
58
Episode 57 Berani Menyentuh Wanitaku? Cari Mati!
59
Episode 58 Dia Membelaku
60
Episode 59 Kurasa Aku Mengenalmu
61
Episode 60 Belikan Aku Sebuah Dasi
62
Episode 61 Dasi Untuk Dan
63
Episode 62 Raja Iblis Jahat
64
Episode 63 Cemburu
65
Episode 64 Hatiku Tergerak Olehmu
66
Episode 65 Makan Malam Romantis
67
Episode 66 Mabuk
68
Episode 67 Tanda Terima Kasih
69
Episode 68 Surat Ancaman
70
Episode 69 Brandon
71
Episode 70 Mengerjaiku
72
Episode 71 Ketahuan
73
Episode 72 Hukuman
74
Episode 73 Berkencan dan Berlibur
75
Episode 74 Bertarung Merebut Hati
76
Episode 75 Bunuh Diri
77
Episode 76 Lupa Ingatan
78
Episode 77 Kau Adalah Rey
79
Episode 77 Merelakan Dirimu
80
Episode 78 Rumah Kediaman Rey
81
Episode 79 Menikah Dengan Rey
82
Episode 80 Persiapan Pertunangan
83
Episode 81 Tiba-tiba Menghilang
84
Episode 82 Balas Dendam
85
Episode 83 Berada Ditengah Konflik
86
Episode 84 Pencarian Kasih
87
Episode 85 Kasih Kembali
88
Episode 86 Pria Gila
89
Episode 87 Tolong Bebaskan Aku
90
Episode 88 Menjadi Istri Tanpa Sadar
91
Episode 89 Es Krim Cokelat
92
Episode 90 Penasaran
93
Episode 91 Ponsel Baru
94
Episode 92 Ruang Penyimpanan
95
Episode 93 Sakit Kepala
96
Episode 94 Amplop Cokelat
97
Episode 95 Andai Aku Punya Keluarga
98
Episode 96 Dasar Pengganggu, Sialan!
99
Episode 97 Ciuman Ketigaku
100
Episode 98 Minuman Untuk Tuan Smith
101
Episode 99 Keanehan Kasih
102
Episode 100 Berkemah
103
Episode 101 Tuan Smith Bertingkah Aneh
104
Episode 102 Tuan Smith Mabuk
105
Episode 103 Tidak Mungkin
106
Episode 104 Dansa
107
Episode 105 Kau Lupa Siapa Aku
108
Episode 106 Bukan Orang Asing
109
Episode 107 Aku Akan Pergi
110
Episode 108 Salju
111
Episode 109 Terobati
112
Episode 110 Ledakan Hati
113
Episode 111 Harus Kutemukan
114
Episode 112 Rumah Tua
115
Episode 113 Aku Pemilikmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!