Malam harinya Kasih dan seluruh anggota keluarganya tampak
sedang makan malam bersama. Mereka makan dengan khidmat seperti biasanya, namun
tak lama ponsel Ayah berdering memecah keheningan diantara mereka. ayah
kemudian menerima panggilan di ponselnya itu.
“halo” sapa Ayah pada si penelfon
“halo tuan Avisha saya ingin menanyakan kapan Anda akan
membayar hutang Anda” tanya si penelfon
Sontak Ayah tercekat. Namun segera menenangkan diri
“maafkan saya pak. Bisa tolong beri saya sedikit waktu lagi.
Saya masih menunggu pembayaran dari sahabat saya, baru saya bisa melunasi semua
hutang saya pada Anda”
“saya hanya bisa memberikan Anda waktu 1 minggu lagi. Jika lewat
dari itu maka pihak kami akan menyita seluruh aset bahkan rumah Anda untuk melunasi
semua hutang Anda, apa Anda mengerti?!”
“baik pak, terima kasih.”
Televon berakhir. Ayah menghela nafas panjang. Ibu nampak
khawatir namun tak berani berkata apapun. Makan malampun berlalu dengan
kebisuan kembali.
Setelah makan malam Kasih melanjutkan hobi yang paling
disukainya yaitu membaca Novel. Saat sedang asyik membaca Kasih sedikit terusik
dengan notif yang masuk
'Oh ini dari Karina' Batin Kasih girang
Hai Kasih, kau sedang apa? Karina
'Dia benar-benar menepati janjinya.' Ucap Kasih dalam hati
setengah tak percaya dengan hari ini yang terasa mimpi ingin saja rasanya ia
tak tidur malam ini jika memang ini adalah sebuah mimpi. Ia takut begitu ia
bangun semua ini akan berakhir.
“Hai Karina, aku sedang bersantai di kamarku.” Kasih
berhenti mengetik pesan berpikir sejenak sebelum mengirimkan pesan yang
diketikkannya.
Apakah aku harus bertanya juga padanya apa yang sedang dilakukannya? Kasih mulai bimbang
agaknya ia takut jika nanti ia salah mengetikkan pesannya pada Karina lalu
Karina akan marah padanya dan tak akan mau berteman lagi dengan dirinya. Lama Kasih
tenggelam dengan pikirannya itu sampai sebuah pesan dari Karina menyadarkannya.
Apa kau sibuk? Jawablah! Aku sedang ingin punya teman
ngobrol. Sangat menyebalkan jika aku terus menunggu balasan chatmu yang lamaa…
apa aku boleh menelvonmu? Karina
Tak lama Hp Kasih berdering tanda ada pnggilan masuk.
'Wah! Dia menelvon' .batin Kasih makin kelagapan. Apa yang
harus aku lakukan? Haruskah kuangkat? Atau aku pura-pura tertidur saja ya? Aku bingung
harus bicara apa ditelvon padanya. Selama ini aku belum pernah menerima telvon
dari selain keluargaku.
Karina POV
'Hari ini adalah hari
pertama aku masuk di sekolah ini. Aku baru saja pindah mengikuti Ayah yang
pindah ke kota ini. Kuharap orang-orang di sekolah ini menyenangkan agar aku
lebih betah tinggal disini'Batin Karina
Karina berjalan pelan sambil memperhatikan
sekeliling sekolah barunya. Karina baru saja pindah dari kota L ke kota X
mengikuti ayahnya yang pindah ke kota X untuk memulai usahanya.
Sekolah ini tidak terlalu besar seperti sekolahku dulu, tapi
kurasa aku akan berusaha betah tinggal disini, aku akan mulai dengan berteman
dengan murid-murid disini.
Karina memperhatikan setiap detail dan terus menemukan
perbedaan dari sekolahnya yang lama. Memang, sekolah ini bukan sekolah elit. Karina
memilih sekolah ini karena lebih dekat dengan rumahnya ia enggan bila harus
berlama-lama di perjalanan hanya untuk pergi ke sekolah apalagi nanti bila terjebak
macet. Dih! Bisa mati sebal aku pikirnya. Karina memang terbiasa dengan hal-hal
yang simple dan tidak merepotkan. Ia lebih suka begitu. Lihat saja
penampilannya walau terlahir dari keluarga yang cukup kaya ia lebih memilih
setelan biasa-biasa saja supaya bisa lebih berbaur dengan murid-murid yang
lain. Katanya
Karina masih terus berjalan dengan sambil
memperhatikan teman-temannya yang ada di depannya. Sampai…
Aww!
Rintihnya bersamaan dengan
sesesorang yang ditabraknya didepannya.
“maafkan aku, aku tidak sengaja.” Gadis
itu tampak menyesal sudah menubrukku tadi
“ aku tidak apa-apa kok. Namaku
karina. Aku murid pindahan, namamu siapa?”
“aku?” ucap gadis itu sambil
menunjuk dirinya sendiri.
'Kenapa dia tampak ling lung sih? Apa
otaknya sempat terbentur tadi?' Batin Karina ngawur
Karina tersenyum manis dan berkata
“hei! Tanganku pegal loh!” ucap
Karina pura-pura kesal
Gadis itu tersadar
“Namaku Kasih.” Gadis bernama Kasih
itu menjabat tangan Karina
“kasih nama yang bagus. Mau berteman
denganku?
Kasih tampak berpikir sejenak.
Karina lalu menyadarkan Kasih dengan melambai-lambaikan
tangannya didepan wajah Kasih.
'Dia kenapa sih? Apa otaknya
benar-benar sudah terbentur?' Haha kali ini Karina tertawa dalam hati
“mau tidak?” tanyaku lagi
"mau apa?" tanya
Kasih dengan muka setengah bingung,
'Nah kan mulai lagi ling lung nyaa…
ih gemes amat..'
“ah! Iya aku mau kok” timpal Kasih
kemudian
Kami banyak berbincang-bincang
sepanjang perjalanan sampai memasuki ruang kelas.
Kita ternyata sekelas. Aku senang
sekali.
“emm… Karina?” tanya gadis itu
padaku
“ya” aku yang sedang membaca menghentikan aktivitasku
sejenak menatapnya. Ia nampak ragu-ragu
“ada apa?” tanyaku apadanya” jangan malu-malu kita kan sudah
berteman. “ ujarku meyakinkan
“boleh bertukar no ponsel denganku?” katanya kemudian sambil
memberiku ponselnya agar aku memasukkan nomer ponselku di hpnya. Aku meraih
ponsel itu dan mengetikkan nomerku beserta namaku disana. Setelah selesai aku
mengembalikan ponselnya kembali.
'Aku melihat matanya berbinar. Ia senang sekali. Begitu saja
sudah senang, lucu juga' Ucap Karina dalam hati.
“itu nomerku dan alamatku. Aku sudah memasukkannya disitu”
kataku kemudian
“iya makasih Karina”
Aku rasa
Kasih gadis yang baik. Baiklah aku sudah memutuskan akan mulai berteman dengannya.
Di kamar Karina
Aku baru
saja selesai mengerjakan PR yang menumpuk semua ini karena mengurus kepindahan
kami ke kota X ini jadilah aku harus mengerjakan begitu banyak soal-soal yang
menyebalkan ini. Huhu poor Karina
“oh astaga! “
kutepuk jidatku kasar”Aku hampir lupa aku sudah berjanji akan menghubunginya
saat sudah di rumah” aku segera menyambar Hpku yang berada diatas meja
belajarku. Aku harus cepat, nanti keburu dia tidur.
Hai Kasih, kau sedang apa?
kok dia belum membalas pesanku sih? Aku jadi merasa sedikit
kesal anak ini ngapain sih? Coba chat lagi
Apa kau sibuk? Jawablah! Aku sedang ingin punya teman
ngobrol. Sangat menyebalkan jika aku terus menunggu balasan chatmu yang lamaa…
apa aku boleh menelvonmu?
Lagi? Kenapa dia lama sekali sih membalas pesanku? Aku telvon
saja
Karina End POV
Balik ke Kasih lagi. Kasih akhirnya memilih mengangkat
telvon dari Karina meski agak sedikit lama.
Mereka mengobrol sangat lama. Obrolan mereka begitu seru
sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tengah malam dan mereka berdua
sudah harus beristirahat karena besok mereka harus bangun pagi untuk bersekolah.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments