Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Kasih dan Karina sedang bersantai di dalam kamar Kasih. Karina duduk bersantai
di kursi belajar milik Kasih sembari memainkan ponselnya, sedangkan Kasih tampak
baru saja masuk ke dalam kamar menghampiri Karina dengan membawa nampan berisi
beberapa buah kue dan minuman ditangannya.
“nih, kue-kue buatan Ibuku” kata Kasih
memberikan Karina nampan yang ia bawa. Karina dengan semangat menerima nampan
itu.
“asyik… kue buatan Ibumu memang yang terbaik.”
Seru Karina senang sembari menyomot kue-kue itu mencicipinya dengan lahap.
Kasih hanya terus menatapnya dalam diam.
“ada apa? kau mau?” tanya Karina sambil
menyodorkan kue yang sudah sebagian dimakannya pada Kasih. Kasih menggeleng
pelan. “lalu? Kenapa kau menatapku begitu? bikin merinding saja, aku ini memang
cantik dan manis asal kau tau” Karina mulai
narsis dengan dirinya sendiri. Kasih yang mengahadapi kenarsisan sahabatnya
satu ini memutar bola matanya bosan. “…kulitku juga bagus kan itu semua karena
aku rajin sekali merawatnya, jika kau ingin kulit sepertiku nanti deh aku akan
mengajakmu mencoba salon langgananku… ” Karina terus saja cerocos dengan
pedenya karena terus berbicara tak henti sembari memakan kue iapun akhirnya
tersedak
“uhuk! Uhuk! Kasih tolong aku..aku
tersedak!” kata Karina terbatuk-batuk karena tersedak
Kasih lalu memberikan segelas air padanya.
“nih, minum! Makanya jangan makan sambil berbicara tidak jelas begitu” omel
Kasih
Karina lalu langsung menyambar air dari
tangan Kasih lalu segera meminumnya.
“astaga! Hampir mati aku!” seru Karina
setelah meminum airnya
“aku ingin mengatakan sesuatu Rin.” Ujar
Kasih dengan suara pelan
“apa?” tanya Karina sibuk melap mulutnya
yang penuh remahan kue dibibirnya.
“aku…aku…aku sebenarnya…”
“kau ingin bicara apa sih?” desak Karina
tidak sabaran
“kumohon jangan menjauhiku atau membenciku
setelah ini aku mohon Rin, hanya kau temanku satu-satunya”kata Kasih mulai
menangis. Karina seketika terhenyak dari tempat duduknya melihat sahabatnya
yang tiba-tiba menangis kencang dan berbicara aneh. Ditatapnya sahabatnya itu
dengan bingung “astaga! Anak ini sedang kesurupan ya?! Membuatku kaget saja!
Apa yang kau bicarakan sih? Kenapa juga kau sampai menangis begitu. Aku tidak
akan pernah meninggalkanmu. Aku akan terus berada disisimu dasar bodoh”
Karina lalu menenangkan Kasih meski sambil
mengomel. Ia tak habis pikir kenapa sahabatanya ini bisa begitu bodoh berpikir
seperti itu.
“apa yang kau pikirkan Sih? Kau bisa
menceritakan apapun masalahmu padaku dan tolong jangan menganggapku orang lain
disini, aku ini sahabatmu Sih. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Paham?”
ujar Karina menenangkan Kasih yang menangis.
“baik. Terima kasih Rin” kata Kasih
tersenyum
Lalu Kasih perlahan mulai menceritakan hal
yang menimpa dirinya selama ia menghilang.
“maafkan aku Sih. Aku tidak berdaya sebagai
sahabatmu. Tapi aku sudah berusaha untuk menemukanmu. Maafkan aku yang tidak
menemanimu disaat semua hal buruk itu menimpamu. Aku janji jika menangkap pria
keji itu aku akan menggantungnya di pohon dan menelanjanginya. Dasar pria cabul
berengsek itu. Hah! Membuatku naik darah saja!” ujar Karina emosi sendiri
setelah mendengar cerita pilu sang sahabat.
“aku membenci diriku sendiri Rin, aku benci
semua hal yang terjadi malam itu.aku ingin saja menyakiti diriku sendiri bila
ia tak mengancam akan membunuh seluruh keluargaku sebelum aku bisa mengungkap
ketidakbersalahan diriku. Aku tentu tidak sanggup bila mereka harus menanggung
kesalahanku..Hiks..Hiks!” ujar Kasih setelah selesai menceritakan semua
kejadian itu.
“astaga! Anak ini benar-benar deh!” seru Karina
menepuk jidatnya keras. “kau tidak usah khawatir. aku akan meminta Ayahku untuk
menolongmu Ok? Masih ada aku Sih, kau tidak usah cemas begitu aku tidak akan
membiarkan pria cabul itu menyakitimu lagi. Jadi, tenanglah ya?”
Kasih menatap Karina dengan air mata yang
berurai dipipinya. “terima kasih Rin, terima kasih. Aku tidak tau bagaiamana
jadinya jika aku benar-benar seorang diri yang menghadapi semua ini. Saat semua
orang berpura-pura didepanku dan meninggalkanku, hanya kau orang yang mau tetap
menjadi sahabatku bahkan setelah kau mendengar hal menjijikkan yang sudah
menimpa diriku.”
“jangan menangis lagi, masalah ini akan
kita pikirkan sama-sama ya.. tenangkanlah dulu dirimu”
“aku takut, aku takut dangan ancaman pria
itu…Huhuuu” Kasih kembali menangis.
“aku memang merasa aneh mengapa aku tidak
bisa menemukanmu dimana-mana. Padahal aku sudah mengerahkan kepolisian dan
orang-orang Ayah. Tapi masih saja tidak bisa menemukanmu. Sepertinya orang yang
kau sebutkan itu bukan orang sembarangan. Dia bahkan bisa membungkam orang-orang
yang melihatmu saat itu di bar. Bahkan tidak ada satupun yang berani berbicara
saat ditanya,mereka hanya terus berkata mereka tidak tau apa-apa. Aneh sekali
kan?.” Karina tampak berpikir keras. Sedangkan Kasih masih menangis.
“aku akan membantumu Sih, aku tidak akan
membiarkanmu menghadapi orang ini sendirian.”kata Karina menepuk pundak Kasih.
“terima kasih Rin, kau sahabatku yang
terbaik” ucap Kasih tulus lalu memeluk Karina
“tentu saja.” Ujar Karina bangga “mulai
sekarang kau tidak boleh menganggap aku hanya sekedar sahabatmu saja, tapi
anggap aku sebagai Kakak perempuanmu. Ok?”
Kasih
mengangguk setuju. Karina melepaskan pelukannya dan menatap Kasih dengan
lembut.
“apapun yang terjadi padamu kau harus
ceritakan padaku. Kau tidak boleh memendamnya seorang diri saja. Bicaralah
padaku, aku pasti akan membantumu.” Kata Karina kemudian
“terima Kasih Rin, sungguh” ucap Kasih
dengan mata yang berbinar. “terima Kasih sudah banyak membantuku. Kau bahkan
sudah membayar tagihan ruamh sakit Ayahku secara diam-diam.. aku s…”
“sebantar, “imbuh Karina memotong perkataan
Kasih “apa barusan kau bilang membayar tagihan apa?” tanya Karina memastikan
apa yang barusan ia dengar.
“tagihan rumah sakit Ayahku.” Jawab Kasih
“aku sama sekali tidak membayar apapun itu
Sih, aku bahkan baru akan menanyakan padamu darimana kau bisa mendapatkan uang
untuk membayar tagihan itu.”
Kasih terdiam berusaha memikirkan siapakah
orang yang sudah membantunya.
“jika bukan kau orangnya… lalu siapa???” Karina hanya mengangkat bahu. Pikiran
Kasih kembali menerka-nerka siapa sebenarnya orang yang sudah menjadi malaikat baik hati bagi dirinya dan
keluarganya.
“jadi kau akan kembali ke rumah itu Sih?”
tanya Karina pada Kasih
“itu salah satu syaratnya mengijinkan aku
bisa bertemu keluargaku dan aku juga harus segera mengungkap kebenarannya
secepat mungkin agar aku bisa segera bebas darinya.” Kata Kasih membereskan
barang-barang yang akan dibawanya untuk untuk tinggal di mansion nanti.
“apa kau serius?” tanya Karina “jika kau
tidak ingin pergi aku bisa…”
“aku harus pergi”imbuh Kasih serius “untuk
sementara aku hanya bisa menurutinya”
“tapi…kau yakin? Kau seperti masuk ke
sarang singa dan itu sangat berbahaya!”
“aku tidak punya pilihan lain Rin, tenang
saja aku akan baik-baik saja.” kata Kasih menenangkan Karina. Pada akhirnya
Karina mengalah dan mengijinkan Kasih untuk pergi tinggal dirumah tuan Smith.
Akhirnya dengan alasan bekerja ditempat
yang jauh dari rumahnya Kasih akhirnya mendapat ijin dari Ayah dan Ibunya untuk
pergi dan tinggal di rumah tuannya. Kasih beralasan ia akan bekerja sebagai pelayan
oleh karena itu ia harus tinggal dirumah majikannya.
“sungguh malang anakku, kau tidak pernah
bekerja samasekali sebelumnya dan sekarang kau malah bekerja sebagai seorang
pelayan Nak,”
“aku tidak masalah Bu. Aku bisa beradaptasi
dengan baik.pokoknya Ibu tidak usah khawatir aku bisa mengatasinya.” Kata Kasih
sambil tersenyum
“anak Ibu sudah dewasa rupanya” ucap Ibu mengelus
kepala Kasih dengan sayang.
“jika ada sesuatu jangan lupa beritahu pada
kami. Hm ?” ujar Ayah pada Kasih.
“baik” Kasih mengangguk “Jenny, Alysa jaga
Ayah dan Ibu dengan baik, Ok?” ucap Kasih pada kedua adiknya. Setelah
berpelukan Kasih melangkah meninggalkan keluarganya.
Dengan naik kendaraan umum lalu berjalan
kaki menuju ke mansion Kasih menyeret koper yang besarnya. Mansion itu terletak
di pinggiur kota dengan halamannya yang luas mansion itu terlihat begitu megah.
Kasih terus bertanya-tanya siapa sebenarnya tuan Smith ini dan apa yang
didinginkannya dari Kasih yang notabene sudah tak punya apa-apa. Ia bahkan
sudah kehilangan harga dirinya sekarang apa lagi yang tersisa selain nafas hidup
dan… keluarganya tercinta. ‘aku harus melindungi keluargaku dari pria gila ini.
Harus!’
Kasih sama sekali tidak menemui kesulitan
memasuki mansion megah yang terdapat banyak sekali penjaga disetiap sudutnya. Dengan
mudah Kasih melangkahkan kakinya sembari menyeret kopernya melewati para
penjaga.Kasih membuka pintu perlahan berharap ia tidak usah bertemu dengan pria
gila itu. Seluruh lampu sudah dimatikan menandakan seluruh pelayan sudah
tertidur. Tentu saja karena perjalanan yang jauh dan Kasih harus mengandalkan kakinya untuk berjalan menuju mansion
alhasil Kasih sampai di mansion sangat larut yaitu pukul 3 pagi. ‘sepertinya ia
tidak sedang berada di rumah. syukurlah’ dengan hati-hati Kasih menutup pintu
dan berjalan mengendap-endap berharap tidak akan ada yang menyadari
kehadirannya. Lalu Kasih menaiki tangga sambil tangannya mengangkat kopernya.
‘ugh! Berat juga, sekarang aku tau rasanya mengangkat koper sendiri sangat
melelahkan. Apalagi sambil menaiki tangga’
Akhirnya dengan sekuat tenaga Kasih sudah
berhasil menaiki tangga yang menuju kearah kamarnya berada. Kasih mengusap dahinya dan mengatur
napasnya yang tersenggal-senggal.
Kasih ingin sekali mengutuki dirinya
sendiri yang dengan cerobohnya tidak bertanya dengan jelas dimana letak
kamarnya. Berkat itu ia hanya bisa terbengong tak tau kamarnya yang mana sedang
matany sudah sangat berat.
Kasih POV
Pria setengah baya bernama John yang
bekerja di mansion tuan Smith memberikan sebuah kunci yang adalah kunci mansion
pada Kasih. “ini kunci mansion Nona.” Kata John menyerahkan kunci
“baik. Terima kasih…”Kasih bingung harus
memanggil apa pada orang yang ada dihadapannya saat ini.
John segera mengerti lalu bekata” panggil
saja saya John Nona” “kamar anda ada di lantai 3…”
“baik paman. Terima kasih” imbuh Kasih
cepat mengambil kunci yang diberikan” Aku panggil anda paman saja. usia anda
dan saya terapaut begitu jauh. Tidak pantas bagi saya menyebut nama anda secara
langsung” Kasih lalu segera berlalu. Jika bisa memilih ia tidak ingin tinggal
di mansion yang seperti penjara emas pikir Kasih.
“baik. Terserah anda saja Nona” kata pria
kepercayaan tuan Smith tak ingin membantah.
Kasih END POV
“astaga aku sudah sangat mengantuk. Sebenarnya
rumah ini punya berapa kamar sih? Kenapa disini ada banyak sekali pintu. Menyebalkan!”
Umpat Kasih mengedarkan pandangannya kesekeliling. “aku sangat lelah. Aku ingin
tidur… kakiku juga pegal sekali. Besok aku masih harus pergi kesekolah… aku
benar-benar menyesal tidak menanyakan letak kamarku pada paman John. Itu semua karena
aku terburu-buru ingin pulang ke rumah. Aish! Terserahlah aku pilih saja salah
satu.”
Kasih lalu membuka salah satu ruangan yang remang-remang
hanya ada cahaya dari arah luar jendela yang masuk kedalam. Ia begitu lelah dan
sangat malas untuk menata pakaiannya ‘besok saja, aku sangat mengantuk’ setelah
meletakkan koper dan melepas jaket Kasih lalu segera merebahkan tubuhnya
ditempat tidur. Tak butuh waktu lama Kasih sudah terelelap. Ia benar-benar
kelelahan setelah berjalan dari halte sampai ke mansion dan jangan lupakan
koper Kasih yang berisi pakaian serta seragam sekolah dan juga buku-buku
pelajarannya. Jika kau bertanya kenapa Kasih tidak memilih naik taksi atau
meminta diantar Karina? Pertama Kasih sudah tidak punya uang untuk membayar
ongkos taksi, kedua, ia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu. Jika mengantar
dirinya pasti Karina akan pulang larut malam seorang diri dan itu pasti
berbahaya bagi seorang gadis berkendara sendirian di larut malam begitu pikir
Kasih.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Anik New
semangat thorr
2021-03-08
1