Setelah berteman dengan Karina hidup Kasih jadi jauh lebih
menyenangkan dari sebelumnya. Jika setiap harinya akan dihabiskannya dengan
seorang diri tanpa ditemani siapapun, semenjak bertemu dengan Karina semua hal
dalam hidup seorang Kasih kini telah berubah total. Ada Kasih berarti ada Karina mereka berdua ibarat surat dan perangko keman-mana pasti selalu bersama.
Kasih begitu bersyukur bertemu dengan Karina begitu pula sebaliknya. Karena
terlahir dikeluarga yang sama-sama terpandang mereka jadi susah sekali mendapatkan seseorang yang benar-benar bisa dijadikan seorang teman. Seseorang yang
tak akan memakai topeng kepalsuan saat bersama mereka dan menusuk mereka dari
belakang.Mereka pun tak diperbolehkan untuk sembarangan bergaul dengan orang
lain, ada banyak tata krama yang mesti dipatuhi belum lagi segala macam aturan
yang ada. Tidak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan kebebasan. Tapi semenjak
Kasih dan Karina beteman mereka lebih banyak menjadi diri mereka sendiri meski
hanya ketika mereka berdua bersama saja. Hal itu setidaknya sedikit menberi hati
keduanya ruang untuk bernapas dari semua hal yang harus mereka jalani setiap
hari.
Hari ini Kasih bangun pagi seperti biasanya, bersiap-siap
untuk berangkat ke sekolah. Namun hari ini tidak sama dengan hari-hari yang
sudah berlalu hari-hari sepi tanpa seorangpun teman yang bisa diajaknya untuk
setidaknya bercanda. Hari itu sudah tak pernah ada lagi semenjak kehadiran
Karina. Lihat saja wajah Kasih yang yang sedaritadi tersenyum sendiri sambil
berjibaku dengan Hp miliknya. Sejak turun dari kamarnya yang berada dilantai
dua Kasih terus berbalasan pesan dengan Karina via Hp. Seluruh anggota keluarga
termasuk para pelayan merasa bersyukur dengan perubahan Kasih, jika biasanya
Kasih jarang mengobrol dengan orang lain bahkan cenderung ketus dan dingin,
kini gadis cantik itu bisa menampilkan senyum manisnya pada orang lain.
“Makanlah dulu, nanti sarapan ini keburu dingin sayang” kata
Ibu mengingatkan Kasih yang masih asyik berbalas pesan
Kasih lalu meletakkan Hpnya di meja lalu mulai memakan
sarapannya. Ia melahap sepotong sandwich dan meminum segelas jus buah lalu tampak sang Ayah yang baru datang menghampiri meja makan hendak sarapan bersama.
“Ayah, apakah Ayah baik-baik saja? Wajah Ayah tampak pucat.”
Tanya Kasih perhatian.
“Ayah tak apa. habiskanlah sarapanmu dan segera berangkat ke sekolah jika tak mau terlambat. Lihat sudah pukul berapa sekarang.” Jawab Ayah
sambil mulai sarapan. Ibu dengan sigap mengambilkan sarapan untuk Ayah lalu memberikan juga sarapan untuk kedua adikku.
Setelah menyelesaikan rutinitas sarapan pagi, semuanya
tampak bersiap melakukan aktivitas selanjutnya. Ayah berangkat dengan sopir
pribadinya begitu pula dengan Kasih dan kedua Adiknya yang akan berangkat ke
sekolah. Kasih saat ini duduk dibangku SMA tepatnya kelas 2 SMA. Dan dua
adiknya satunya masih duduk di SMP dan satu lagi di SD.Mereka semua berangkat
diringi lambaian tangan dari sang Ibu. Setelah semuanya sudah pergi, ibu lalu
masuk diikuti para pelayan.
Rumah keluarga Avisha tampak lenggang karena semua pelayan
sedang sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing dan anggota keluarga yang lain
sedang tak berada di rumah, hanya tersisa Ibu seorang.
“tolonglah tuan, tolong keluarga kami” kata Ibu ditelpon
“maafkan kami Nyonya, kami tak dapat membantu” terdengar
suara dari seberang telpon.
“tapi..” belum selesai Ibu berkata telpon sudah diputus
sepihak. Ibu tampak sedih “entah kemana lagi aku bisa meminta bantuan. Semuanya
sudah kuhubungi namun tak satupun yang dapat membantu meminjamkan uang. Kami hanya
punya kesempatan ini untuk menyelamatklan usaha suamiku jika tak ada yang mau
minjamkan uang, usaha suamiku akan bangkrut. Oh Tuhan aku tak bisa membayangkan
jika usaha suamiku sampai bangkrut. Anak-anak akan menderita. Mereka mungkin takkan
bisa melanjutkan sekolah” batin Ibu cemas. Sedari semua orang berangkat Ibu
langsung menghubungi orang-orang yang sekiranya bisa dimintai tolong untuk
menyelamatkan usaha suaminya. Namun tak ada
satupun yang meyanggupi permohonan Nyonya Avisha. Jika saja Tuan Avisha tidak
dengan mudahnya mempercayai sahabatnya Tuan Darma pastilah mereka tak perlu
kesulitan keuangan seperti sekarang. Bagaimana tidak Tuan Avisha begitu baik
dan terlalu mudah percaya pada orang lain sehingga iapun dengan mudahnya mempercayakan sahabatnya Tuan Darma untuk mengelolah usahanya. Belakangan baru diketahui ternyata semua kepercayaan yang tuan Avisha berikan dimanfaatkan tuan
Darma untuk menghancurkan usaha milik tuan Avisha secara menyeluruh. Ia juga sengaja
meminjam uang berjumlah 5 milyar di Bank atas nama tuan Avisha. Lalu setelah itu tuan Darma menghilang.
Hari ini tuan Avisha sengaja berangkat ke toko miliknya
untuk mengecek secara langsung semuanya. Ia memeriksa semua berkas-berkas penting yang ada. Ia juga sudah mengunjungi rumah tuan Darma sebelum berangkat ke
toko dan ternyata tuan Darma sudah mengosongkan rumahnya dari seminggu yang lalu. Tuan Avisha benar-benar kesal dan tak tau harus berbuat apa diremasnya
berkas-berkas itu dan melempar kesembarang arah. Ia dan istrinya sudah berusaha meminta pinjaman kemana-mana untuk menyelamatkan toko miliknya. Salah satu toko pakaian terbesar yang ada di kota X ini sudah dirintis oleh tuan Avisha sejak
ia muda. ia sudah berdagang pakaian dari hanya berjualan keliling hingga ia bisa punya toko sekaligus pabrik pakaian yang begitu besar seperti sekarang ini
sejak ia muda. berkat ketekunan dan kerja kerasnya membangun usaha ia barulah bisa menjadi tuan Avisha yang seperti sekarang ini. Setelah semua perjuangannya
untuk mendirikan toko ini tidak mungkin ia menyerah begitu saja membiarkan Tokonya bangkrut dan membuat istri serta anak-anaknya hidup menderita. Namun, nihil. Tak
satupun yang berniat menolongnya meminjamkan uang yang begitu banyak.
“tuan..” kata salah seorang pekerja itu menyadarkan tuan Avisha
dari pikirannya yang sudah sangat kacau. “ada yang perlu saya sampaikan pada anda tuan.”
Tuan Avisha membenarkan duduknya dan mempersilahkan
pekerjanya itu untuk masuk
“duduklah” kata tuan Avisha
Pekerja itu duduk sambil mengucapkan terima kasih. “begini
tuan saya ingin menyampaikan pada anda perihal gaji kami yang belum dibayar..”
“apa?!” tuan Avisha sontak terkejut dengan penuturan
pekerjanya itu “kalian semua belum menerima gaji?”
“benar tuan.” Kata pekerja itu membenarkan.”kami belum
dibayar selama 6 bulan ini tuan. Kata tuan Darma kami harus menunggu tuan Avisha sendiri yang datang untuk mengurus pembayaran gaji kami. Kami juga sudah berusaha menghubungi anda selama ini melalui tuan darma. Kami selalu diancam akan dipecat jika berani menghubungi anda tanpa melalui tuan Darma. Tapi andatidak pernah datang ke toko secara langsung sampai hari ini…”
Bak tersambar petir tuan Avisha benar-benar geram dengan
kelakuan tuan Darma. Seketika jantung tuan Avisha terasa sakit, iapun jatuh pingsan. Pekerja yang berbicara dengan tuan Avisha itu terkejut dan berteriak minta tolong seketika itu juga para pekerja lain berdatangan untuk menolong.
Kasih sedang berada diperpustakaan sedang asyik menelusuri rak-rak buku. Ia mencari buku novel yang ingin dibacanya nanti di rumah. Kasih terus melangkah sambil matanya terus mengamati buku-buku itu sampai matanya tertuju pada sebuah buku yang menarik perhatiannya. Dibukanya buku itu perlahan sambil menilai apakah buku itu berisi cerita yang menarik untk dibaca. Matanya lalu
menangkap sesuatu yang tertulis di buku itu. Sebuah tulisan yang sengaja ditulis seseorang dibuku itu.
KASIH SEORANG JALANG
TAK TAHU DIRI
Begitulah salah satu tulisan yang tertulis dihalaman buku
itu.Kasih tersentak membaca tulisan itu. Seakan tak percaya dengan apa yang
barusan dibacanya. Ia lalu membalik lembar-lembar yang lain dari buku itu dan
mendapati banyak kata-kata yang menghujatnya tertulis dibuku itu. Entah siapa yang berbuat itu Kasih tak tahu. Ia sedih membaca kata-kata yang menyudutkannya
itu. Ia lalu memilih merobek buku itu dan membuangnya ke tempat sampah. Kasih sudah
tak berselera untuk memilih ataupun membaca
buku novel lagi ia memilih pergi meninggalkan ruangan itu dengan perasaan sedih.
Sesampainya Kasih dilokernya ia hendak mengambil tas sekolahnya
dan hendak pulang lebih awal hari ini karena ia merasa sangat sedih ia sendiri tak mengerti mengapa teman-teman di sekolahnya begitu tak menyukai dirinya
bahkan sampai menulis kata-kata menyakitkan seperti itu. Ia saja tak pernah mencari masalah apapun pada orang lain bahkan berbicara dengan orang lain saja
sangat jarang. Saat Kasih membuka lokernya
Brakk!!!
Banyak sampah yang berjatuhan dari dalam loker miliknya. Ia
terkejut dan marah siapa yang berani melakukan hal jorok ini padanya. “apakah ini ada kaitannya dengan tulisan-tulisan dibuku itu” pikir kasih sambil
memungut barang-barangnya yang berjatuhan bersamaan dengan sampah itu. Murid-murid yang menyaksikan hal ini hanya
diam dan melihat Kasih tanpa rasa peduli.
Tak lama muncul sekelompok gadis yang berjalan kearah Kasih
yang masih sibuk membersihkan sampah dari barang-barangnya.
“hahaaa… seorang gadis cupu ingin bersaing denganku?” kata
salah seorang gadis yang ada di kelompok itu. Gadis itu ternyata adalah gadis yang baru saja berpacaran dengan Rey. Gadis itu menampilkan senyum mengejek dan
pandangan merendahkan. Ia adalah senior Kasih di sekolah. Ia dan Rey baru saja berpacaran. Ia seorang gadis kaya dan populer di sekolah ini. Ia dan Rey juga satu kelas.
Gadis yang bernama Nirmala itu kemudian mengibaskan sesuatu ditangannya. Kasih yang
sedari tadi sibuk dengan barang-barangnya yang berserakan lalu melirik kearah
Nirmala. Kasih terkejut dengan apa yang ada ditangan Nirmala sekarang. “suratku
untuk Rey” gumam Kasih dalam hati” mengapa suratku bisa ada padanya..” Kasih
bingung dan malu mengapa surat yang ditulisnya untuk Rey bisa ada ditangan
Nirmala kekasih Rey. Surat itu adalah pernyataan perasaan Kasih pada Rey sebelum ia akhirnya mengetahui bahwa kini Rey sudah memiliki seorang kekasih. Kasih sudah tak berharap pada Rey tentang perasaannya. Ia sudah berniat membakar surat itu
sebelumnya namun kini surat itu telah jatuh ke tangan Nirmala.
“lihatlah betapa bodohnya orang yang menulis surat ini…”
kata Nirmala sambil menunjukkan surat ditangannya. Para murid banyak yang datang berkerumun
penasaran dengan apa yang sedang terjadi.
Kasih lalu bangkit mencoba mengambil surat yang ada ditangan Nirmala. Namun dicegah teman-teman Nirmala
“mau mengambil surat ini?” kata salah seorang teman Nirmala “
tidak semudah itu” timpal temannya yang lain.
“aku sudah menyerah pada Rey. “kata Kasih kemudian
“benarkah?” kata Nirmala meremehkan “rupanya kau cukup tahu diri yah Kasih? Kupikir jalang sepertimu akan tetap memasang wajah polosmu dan berharap orang-orang akan merasa kasihan. Sungguh bodoh dan tak tahu malu. Haha”
Hahahahhaaaa…
teman-teman Nirmala tertawa senang dengan apa yang dikatakan
oleh Nirmala. Mereka memang terkenal suka merendahkan dan membully anak-anak
lain. Genk cewek ini memang suka bertindak seenaknya di sekolah karena Nirmala adalah anak dari kepala sekolah. Kasih walaupun ia sebenarnya bisa saja
mengadukan hal ini pada ayahnya namun hal itu tak dilakukannya karena ia tak suka orangtuanya ikut campur dalam urusannya terlebih urusannya disekolah. “tahu aku anak
dari keluarga Avisha saja sudah membuat orang lain tak nyaman denganku, apalagi
sampai membawa Ayah kedalam masalahku. Benar-benar merepotkan.” Begitu pikir
Kasih. Jadi Kasih lebih memilih membiarkan orang lain bersikap seenaknya padanya. Ia tak mau ambil pusing.
“aku dan Rey sudah
dijodohkan sangat lama kau si jalang sudah tak punya kesempatan apapun. Jadi,
kuharap kau tau posisimu, jangan jadi orang ketiga diantara kami” Nirmala lalu merobek surat itu dan membuangnya dengan santai. Lalu berlalu meniggalkan Kasih
sendirian.
Saat Kasih sedang membereskan semua kekacauan yang ada
Karina muncul dengan membawa cemilan yang dibelinya tadi waktu ia meninggalkan Kasih di perpus.
“aku mencarimu kemana-mana” kata Karina ngos-ngosan karena
habis berlari “kenapa kau ada disini?” tanya nya kemudian.
Kasih yang sudah selesai membereskan semuanya lalu mengajak Karina pegi. Karina yang tak tahu apapun hanya mengangkat bahunya bingung.
Didalam kelas yang sepi Kasih baru saja menceritakan semuanya
pada Karina. Karina yang akhirnya mengerti merasa kesal sendiri. Terlebih sahabatnya
itu hanya diam dan terima saja dengan perlakuan Nirmala padanya. Kasih tak pernah
menceritakan masalahnya pada siapapun, selain itu karena Kasih tak punya teman
sama sekali. Ia memang tak suka jika orang lain mencampuri urusanya. Kali ini
Kasih benar-benar merasa harus menceritakan pada Karina karna ia tak ingin sahabatnya itu mengetahui tentang masalahnya dari orang lain. “toh semua orang
mengetahui masalah ini, akan tak adil bagi Karina bila aku sebagai sahabatnya menyembunyikan hal ini”
Karina menghembuskan nafasnya kasar. Ia merasa sangat kesal
sekarang. Mengapa sahabatnya ini begitu bodoh. “jika aku ada di sana aku pasti
sudah menjambak rambutnya dan memakinya sepuasku” kata Karina menahan kekesalan
dihatinya. “ah! Aku merasa sangat kesal. Aku ingin sekali menjambak rambut si
nenek lampir itu.!” Karina terus berujar melampiaskan kekesalannya. Kasih hanya
tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang sedang terbakar amarah.
Drtt..drtt..drt
Hp Kasih kemudian bergetar. Nama ibunya muncul dilayar. “tumben”
batin Kasih sambil menjawab panggilan dari sang Ibu.
“halo?”
“Nak, ke rumah sakit sekarang. Ayahmu pingsan.” Ujar Ibu
dengan suara panik.
Sontak hal itu membuat Kasih membeku. Wajahnya berubah pucat
seketika.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Dina Aisha
Hai kak, aku datang membawa 5 like untukmu.
Mampir juga yuk ke karyaku yg berjudul
"Akibat dendam keluarga"
Mari kita saling mendukung kak🤗
2021-03-05
1