“Wah!” seru Karina tercengang tidak percaya
dengan apa yang barusan ia dengar.”Kak Rey tiba-tiba menyatakan perasaannya
padamu dan kau dengan mudahnya malah menolak?!” suara Karina terdengar lantang ”kau
bahkan melarikan diri!!!” menarik napas kasar “ Kasih kau membuatku benar-benar
tidak percaya!” Karina akhirnya menurunkan volume suaranya sembari
menggelengkan kepalanya menatap Kasih yang terlihat sedih
“aku harus bagaimana?” suara Kasih
terdengar lirih “kau tau sendiri bagaimana keadaanku sekarang. Aku bukan gadis
suci lagi, aku sudah kehilangan kehormatanku. Aku tidak tau harus berbuat apa.
Aku sangat malu dengan diriku sendiri…Hiks!” airmata mengalir dipipinya.
Karina mendekat dan memeluk Kasih yang
menangis
“aku mengerti bagaimana perasaanmu Sih.
Maafkan aku. Aku hanya tidak ingin kau membuang kesempatan ini.” Karina
berusaha menenangkan Kasih yang masih menangis dalam dekapannya
“lalu kau ingin aku bagaimana? aku tidak
mungkin mengatakan yang sebenarnya pada kak Rey.”
Karina terdiam ia nampak berpikir
“kita akan memikirkannya nanti. Sekarang,
katamu kau ingin bertemu dengan orang yang akan memberitahukanmu kebenaran yang
terjadi pada malam itu di bar. Ayo! Aku akan menemanimu.”Ujar Karina pada Kasih
yang sudah berhenti menangis.
Di sebuah hotel tempat Kasih membuat janji
dengan seseorang yang tiba-tiba mengiriminya pesan singkat waktu itu. Kasih
ditemani Karina yang ikut menemaninya bertemu dengan orang misterius itu
memasuki hotel. Setelah berjalan menaiki lift dan mencari nomer kamar yang dituju,
tibalah Kasih pada kamar itu. Kasih dan Karina berpandangan memberi keyakinan
untuk mengetuk pintu kamar.
Tok! Tok!
Setelah beberapa saat pintu kamar terbuka.
Kasih dan Karina langsung masuk.
“tidak ada yang mengikuti kalian kesini
bukan?” tanya orang itu menutup pintu
“tidak ada.” Ucap Kasih sambil menggeleng
yakin
Orang itu lalu melirik Karina yang ada
disebelah Kasih seolah bertanya siapa dia
“ah! Ini sahabat saya tuan, anda bisa
mempercayainya” Ujar Kasih menjelaskan
“hm! Terserah kau saja” kata orang itu
ketus.”tuan sudah menunggumu” kata orang itu kemudian
Karina dan Kasih saling berpandangan
bingung “siapa?”
Setelah bertanya bersamaan dengan itu Kasih
dan Karina dibekap dari belakang hingga pingsan tak sadarkan diri
Beberapa saat kemudian..
Kasih yang perlahan memperoleh kembali
kesadarannya membuka matanya. Perlahan penglihatannya tampak buram dan
kepalanya pusing. “apa yang terjadi?” gumam Kasih entah pada siapa karena saat
ini ia hanya seorang diri didalam kamar itu. Mengedarkan pandangannya
kesekeliling mencoba mengenali kamar siapa ini. Namun ia sama sekali tidak
mengenali dimana dia sekarang. Ditengah kebingungannya ia tersadar akan
sahabatnya yang tadi sedang bersamanya. “dimana Karina?” gumam Kasih mencari
keberadaan sahabat cerewetnya itu yang entah ada dimana sekarang.
Sementara itu …
“lepaskan aku!!!” teriak Karina yang saat
ini sedang terkurung disebuah kamar lain. Sedari ia tersadar ia sudah
memberontak sambil berteriak-teriak minta dilepaskan. “apa yang kalian lakukan?
apa kalian tidak tau aku siapa? Kalian akan tamat jika Ayahku tau kalian
melakukan ini padaku. Lepaskan aku!” Kasih terus berteriak kencang sambari
menggebrak pintu kamar itu. Diluar dua orang penjaga siap siaga menjaga pintu
kamar mengacuhkan suara Karina yang terus berteriak “apa yang kalian lakukan
pada sahabatku dimana dia!! Aku akan membunuh kalian jika kalian berani
menyakitinya. Lepaskan aku sialan!”
Lelah
berteriak Karina mondar-mandir berusaha berpikir tenang namun ia terlalu cemas
dengan Kasih yang entah ada dimana sekarang “semoga kau baik-baik saja Kasih.
Kau harus baik-baik saja” guman Karina bernada khawatir
“aku tidak bisa diam saja. aku harus
mencari jalan keluar dan menemukan keberadaan Karina. Ia tidak boleh sampai
kenapa-kenapa karena diriku. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa orang itu malah
menculikku?” gumam Kasih berpikir
Kasih POV
“kau ini
benar-benar..” ibu memukul dada Ayah pelan lalu kedua
adik Kasih datang menghambur kedalam pelukan Ayahnya. Karina dan Kasih yang
menyaksikan kehangatan ini hanya tersenyum bahagia. Mereka semua tertawa
bahagia dan masuk kedalam rumah. Saat hendak ikut masuk ke dalam rumah langkah
kaki Kasih terhenti saat sebuah pesan masuk ke ponselnya yang membuat raut
wajah
Kasih berubah tegang seketika.
TEMUI AKU DI HOTEL
XXX AKU PUNYA BUKTI KEJADIAN SEWAKTU DI BAR
Begitulah pesan yang membuat
Kasih termenung seusai membacanya. Kasih mencoba menelpon nomer itu namun tidak
bisa terhubung. Dengan rasa penasaran yang tinggi dan harapan bahwa dengan
memegang bukti bahwa ia tidak ada kaitannya dengan kejadian di bar waktu itu
Kasih sangat yakin ia bisa segera terbebas dari belenggu si pria gila.
“kau serius mempercayai
orang itu Sih?” tanya Karina pada Kasih yang tampak sedang berpikir”bisa saja
kan orang itu hanya menipumu.” Lanjut Karina mengemukakan pendapatnya
“aku tau bisa saja
aku ditipu, tapi, jika memang benar orang itu punya bukti kejadian di bar waktu
itu bagaimana?” ujar Kasih
Karina mengangguk
setuju”lalu, Kau akan menemui orang itu” tanya Karina kemudian
“aku tidak punya
pilihan lain Rin, aku harus mengungkap siapa pelaku sebenarnya agar aku bisa
segera terbebas dari pria gila itu” guman Kasih terdengar lirih
Kasih END POV
Saat sedang termenung
pintu kamar tiba-tiba terbuka seorang pria masuk kedalam kamar itu. Tersadar
Kasih memasang sikap waspada terhadap pria yang baru masuk itu. Pria itu
berjalan mendekati Kasih yang sudah waspada.
“apa yang anda
inginkan? Kenapa anda menculik saya dan teman saya? Dimana teman saya
sekarang?!” tanya Kasih bertubi-tubi. Pria itu hanya tersenyum simpul menatap
Kasih lekat.
“apa yang anda
lakukan? kenapa menatap saya seperti itu?” Ucap Kasih menyilangkan kedua
tangannya didepan dadanya risih dengan tatapan pria itu.
Pria itu hanya terus
menatap Kasih sembari melangkah mendekat. Kasih memundurkan tubuhnya sampai
dipojokan. Punggungnya menyentuh tembok ia sudah tidak bisa kemana-mana.
“lepaskan saya anda
tidak akan untung jika menangkap saya.” Kasih menutup matanya dengan kedua
tangannya “saya hanya orang miskin. Saya tidak punya apapun. Tolong lepaskan
saya”
“aku tidak butuh
uangmu” ujar pria itu akhirnya setelah jarak antara dirinya dan Kasih sangat
dekat sampai Kasih bisa merasakan deru nafas orang itu
Mendengar perkataan
orang itu membuat Kasih terdiam tidak berani bergerak. Napasnya serasa tercekik
“jika anda tidak
ingin uang, bisa tolong lepaskan saya?” tanya Kasih hati-hati
“tidak bisa” ujar
pria itu mantap
Kasih bingung “eh?!
Kenapa?!” suara Kasih terdengar seperti teriakan pria itu spontan menatap Kasih
yang sontak menggaruk belakang lehernya yang tidak terasa gatal tersadar dengan
apa yang baru saja dia lakukan ‘apa yang
kau lakukan Kasih? Kau berteriak pada orang yang menculikmu. Bisa saja aku
langsung dibunuh setelah ini. Aku harus tenang jangan membuat orang ini marah.
Setelah ada celah aku akan langsung kabur dari sini. Tunggu aku Karina aku akan
menyelamatkanmu’
Seseorang lalu
memasuki ruangan lagi. Kali ini seorang pria paruh baya yang masuk diiringi
beberapa pengawal dibelakangnya.Setelah membungkuk hormat, pria itu membisikkan
sesuatu ketelinga pria yang pertama masuk
“bagus!” seru pria
itu senang “kali ini rencanaku berhasil. Pastikan tidak ada kesalahan”perintah
pria itu tanpa melepaskan pandangannya pada Kasih yang menatap mereka semua
bingung
“sebenarnya apa yang
terjadi?”sela Kasih tidak mengerti
Pria itu
mengisyaratkan bawahannya untuk pergi.
“selamat gadis kecil
kau telah berhasil mengandung pewaris keluarga Alexander” Ujar pria itu lantang
Mendengar itu Kasih
semakin bingung “mengandung?” gumam Kasih tanpa ada suara yang keluar yang
keluar dari bibirnya”tunggu sebentar tuan, aku tidak mengerti apa yang anda
maksud dengan mengandung? Siapa? Aku?” menunjuk dirinya sendiri”itu tidak
mungkin terjadi aku…”tiba-tiba Kasih teringat sesuatu yang membuatnya mengingat
kejadian malam dimana kesuciannya direnggut paksa oleh si pria gila.
“sebentar, tadi anda
menyebutkan mengandung, maksud anda hamil??? Aku??? Aku hamilll…???!!!”
teriakan keras itu memenuhi seisi ruangan. Pria itu hanya mengangguk mengiyakan
pertanyaan Kasih.
Kasih yang syock
merasakan seluruh tubuhnya melemas bahkan ia tidak sanggup lagi menopang
tubuhnya dengan kedua kakinya. Ia jatuh terduduk dengan airmata yang membanjiri
kedua pelupuk matanya.
“habis sudah! Aku benar-benar
sudah tamat.” Gumam Kasih dengan lirihnya diringi dengan jatuhnya butiran kristal
bening yang lolos dari pipi gadis muda itu. Pupus sudah harapan Kasih untuk
bersekolah atau mengejar cita-citanya bahkan ia tidak akan mungkin bisa
bermimpi lagi untuk bersama pangeran impiannya Rey.
“kasihan sekali
padahal kau masih sangat muda. Tapi tenang saja kau sangat beruntung karena
anak yang kau kandung bukan anak biasa. kau mengandung pewaris dari keluarga
yang sangat berkuasa di negara ini. Hidupmu akan sangat terjamin…bla..blaa..blaa”
Perkataan orang itu
tidak dapat Kasih dengar lagi, ia menulikan pendengarannya. Ia benci dengan
dirinya sendiri ‘mengapa aku begitu sial’ seketika tangisan pilu Kasih terdengar
begitu menyayat hati.
“ibu…ayah…maafkan
Kasih Huhuuuuu…!!!”
Pagi harinya…
Kasih tidak tidur semalaman ia hanya
menangis sepanjang malam menumpahkan kesedihannya. Hanya airmata yang dapat
Kasih tumpahkan ia tidak mungkin tega menggugurkan janin yang ada di dalam
kandungannya saat ini. Jika bukan karena orang-orang yang menculiknya yang ternyata
adalah orang yang sama yang telah menaruh obat itu kedalam minuman tuan Smith
waktu itu dan memeriksa tubuh Kasih saat ia pingsan, mungkin ia tidak akan
pernah tau bahwa ia sedang mengandung anak dari pria yang sangat dibenci
olehnya. Ternyata orang-orang itu sengaja ingin menjebak tuan Smith dengan
menaruh obat perangsang dan menyiapkan seorang wanita yang akan mereka suruh
untuk merayu tuan Smith. Tujuannya agar wanita itu hamil dan mereka bisa
menggunakan anak yang merupakan darah daging tuan Smith untuk memprovokasi tuan
Smith. Rencana sudah tersusun dengan rapi namun semua berakhir karena Kasih
yang dibawa oleh tuan Smith malam itu , ia tidak jadi bermalam karena sudah
menyadari dari awal ada yang salah dengan dirinya setelah meminum minuman yang
dituangkan oleh Kasih. Maka, Kasihlah yang dibawa karena ia mengira Kasihlah
yang mencoba untuk mencelakai dirinya.
Pria yang tadi malam datang lagi menghampiri
Kasih yang sudah seperti zombie. Matanya sembab disertai lingkaran mata yang
menghitam, rambutnya juga acak-acakan. Kasih sudah tidak peduli akan
penampilannya ia sangat sedih.
“bersiaplah” ujar pria itu menyerahkan baju
ganti pada Kasih “kita akan segera berangkat.”
Tidak menjawab perkataan pria itu, airmata
Kasih berlinang.
“hei! Jangan menangis terus. Aku tau ini
sangat berat bagimu. Tapi kau harus kuat demi anakmu.” Ujar prai itu menguatkan
Kasih.
‘apanya yang demi anak, aku ini bahkan
terbilang masih anak-anak paman. Aku bahkan belum 17 tahun’ batin Kasih tidak
terima
“kalian akan membawaku kemana?” tanya Kasih
dengan suara serak karena menangis sepanjang malam.
“kau akan tau nanti. Sudah pakai saja
pakaian itu dan bergegaslah!” perintah pria itu sambil berlalu meningalkan
Kasih yang kembali menangis entah sudah berapa banyak airmata yang ia curahkan
bahkan matanya sudah sangat bengkak dan merah.
BERSAMBUNG…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments