Jalanan setapak inilah yang menjadi saksi bisu sejak hari pertama Mar bekerja di rumah Ibu ita,bukan sehari,seminggu,bahkan sebulan,tapi bertahun-tahun lamanya.
Setelah hari ini mungkin Ia akan sangat jarang melewati jalan ini lagi.
Mar berjalan gontai untuk kembali kerumah nya.
"Setelah hari ini,mungkinkah aku akan kembali bekerja dan bertemu majikan sebaik Ibu Ita"
Batin Mar.
Lalu,Mar berhenti melangkah,Ia mengatur nafas nya dan dengan cepat ia menyingkirkan berbagai macam fikiran yang sejak tadi memenuhi isi kepalanya.
Senyum nya terkembang,meski mata sembab nya masih jelas terlihat.
"Bak..."
Ucap nya lirih.
Membuat dia berlari kencang menuju rumah nya.
Sampai di ujung tangga,
"Mar...kau kenapa??,ada yang mengejar mu??"
Masning bertanya cemas melihat putrinya tersengal dengan keringat bercucuran.
"Iya...Mak..hosh..hosh "
Jawab Mar dengan nafas ngos-ngosan.
"Siapa yang mengejar mu?
Masning kembali bertanya,kali ini sembari melongok kan kepala memandang jauh ke depan jalan.
"Rindu Mak...rindu yang mengejar ku,,Apa Bak sudah sampai??mana Bak ?"
Mar menjawab sembari menerobos masuk ke dalam rumah meninggalkan Ibunya yang masih kebingungan.
"Bak....bak..."
Panggil Mar,namun tak ada jawaban.
Mar kembali berbalik arah,memutar badan nya dan
Gubraakk!!!!
"Awww....."
Mar saling bertabrakan dengan Ibunya.
"Waduuhh...Mar....Hati- hati!!"
Seru Masning pada Mar.
"Ehmm....maaf Mak,,Bak mana Mak?"
"Belum sampai,,"
Jawab Masning singkat.
"Hemm...."
Muka Mar berubah masam,lalu duduk dilantai dengan bersandar.
"kau kenapa Masam?,tunggu saja bentar lagi pasti sampai"
"He eh"
Angguk Mar,seraya mengeluarkan amplop dari saku baju nya.
"Apa itu Mar??"
Tanya Masning memperhatikan.
"Gaji ku Mak"
"Loh..bukan nya gajian masih lama Mar?"
"Iya,mulai besok aku gak kerja lagi"
Mar menunduk lesu.
Mendengar ucapan Mar,Masning mendekati anak nya dengan perasaan cemas.
"Kau dipecat Mar?,kau buat salah apa?,kau tidak mencuri kan?"
Tanya Masning sembari mengelus pundak putrinya.
"Enggak Mak,Ibu Ita pindah,dia sudah menikah dan akan tinggal di luar kota"
"Oh...ya sudah Mar,gak usah sedih,doakan saja dia bahagia disana"
Mar mengangguk.
"Assalamualaikum"
Suara berat itu,membuat Mar dan ibu nya kompak menoleh ke arah pintu.
Di ambang pintu telah berdiri tegap seorang lelaki yang paling di kagumi nya,tengah merentangkan tangan dengan senyuman khas.
"Baaaakkkkk...."
Kontan saja teriakan Maryati meluncur bebas dari mulut nya,ia segera beranjak dan berlari menghambur ke dekapan sang ayah.
Mar membenamkan kepalanya pada dada ayah nya sangat dalam dan erat.
Rindu yang ia tahan sebulan ini terbayar lunas dengan kehadiran Bulromi di tengah- tengah mereka,meski hanya 2 hari saja.
Tak berselang lama,mereka telah sama- sama duduk untuk makan siang,dengan menu spesial opor ayam kesukaan Ayah nya.
Sesekali tawa renyah menyelingi sela- sela makan siang mereka,dan ketika canda mereka pecah,maka tawa besar mereka mewarnai siang terik hari ini.
2 hari terlewati begitu saja.
Ketika ada Ayah nya dirumah,hari terasa begitu cepat berlalu,seolah detik tak mau diajak berkompromi,untuk berputar lebih pelan agar ia bisa merasakan lebih lama lagi kumpul dengan ayah nya.
Selepas magrib,Mar duduk menghadap ke luar,menikmati taburan bintang ketika malam menjelang.
Hanya tinggal malam ini lagi,besok ayah nya akan kembali berangkat kerja.
"Mar,,kau sedang menunggu seseorang?"
Sapaan ayah nya membuat Mar kaget dan menarik nafas panjang lalu menoleh ke arah ayah nya.
"Eh...Bak,,enggak Bak,cuma lagi duduk aja"
Mar menggeser duduk nya,seolah tau ayah nya akan duduk di sebelah nya.
"Ehm...Mar...sekarang usia mu hampir 17 tahun,ya kan?"
"Iya Bak,emang nya ada apa Bak?"
Jawab Mar.
Masning yang mendengar obrolan serius anak dan suaminya itu,segera mendekat.
"Ehm...Apa kau sudah ada calon "
"Maksud nya Bak?calon apa?"
Tanya mar bingung.
"Calon untuk kau jadikan suami mu"
Glekk!
Seketika Mar menelan ludah mendengar penuturan Ayah nya.
"Ehm...belum Bak,lagian aku masih terlalu muda untuk menikah,aku masih ingin bermain dan bersenang- senang dengan teman- teman"
Bulromi diam sambil manggut- manggut.
Merasa mungkin jawaban nya mengecewakan Ayah nya,Mar buru- buru mengalihkan topik pembicaraan.
"Besok,Bak berangkat jam berapa?"
"Seperti biasa jam 9 pagi"
"Ehm..disana perkerjaan Bak masih banyak ya?"
"Alhamdulillah,setelah proyek ini selesai langsung nyambung yang lain lagi,Kalian doakan saja ya,semoga rejeki kita gak mutus"
Jawab Bulromi sembari menatap istri dan putri semata wayang nya.
Terlihat Mar mengangguk tersenyum begitupun dengan Masning.
Udara semakin dingin,menandakan malam semakin pekat dan rembulan meninggi,
Mar dan kedua orang tua nya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah untuk beristirahat,
terlebih Ayah nya,yang besok akan kembali bekerja.
Malam ini,sulit bagi Maryati untuk memejamkan mata,ucapan ayah nya terngiang jelas ditelinga,ia tak tahu,apakah itu hanya sekedar ucapan atau permintaan hati dari ayah nya yang menginginkan agar Mar cepat menikah.
Kegelisahan hati nya membuat nya tak dapat menemukan posisi ternyaman untuk dia beristirahat malam ini.
Bayangan wajah serius ayah nya,terus berputar- putar kala ia mencoba memejamkan matanya.
Apa yang harus ia lakukan,jangan kan calon suami,pacar pun dia tak ada.
Tiba- tiba ingatan nya tertuju pada Risman,
bibir nya mengukir senyum geli mengingat kejadian malam itu.
"Ahh..tak mungkin orang seperti Risman akan menjadi suami ku,,"
Oceh nya pelan.
"Semoga,aku menemukan jodoh terbaik pilihan mu ya allah,yang tak suka memainkan hati perempuan"
Sepenggal doa yang sempat di ucapkan Mar sebelum akhirnya Dia terlelap.
Kokok ayam tetangganya yang bersahutan membangunkan Mar,begitupun dengan kedua orang tuanya,
Masning yang sedang duduk terlihat sedang mempersiapkan keperluan suami nya untuk dibawa pergi.
"Ehm...Mak,cepat sekali Bak dirumah,,Aku masih Rindu"
Maryati mendekat dan menyandarkan kepala di bahu Ibunya.
Masning hanya menoleh sekilas kemudian mengusap kepala putri nya.
"Loch..pagi- pagi kok sudah sedih- sedihan"
Sapa Ayah nya yang baru selesai mengambil wudhu.
"Ayo,kita sholat dulu !"
Perintah Bulromi membuat 2 perempuan kesayangan nya bergegas ke belakang untuk bergantian mengambil wudhu.
Usai sarapan,
Bulromi berpamitan pada Istri dan anak nya,
masih terlalu pagi sebenarnya untuk berangkat,karena jadwal keberangkatan travel yang akan ia tumpangi pukul sembilan pagi,sementara sekarang baru setengah delapan,namun begitulah Bulromi,ia lebih memilih menunggu dari pada terlambat.
"Bak pamit ya..kalian hati-hati dirumah,"
"Bak juga hati- hati di sana,jaga diri baik- baik,jaga kesehatan"
jawab Masning sambil mencium punggung tangan suami nya penuh cinta.
Sementara Mar,hanya diam terpaku setelah mencium tangan Ayah nya.
sejujur nya ia sangat membenci keadaan seperti sekarang,sebab hal ini akan membuat nya larut dalam perasaan yang tak menentu,
Tenggorokan yang seolah tercekik hingga dada yang menyempit.
"Aku tak suka perpisahan"
Batin nya.
Namun kali ini,ia tak membiarkan air mata nya jatuh,sekuat hati ia menahan nya,tak terlalu sulit,mungkin karena sudah mulai terbiasa.
Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Tuan muda
bagus dan kayak kisah sehari2 tahun 90an
2022-07-15
0
makdasteran
ceritanya kayak kisah real, apa memang kisah nyata ya kak
2022-07-14
0
Aris Pujiono
ayo lanjut...
2022-03-03
0