Bab 18 Melepas rindu

Jalanan setapak inilah yang menjadi saksi bisu sejak hari pertama Mar bekerja di rumah Ibu ita,bukan sehari,seminggu,bahkan sebulan,tapi bertahun-tahun lamanya.

Setelah hari ini mungkin Ia akan sangat jarang melewati jalan ini lagi.

Mar berjalan gontai untuk kembali kerumah nya.

"Setelah hari ini,mungkinkah aku akan kembali bekerja dan bertemu majikan sebaik Ibu Ita"

Batin Mar.

Lalu,Mar berhenti melangkah,Ia mengatur nafas nya dan dengan cepat ia menyingkirkan berbagai macam fikiran yang sejak tadi memenuhi isi kepalanya.

Senyum nya terkembang,meski mata sembab nya masih jelas terlihat.

"Bak..."

Ucap nya lirih.

Membuat dia berlari kencang menuju rumah nya.

Sampai di ujung tangga,

"Mar...kau kenapa??,ada yang mengejar mu??"

Masning bertanya cemas melihat putrinya tersengal dengan keringat bercucuran.

"Iya...Mak..hosh..hosh "

Jawab Mar dengan nafas ngos-ngosan.

"Siapa yang mengejar mu?

Masning kembali bertanya,kali ini sembari melongok kan kepala memandang jauh ke depan jalan.

"Rindu Mak...rindu yang mengejar ku,,Apa Bak sudah sampai??mana Bak ?"

Mar menjawab sembari menerobos masuk ke dalam rumah meninggalkan Ibunya yang masih kebingungan.

"Bak....bak..."

Panggil Mar,namun tak ada jawaban.

Mar kembali berbalik arah,memutar badan nya dan

Gubraakk!!!!

"Awww....."

Mar saling bertabrakan dengan Ibunya.

"Waduuhh...Mar....Hati- hati!!"

Seru Masning pada Mar.

"Ehmm....maaf Mak,,Bak mana Mak?"

"Belum sampai,,"

Jawab Masning singkat.

"Hemm...."

Muka Mar berubah masam,lalu duduk dilantai dengan bersandar.

"kau kenapa Masam?,tunggu saja bentar lagi pasti sampai"

"He eh"

Angguk Mar,seraya mengeluarkan amplop dari saku baju nya.

"Apa itu Mar??"

Tanya Masning memperhatikan.

"Gaji ku Mak"

"Loh..bukan nya gajian masih lama Mar?"

"Iya,mulai besok aku gak kerja lagi"

Mar menunduk lesu.

Mendengar ucapan Mar,Masning mendekati anak nya dengan perasaan cemas.

"Kau dipecat Mar?,kau buat salah apa?,kau tidak mencuri kan?"

Tanya Masning sembari mengelus pundak putrinya.

"Enggak Mak,Ibu Ita pindah,dia sudah menikah dan akan tinggal di luar kota"

"Oh...ya sudah Mar,gak usah sedih,doakan saja dia bahagia disana"

Mar mengangguk.

"Assalamualaikum"

Suara berat itu,membuat Mar dan ibu nya kompak menoleh ke arah pintu.

Di ambang pintu telah berdiri tegap seorang lelaki yang paling di kagumi nya,tengah merentangkan tangan dengan senyuman khas.

"Baaaakkkkk...."

Kontan saja teriakan Maryati meluncur bebas dari mulut nya,ia segera beranjak dan berlari menghambur ke dekapan sang ayah.

Mar membenamkan kepalanya pada dada ayah nya sangat dalam dan erat.

Rindu yang ia tahan sebulan ini terbayar lunas dengan kehadiran Bulromi di tengah- tengah mereka,meski hanya 2 hari saja.

Tak berselang lama,mereka telah sama- sama duduk untuk makan siang,dengan menu spesial opor ayam kesukaan Ayah nya.

Sesekali tawa renyah menyelingi sela- sela makan siang mereka,dan ketika canda mereka pecah,maka tawa besar mereka mewarnai siang terik hari ini.

2 hari terlewati begitu saja.

Ketika ada Ayah nya dirumah,hari terasa begitu cepat berlalu,seolah detik tak mau diajak berkompromi,untuk berputar lebih pelan agar ia bisa merasakan lebih lama lagi kumpul dengan ayah nya.

Selepas magrib,Mar duduk menghadap ke luar,menikmati taburan bintang ketika malam menjelang.

Hanya tinggal malam ini lagi,besok ayah nya akan kembali berangkat kerja.

"Mar,,kau sedang menunggu seseorang?"

Sapaan ayah nya membuat Mar kaget dan menarik nafas panjang lalu menoleh ke arah ayah nya.

"Eh...Bak,,enggak Bak,cuma lagi duduk aja"

Mar menggeser duduk nya,seolah tau ayah nya akan duduk di sebelah nya.

"Ehm...Mar...sekarang usia mu hampir 17 tahun,ya kan?"

"Iya Bak,emang nya ada apa Bak?"

Jawab Mar.

Masning yang mendengar obrolan serius anak dan suaminya itu,segera mendekat.

"Ehm...Apa kau sudah ada calon "

"Maksud nya Bak?calon apa?"

Tanya mar bingung.

"Calon untuk kau jadikan suami mu"

Glekk!

Seketika Mar menelan ludah mendengar penuturan Ayah nya.

"Ehm...belum Bak,lagian aku masih terlalu muda untuk menikah,aku masih ingin bermain dan bersenang- senang dengan teman- teman"

Bulromi diam sambil manggut- manggut.

Merasa mungkin jawaban nya mengecewakan Ayah nya,Mar buru- buru mengalihkan topik pembicaraan.

"Besok,Bak berangkat jam berapa?"

"Seperti biasa jam 9 pagi"

"Ehm..disana perkerjaan Bak masih banyak ya?"

"Alhamdulillah,setelah proyek ini selesai langsung nyambung yang lain lagi,Kalian doakan saja ya,semoga rejeki kita gak mutus"

Jawab Bulromi sembari menatap istri dan putri semata wayang nya.

Terlihat Mar mengangguk tersenyum begitupun dengan Masning.

Udara semakin dingin,menandakan malam semakin pekat dan rembulan meninggi,

Mar dan kedua orang tua nya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah untuk beristirahat,

terlebih Ayah nya,yang besok akan kembali bekerja.

Malam ini,sulit bagi Maryati untuk memejamkan mata,ucapan ayah nya terngiang jelas ditelinga,ia tak tahu,apakah itu hanya sekedar ucapan atau permintaan hati dari ayah nya yang menginginkan agar Mar cepat menikah.

Kegelisahan hati nya membuat nya tak dapat menemukan posisi ternyaman untuk dia beristirahat malam ini.

Bayangan wajah serius ayah nya,terus berputar- putar kala ia mencoba memejamkan matanya.

Apa yang harus ia lakukan,jangan kan calon suami,pacar pun dia tak ada.

Tiba- tiba ingatan nya tertuju pada Risman,

bibir nya mengukir senyum geli mengingat kejadian malam itu.

"Ahh..tak mungkin orang seperti Risman akan menjadi suami ku,,"

Oceh nya pelan.

"Semoga,aku menemukan jodoh terbaik pilihan mu ya allah,yang tak suka memainkan hati perempuan"

Sepenggal doa yang sempat di ucapkan Mar sebelum akhirnya Dia terlelap.

Kokok ayam tetangganya yang bersahutan membangunkan Mar,begitupun dengan kedua orang tuanya,

Masning yang sedang duduk terlihat sedang mempersiapkan keperluan suami nya untuk dibawa pergi.

"Ehm...Mak,cepat sekali Bak dirumah,,Aku masih Rindu"

Maryati mendekat dan menyandarkan kepala di bahu Ibunya.

Masning hanya menoleh sekilas kemudian mengusap kepala putri nya.

"Loch..pagi- pagi kok sudah sedih- sedihan"

Sapa Ayah nya yang baru selesai mengambil wudhu.

"Ayo,kita sholat dulu !"

Perintah Bulromi membuat 2 perempuan kesayangan nya bergegas ke belakang untuk bergantian mengambil wudhu.

Usai sarapan,

Bulromi berpamitan pada Istri dan anak nya,

masih terlalu pagi sebenarnya untuk berangkat,karena jadwal keberangkatan travel yang akan ia tumpangi pukul sembilan pagi,sementara sekarang baru setengah delapan,namun begitulah Bulromi,ia lebih memilih menunggu dari pada terlambat.

"Bak pamit ya..kalian hati-hati dirumah,"

"Bak juga hati- hati di sana,jaga diri baik- baik,jaga kesehatan"

jawab Masning sambil mencium punggung tangan suami nya penuh cinta.

Sementara Mar,hanya diam terpaku setelah mencium tangan Ayah nya.

sejujur nya ia sangat membenci keadaan seperti sekarang,sebab hal ini akan membuat nya larut dalam perasaan yang tak menentu,

Tenggorokan yang seolah tercekik hingga dada yang menyempit.

"Aku tak suka perpisahan"

Batin nya.

Namun kali ini,ia tak membiarkan air mata nya jatuh,sekuat hati ia menahan nya,tak terlalu sulit,mungkin karena sudah mulai terbiasa.

Bersambung**

Terpopuler

Comments

Tuan muda

Tuan muda

bagus dan kayak kisah sehari2 tahun 90an

2022-07-15

0

makdasteran

makdasteran

ceritanya kayak kisah real, apa memang kisah nyata ya kak

2022-07-14

0

Aris Pujiono

Aris Pujiono

ayo lanjut...

2022-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Perempuan tangguh
2 bab 2 Makan enak..
3 bab 3 Petualangan malam
4 bab 4 Derai air mata malam
5 bab 5 Tini datang..
6 bab 6 Mendapat kabar baik.
7 bab 7 Bocah petualang..
8 bab 8 Bocah petualang 2
9 bab 9 Bocah petualang 3
10 bab 10 Rencana Tini
11 bab 11 Curhat Tini
12 bab 12 Harapan
13 bab 13 Suka cita
14 bab 14 Bak berangkat
15 bab 15 Sungguh berat..
16 bab 16 Pengkhianatan
17 bab 17 Berhenti kerja
18 Bab 18 Melepas rindu
19 bab 19 Awal kisah itu..
20 Bab 20 Terpikat
21 Bab 21 Terpukau
22 Bab 22 Getaran cinta
23 bab 23 Niat baik
24 bab 24 berkunjung
25 Bab 25 Mengikat janji
26 Bab 26 Hari bahagia
27 bab 27 Awal yang baru
28 bab 28 Rencana hidup mandiri
29 Bab 29 Hadiah Tuhan
30 Bab 30 Pindah rumah
31 Bab 31 kesibukan baru
32 Bab 32 Welcome baby Diana
33 Bab 33 Hari-hari Orang tua baru
34 Bab 34 Suasana Baru
35 Bab 35 Cobaan besar
36 Bab 36 Bangkit
37 Bab 37 welcome baby boy
38 Bab 38 Baby Win pulang
39 Bab 39 Kembali berduka
40 Bab 40 Masuk berita
41 Bab 41 Mengasingkan Diri
42 Bab 42 Menyusul
43 Bab 43 Adaptasi lagi
44 Bab 44 Positif lagi
45 Bab 45 Kerja lagi
46 Bab 46 Bos genit
47 Bab 47 Jangan ganggu Istriku
48 Bab 48 New Baby
49 Bab 49 Pulang
50 Bab 50 Mendapat Balasan surat
51 Bab 51 Kembali
52 Bab 52 Mencari pekerjaan baru
53 Bab 53 Musa datang
54 Bab 54 galau
55 Bab 55 Kumpul lagi
56 Bab 56 Persiapan sekolah Ana
57 Bab 57 Ana kembali sekolah
58 Bab 58 Pindah rumah
59 Bab 59 Perkelahian Ana
60 Bab 60 Meminta maaf
61 Bab 61 Menjual Anting
62 Bab 62 Terpaksa harus bekerja
63 Bab 63 Memulai hari baru
64 Bab 64 Makan Enak lagi
65 Bab 65 Makan bersama
66 Bab 66 Kontrakan baru lagi
67 Bab 67 Permen gembira
68 Bab 68 Suasana baru lagi
69 Bab 69 Mimpi
70 Bab 70 Penasaran
71 Bab 71 Ketakutan Mar
72 Bab 72 kursi baru
73 Bab 73 Bayi terakhir Mar
74 Bab 74 Jual barang
75 Bab 75 Terus berjuang
76 Bab 76 Majikan Baru
77 Bab 77 Sesuatu yang baru
78 Bab 78 Sedih itu datang lagi
79 Bab 79 Cemburu buta
80 Bab 80 Amarah mengalahkan logika
81 Bab 81 Kabar Baik
82 Bab 82 Pondok selesai, kehidupan membaik
83 Bab 83 Primadona baru
84 Bab 84 Mar jatuh sakit
85 Bab 85 Masuk rumah sakit
86 Bab 86 Mar membaik
87 Bab 87 Aku belum siap kehilanganmu sayang
88 Bab 88 Kembali dirawat
89 Bab 89 Menikmati waktu berdua dalam usia senja
90 Bab 90 Ketika Mar banyak mau
91 Bab 91 Bercerita tentang mimpi
92 Bab 92 Memburuk
93 Bab 93 Selamat jalan Mar...
94 Bab 94 Duka kehilanganmu
95 Bab 95 Patah kemudi
96 Bab 96 Cinta sejati itu ada
97 Promoooooo......
Episodes

Updated 97 Episodes

1
bab 1 Perempuan tangguh
2
bab 2 Makan enak..
3
bab 3 Petualangan malam
4
bab 4 Derai air mata malam
5
bab 5 Tini datang..
6
bab 6 Mendapat kabar baik.
7
bab 7 Bocah petualang..
8
bab 8 Bocah petualang 2
9
bab 9 Bocah petualang 3
10
bab 10 Rencana Tini
11
bab 11 Curhat Tini
12
bab 12 Harapan
13
bab 13 Suka cita
14
bab 14 Bak berangkat
15
bab 15 Sungguh berat..
16
bab 16 Pengkhianatan
17
bab 17 Berhenti kerja
18
Bab 18 Melepas rindu
19
bab 19 Awal kisah itu..
20
Bab 20 Terpikat
21
Bab 21 Terpukau
22
Bab 22 Getaran cinta
23
bab 23 Niat baik
24
bab 24 berkunjung
25
Bab 25 Mengikat janji
26
Bab 26 Hari bahagia
27
bab 27 Awal yang baru
28
bab 28 Rencana hidup mandiri
29
Bab 29 Hadiah Tuhan
30
Bab 30 Pindah rumah
31
Bab 31 kesibukan baru
32
Bab 32 Welcome baby Diana
33
Bab 33 Hari-hari Orang tua baru
34
Bab 34 Suasana Baru
35
Bab 35 Cobaan besar
36
Bab 36 Bangkit
37
Bab 37 welcome baby boy
38
Bab 38 Baby Win pulang
39
Bab 39 Kembali berduka
40
Bab 40 Masuk berita
41
Bab 41 Mengasingkan Diri
42
Bab 42 Menyusul
43
Bab 43 Adaptasi lagi
44
Bab 44 Positif lagi
45
Bab 45 Kerja lagi
46
Bab 46 Bos genit
47
Bab 47 Jangan ganggu Istriku
48
Bab 48 New Baby
49
Bab 49 Pulang
50
Bab 50 Mendapat Balasan surat
51
Bab 51 Kembali
52
Bab 52 Mencari pekerjaan baru
53
Bab 53 Musa datang
54
Bab 54 galau
55
Bab 55 Kumpul lagi
56
Bab 56 Persiapan sekolah Ana
57
Bab 57 Ana kembali sekolah
58
Bab 58 Pindah rumah
59
Bab 59 Perkelahian Ana
60
Bab 60 Meminta maaf
61
Bab 61 Menjual Anting
62
Bab 62 Terpaksa harus bekerja
63
Bab 63 Memulai hari baru
64
Bab 64 Makan Enak lagi
65
Bab 65 Makan bersama
66
Bab 66 Kontrakan baru lagi
67
Bab 67 Permen gembira
68
Bab 68 Suasana baru lagi
69
Bab 69 Mimpi
70
Bab 70 Penasaran
71
Bab 71 Ketakutan Mar
72
Bab 72 kursi baru
73
Bab 73 Bayi terakhir Mar
74
Bab 74 Jual barang
75
Bab 75 Terus berjuang
76
Bab 76 Majikan Baru
77
Bab 77 Sesuatu yang baru
78
Bab 78 Sedih itu datang lagi
79
Bab 79 Cemburu buta
80
Bab 80 Amarah mengalahkan logika
81
Bab 81 Kabar Baik
82
Bab 82 Pondok selesai, kehidupan membaik
83
Bab 83 Primadona baru
84
Bab 84 Mar jatuh sakit
85
Bab 85 Masuk rumah sakit
86
Bab 86 Mar membaik
87
Bab 87 Aku belum siap kehilanganmu sayang
88
Bab 88 Kembali dirawat
89
Bab 89 Menikmati waktu berdua dalam usia senja
90
Bab 90 Ketika Mar banyak mau
91
Bab 91 Bercerita tentang mimpi
92
Bab 92 Memburuk
93
Bab 93 Selamat jalan Mar...
94
Bab 94 Duka kehilanganmu
95
Bab 95 Patah kemudi
96
Bab 96 Cinta sejati itu ada
97
Promoooooo......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!