bab 14 Bak berangkat

Matahari sudah sangat terik,ketika Bulromi menyusuri jalan setapak menuju kerumah nya.Perut nya sudah mulai keroncongan,dari jauh telah tampak gubuk reot nya masih dalam keadaan tertutup,itu tandanya Anak dan istrinya belum pulang dari rutinitas mereka.

Bulromi mempercepat langkah nya,sesampainya di depan rumah segera ia menaiki tangga dan masuk ke dalam rumah.

Dia membuka baju nya dan menggantung nya di paku dinding rumah nya,kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air minum lalu meneguk nya habis.

"Ahh..lega sekali tenggorokan ku"

Ujar nya ketika merasa kerongkongan nya tak lagi kering seperti di jalan tadi.

Ia membuka lemari kayu di dapur nya,,

ternyata Maryati sudah selesai masak,,rasa lapar nya sudah sangat di ujung,,maklum mungkin karena bolak balik jalan kaki dan mengeluarkan keringat yang banyak, membuat nya merasa sangat lapar.

Bulromi mengambil piring dan makan dengan lahap sendirian.

Selesai makan,bulromi berjalan ke depan, duduk bersandar di dinding luar rumah nya.Matanya memandang jauh ke depan jalan seperti sedang menantikan seseorang datang,,siapa lagi kalau bukan anak dan istrinya yang belum pulang.

Bulromi mengingat sesuatu,kemudian masuk dan membuka kantong belanjaan yang tadi ia bawa,tangan nya meraih sebungkus rokok yang ia beli tadi,lalu membawa nya kembali duduk di luar,Ia menyalakan sebatang kemudian menghisap nya dengan nikmat.

Semenjak ia kehilangan pekerjaan,tak pernah lagi ia menyentuh rokok,,boro- boro menghisap nya,melihat penampakan nya saja dirumah sudah tidak pernah lagi.

10 menit berlalu,dari kejauhan ia melihat 2 orang yang sangat ia kenal sedang berjalan beriringan,

senyum nya terkembang.

Anak dan istrinya berjalan menuju ke arah rumah nya.

Baru saja sampai di depan tangga rumah mereka,Masning nampak heran melihat suami nya sedang mengepulkan asap rokok sambil tersenyum sumringah.

Sedang maryati bergegas naik dan masuk kedalam rumah,tak berapa lama Maryati kembali keluar dengan terburu- buru..

"Mak...mak..di dalam banyak sekali belanjaan ,punya siapa?"

Ujar nya berteriak kaget.

Belum lepas rasa heran nya terhadap suaminya,Masning pun dibuat kaget oleh teriakan Maryati dari dalam rumah nya.

Segera dia menaiki tangga dan masuk ke dalam rumah nya.Masning terperangah melihat sekantong besar belanjaan yang tergolong tak pernah masuk dalam list setiap kali ia belanja ke pasar.

Masning berbalik keluar menemui suaminya yang masih santai duduk di luar.

"Bak,,jelaskan dari mana semua itu,,dan juga rokok itu"

Masning bertanya dengan tangan menunjuk ke arah rokok yang masih di hisap Bulromi.

Bulromi lalu menghisap rokok nya sekali lagi,lalu mematikan nya kemudian membuang sisa puntung nya ke bawah,ia beranjak dari duduk nya,kemudian masuk kerumah sambil menggandeng tangan istri nya.

"kalian sudah makan?"tanya Bulromi pada anak dan istrinya.

Keduanya hanya menggeleng.

"Kalau begitu,,makanlah dulu..hari sudah terlalu siang.setelah selesai makan,,nanti akan aku ceritakan semua pada kalian berdua."

Masning dan maryati mengangguk,kemudian mereka menuruti perintah Bulromi untuk makan siang,keduanya makan dengan lahap dan sangat cepat.

Setelah selesai mereka kembali kedepan.

"Sini mak,aku mau bicara,Mar juga sini"

Bulromi duduk yang kemudian di ikuti Istri dan anak nya.

Bulromi menceritakan semua kejadian yang di lalui nya hari ini dengan pak Rudi.

Masning dan maryati tertegun,,hening tak bicara apa- apa.

"Jadi,kapan Bak akan berangkat?"

Maryati bertanya pada ayah nya.

"Besok pagi mar,,"

Maryati kembali diam,,Dia menunduk..lalu Air mata nya jatuh,buru- buru ia menghapus nya.Maryati tak ingin tangis nya memberatkan langkah ayah nya.

Sementara Masning,Dia tak tau harus senang atau sedih dengan kabar yang diberikan suaminya.

Disatu sisi,ia senang karena dengan begitu ekonomi keluarganya akan membaik,namun disisi lain..seumur hidup nya..ini kali pertama pisah dengan suami nya untuk waktu yang cukup lama.

"Mar...kenapa kau menangis??,Bak pergi untuk kerja demi kehidupan kita."

Bulromi mengusap pundak anak nya,,lalu menoleh ke istrinya.

Mata masning berkaca- kaca..

"Mak.....jangan sedih,,"

Bulromi merangkul istrinya.

Kedua perempuan di depan Bulromi sesegukan,,air mata mereka tumpah dan tangisan itu akhirnya pecah.

Bulromi tak dapat lagi menahan bendungan di pelupuk mata nya, yang sedari tadi ia tahan demi menguatkan anak dan istrinya.

Siang itu,kabar gembira yang ia bawa..sukses membuat haru dan air mata.*

Malam pun tiba,sungguh Maryati tak dapat memejamkan matanya,ia sungguh gelisah..berulang kali Dia mencoba memejam kan matanya tetap tak dapat terlelap.Beberapa kali terlihat Maryati membolak balik badan nya,,merubah posisi,fikiran nya tetap berputar- putar membuat nya semakin sulit untuk memejam kan mata.

Ada rasa takut yang menghantui,ketika nanti hari- hari tanpa ayah nya,meski tahu ayah nya pergi untuk bekerja.

Ada pula sedih menggelanyut di hati nya,,ketika nanti saat jauh..sudah pasti akan ada rindu yang mungkin akan datang tiap waktu.

Entah lah...kenapa perasaan itu seperti sangat menolak keberangkatan Ayah nya.

Sementara,Masning..Dia hanya berpura- pura tidur,,dia tak ingin anak dan suaminya tahu jika dia sangat rapuh..bila jauh dari suaminya.

Sedari tadi,,,matanya telah basah...ia menangis tanpa suara,kemudian berdoa dalam hati,,Agar apa yang akan terjadi nanti semoga itulah jalan yang di pilih tuhan untuk mereka agar menjadi lebih baik,dan lebih sabar.

Sama seperti anak dan istrinya,,Bulromi pun tak bisa tidur..

Bayangan tangis Maryati yang tumpah siang tadi terus berputar- putar di memori otak nya,serta isak istrinya masih terngiang- ngiang di telinganya.

Ada keraguan yang tiba- tiba muncul di hatinya,,

"Apa sebaik nya kubatal kan saja rencana ini"

Ujar nya dalam hati.

Tetapi..mungkin ini rejeki dari allah,tak mungkin ia menolak nya.

Ketiga manusia yang terkenal tangguh itu kini seolah tak berdaya,meringkuk dalam kesedihan dan kegalauan masing- masing.

Sang fajar mulai menyingsing,,Ayam jantan berkokok nyaring memaksa membangunkan Maryati yang hanya tertidur 2 jam saja.Masih menunjuk kan pukul 04.10 Dini hari.

masih terlalu pagi,,namun Mar dan kedua orang tua nya harus bangun.

Maryati duduk bersila kaki,,lalu mengikat rambut nya.

Tak lama kemudian,Ayah dan ibu nya pun terbangun,sama seperti Maryati,,nampak kantung mata yang menghitam akibat kurang tidur semalam.

Mereka bergegas memulai aktifitas masing-masing.Maryati masih termangu,sesekali dia menguap dan menggosok matanya,kantuk nya masih sangat terlihat jelas dari raut mukanya pagi ini.

Masning meraih handuk dan Ember besar,,kemudian menuju sungai untuk mandi dan mengambil air,

Maryati menghidupkan api dengan kayu bakar pada tungku,untuk memasak air.

setelah itu duduk termangu, menatap api yang mulai menyala,fikiran nya melayang jauh..membayangkan hari- harinya akan terasa sepi tanpa ada ayah nya.

Dengan Api yang menyala besar,,Air yang ia masak lebih cepat mendidih.

Maryati menyeduh kopi untuk ayah nya kemudian teh,untuk ia dan ibunya.

Hari ini mereka akan sarapan dengan sajian lezat,yaitu Roti tawar dengan susu,belian ayah nya kemarin.

Setelah semua nya beres...

Mereka sarapan bersama,namun pagi ini berbeda,,mereka sarapan dengan hening tanpa suara.

ada kesedihan di hati masing- masing.

"Bak pamit ya,,"

Ujar Bulromi dengan berdiri dan meraih tas yang sudah di persiapkan masning sebelum sarapan tadi.

Maryati tak bisa lagi menahan pilu nya,dia merangkul ayah nya,membenamkan muka nya pada dada ayah nya,kemudian menangis tersedu- sedu.

Masning pun mendekat,

"Bak disana hati- hati,,jaga diri,jaga kesehatan ya.hiks...hiks..."

Masning berpesan pada suaminya sambil terisak pilu.

Bulromi pun merangkul istrinya.

kini kedua perempuan kesayangan Bulromi berada dalam dekapan nya.

Mereka bertiga saling berangkulan dengan tangis masing- masing.

"Mar..doain bak ya,biar selalu sehat disana,"

Maryati tak dapat menjawab dengan kata- kata..hanya anggukan kepala saja yang mewakilinya.

Hari ini..hari pertama mereka pisah jauh dari Bulromi,mereka melepas kepergian Bulromi dengan doa dan air mata yang terburai bebas.

Bulromi mengecup mesra kening masning,,dan mencium hangat kepala Maryati Putri kesayangan nya.

kemudian berlalu meninggalkan mereka,,

sementara Ibu dan anak itu hanya menatap kepergian Bulromi,,hingga punggung yang kuat itu lepas dari pandangan mereka.

Bersambung**

Terpopuler

Comments

Aris Pujiono

Aris Pujiono

maryari in the geng

2022-02-27

0

Mari ani

Mari ani

tetap semangat dan sudah keren kern tor

2022-02-19

0

lina

lina

next dini

2022-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Perempuan tangguh
2 bab 2 Makan enak..
3 bab 3 Petualangan malam
4 bab 4 Derai air mata malam
5 bab 5 Tini datang..
6 bab 6 Mendapat kabar baik.
7 bab 7 Bocah petualang..
8 bab 8 Bocah petualang 2
9 bab 9 Bocah petualang 3
10 bab 10 Rencana Tini
11 bab 11 Curhat Tini
12 bab 12 Harapan
13 bab 13 Suka cita
14 bab 14 Bak berangkat
15 bab 15 Sungguh berat..
16 bab 16 Pengkhianatan
17 bab 17 Berhenti kerja
18 Bab 18 Melepas rindu
19 bab 19 Awal kisah itu..
20 Bab 20 Terpikat
21 Bab 21 Terpukau
22 Bab 22 Getaran cinta
23 bab 23 Niat baik
24 bab 24 berkunjung
25 Bab 25 Mengikat janji
26 Bab 26 Hari bahagia
27 bab 27 Awal yang baru
28 bab 28 Rencana hidup mandiri
29 Bab 29 Hadiah Tuhan
30 Bab 30 Pindah rumah
31 Bab 31 kesibukan baru
32 Bab 32 Welcome baby Diana
33 Bab 33 Hari-hari Orang tua baru
34 Bab 34 Suasana Baru
35 Bab 35 Cobaan besar
36 Bab 36 Bangkit
37 Bab 37 welcome baby boy
38 Bab 38 Baby Win pulang
39 Bab 39 Kembali berduka
40 Bab 40 Masuk berita
41 Bab 41 Mengasingkan Diri
42 Bab 42 Menyusul
43 Bab 43 Adaptasi lagi
44 Bab 44 Positif lagi
45 Bab 45 Kerja lagi
46 Bab 46 Bos genit
47 Bab 47 Jangan ganggu Istriku
48 Bab 48 New Baby
49 Bab 49 Pulang
50 Bab 50 Mendapat Balasan surat
51 Bab 51 Kembali
52 Bab 52 Mencari pekerjaan baru
53 Bab 53 Musa datang
54 Bab 54 galau
55 Bab 55 Kumpul lagi
56 Bab 56 Persiapan sekolah Ana
57 Bab 57 Ana kembali sekolah
58 Bab 58 Pindah rumah
59 Bab 59 Perkelahian Ana
60 Bab 60 Meminta maaf
61 Bab 61 Menjual Anting
62 Bab 62 Terpaksa harus bekerja
63 Bab 63 Memulai hari baru
64 Bab 64 Makan Enak lagi
65 Bab 65 Makan bersama
66 Bab 66 Kontrakan baru lagi
67 Bab 67 Permen gembira
68 Bab 68 Suasana baru lagi
69 Bab 69 Mimpi
70 Bab 70 Penasaran
71 Bab 71 Ketakutan Mar
72 Bab 72 kursi baru
73 Bab 73 Bayi terakhir Mar
74 Bab 74 Jual barang
75 Bab 75 Terus berjuang
76 Bab 76 Majikan Baru
77 Bab 77 Sesuatu yang baru
78 Bab 78 Sedih itu datang lagi
79 Bab 79 Cemburu buta
80 Bab 80 Amarah mengalahkan logika
81 Bab 81 Kabar Baik
82 Bab 82 Pondok selesai, kehidupan membaik
83 Bab 83 Primadona baru
84 Bab 84 Mar jatuh sakit
85 Bab 85 Masuk rumah sakit
86 Bab 86 Mar membaik
87 Bab 87 Aku belum siap kehilanganmu sayang
88 Bab 88 Kembali dirawat
89 Bab 89 Menikmati waktu berdua dalam usia senja
90 Bab 90 Ketika Mar banyak mau
91 Bab 91 Bercerita tentang mimpi
92 Bab 92 Memburuk
93 Bab 93 Selamat jalan Mar...
94 Bab 94 Duka kehilanganmu
95 Bab 95 Patah kemudi
96 Bab 96 Cinta sejati itu ada
97 Promoooooo......
Episodes

Updated 97 Episodes

1
bab 1 Perempuan tangguh
2
bab 2 Makan enak..
3
bab 3 Petualangan malam
4
bab 4 Derai air mata malam
5
bab 5 Tini datang..
6
bab 6 Mendapat kabar baik.
7
bab 7 Bocah petualang..
8
bab 8 Bocah petualang 2
9
bab 9 Bocah petualang 3
10
bab 10 Rencana Tini
11
bab 11 Curhat Tini
12
bab 12 Harapan
13
bab 13 Suka cita
14
bab 14 Bak berangkat
15
bab 15 Sungguh berat..
16
bab 16 Pengkhianatan
17
bab 17 Berhenti kerja
18
Bab 18 Melepas rindu
19
bab 19 Awal kisah itu..
20
Bab 20 Terpikat
21
Bab 21 Terpukau
22
Bab 22 Getaran cinta
23
bab 23 Niat baik
24
bab 24 berkunjung
25
Bab 25 Mengikat janji
26
Bab 26 Hari bahagia
27
bab 27 Awal yang baru
28
bab 28 Rencana hidup mandiri
29
Bab 29 Hadiah Tuhan
30
Bab 30 Pindah rumah
31
Bab 31 kesibukan baru
32
Bab 32 Welcome baby Diana
33
Bab 33 Hari-hari Orang tua baru
34
Bab 34 Suasana Baru
35
Bab 35 Cobaan besar
36
Bab 36 Bangkit
37
Bab 37 welcome baby boy
38
Bab 38 Baby Win pulang
39
Bab 39 Kembali berduka
40
Bab 40 Masuk berita
41
Bab 41 Mengasingkan Diri
42
Bab 42 Menyusul
43
Bab 43 Adaptasi lagi
44
Bab 44 Positif lagi
45
Bab 45 Kerja lagi
46
Bab 46 Bos genit
47
Bab 47 Jangan ganggu Istriku
48
Bab 48 New Baby
49
Bab 49 Pulang
50
Bab 50 Mendapat Balasan surat
51
Bab 51 Kembali
52
Bab 52 Mencari pekerjaan baru
53
Bab 53 Musa datang
54
Bab 54 galau
55
Bab 55 Kumpul lagi
56
Bab 56 Persiapan sekolah Ana
57
Bab 57 Ana kembali sekolah
58
Bab 58 Pindah rumah
59
Bab 59 Perkelahian Ana
60
Bab 60 Meminta maaf
61
Bab 61 Menjual Anting
62
Bab 62 Terpaksa harus bekerja
63
Bab 63 Memulai hari baru
64
Bab 64 Makan Enak lagi
65
Bab 65 Makan bersama
66
Bab 66 Kontrakan baru lagi
67
Bab 67 Permen gembira
68
Bab 68 Suasana baru lagi
69
Bab 69 Mimpi
70
Bab 70 Penasaran
71
Bab 71 Ketakutan Mar
72
Bab 72 kursi baru
73
Bab 73 Bayi terakhir Mar
74
Bab 74 Jual barang
75
Bab 75 Terus berjuang
76
Bab 76 Majikan Baru
77
Bab 77 Sesuatu yang baru
78
Bab 78 Sedih itu datang lagi
79
Bab 79 Cemburu buta
80
Bab 80 Amarah mengalahkan logika
81
Bab 81 Kabar Baik
82
Bab 82 Pondok selesai, kehidupan membaik
83
Bab 83 Primadona baru
84
Bab 84 Mar jatuh sakit
85
Bab 85 Masuk rumah sakit
86
Bab 86 Mar membaik
87
Bab 87 Aku belum siap kehilanganmu sayang
88
Bab 88 Kembali dirawat
89
Bab 89 Menikmati waktu berdua dalam usia senja
90
Bab 90 Ketika Mar banyak mau
91
Bab 91 Bercerita tentang mimpi
92
Bab 92 Memburuk
93
Bab 93 Selamat jalan Mar...
94
Bab 94 Duka kehilanganmu
95
Bab 95 Patah kemudi
96
Bab 96 Cinta sejati itu ada
97
Promoooooo......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!