Matahari sudah sangat terik,ketika Bulromi menyusuri jalan setapak menuju kerumah nya.Perut nya sudah mulai keroncongan,dari jauh telah tampak gubuk reot nya masih dalam keadaan tertutup,itu tandanya Anak dan istrinya belum pulang dari rutinitas mereka.
Bulromi mempercepat langkah nya,sesampainya di depan rumah segera ia menaiki tangga dan masuk ke dalam rumah.
Dia membuka baju nya dan menggantung nya di paku dinding rumah nya,kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air minum lalu meneguk nya habis.
"Ahh..lega sekali tenggorokan ku"
Ujar nya ketika merasa kerongkongan nya tak lagi kering seperti di jalan tadi.
Ia membuka lemari kayu di dapur nya,,
ternyata Maryati sudah selesai masak,,rasa lapar nya sudah sangat di ujung,,maklum mungkin karena bolak balik jalan kaki dan mengeluarkan keringat yang banyak, membuat nya merasa sangat lapar.
Bulromi mengambil piring dan makan dengan lahap sendirian.
Selesai makan,bulromi berjalan ke depan, duduk bersandar di dinding luar rumah nya.Matanya memandang jauh ke depan jalan seperti sedang menantikan seseorang datang,,siapa lagi kalau bukan anak dan istrinya yang belum pulang.
Bulromi mengingat sesuatu,kemudian masuk dan membuka kantong belanjaan yang tadi ia bawa,tangan nya meraih sebungkus rokok yang ia beli tadi,lalu membawa nya kembali duduk di luar,Ia menyalakan sebatang kemudian menghisap nya dengan nikmat.
Semenjak ia kehilangan pekerjaan,tak pernah lagi ia menyentuh rokok,,boro- boro menghisap nya,melihat penampakan nya saja dirumah sudah tidak pernah lagi.
10 menit berlalu,dari kejauhan ia melihat 2 orang yang sangat ia kenal sedang berjalan beriringan,
senyum nya terkembang.
Anak dan istrinya berjalan menuju ke arah rumah nya.
Baru saja sampai di depan tangga rumah mereka,Masning nampak heran melihat suami nya sedang mengepulkan asap rokok sambil tersenyum sumringah.
Sedang maryati bergegas naik dan masuk kedalam rumah,tak berapa lama Maryati kembali keluar dengan terburu- buru..
"Mak...mak..di dalam banyak sekali belanjaan ,punya siapa?"
Ujar nya berteriak kaget.
Belum lepas rasa heran nya terhadap suaminya,Masning pun dibuat kaget oleh teriakan Maryati dari dalam rumah nya.
Segera dia menaiki tangga dan masuk ke dalam rumah nya.Masning terperangah melihat sekantong besar belanjaan yang tergolong tak pernah masuk dalam list setiap kali ia belanja ke pasar.
Masning berbalik keluar menemui suaminya yang masih santai duduk di luar.
"Bak,,jelaskan dari mana semua itu,,dan juga rokok itu"
Masning bertanya dengan tangan menunjuk ke arah rokok yang masih di hisap Bulromi.
Bulromi lalu menghisap rokok nya sekali lagi,lalu mematikan nya kemudian membuang sisa puntung nya ke bawah,ia beranjak dari duduk nya,kemudian masuk kerumah sambil menggandeng tangan istri nya.
"kalian sudah makan?"tanya Bulromi pada anak dan istrinya.
Keduanya hanya menggeleng.
"Kalau begitu,,makanlah dulu..hari sudah terlalu siang.setelah selesai makan,,nanti akan aku ceritakan semua pada kalian berdua."
Masning dan maryati mengangguk,kemudian mereka menuruti perintah Bulromi untuk makan siang,keduanya makan dengan lahap dan sangat cepat.
Setelah selesai mereka kembali kedepan.
"Sini mak,aku mau bicara,Mar juga sini"
Bulromi duduk yang kemudian di ikuti Istri dan anak nya.
Bulromi menceritakan semua kejadian yang di lalui nya hari ini dengan pak Rudi.
Masning dan maryati tertegun,,hening tak bicara apa- apa.
"Jadi,kapan Bak akan berangkat?"
Maryati bertanya pada ayah nya.
"Besok pagi mar,,"
Maryati kembali diam,,Dia menunduk..lalu Air mata nya jatuh,buru- buru ia menghapus nya.Maryati tak ingin tangis nya memberatkan langkah ayah nya.
Sementara Masning,Dia tak tau harus senang atau sedih dengan kabar yang diberikan suaminya.
Disatu sisi,ia senang karena dengan begitu ekonomi keluarganya akan membaik,namun disisi lain..seumur hidup nya..ini kali pertama pisah dengan suami nya untuk waktu yang cukup lama.
"Mar...kenapa kau menangis??,Bak pergi untuk kerja demi kehidupan kita."
Bulromi mengusap pundak anak nya,,lalu menoleh ke istrinya.
Mata masning berkaca- kaca..
"Mak.....jangan sedih,,"
Bulromi merangkul istrinya.
Kedua perempuan di depan Bulromi sesegukan,,air mata mereka tumpah dan tangisan itu akhirnya pecah.
Bulromi tak dapat lagi menahan bendungan di pelupuk mata nya, yang sedari tadi ia tahan demi menguatkan anak dan istrinya.
Siang itu,kabar gembira yang ia bawa..sukses membuat haru dan air mata.*
Malam pun tiba,sungguh Maryati tak dapat memejamkan matanya,ia sungguh gelisah..berulang kali Dia mencoba memejam kan matanya tetap tak dapat terlelap.Beberapa kali terlihat Maryati membolak balik badan nya,,merubah posisi,fikiran nya tetap berputar- putar membuat nya semakin sulit untuk memejam kan mata.
Ada rasa takut yang menghantui,ketika nanti hari- hari tanpa ayah nya,meski tahu ayah nya pergi untuk bekerja.
Ada pula sedih menggelanyut di hati nya,,ketika nanti saat jauh..sudah pasti akan ada rindu yang mungkin akan datang tiap waktu.
Entah lah...kenapa perasaan itu seperti sangat menolak keberangkatan Ayah nya.
Sementara,Masning..Dia hanya berpura- pura tidur,,dia tak ingin anak dan suaminya tahu jika dia sangat rapuh..bila jauh dari suaminya.
Sedari tadi,,,matanya telah basah...ia menangis tanpa suara,kemudian berdoa dalam hati,,Agar apa yang akan terjadi nanti semoga itulah jalan yang di pilih tuhan untuk mereka agar menjadi lebih baik,dan lebih sabar.
Sama seperti anak dan istrinya,,Bulromi pun tak bisa tidur..
Bayangan tangis Maryati yang tumpah siang tadi terus berputar- putar di memori otak nya,serta isak istrinya masih terngiang- ngiang di telinganya.
Ada keraguan yang tiba- tiba muncul di hatinya,,
"Apa sebaik nya kubatal kan saja rencana ini"
Ujar nya dalam hati.
Tetapi..mungkin ini rejeki dari allah,tak mungkin ia menolak nya.
Ketiga manusia yang terkenal tangguh itu kini seolah tak berdaya,meringkuk dalam kesedihan dan kegalauan masing- masing.
Sang fajar mulai menyingsing,,Ayam jantan berkokok nyaring memaksa membangunkan Maryati yang hanya tertidur 2 jam saja.Masih menunjuk kan pukul 04.10 Dini hari.
masih terlalu pagi,,namun Mar dan kedua orang tua nya harus bangun.
Maryati duduk bersila kaki,,lalu mengikat rambut nya.
Tak lama kemudian,Ayah dan ibu nya pun terbangun,sama seperti Maryati,,nampak kantung mata yang menghitam akibat kurang tidur semalam.
Mereka bergegas memulai aktifitas masing-masing.Maryati masih termangu,sesekali dia menguap dan menggosok matanya,kantuk nya masih sangat terlihat jelas dari raut mukanya pagi ini.
Masning meraih handuk dan Ember besar,,kemudian menuju sungai untuk mandi dan mengambil air,
Maryati menghidupkan api dengan kayu bakar pada tungku,untuk memasak air.
setelah itu duduk termangu, menatap api yang mulai menyala,fikiran nya melayang jauh..membayangkan hari- harinya akan terasa sepi tanpa ada ayah nya.
Dengan Api yang menyala besar,,Air yang ia masak lebih cepat mendidih.
Maryati menyeduh kopi untuk ayah nya kemudian teh,untuk ia dan ibunya.
Hari ini mereka akan sarapan dengan sajian lezat,yaitu Roti tawar dengan susu,belian ayah nya kemarin.
Setelah semua nya beres...
Mereka sarapan bersama,namun pagi ini berbeda,,mereka sarapan dengan hening tanpa suara.
ada kesedihan di hati masing- masing.
"Bak pamit ya,,"
Ujar Bulromi dengan berdiri dan meraih tas yang sudah di persiapkan masning sebelum sarapan tadi.
Maryati tak bisa lagi menahan pilu nya,dia merangkul ayah nya,membenamkan muka nya pada dada ayah nya,kemudian menangis tersedu- sedu.
Masning pun mendekat,
"Bak disana hati- hati,,jaga diri,jaga kesehatan ya.hiks...hiks..."
Masning berpesan pada suaminya sambil terisak pilu.
Bulromi pun merangkul istrinya.
kini kedua perempuan kesayangan Bulromi berada dalam dekapan nya.
Mereka bertiga saling berangkulan dengan tangis masing- masing.
"Mar..doain bak ya,biar selalu sehat disana,"
Maryati tak dapat menjawab dengan kata- kata..hanya anggukan kepala saja yang mewakilinya.
Hari ini..hari pertama mereka pisah jauh dari Bulromi,mereka melepas kepergian Bulromi dengan doa dan air mata yang terburai bebas.
Bulromi mengecup mesra kening masning,,dan mencium hangat kepala Maryati Putri kesayangan nya.
kemudian berlalu meninggalkan mereka,,
sementara Ibu dan anak itu hanya menatap kepergian Bulromi,,hingga punggung yang kuat itu lepas dari pandangan mereka.
Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Aris Pujiono
maryari in the geng
2022-02-27
0
Mari ani
tetap semangat dan sudah keren kern tor
2022-02-19
0
lina
next dini
2022-02-18
0