Fajar masih samar dan malu-malu menegak kan sinar nya,bias-bias malam mulai merangkak pergi,di iringi dengan sahut menyahut kokok ayam jantan.
Mar membuka mata nya,mengusap dan tersenyum sangat lebar,dia beranjak dari kamar nya dengan penuh semangat,bukan tanpa alasan,bahagia akan melabuhkan rindunya pada sang Ayah lah yang membuat hati nya bagai musim semi.
"Mak sudah bangun??"
Tanya mar,merasa gagal untuk jadi yang pertama bangun dihari ini.
"Iya,tadi terbangun tak bisa tidur lagi"
Mereka berdua sama- sama menuju dapur,memasak Air dan menunggu subuh.
"Mak,hari ini kita masak yang enak ya buat buat menyambut Bak pulang"
"Ehmm...masak apa ya Mar?"
"Gimana kalau kita masak opor ayam Mak,,Bak pasti senang.."
Ujar Mar antusias.
Keduanya lalu tersenyum.
Setelah Tugas rumah nya selesai,Mar mengunci pintu rumah nya sebelum berangkat kerja,sementara Masning telah lebih dulu pergi kepasar untuk berbelanja keperluan memasak opor ayam.
Baru saja menuruni anak tangga rumah nya,
"Mar...baru mau berangkat ya?"
Panggilan Asiyah,menghentikan langkah nya.
Seketika Mar menatap tajam ke arah Asiyah yang terlihat menghampiri nya.
Masih terbayang oleh Mar kejadian semalam yang membuat luka di hatinya.
Betapa tidak,seorang teman,bahkan sahabat baik nya sengaja menikung nya diam- diam.
Namun Mar tetap berusaha tenang,diam seolah tak tau apa-apa,sekuat hati ia tahan amarah dan geram nya.
"Eh iya Yah..Aku baru mau berangkat."
"Mak mu kemana,kok di kunci?"
"Mak kepasar,belanja lauk..Bak ku pulang hari ini"
"Oh..kita bareng ya,,aku mau ke toko depan,mau beli sandal"
"Loh..bukan nya baru minggu lalu kamu beli sandal?"
"Iya...semalam hilang sebelah,,sama sepatu kak Ris......"
Asiyah,tak melanjut kan ucapan nya,ia terlihat keceplosan sambil menutup mulut nya dengan tangan.
Mar,memicingkan mata nya ke arah Asiyah,lalu memainkan alis nya.
"Kak Ris??,kak Ris siapa?maksud mu Risman?"
Tanya Mar,pura- pura tak tahu.
"Ehmmm...i..iya,,tapi...tapi..tapi..kamu jangan marah ya Mar?"
Jawab Asiyah gugup.
"Marah??,,kenapa mesti marah?"
Balas Mar santai,meski dalam hatinya ingin sekali menjerit.
"Emang nya Risman datang kerumah mu?"
Sambung nya.
"Ehmm...iya,,tapi sebentar kok Mar,,cuma mampir,,gara-gara kamu gak ada,ehmm..Dia nanyain kamu loh Mar"
Mar menatap Asiyah,,lalu mengoceh dalam hati
"Apa??...sebentar??? 2 jam dibilang sebentar??,nanyain Aku,,yang ada malah saling gombal,,ehm...teman ku dah makin pintar bohong"
Tanpa sadar,Mar menggelengkan kepala nya membuat Asiyah bingung.
"Kamu kenapa Mar??"
"Hehe..gak apa- apa,lama juga gak masalah bagi aku"
"Kenapa??"
Jawab Asiyah semakin bingung.
"Kenapa mesti marah,itu hak nya Risman kok,"
"Kan kalian pacaran,,kamu gak cemburu"
"Iyah...Pacaran bukan berarti mengikat,lagian...Lelaki yang baik tidak akan pernah menyakiti pasangan nya,,Dia akan tau batas karena Dia sadar ada hati yang sedang dia jaga."
Asiyah terdiam..
"Dan untuk kamu sahabat baik ku,aku percaya,,kamu gak mungkin mengkhianati sahabat mu sendiri kan?"
Asiyah terpaku mendengar ucapan Mar,yang terasa tajam tertancap di hatinya.
Sementara Mar,terus berjalan meninggalkan Asiyah yang gamang dihantui rasa bersalah yang sangat dalam terhadap sahabat nya.
Mar memang kesal dan geram dengan tingkah Asiyah,tapi dia tidak pernah membenci nya,
Asiyah tetap lah sahabat nya yang mungkin saat ini sedang tersesat dan di buta kan oleh cinta sesaat nya.
Mar hanya berharap,Asiyah cepat sadar dari ilusi hati nya.
Sesampai dirumah Ibu Ita,Mar heran melihat Ibu Ita yang tengah Berkemas,
Dia melangkah pelan mendekati kotak- kotak kardus ukuran besar yang berjejer rapi di pojok ruang.
Sementara terlihat Ibu ita sedang menyusun pakaian ke dalam koper besar,
"Ini ada apa mbak,,kok dimasukin bajunya?,Mbak mau keluar kota lagi ya?kok bawa bajunya banyak?,bakal lama ya Mbak?"
Pertanyaan beruntun dari Mar,membuat Ibu Ita menghentikan kegiatan nya,lalu berjalan mendekati Mar.
"Sini duduk...!"
Perintah Ibu Ita,sambil menarik Mar untuk duduk di kursi.
Mar yang bingung,hanya mengikuti tanpa tau apa yang akan di bicarakan.
"Mar,hari ini kamu gak usah nyuci,bantuin mbak aja,masukin barang- barang dalam kotak kardus,nanti siang ada truk yang akan mengangkut nya."
Mar menggaruk kening nya,
"Mau diapakan mbak?"
"Mar,mbak sudah Nikah sama pacar mbak,sudah sah jadi istrinya,dan Dia ngajak pindah tinggal di luar kota"
"Lalu...Istri nya??"
Tanya Mar menyelidik.
"Dia sudah berpisah Mar,makanya mbak mau jadi istrinya."
"Ehm....lantas rumah ini mbak??"
"Sudah laku Mar,teman mbak yang beli."
"Oh...ehm..berarti ini hari terakhir aku kerja sama Mbak"
Mar menunduk,ada sedih yang menggelayuti hati nya.
Seolah faham akan kesedihan Mar,Ibu Ita mendekati dan merangkul Mar,,
"Makasih ya Mar,selama ini sudah bantuin Mbak,kamu baik- baik,jaga diri.."
Mendengar ucapan Ibu Ita,tanpa terasa air mata Mar meleleh jatuh terburai,
Bagaimana tidak,Ibu Ita begitu baik..sudah seperti saudara kandung,yang selalu menolong keluarga nya.
Kini..setelah hari ini,dia tak akan lagi bertemu Ibu Ita,entah kapan lagi..
Sambil membantu menyusun barang- barang di dalam Dus.
"Mbak,,nanti kalau sudah disana,jangan lupain aku ya,,sekali- sekali kalau mbak ada waktu kirimi aku surat"
ujar nya dengan senyum yang tertahan.
"Iya Mar,,mbak pasti akan selalu ingat sama kamu,nanti pasti mbak kirim surat.
Pekerjaan mereka tepat waktu,Truk yang akan membawa barang- barang Ibu Ita sudah datang,satu persatu kardus diangkat,
Sedang Ibu Ita tengah berdandan.
Berselang 10 menit,sebuah mobil hitam berhenti,seorang lelaki mapan turun dari dalam mobil menuju pintu rumah Ibu Ita,Mar yakin Dia adalah sosok suami Ibu ita.
Mar berlari menghampiri Ibu Ita di dalam kamar.
"Mbak...mbak...ada tamu"
"Iya Mar,itu suami mbak,,jawab Ibu Ita dengan senyum sumringah.
Setelah semua barang diangkat ke truk,kini tibalah Ibu Ita yang akan segera berangkat,melihat Mar yang terdiam,Ibu Ita tak kuasa menahan tangis nya,segera ia memeluk erat gadis di depan nya,yang sudah ia anggap adik kandung.
Menerima perlakuan seperti itu dari sang majikan,tangis Mar tumpah,terisak- isak sesegukan.
"Mar,,ini terima ya...kamu baik- baik disini,jaga kesehatan,jaga diri..nanti kapan- kapan mbak main kesini."
Ibu ita menyerahkan amplop yang berisi sejumlah uang,
Mar menerima nya,
"Makasih ya Mbak,Mbak juga disana jaga diri,aku pasti kangen..jangan lupain aku,"
"Pasti Mar...pasti....semoga kita diberi kesehatan,,waktu dan kesempatan agar bisa ketemu lagi ya,salam untuk Mak Bak mu ya.
Sekali lagi,tubuh mereka berpaut,sebelum akhirnya mobil membawa Ibu Ita menjauh dari Mar dan tempat tinggal nya.
Sungguh,ada rasa yang lain setelah detik itu,seperti ada yang terlepas dari hatinya,meninggalkan pedih yang dalam bersama sisa air mata yang ia usap perlahan.
Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Mom FA
aku nyicil lagi ya tor🤗
2022-03-04
0
Aris Pujiono
sabar maryati
2022-03-03
0
Fany Lili
Tetap sabar ya Maryati,,, 💪😊
Aku mampir lagi ni,,,
2022-01-02
0