Bulromi kian mempercepat langkah nya,ketika dari kejauhan telah melihat sebuah Bus besar terparkir di depan kantor Pak Rudi.
"Selamat pagi Pak Rudi,,maaf..apa saya terlambat?"
Bulromi tampak membungkuk kan badan dengan hormat,ada sedikit kecemasan di wajah nya
"Oh..selamat pagi Pak Romi,,tidak pak,,malah ini sepertinya masih terlalu pagi dari janji kita"
Jawab Pak Rudi dengan senyum ramah nya
"Hem..syukur lah,,"
Batin Bulromi lega.
"Ehm...Silahkan duduk dulu Pak Romi,,kita masih menunggu yang lain,"
Bulromi mengangguk,lalu duduk di sebuah kursi di depan kantor.
10 menit berlalu,orang- orang yang sepertinya juga akan berangkat sepertinya telah ramai berkumpul,,tak ada satu pun yang ia kenal,jika di lihat dari usia nya,Bulromi yakin Dia lah yang paling tua.
"Ayo Pak Romi..!"
Ajakan Sang mandor,membuat Bulromi bergegas menghampiri Bus.
Setelah memilih tempat Duduk,dia tak menyangka bahwa sang mandor akan duduk bersebelahan dengan nya.
Rasa canggung tetap saja Bulromi rasakan,meski begitu Pak Rudi terlihat begitu sopan sepanjang perjalanan dia begitu antusias mengajak bercerita Bulromi bagai seorang teman.
Bahkan cenderung seperti seorang Adik yang tengah berbincang kepada kakak nya,dengan tutur sapa yang lembut sopan,benar- benar cermin terpelajar.
**
Sementara di rumah,Maryati tampak lesu,begitu pun dengan Masning.
Mereka larut dalam lamunan masing-masing.
"Mak,hari ini gak ke pasar?"
"Sepertinya,gak Mar...
Entah lah,Mak seperti tak enak rasa"
"Ehm....sama Mak,aku pun seperti itu,,ya udah aku kerja dulu,mak istirahat aja"
Maryati berlalu meninggalkan ibunya yang tengah duduk bersandar di pojok rumah nya.
Sepanjang perjalanan,hatinya terasa hampa,mungkin karena ini untuk pertama kali ditinggal ayah nya.
Terasa berat,meski ia tau ini hanyalah sebuah proses,perlahan nanti pasti hatinya mulai terbiasa.
"Assalamualaikum mbak..."
Sapa Maryati ketika sampai di halaman rumah majikan nya,sementara terlihat Ibu Ita tengah sibuk menyemprot bunga- bunga hias yang berjejer rapi di depan teras nya.
"Walaikumsalam Mar...,loh kamu kenapa?,sepertinya sedang tidak bersemangat?"
Ibu Ita menghampiri gadis yang bertubuh kecil di depan nya,
"Ehmm....gak apa- apa mbak,,cuma kurang tidur"
"Kenapa Mar,,ada masalah?,atau Mak mu sakit lagi?"
Ibu ita menyelidik.
"Alhamdulillah,,Mak sehat mbak,"
"Lalu....kenapa kamu terlihat sedih gitu dek,,cerita aja kalo butuh apa- apa"
"Makasih mbak,aku cuma Rindu Bak,,padahal baru aja pagi ini Bak berangkat"
Mar tertunduk.
"Kemana Bak mu?"
"Ada tawaran kerja ke luar daerah mbak"
"Oh..begitu,,ya udah gak apa- apa doain aja Bak sehat- sehat disana,nanti kan pulang."
"Ehm..."
Mar menganggukk.
"Eh iya..kok mbak gak kerja?"
"Iya,libur dulu capek kerja mulu..hehehe"
"Oh...ya udah mbak aku masuk dulu"
"Ehm..enak sekali jadi Ibu ita ini,,duit nya banyak..bisa libur kapan aja..jalan- jalan ke luar kota."
Batin maryati.
Dalam hitungan menit,Maryati sigap mengerjakan tugas nya.
Dia membuang jauh-jauh fikiran nya yang entah melayang kemana-mana,mencoba menepikan rindu nya terlebih dahulu.
Tangan nya yang terampil terlihat sangat gesit ketika sedang menyelesaikan tugas-tugas nya.
"Mar..."
Sapa Ibu Ita yang tiba- tiba telah berada di dapur,tentu saja mengagetkan Mar.
"Ya allah Mbak,,hampir aja piring ini jatuh"
"Hahahaha,,emang nya kenapa?"
"Mbak tiba-tiba datang,bikin aku kaget"
"Ah..kamu Mar...emang nya mbak macam hantu"
Ibu ita cekikikan melihat Mar yang masih cemas.
"Kenapa mbak?"
"Ehm...Mar,kamu punya pacar?"
"Hehehe,,belum kefikiran mbak"
"Oh..."
"Kok mbak tiba-tiba nanya gitu??"
Sambung nya cepat.
"Mbak lagi bingung,,pacar mbak ngajak nikah"
"Terusss..kenapa bingung,,harus nya seneng dong mbak"
"Ehm...masalah nya,,dia punya istri Mar.."
Prang.....!!!
Piring yang tengah di cuci maryati meluncur bebas dari tangan nya,membuat piring pecah terbelah dua.
Mar yang gugup,segera memungut pecahan beling tersebut,lalu berdiri membalik badan nya menghadap Ibu Ita.
"Maaf kan keteledoran aku mbak,aku gak sengaja,aku akan ganti,silahkan potong saja gaji ku bulan ini"
Ujar Mar,dengan tertunduk ketakutan,selama dia bekerja di rumah Ibu Ita,baru kali ini ia membuat kesalahan,
Ia tau,piring Ibu ita bukan lah piring murahan seperti yang ada dirumah nya..mana mungkin dia ganti dengan piring milik nya.
"Hahahaha,,Mar..kamu ini...kayak apa aja."
Mar segera mendongak kan kepalanya,ia bingung dengan sikap Ibu Ita,bukan nya marah,malah tertawa keras.
"Ehm...Mbak gak marah??"
Tanya nya ragu.
"Loch...kenapa mesti marah?"
Tanya balik Ibu Ita.
"Kan saya pecahin piring Mbak,"
"Ya ampun Mar,,ketimbang satu piring aja,,kayak udah ngancurin satu rumah..ya udah kamu beresin beling nya,hati- hati "
Maryati menuruti perintah Ibu Ita,masih dengan perasaan cemas.
"Mbak tau,,kamu pasti kaget gara-gara dengar punya istri kan?"
"Ehm...he em..."
Mar hanya mengangguk.
"Sini kamu duduk sini,,,"
Panggil Ibu ita,sembari menyeret kursi makan,lalu menepuk-nepuk kan tangan nya mempersilahkan Mar untuk duduk.
"Tapi aku belum beres-beres mbak,,"
"Ya udahlah,,nanti aja"
Mar,melangkah mendekat lalu duduk di samping Ibu ita.
"Mar,selama ini mbak pacaran sama suami orang..trus ini dia ngajak mbak nikah,,sebenar nya mbak takut tapi mbak juga gak mau kehilangan Dia"
Mar hanya terperangah,mendengar penuturan Ibu Ita.
Dalam hatinya ingin sekali bertanya,,laki- laki yang mana yang ingin menikahinya,karena seingat nya, Ibu Ita kerap bergonta-ganti teman laki- laki.
Namun pertanyaan itu Dia simpan rapat-rapat di dalam hatinya.
Mar takut,Ibu Ita akan tersinggung,bila pertanyaan itu di ucap kan.
"Lantas...mbak,apa yang akan mbak lakukan??"
Tanya Mar,
"Entahlah Mar,,mbak pusing"
"Sebaik nya mbak fikir lagi dampak nya,bagaimana kedepan nya..lihat sisi buruk nya"
Mar mencoba memberi masukan.
"Hemmm...oke lah,,nanti coba mbak fikirkan lagi"
"Ya udah mbak,,aku mau lanjut lagi,,"
Mar beranjak Dari kursinya,lalu melanjutkan membasuh piring,menyapu,mengepel dan membersihkan dapur.
Setelah semua selesai,Mar bergegas ke kamar Ibu Ita,mengetuk perlahan pintu kamar nya,
Tok..tok..tok..!!
"Iya Mar...."
Terdengar jawaban dari balik pintu,
Hanya berselang beberapa detik,pintu kamar terbuka,
"Mau pulang??"
"He eh.."
Ujar mar sambil mengangguk,
"Hati- hati ya Mar,,makasih masukan mu tadi"
"Sama- sama mbak,Aku pulang ya..."
Maryati segera berlalu..meninggalkan rumah Ibu Ita.
Sesampai nya dirumah,Mar mendapati Ibunya masih di posisi yang sama ketika dia berangkat kerja tadi pagi.
"Mak..."
Panggil Mar,pelan.
Masning menoleh,lalu tersenyum.
"Mak lagi apa??,sudah makan??"
Tanya Mar yang segera menghampiri Ibunya yang terlihat sedih.
Masning hanya menggeleng.
Mar memeluk ibunya.
Hingga siang datang,tak membuat mereka berselera untuk makan,keduanya lebih memilih meringkuk di atas tikar lusuh lantai rumah mereka,mencoba menenangkan hati masing-masing dari mereka yang tengah sepi,melawan rindu yang membelenggu menyisakan sesak hingga isak dan itu membuat mata mereka basah,
"Mak...."
"Apa?"
"Belum ada sehari Bak pergi,,tapi terasa lain"
"Ehm....iya Mar"
"Jauh ya mak??"
Kali ini,Mar membalik tubuh nya yang tadi beradu punggung dengan ibunya,kini berbalik memeluk bahu ibunya.
"Sekitar 5 jam dari sini,kalau naik trevel"
"Ehm..."
Mereka berdua akhirnya tertidur saling berpeluk,menyiapkan diri untuk hari-hari berat kedepan untuk menahan rindu.
Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Aris Pujiono
lanjut maryati
2022-02-28
0
Miracle Tree
BL💗
2022-02-16
0
Yen Lamour
Hai, aku mampir nih. Ceritanya sungguh menyentuh😢dicicil dulu bacanya ya, kak. Yuk kita saling mendukung. Salam dari silence🙏😊
2022-02-12
0