"Oh, dia tu tunangan Nisa Bro, bentar lagi tu anak juga nikah, ha ha ha ...."
Eh datang-datang si Yogi juga turut godain Nisa, jadilah Nisa tambah ngambek deh!
🍃~🍃~🍃~🍃~🍃
"Terserah deh, kalian mau bilang apa! Suka-suka kalian ..." sahut Nisa yang sudah terlanjur ngambek.
"Nis, nisa ... lu yang sabar ya menghadapi tingkah Ari, karena kedepannya dia yang bakal gantiin gue buat jagain elu kalo gue udah 'ga ada." Ucap Yogi pada sahabatnya tersebut.
Nisa seketika menoleh ke arah Yogi, "Maksud loe apaan Gik?"
Yogi pun berdiri dan mendekati meja kerja Nisa.
"Nisa sayang ... jangan sedih ya kalo gue udah 'ga disini lagi, waktu gue tinggal dua minggu lagi disini ..." terang Yogi.
"Maksudnya?" tanya Nisa semakin penasaran akan tingkah sahabatnya tersebut.
"Gue uda mengajukan surat buat resign, maaf saat lu cuti gue udah ngajuin berkas buat resign dan udah di ACC, makanya kamu jangan sedih ya!" pinta Yogi dengan wajah sendu.
Seketika raut wajah Nisa berubah. Ia merasa tak dihargai lagi, hal seperti ini saja ia tidak tau, sahabat macam apa dia?
"Lu gak asik, pokoknya elu hutang penjelasan ama gue ..." ucap Nisa menahan tangisnya.
Ia pun mengalihkan pandangannya ke bawah meja agar Yogi tak melihat raut kesedihannya.
"Siap tuan putri, aku ke meja gue dulu ya!" pamit Yogi pada Nisa.
Ia sebenarnya tak tega melakukan hal ini, terlebih Nisa sudah ia anggap adik sendiri. Ia pun memilih kembali ke mejanya ketimbang melihat Nisa menangis.
Ari sejak tadi hanya memerhatikan tingkah keduanya. Ia tak mau mencampuri lebih dalam masalah mereka berdua dan kembali membersihkan meja kerjanya sendiri.
Meskipun mereka sama-sama anak magang, tapi mereka tidak terlalu dekat. Lagi pula Nisa cendenrung pemilih dan terlalu pendiam sama orang yang belum terlalu dikenal. Akibatnya hanya sedikit teman yang ia miliki.
🍃 Zein Pov-
Setelah membersihkan dirinya, Zein ahirnya membaringkan tubuhnya di kasur hotel yang empuk.
Suasana hotel membuat Zein nyaman, meskipun ia bukan anak orang kaya, tapi karena berkat kerja kerasnya ia sekarang bisa menikmati fasilitas seperti ini.
Mau tau suasana kamar Zein di hotel? author kasih bocorannya ya ... mumpung lagi seneng nih authornya ✌😊
Kira-kira kalian tambah suka ga kalo hotelnya kayak gitu, mayan adem kan ya?
Lanjut ya..
🍃Rumah Fadhil
Fadhil beberapa hari ini super sibuk, karena pekerjaan di bengkel dan showroom sangat banyak dan tak pernah sepi, membuat dirinya kelelahan dan berahir langsung di tempat tidur jika di rumah.
Bahkan ia lupa tak mencharger HP-nya. Ia baru ingat saat ia mau menghubungi Nisa.
"Sial, kok bisa sampe lupa mencharger HP si?" gerutunya dalam hati.
"Kalo gini jadi tertunda kan hubungi Nisanya."
Ahirnya daripada ngomel-ngomel tidak jelas, ia pun memilih untuk bergegas mencuci baju-baju kotornya.
Padatnya pekerjaan hari-hari kemarin membuat ia tak menyapa pakaian kotornya yang sudah menumpuk dan menggunung tersebut.
Butuh waktu 30 menit untuk membuat baju-baju tersebut bersih seperti sedia kala. Selesai mencuci, pakaiannya tersebut segera ia jemur, agar keesokan harinya ia tinggal menstrika baju-bajunya.
Hidup sendiri membuat Fadhil banyak berubah menjadi pribadi yang lebih mandiri dan tegar. Kadang kala dia merasa kesepian, apalagi saat letih mendera, ia tak mempunyai siapa-siapa untuk teman berbagi cerita.
Ya, setegar apapun seorang pria, pasti membutuhkan teman berbagi. Entah berbagi kebahagiaan atau sekedar berbagi keluh kesah, atau bahkan membutuhkan support.
Tapi saat ini ia tak mempunyai itu. Bahkan ketemu Yogi pun ia sudah jarang lakukan. Tapi sore nanti ia berniat mengunjungi kost Yogi untuk sekedar berbagi cerita.
🍃Kantor Nisa
Hari ini Nisa sangat cekatan dalam mengerjakan proyek-proyek di kantornya. Entah dapat energi positif dari mana sehingga pekerjaannya selesai tepat waktu.
Tapi berbeda dengan Yogi yang mengerjakan pekerjaannya secara asal-asalan. Ia sungguh tidak bersemangat seperti dulu, karena saat ini ia hanya menunggu waktu untuk pulang kampung. Jadi pekerjaan bukan prioritasnya lagi.
Dulu di awal kerja ia semangat karena memang ia membutuhkan pekerjaan tapi saat dia disuruh pulang oleh keluarganya, semangatnya menjadi luntur seketika.
Keluarganya pun mendesaknya agar cepat menikahi kekasihnya, karena alasan kesehatan orangtuanya yang semakin hari semakin menurun.
Sedangkan Kabag dan SPV Nisa makin suka akan kinerja Nisa yang semakin hari semakin meningkat, apalagi sejak ia gagal kuliah.
Sepertinya rencana mereka menggagalkan rencana Nisa untuk tidak kuliah berhasil. Mungkin sudah menjadi takdir Nisa untuk bekerja di kota X dan menjadi designer interior disana.
Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, artinya sebentar lagi jam pulang ngantor. Ia pun membereskan meja kerjanya kemudian ke toilet untuk berwudhu kemudian melakukan sholat ashar di musholla.
"Jadi nanti selesai sholat sudah dekat jam pulang, he he he ..." pikir Nisa.
🍃Di hotel
Zein yang sudah bersiap-siap menjemput Nisa, segera berlalu dari kamarnya. Tak lupa ia membawa bingkisan hadiah untuk Nisa. Sesampainya meja resepsionist ia menitipkan kunci kamarnya.
Lalu ia menuju parkiran motor untuk mengambil motor Yogi yang terparkir disana. Dengan cekatan ia pun melajukan motornya ke tempat kerja Nisa.
Mau tau penampilan Zein saat ini ? Author kasih bocorannya dikit ya ....
Gemes-gemes gimana kan ya, itu ha ha ha ...
Setelah sepuluh menit, ia sampai di depan pintu gerbang kantor Nisa. Tempat dimana kemarin ia menjemput Nisa.
Dan sesuai perkiraan, lima menit kemudian Nisa muncul dari dalam perusahaan. Dia masih berpakaian lengkap kerja.
"Hai ..."
"Hai kak Zein, udah lama nunggunya?" ucap Nisa dipenuhi binar-binar kebahagiaan.
"Belum kok, yuk buruan aku antar pulang."
"Ok."
Dengan senyuman khas manjanya Nisa, ia pun naik ke boncengan motor Zein.
Mereka berdua pun melewati karyawan lain yang juga sedang pulang kerja. Sesekali banyak pandangan mata yang tertuju pada mereka berdua. Tapi Nisa pun mengabaikannya karena memang ia tidak mengenal mereka.
Lima menit kemudian mereka sampai di kost Nisa. Karena memang Zein sudah hafal jalan menuju kost. Tak lupa ia memberikan bingkisan yang ia siapkan tadi pada Nisa.
"Eh, apaan ini?"
"Hadiah buat Nisa ..."
"Lo, kok ada hadiah terus si kak, Nisa jadi 'ga enak ..."
"Udah, lagian jarang-jarang juga aku bisa disini, masa 'ga boleh?"
"Ya udah, makasih banyak kak, Nisa naik dulu ya ..."
Ahirnya Nisa buru- buru mandi dan ganti baju. Karena ia tak ingin membuat Zein menunggu lama. Cukup 15 menit ia pun sudah selesai dengan ritualnya. Ia pun melangkah keluar kost dengan menenteng tas kecilnya.
Ia pun memakai pakaian yang sedikit feminim kali ini karena ia 'ga mau mempermalukan Zein lagi dengan penampilan kayak kemarin.
Zein pun menyambut Nisa dengan uluran tangannya dan ahirnya mereka berdua pergi berkencan lagi untuk kedua kalinya.
Kali ini Nisa 'ga ragu lagi untuk berpegangan pada pinggang Zein, dan Zein pun menyukainya.
~ Bersambung ~
.
.
.
...DUKUNG SELALU AUTHOR DENGAN CARA...
...LIKE...
...KOMEN...
...FAVORIT...
...GIFT/VOTE...
...TERIMAKASIH BANYAK🙏😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
➶𝖈𝖎𝖈𝖎🍒⃞⃟🦅
semangatt kak🏋♀
2021-11-01
0
➶𝖈𝖎𝖈𝖎🍒⃞⃟🦅
boom like nya segini dulu kak, nanti lanjut lagi
2021-11-01
1
CebReT SeMeDi
lirikannya
2021-10-19
1