"Aman ..." pekik Zein yang masih senyam-senyum sendiri sambil memeluk Hp-nya. Dan ahirnya ia pun tertidur menyusul Yogi, dan Nisa ...
"Have a nice dreams ..."
🍃~🍃~🍃~🍃~🍃
Pagi pun tiba. Ahirnya Zein memenuhi janjinya pada Nisa untuk mengantarkannya berangkat kerja. Zein menjemput Nisa 30 menit lebih awal dari biasanya.
Ia paham kebiasaan Nisa yang selalu sarapan pagi sebelum bekerja. Jadi sehabis sholat subuh ia sudah memberi tahu Nisa agar bersiap lebih awal, agar bisa menemaninya sarapan pagi.
Dan Nisa menyanggupinya, ahirnya ia pun mandi jam 5 pagi. Tentu saja itu membuat Ari sedikit keheranan, kenapa Nisa pagi-pagi buta sudah mandi dan bersiap. Karena jam mandi Nisa biasanya ia lakukan jam 6 pagi.
Setelah siap, Nisa pun keluar kamar dan tak lupa mengunci pintunya dan bergegas turun ke bawah untuk menemui Zein yang sudah bersiap di depan kost.
Melihat kedatangan Nisa, senyum Zein merekah sempurna. Dan setelah itu mereka bergegas menuju tempat yang menjual sarapan pagi.
Entah sadar atau enggak, pagi itu tangan Nisa memegang pinggang Zein saat berboncengan motor. Zein merasa pinggangnya ada yang memegang sedikit bahagia.
Sepertinya usahanya 'ga akan sia-sia kali ini. Apalagi melihat senyuman Nisa yang sedari tadi 'ga pernah pudar saat dibonceng, membuat Zein dilanda kebahagiaan luar biasa. Sesekali ia melirik kaca spion untuk mencuri pandang ke arah Nisa.
Sekitar sepuluh menit perjalanan ahirnya mereka sampai di tempat penjual sarapan pagi. Zein memarkirkan motornya disisi jalan. Nisa kemudian memilihkan menu sarapan mereka pagi ini. Pilihannya jatuh pada nasi ayam bakar.
Menurut Nisa porsinya cukup, tidak terlalu banyak buat sarapan mereka berdua. Penjualnya pun menyuruh mereka berdua duduk disalah satu kursi yg mereka siapkan.
"Kak Zein kamu gak apa-apa kan aku pilihin menu nasi ayam bakar?" tanya Nisa memastikan kalau pilihannya tepat.
"Apapun yang kamu pilihin aku pasti suka," jawab Zein dengan senyuman yang membuat rona merah di pipi Nisa kembali muncul.
"Alhamdulillah kalo gitu, yuk makan ..." ajak Nisa.
"Ayuk! Ta-tapi Nis ..." perkataan Zein terhenti.
Nisa pun menghentikan suapan ke mulutnya, "Ta-tapi kenapa kak?"
"Boleh enggak, aku minta kamu nyuapin aku ..."
Blush ... seketika rona merah menyembul di kedua pipi Nisa. Nisa pun hampir tersedak karena menahan malunya.
"Uhukkk ...."
Zein pun menyodorkan segelas air putih pada Nisa. Dan ia pun meraihnya dan meminumnya hingga setengah gelas.
"Pelan-pelan dong Nisa sayang ..." ucapnya sambil tangannya menepuk-nepuk punggung Nisa.
"Makannya 'ga usah terburu-buru napa? kan waktunya masih lama ..." omel Zein pada Nisa.
"Emmm ... iya ... salahnya kak Zein si, pake godain Nisa segala ..." jawab Nisa membela diri.
"Ha ha ha ... kan emang disengaja, kapan lagi bisa godain kamu secara langsung ..." ucap Zein sambil mengedipkan salah satu matanya.
"Emm, awas aja kalau gangguin Nisa lagi, Nanti Nisa 'ga mau temuin kak Zein lagi." Ancam Nisa seolah sedang ngambek, tak lupa mendekapkan kedua tangannya di depan dada, persis anak kecil yang ngambek karena 'ga dibelikan mainan oleh ayahnya.
"Uluh ... uluh ... Nisa sayang jangan ngambek dong, plis ... kalau tetep ngambek kakak balik ke kota J buat kerja lagi lo ya ..." kini Zein yang pura-pura ngambek ke Nisa.
Nisa pun menengok ke arah Zein.
"Ga boleh! Kakak udah janji nemenin Nisa beberapa hari disini ..."
"Iya, iya Nisa cantik kesayangannya kak Zein."
Ahirnya setelah drama ngambek-ngambekan tadi, acara sarapan pagi mereka dilanjutkan kembali, dan tentunya Nisa takut terlambat masuk kantor.
Mbak-mbak penjual nasi hanya geleng-geleng melihat adegan mereka berdua tadi.
"Anak muda jaman sekarang ya, kalau pacaran kok lucu ... hi ... hi ..." gumamnya lirih sambil cekikikan sendiri.
"Buk, pean ngapain pake cekikikan sendiri, pagi-pagi pula ..." tegur suaminya.
"Itu lo pak, pasangan muda-mudi itu perhatikan to, lucu lo mereka tadi pake acara berantem eh sekarang uda akur lagi," jawab ibunya sambil jari telunjuknya mengarah ke Nisa dan Zein.
"Oalah ... kirain apa?"
Nisa dan Zein yang sudah selesai sarapan pun segera membayar tagihan mereka. Kemudian Zein mengantarkan Nisa kembali menuju kantornya.
Diperjalanan Nisa bertanya pada Zein tentang kegiatan apa yang dilakukan siang ini sambil menunggu ia pulang kerja.
"Kak Zeinnnn ..."
"Hemmm ..."
"Hari ini agendanya ngapain aja?"
"Mm ... tiduran ... sambil nanti mau nyiapin sesuatu buat kamu ..."
"Mmm ... apaan itu kak?"
"Rahasia dong .."
"Dih ... gitu ya ... pakai rahasiaan pula ama Nisa."
"Ya kalo 'ga dirahasiakan 'ga seru dong Nisa sayang ..."
"Mm ya udah deh ... Nisa nurut aja."
"Nanti Nisa pulang jam berapa? mau dijemput jam berapa?"
"Seperti biasa kak jam 16.30 aja."
"Mau dibawakan apa? biar sekalian aku bawakan nanti."
"Ga usah deh, nanti langsung balik kost aja."
"Ya dah, nanti sore kita langsung jalan-jalan lagi ya!"
"Oke."
"Betewe, Yogi 'ga marah ni sepeda motornya dipinjam kakak?"
"Engga lah, kan kita sohib dari dulu, Nisa aja yang 'ga tau ..."
"Kalau gitu, kalau Yogi nakalin Nisa,,boleh dong minta tolong Yoginya dimarahin, he he he ..."
"Boleh dong, apa si yang engga buat Nisa ..."
Setelah perbincangan panjang, ahirnya sampailah di kantor Nisa. Ia pun berpamitan pada Zein. Tak lupa ia melambaikan tangannya saat masuk gerbang.
Zein pun membalas lambaian tangan Nisa dan setelah Nisa 'ga keliatan, ia segera melanjutkan laju motornya ke arah hotel tempat ia menginap.
Setelah menempuh 15 menit perjalanan, ahirnya Zein sampai di hotel tempat ia menginap. Ia pun segera memarkirkan motornya di parkiran hotel. Kemudian ia mengambil kunci dibagian resepsionist dan segera menuju kamarnya.
🍃Sementara itu di kantor Nisa
"Cie ... cie ... yang habis kencan pagi-pagi nih kayaknya?" goda Ari ketika melihat Nisa masuk ke ruangannya.
"Ih apaan si kak Ari, pagi-pagi uda godain Nisa."
"Ya iyalah, kapan lagi bisa godain kamu, kan tumben-tumbenan lihat kamu pacaran."
"Ya dong, masa cuma kakak aja yang boleh pacaran sementara Nisa engga?" jawabnya ketus.
"Tapi kok bukan Yogi ya? kirain kamu pacaran ama dia, ternyata bukan."
Yogi yang baru masuk ruangan pun tau kalo ia turut dibicarakan ama Nisa dan Ari.
"Hello ngapain pagi-pagi uda bicarain gue," celetuk Yogi yang merangkul pundak Ari
"Ha ... ha ... engga Bro ... kirain lu pacar Nisa, nyatanya bukan? habis tadi pagi Nisa habis jalan ama orang lain si ..."
"Oh, dia tu tunangan Nisa Bro, bentar lagi tu anak juga nikah, ha ha ha ...."
Eh datang-datang si Yogi juga turut godain Nisa, jadilah Nisa tambah ngambek deh!
~ Bersambung ~
.
.
.
.
...DUKUNG SELALU AUTHOR DENGAN CARA...
...LIKE...
...KOMEN...
...FAVORIT...
...GIFT/VOTE...
...TERIMAKASIH BANYAK🙏😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Aih...sih Yoga ini. 🤭
2022-03-23
0
CebReT SeMeDi
ganbate
2021-10-19
0
Titik pujiningdyah
like akak
2021-06-18
1