Ahirnya waktu yang mereka nantikan tiba. Yogi memang sengaja mengatur pertemuan antara Nisa dan Fadhil, dengan segera ia pun mengirim sms kepada Fadhil dan Nisa.
Kring ... Kring ... Kring ... dering HP Nisa berbunyi. Setelah menyadari ada panggilan masuk ia pun mengangkat teleponnya.
"Oh Yogik," batinnya.
"Hai Sa ... uda dandan cantik kan? kalo iya, gue meluncur ke tempat lu sekarang."
"Udah dong!!! Cuzz buruan kesini, keburu make-up gue luntur ni ... " canda Nisa.
"Asiappp ... tunggu lime menit lagi gue sampai."
Duh.. dah kayak lagu aja nih, lima menit lagi ah .. ih .. uh ... ckckck ... batin Nisa.
"Ok boss!" jawab Nisa kemudian.
.
.
🍃~🍃~🍃~🍃~🍃
Dret ... dret ... dret ...
"Hai bro, lu siap-siap ya, tiga puluh menit lagi lo keluar, gue tungguin di tempat biasa!"
"Iya ... ni gue juga uda siap kok," jawab Fadhil agak malas.
"Ok!" sambut Yogi dengan girangnya.
Ckckck ... semoga mereka berjodoh ... Aamiin
🍃~🍃~🍃~🍃~🍃
Kring
Kring
Kring
"Lah si bebeb telpon, angkat dulu ah."
"Assalamu'alaikum, malam Nisa ..." sapa Zein dengan ramah di seberang sana.
"Oh ya tadi pagi sampai sana jam berapa?"
Meski disapa gitu aja, hati Nisa udah seneng tidak karuan.
"Tadi pagi sampai kost jam enaman pagi gitu mas."
"Alhamdulillah ... maaf ya, kemarin mas gak bisa pulang, padahal mas uda kangen juga lo, apalagi udah lama gak ketemuan dan jalan-jalan ama kamu."
"He ... he ... iya ni aku juga kangen mas, apalagi tu si Yogi rese mas, dia malah manas-manasin aku disini, soalnya dia bisa kangen-kangenan ama pacarnya dikampung, sedangkan aku enggak."
"Ha ha ha ... sabar ya ... emang dia orangnya kek gitu, semoga kamu betah dengan sikapnya."
"Ah mas bisa aja, betewe ... mas aku ijin dulu ya, mau keluar sama Yogi, katanya mau ditraktir ama dia."
"Ya dah kalau gitu, kamu yg hati-hati ya Sa, miss you baby."
"Miss you too kesayangan Nisa." Ucap Nisa malu-malu.
Zein pun tersenyum mendengar ucapan Nisa.
Setelah selesai telepon sama pacarnya, Nisa segera turun. Yogi sudah ada didepan kost Nisa ahirnya menghubungi Nisa agar segera turun, maklum Nisa udah telat lima belas menit.
Ahirnya sesaat kemudian Nisa pun menghampiri Yogi, meskipun wajahnya udah jutek, Nisa mengabaikannya dan sesudahnya mereka berdua segera berangkat menuju lokasi.
Sepuluh menit perjalanan mereka tempuh hingga sampailah mereka di kedai penyetan yang terkenal enak di kota X. Ternyata Fadhil sudah lebih dulu sampai disana. Malam itu Fadhil sengaja meminjam motor pada temannya.
"Hei Bro, sorry lama nunggu ya? maklum nungguin cewek satu ini." Ucap Fadhil dengan sorot mata yang mengarah pada Nisa.
Nisa yang barusan sampai, masih sibuk merapikan baju dan rambutnya sebentar. Lalu sesudahnya ia baru saja masuk dan menyusul Yogi di meja yang sudah dipesan Fadhil.
Arah pandang Fadhil tiba-tiba mengunci ke arah Nisa. Penampilkan sosok gadis yang sederhana disertai senyum manis wajahnya membuatnya diam terpaku. Nisa yang baru gabung pun menyapa Fadhil yang masih terbengong karenanya.
"Hai ... kak," sapa Nisa sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Fadhil dan Yogi.
"Hai juga ..." sahut Fadhil.
"Fadhil kenalkan ini Nisa yang sering gue ceritain ke elu."
"Dan untuk Nisa ... kenalin ini Fadhil sohib gue."
Mereka pun ahirnya berjabat tangan. Barulah sesudah itu, Yogi segera memesan tiga menu makan malam mereka, yaitu tiga porsi burung dara penyet dan tiga gelas es teh. Karena kebetulan menu mereka bertiga sama.
Sembari menunggu pesanan datang, mereka bertiga ngobrol bersama. Nampak sekali Fadhil masih terpesona akan Nisa.
Padahal Nisa sama sekali bukan termasuk gadis yang suka tebar pesona, bahkan ia terkesan gadis polos tapi ceria, tentunya ia tidak jaim apalagi ketika ia bersama Yogi.
Setelah delapan menit berlalu, menu makanan mereka pun siap. Ahirnya Yogi mempersilahkan kedua temannya untuk segera menikmati makanan mereka malam ini.
"Hmmm ... ternyata sambelnya enak ya Dhil ... jan mantep tenan ... jos kotos-kotos pokoe, pantes temen kamarku sempat merekomendasikan tempat makan ini."
"Hu um ..." jawab Fadhil sepintas.
Karena ia masih sibuk ama makanannya. Begitupun Nisa hanya menanggapi dengan senyuman. Karena tak mungkin dong dia ngomong sambil makan, ia tentu menjaga image di depan teman barunya.
Ahirnya setelah sekian lama, mereka selesai makan, lalu mereka pun segera ngobrol lagi.
"Betewe kamu kok betah si Nis berteman ama Yogi yang cerewet ini ... he ... he ... he ..." kekeh Fadhil.
"Hmmm ... udah kebal kalo aku kak! Uda biasa nanggepin kekonyolan dia juga."
"Meskipun dia pria cerewet, tapi dia baik hati kok," tambah Nisa.
Yogi yang dipuji pun bangga sambil menepuk-nepuk dadanya bangga.
"Yoi, gue emang baik hati dari dulu kalik, jadi banyak cewek yang mengidolakan gue, " serunya sambil menepuk bahu Nisa.
Wkwkwkwk... mereka pun tertawa bahagia.
"Jangan panggil Kak dong Nis, panggil aja Fadhil gitu."
"Tapi Nisa belum biasa kak, eh Fadhil ..."
"Dibiasakan dong, biar lama-lama udah terbiasa."
Nisa pun menanggapinya dengan senyuman. Sedangkan Yogi sudah menangkringkan salah satu tangannya dibahu Nisa.
"Ih, apaan si Gi ... singkirin tangan lu sekarang atau gue ... lagian tangan lu bau sambel taukk!"
"Mana ... mana ... engga lagi Nis ... uda gue cuci ko ... dah wangi juga ..." Ucap Yogi sambil menciumi tangannya guna mengecek apa perkataan Nisa bener atau cuma menggodanya.
Nisa hanya terkekeh kecil, dan Fadhil pun ikut terkekeh melihat temannya dikerjain Nisa.
Menurut Fadhil, Nisa juga termasuk gadis yang sopan, selama pertemuan mereka malam ini ia juga tidak memainkan ponselnya, bahkan ia terlihat apa adanya.
Tapi Fadhil tau kalo Nisa juga udah punya pacar. Makanya dia juga memposisikan diri sebagai teman Nisa seperti Yogi.
"Oh ya Nis, lu kok bisa masuk perusahaan X si, padahal tau sendiri, tes masuknya aja susah!"
"Emm ... siapa bilang ... cuman disuruh gambar sket aja kok, trus wawancara ... seminggu kemudian uda diterima deh ... he ... he ...."
"Mungkin faktor keberuntungan juga si Dhil," imbuhnya.
"Wah artinya kamu berbakat Nis kalo gitu."
"Emm, ga juga si ... soalnya di keluarga aku ga ada yg suka gambar atau punya darah seni, cuman aku aja yang melenceng ..."
"Ah, kamu terlalu merendah Nis."
"Kalo Nisa emang berbakat Fadhil, dia emang uda lihai kalo soal desain mendesain maupun menggambar."
"Apaan si Gi, gue tu belajar ya, bukan karena bakat."
"Oh ya, dah malam nih, pulang yukk, gue gak enak ama bu kost ni," pinta Nisa pada Yogi.
"Ya dah, ok! Kalau begitu cuzz ... oh ya, semuanya gue yang bayarin ya." Ucap Yogi dengan berbangga hati.
Nisa pun hanya mengacungkan jempol dan Fadhil menanggapi dengan senyuman.
Setelah membayar Yogi dan Nisa pun berpamitan dengan Fadhil. Dan pertemuan malam ini pun ahirnya berahir. Semuanya pulang ke kost masing-masing
Jam delapan kurang dikit, Nisa pun telah sampai di kostnya.
"Makasih ya Gi buat tumpangannya dan traktirannya malam ini, da ... daa ... gue naik dulu," pamit Nisa.
"Hati-hati Nis, good bye, n good night."
Dan Yogi pun melajukan motornya ke kostnya.
...~~~...
...Kamar Nisa...
"Alhamdulillah malam ni makan enak, wkwkwkwkwk ... kan mayan jadi irit."
"Mm ... mau ke toilet dulu ah, sekalian wudhu, trus bobo cantik deh," serunya.
Nisa pun melangkah keluar kamar dan menuju toilet. Tepat di depan kamar Ari, uda ada dia yang lagi merokok asyik di depan kamarnya.
"Dari mana Nis? dari kencan ya ... he ... he ..."
"Eh Kak Ari, enggak ko, habis ditraktir Yogi barusan," jawabnya sopan.
Meski Nisa sudah biasa digosipkan dengan Yogi, tapi Nisa masih bisa menanggapinya dengan santai.
"Oh ..." ucap Ari kemudian.
Nisa pun melanjutkan langkahnya menuju toilet, lalu dengan segera kembali ke kamarnya. Nisa selalu merasa lebih nyaman ketika didalam kamarnya sendiri, ketimbang diluar.
Ting, bunyi pesan masuk ke dalam ponsel Nisa.
Nisa yang sudah selesai sholat pun segera mengambil Hp-nya untuk melihat notif yg masuk barusan.
"Malam Nisaa ...❤"
"Hei ... tau aja ni kalo uda pulang!" Nisa membalas dengan senyum-senyum sendiri.
"Tau dong ... kan mas uda hafal kebiasaan Nisa."
"Iya si mas, Nisa ga betah lama-lama di luar, kecuali, kecuali jalan ma mas ... he ... he ..."
"Hemmm, bilang aja kalo kangen."
Nisa diseberang sana senyum-senyum sendiri.
"Ya nanti kalo mas libur kerja, nanti mas mampir langsung ke kost kamu disana."
"Beneran mas ...?" tanyanya antusias.
"Iya lah, masa mas bohong si."
"Ya uda semoga segera terlaksana ya mas, Aamiin."
"Kamu segera istirahat ya,,jangan bubuk malam-malam."
"Siap."
"Miss you honeyy 😘😘😘😘😘 "
"Miss you too 😘😘😘😘😘 "
Dan malam itu pun ditutup dengan panggillan sayang dan kangen-kangenan dari sepasang insan yang sedang dimabuk asmara.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
CebReT SeMeDi
yess like
2021-10-19
0
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
👍👍👍👍👍👍
2021-10-04
0
Haryani
semangat
2021-06-10
1