Mungkin karena memang Nisa belum lulus masa magang, jadi ijazahnya masih ditahan. Perjanjian awal memang kalo sudah lulus magang, atau karyawan keluar perusahaan atau mengundurkan diri, maka ijazah akan dikeluarkan. Kira-kira begitu bunyi surat perjanjian tersebut.
Sayangnya saat ini Nisa masih belum memahami betul isi perjanjian yang ia tanda tangani saat masuk perusahaan tersebut. Waktu itu yang dipikirkan Nisa hanya mendapat pekerjaan dan pekerjaan. Jadi ia kurang teliti dalam membaca semua berkasnya.
...🍃~🍃~🍃~🍃~🍃...
Ahirnya setelah dua hari menunggu Nisa mendapatkan pengumuman dari hasil test tersebut, dan alhamdulillah Nisa dinyatakan berhasil untuk masuk ke Universitas tersebut.
Dengan segera hari ini ia harus melakukan daftar ulang ke kampus. Sayangnya salah satu persyaratan yang harus dipenuhinya adalah penyerahan ijazah asli.
Karena buru-buru, Nisa hanya bisa menanyakan pada orangtuanya dimana ia menyimpan ijazahnya, ketika itu ia baru ingat kalau ijazahnya masih ditahan di perusahaan tempat ia magang di kota X.
"Waduh, ijazahnya masih disana," gumam Nisa.
Karena panik, Nisa pun berinisiatif untuk menelpon atasannya.
Tut ... tut ... tut ...
🍃Dikota X
"Hallo selamat pagi ..."
"Pagi mba, maaf bisa disambungkan dengan ruangan SPV bagian desain?" tanya Nisa.
"Sebentar saya sambungkan ..."
Tut ... tut ... tut ...
"Hallo selamat pagi ..."
"Pagi pak, maaf ini Nisa anak magang bagian desain."
"Oh iya Nis, ada yang bisa bapak bantu?"
"Begini pak, maaf untuk kelengkapan data di kampus kan membutuhkan ijazah asli, sedangkan ijazah Nisa masih di perusahaan dan sama pihak kampus diminta sekarang untuk kelengkapan data."
"Maaf Nis, bapak gak bisa membantu banyak soal itu, setau bapak hal itu bisa dilakukan jika kamu sudah mengundurkan diri, atau keluar dari perusahaan, itupun dalam jangka waktu minimal satu bulan."
"Hufftt ... "
"Sial, gagal lagi deh."
Nisa pun hanya bisa meluapkan kekesalannya tanpa bisa banyak berkata-kata lagi.
"Ya sudah pak kalo begitu, terimakasih pak."
"Iya Nis ..."
"Kalo begitu Nisa pamit pak, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Hanya penyesalan yang bisa diungkapkan Supervisor-nya, mau gimana lagi memang gak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu Nisa. Karena semua di luar jangkauannya saat itu.
🍃Di kota J
Nisa mendengus sebal setelah memutuskan sambungan telepon dengan atasannya. Kemudian ia pun berinisiatif untuk menelpon pihak kampus untuk mempertanyakan bagaimana jika syarat ijazah apakah bisa menunggu waktu satu bulan.
Setelah pihak kampus menyatakan tidak bisa, pupus sudah harapan Nisa untuk menempuh pendidikan di Universitas yang ia dambakan. Mengingat perjuangannya dulu begitu menggebu, tak terasa tetes demi tetes air matanya jatuh mengalir membasahi pipinya.
Ibu Nisa yang mendengar isakan tangis dari dalam kamar Nisa segera menghampiri Nisa.
Tok ... tok ... tok ...
"Nisa, bolehkah ibuk masuk?"
"Iya bu ..."
Ibu Nisa pun menghampirinya, kemudian memeluk putrinya. Nisa pun mulai menceritakan semuanya pada ibunya.
"Sabar nduk, apapun yang terjadi sudah takdir Illahi, yang sabar dan ikhlas ya."
"Tapi, Nisa pengen kuliah buk, hiks ... hiks ..."
"Gimana lagi sayang, yang jelas tanpa kuliah pun kamu sudah diterima di perusahaan yang besar lo nduk, belum tentu kamu kuliah trus besok dapat kerjaan yang lebih baik dari ini, coba pikirkan lagi."
Nisa masih terdiam dan mencoba mendalami apa yang ibunya katakan.
"Kasih Nisa waktu untuk sendiri ya buk ..."
Ibu pun mengangguk dan segera keluar dari kamar Nisa, sejenak memberikan ruang untuk putrinya agar bisa meluapkan emosinya. Kemudian terdengar Nisa masih menangis. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tetapi Nisa masih tidak menghiraukan notifnya.
🍃Di kota JK
Zein yang belum dapat kabar dari Nisa sejak dua hari lalu merasa was-was akan keadaan Nisa. Lalu atas inisiatif sendiri, Zein kemudian menelpon Nisa.
1 kali
2 kali
3 kali
4 kali
.
.
Sampai panggilan ke sepulub, Nisa masih belum mengangkatnya. Zein mengacak rambutnya seraya frustasi, dia begitu khawatir dengan keadaan Nisa.
"Apa yang terjadi padamu Nisa?"
.
.
🍃Di kota J
Setelah hampir setengah hari, Nisa mengurung dirinya, ahirnya ia bangun dari tidurnya dan mengecek ponselnya. Terlihat banyak sekali puluhan panggilan dari Zein.
Diliriknya jam dinding di kamarnya, menunjukan waktu jam dua belas kurang lima menit.
"Sebentar lagi kak Zein istirahat, biar aku telpon kak Zein sebentar lagi," gumam Nisa.
Setelah menangis, Nisa ingin bercermin terlebih dulu, sebelum nanti V-call ama Zein. Muka kusut Nisa setelah menangis masih lumayan terlihat.
"Engga bengkak banget ya kan? kok gak dijawab si? dasar cermin jahat!"
Hiks ... hiks ... hua ... hua ...
Nisa kembali mewek, dirinya malu kalau harus telponan sama kak Zeinnya dalam kondisi seperti ini. Sialnya, benar saja setelah ia bercermin, teleponnya berbunyi. Ahirnya Nisa pun mengangkat teleponnya.
"Hai sayang, kenapa mukanya kusut begitu?" tanya Zein.
Hiks ... hiks ... hiks ...
"Kak Zein sayangnya Nisa kan? kok bilang gitu si, jahat!"
"Bukan gitu, aku khawatir sama kamu, karena dua hari ini kamu gak ada kabar."
"Maafin Nisa, Nisa gagal, hiks ... hiks ...."
"Gagal kenapa?" tanya Zein kebingungan.
"Nisa gagal kuliah ..." ucapnya sambil terisak.
"Sini kakak peluk, kalo Nisa gak behrenti nangis, kakak batal pulang!" ancam Zein.
"Serius, kak Zein mau pulang?" tanya Nisa memastikan sambil mendongakkan wajahnya.
"InsyaAllah minggu depan sayang, kepulangan kakak percepat demi sayangnya kakak."
"Bisa dipercepat lagi gak kak, kayaknya kalo gak ada hal yang penting, gak sampai hari minggu Nisa udah balik ke kota X."
"Iya sayang ... kakak usahakan ya, jaga diri baik-baik ya sayang."
"Hu um ..."
Ahirnya percakapan kebucinan mereka selesai. Nisa pun bergegas keluar kamar karena lapar. Setengah hari mengurung diri, sungguh membuat perutnya keroncongan.
Ibu yang menyadari kedatangan Nisa pun tersenyum.
"Nah gitu dong, anak cantik mama harus senyum. Makan dulu ya, meski lagi sedih, tapi kesehatan wajib dijaga ya."
"Iya ma, makasih."
"Oh ya, tadi sebelum Zein ngobrol ama kamu, dia udah telpon mama dulu, soalnya panggilannya kamu abaikan. Maaf, mama sudah cerita semuanya. Makanya dia percepat kepulangannya demi kamu." Ucap mama Nisa.
"Iya makasih ya ma, kak Zein emang baik."
"Hmm, kalo dia baik, kenapa kamu lom siap dilamar sayang?"
"Maaf ma, kalo soal itu, Nisa belum siap."
.
.
🍃Di kota X
Fadhil yang sejak beberapa hari lalu kehilangan Nisa, merasa ada yang hilang dari dirinya. Tangannya begitu nakal ingin segera menelpon Nisa.
...Nisa... bisakah aku memilikimu...
...Kenapa kamu berhasil mencuri hatiku...
...Padahal aku sudah menguncinya dengan rapat...
...Setiap waktu setiap detik...
...Kamu selalu hadir dalam hidupku...
...Andaikan waktu bisa kuputar kembali...
...Aku mungkin akan lebih cepat hadir dalam hidupmu...
...Nisa ... terimalah aku...
...Dampingilah aku sepanjang hidupmu...
...Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu...
...Jika engkau memberikan aku kesempatan...
...I love you Nisa...
...Semoga engkaulah jodoh yg dikirimkan Tuhan untukku ... aamiin...
.
.
.
Hallo... ada yg penasaran sama visualnya engga ?
Ini author kasi bocoran dikit ya... semoga readers suka ✌😊
Nissa
Zein
Fadhil
Nah...semoga para readers suka ya....oh ya ...author mohon saran dan kritiknya plus vote nya.. biar author makin semangat buat nulis ceritanya.
...JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN...
...LIKE...
...KOMEN...
...FAVORIT...
...DAN GIFT JIKA IKHLAS...
...Terimakasih🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
CINTAURI 💝
semangat kak Fany
2021-11-06
0
CebReT SeMeDi
gumush visual
2021-10-19
0
roronoa
Oppa 😍
2021-08-02
3