Hari Senin.
Hari yang ditunggu tiba. Semua persiapan sudah dilakukan dengan sempurna. Nisa pun mengecek semua persiapannya.
"Sarapan juga sudah, manasin motor juga sudah, tinggal berangkat aja."
Ahirnya jam tujuh pagi Nisa berangkat menuju kampusnya.
Setelah dua jam perjalanan ia ahirnya sampai di tempat tujuan. Nisa segera memarkirkan motornya di area parkir kampus, dan ia menuju bagian administrasi sekolah.
Karena ia lupa harus ke ruangan mana dulu, ia pun bertanya di ruang administrasi, karena letaknya paling dekat tempat parkir. Setelah diberitahu petugas, Nisa segera menuju ke ruang test.
Karena area kampus begitu luas, dan Nisa belum hafal letak ruangan satu dengan yang lain, ia pun butuh waktu sepuluh menit untuk menemukan lokasi tersebut. Sesudah sampai, ia pun segera masuk ke ruangan test.
Sebelum tes dimulai, Nisa meminum air mineral yang ia bawa. Karena tadi selama perjalanan ia belum istrirahat dan minum. Akhirnya lima belas menit kemudian test pun dimulai.
Butuh waktu satu jam untuk mengikuti test tersebut, detail-detail sketsa yang Nisa buat harus sempurna, agar ia bisa lolos dalam seleksi lanjutan ini.
Setelah satu jam, sketsa tangan buatan Nisa pun selesai. Ia pun menyerahkan hasilnya kepada panitia. Lalu setelahnya, ia pun keluar dari ruangan tes.
Waktu hampir tengah hari, Nisa pun mencari kantin untuk sekedar mengisi kekosongan perutnya. Ia kemudian bertanya kepada salah satu mahasiswa yang sedang mengobrol di salah satu sudut kampus.
Setelah diberi tahu, ia pun segera melanjutkan arahnya menuju kantin. Sungguh di luar ekspektasi, nyatanya area kantin suasana sungguh instagramble banget. Banyak spot yang bisa digunakan untuk berfoto ria.
Nisa pun duduk di arah pojokan karena hanya tempat itu yang bersisa. Untung saja langit sedang cerah, coba saja kalau hujan, pasti basah kuyup kalau ia masih duduk disitu.
Sayangnya ia hanya sendiri disitu, andai saja ada Zein, pasti suasananya akan lebih berbeda.
Akhirnya sambil menunggu makanannya datang ia ber-chat ria dengan pacarnya.
Ting ... bunyi notif pesan masuk diterima Zein. Ia lalu merogoh laci di meja kerjanya. Ia tersenyum melihat Nisa yang mengirim pesan.
...📩📩📩📩...
Nisa cantik👸
"Siang kakak ... lagi sibuk gak?"
Zein tampan🤴
"Em enggak! Bentar lagi jam maksi kok, jadi ini cuma nunggu bel istirahat aja😊"
Nisa senyam-senyum sendiri ketika melihat Zein membalas pesannya.
Nisa cantik👸
"Yeayy, nanti kalau udah jam istirahat, kita telponan yuk ... V-call ya ... mau aku tunjukin calon kantin di kampusku🤭"
Zein tampan🤴
"Iya sayang ... ya dah sepuluh menit lagi ya ..."
Nisa cantik👸
"Iya 😘😘"
Zein tampan🤴
"😘"
Setelah ia membalas pesan Nisa, ia segera menyimpan ponselnya di laci meja kerjanya.
Di tempat lain, makanan pesanan Nisa pun datang, dan setelah semuanya tersaji di depannya, ia pun melahap makanannya hingga tandas.
Wkwkwkwkwk .. .ternyata kegiatan pagi ini sungguh menguras tenaga Nisa. Untung saja meskipun lapar, ia masih bisa makan dengan anggun, tentu saja karena ia masih dikampus.
Karena sebenarnya sifat bar-bar Nisa belum sepenuhnya hilang. Sifatnya itu muncul dan berkembang saat ia masih sekolah putih abu-abu. Karena kondisinya mendukung, maka dari itu sifat bar-barnya makin menjadi.
Tapi kini semua berbeda, ia harus bersikap anggun ketika bekerja di kota X.
Buat jaga image katanya. Yang tau sifat bar-barnya hanya keluarganya dan mantan teman putih abu-abunya saja. Bahkan Zein pun sama sekali tak mempermasalahkan sifat bar-barnya, karena masih bisa dihandle olehnya.
Intinya "CINTA" mengalahkan segalanya.
🍃10 menit kemudian.
Zein pun sudah keluar dari ruang kerjanya. Ia pun segera melangkah ke luar menuju kantin. Sesudah memesan makanan ia pun melangkah ke area meja yang kosong dan mendudukkan dirinya disana.
Ia segera menelpon pujaan hatinya. Nisa di seberang sana pun meraih Hpnya karena menyadari ada yang telpon.
"Assalamu-alaikum, hai sayang ..."
"Wa'alaikum salam, hai sayang, udah selesai makannya?"
"Udah dong, kakak sendiri udah pesen makan belum? kok langsung telpon Nisa. Nisa bisa nunggu kakak selesai makan dulu kok, lagian Nisa juga uda free."
"Enggak, aku mau telpon dulu, udah kangen berat ni!" serunya manja di seberang sana.
"Ih, kak Zein bisa manja juga ya ..."
"Mungkin bulan depan kalau kak Zein boleh ambil cuti, aku mau mengunjungi kamu di kota X boleh!"
"Wah, beneran kak! Boleh banget dong, hayukk!" ucap Nisa girang.
"Jangan lupa bawa oleh-oleh yang banyak dari sana ya ..." pinta Nisa manja.
"Iya ..."
Tak terasa, obrolan mereka pun berlanjut sampai sekitar dua puluh menit. Sampai ahirnya Nisa meminta ijin untuk segera pulang, karena ia takut pulangnya kesorean.
Sesudah bertelpon ria, Nisa segera menuju musholla untuk beribadah, lalu setelahnya ia menuju tempat parkir untuk mengambil motornya dan melajukan ke rumahnya.
Kini ia tinggal menunggu hasil dari panitia. Ketika nanti ia dinyatakan lolos, maka keesokan harinya ia akan langsung melakukan daftar ulang.
Di perjalanan ia pun memandangi pemandangan di sekelilingnya yang masih asri. Ya, karena letak Universitas yang Nisa datangi berada di lereng pegunungan. Jadi udara disana pun masih tergolong sejuk dan tersaji pemandangan yang masih asri dan elok.
Lalu dua jam kemudian, setelah membelah padatnya kota J, ahirnya ia sampai di kediaman kedua orangtuanya. Setelah memarkirkan kendaraannya. Nisa mencuci kedua tangannya kemudian masuk rumah.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, udah selesai Nis?"
"Sudah bu ..." ia pun bersalaman dan mencium tangan ibunya.
Setelahnya ia masuk kamar untuk sejenak beristirahat.
Dari luar kamar Nisa ibu berkata, "Nis ... ibu keluar sebentar ya, nanti habis ashar ibu kembali."
"Nanti kalau ibu belum kembali tolong 'angetin' sayuran dan lauknya juga ya!"
"Iya bu ..." sahut Nisa dari dalam kamar.
🍃~🍃~🍃~🍃~🍃
.
.
Fadhil pov -
Fadhil yang sedang bekerja masih tidak terlalu fokus, karena pikirannya terbelah. Setengah hatinya masih di luar kota, pergi bersama Nisa. Setengahnya ia harus menyelesaikan pekerjaannya.
"Kamu terlalu mirip dengan dia Nis, akankah kamu juga menyakitiku sepertinya?"
"Kini aku hanya berharap padamu, meski aku tau, saat ini aku bukan siapa-siapamu," batin Fadhil.
🍃Di kantor Nisa.
Kabag dan Supervisor Nisa sedang mengobrol di ruangan Spv. Mereka membahas bagaimana kedepannya jika Nisa benar-benar di terima kuliah di Universitas itu.
Padahal selama magang ini kinerja Nisa amat baik. Sungguh disayangkan kalau perusahaan melepas karyawan seperti Nisa.
Apalagi karyawan cewek yang bisa masuk ke bagian desain sangat jarang. Mungkin dalam berkali-kali test, baru akan ditemukan karyawan seperti Nisa.
Mereka harus mencari cara agar Nisa tidak jadi kuliah. Jahat memang jahat, tapi mereka juga tidak mau rugi. Lagian ijazah Nisa masih ditahan sama perusahaan. Jadi mana mungkin Nisa bisa mengambil kuliah disana.
Mungkin karena memang Nisa belum lulus masa magang, jadi ijazahnya masih ditahan. Perjanjian awal memang kalo sudah lulus magang, atau karyawan keluar perusahaan atau mengundurkan diri, maka ijazah akan dikeluarkan. Kira-kira begitu bunyi surat perjanjian tersebut.
Dan saat ini Nisa masih belum memahami betul isi perjanjian yang ia tanda tangani saat masuk perusahaan tersebut. Waktu itu yg dipikirkan Nisa hanya mendapat pekerjaan dan pekerjaan.
~ Bersambung ~
.
.
.
Hai readers kesayangan... mohon saran dan kritiknya juga vote nya.. biar author makin semangat buat nulis ceritanya.
Terimakasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
,Halo Kak haryani saya sdh mampir y
2021-12-02
1
CebReT SeMeDi
yuhuuyyy lagi
2021-10-19
0
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
lanjutttttt💪💪💪💪
2021-10-04
0