Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana

Setelah Siliwata lulus dari semedinya, dan sudah kembali lagi segar bugar seperti biasa.

Siliwata pun kini sudah mulai melatih otot-ototnya yang kaku setelah tujuh hati tujuh malam bersemedi.

Jurus Witara Cakra dia sudah Siliwata kuasai sampai tingkat 20(akhir) Secara sempurna.

Semua ilmu Resi Wanayasa, sudah diserap habis sama Siliwata, termasuk ilmu andalannya yaitu Ajian Cakra saketi, Ilmu yang sudah lama tenggelam didunia persilatan dan sudah mengegerkan di rimba persilatan.

Didalam goa Sang Resi dan Siliwata lagi duduk berhadap-hadapn, Wejangan-wejangan kini Sang Resi utarakan, hingga tiba pada pertanya'an yang belum Resi wanayasa utarakan.

''Sekarang semua ilmu kake sudah berhasil kamu kuasai dengan sangat srmpurna sekali, ingat pesan dari kake, Janganlah kau sombong dengan kekuatan yang kamu miliki sekarang, karena itu semua tidak ada artinya, dengan kekuatannya sang pencipta, tolonglah orang-orang yang memerlukan bantuanmu Siliwata.'' Ucap Sang Resi.

''Semua titah dan amanat sang Resi akan Hamba jalankan sebaik-baiknya.'' Jawab Siliwata.

''Bagus, ada satu pertanya'an yang belum kake utarakan padamu Siliwata.'' Ucap Resi Wanayasa.

''Apa itu kake.'' Jawab Siliwata.

''Setiap insan yang terlahir kedunia, pasti memiliki orang tuanya, kalau boleh kake tau asalmu dari mana dan siapa kedua orang tuamu?.'' Tanya Resi wanayasa.

''Menurut nyai Ratu mamba sari, aku dilahirkan di Tirta kencana, ayahku bernama Kala seta dan ibuku bernama Dewi kencana, aku dibuang oleh pegawai-pegawainya Badrun ayah dari ibuku, Ku sempat menanyakan pada nyai Ratu, kenapa saya sampai dibuang, tapi nyai Ratu tidak menjelaskannya, malahan nyi Ratu bilang. Nanti juga kamu akan tau Siliwta, setelah kamu bertemu dengan kedua orang tuamu, begitu ke jawabnya nyi Ratu.'' Ucap Siliwata menjelaskan.

''Tirta kencana, masih sangat jauh dari sini, dan kakepun punya saudara disitu namanya Wikrama, sebelumnya dia sering mengunjungi kesini tapi akhir-akhir ini sudah lama tidak menjenguk kake kesini kake khawatir takut terjadi apa-apa.'' Ucap sang Resi.

''Saudara kandung apa saudara sepupu ke?.'' Tanya Siliwata.

''Wikrama bukan adik kandung dan bukan juga sepupu.''Jawab Resi wabayasa.

''Ya terus saudara apa kalau begitu.'' Ucap siliwata heran.

''Wikrama bukan Saudara kandung ataupun sepupu, tapi Saudara dari saling kenal waktu kake masih suka berkelana didunia kependekaran, dia orang baik, walau terkadang kurang kontrol emosinya, mudah tersinggung dan sangat sadis bila sudah marah.'' Ucap Resi wanayasa.

''Ooh begitu.'' Ucap Siliwata.

Setelah itu Siliwata bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanannya kembali, kali ini ia ingin menemui kedua orang tuanya di Tirta kencana.

Siliwata menyiapkan bekal buat diperjalanannya, Guci tempat airpun sudah Siliwata isi dengan penuh untuk mrnghilangkan rasa hausnya nanti, dan Uang Seratus kepeng dari Resi wanayasa untuk Bekal nanti kalau sewaktu-waktu rasa lapar menyerang, telah diberikannya.

Pedang Mamba merah pun sudah dipasang kembali dibalik ikat pinggangnya.

''Dengan rasa sedihku harus meninggalkan kake guru, ma'apkan hamba kake guru, bila kehadiran hamba disini banyak menyita tenaga dan pikiran guru.'' Ucap Siliwata sambil sungkem pada Resi wanayasa.

''Bangunlah Siliwata, Kamu jangan berkata begitu, karena kehadiran sosok dirimu, sudah kunantikan lima tahun yang lalu, pesan dari kake, jaga diri baik-baik, jangan sampai kamu terjerumus kedalam jurang dosa, karena semua ilmu yang kau dapat sekarang akan musnah.'' Ucap Reksi wanayasa.

''Bisakah guru menjelaskannya, berupa hal apakah yang bisa memusnahkan ilmu itu?.'' Tanya Siliwata.

''Janganlah kamu tergoda, apalagi sampai berbuat jinah dengan wanita diluar pernikahan, selain dosanya sangat besar, dan susah mendapat ampunan dari sang pencipta.'' Ucap Sang Resi.

''Terima kasih kake guru, segala wejangan kake guru akan selalu hamba ingat.'' Jawab Siliwata.

''Selamat jalan muridku, salam dari kake buat Wikrama.'' Ucap Resi Wanayasa.

Kini Siliwata sudah mulai melangkahkan kakinya meninggalkan gua pertapa bukit hanjuang.

Dengan Rasa berat hati meninggalkan gurunya, karena Siliwata merasakan nyaman bila dekat dengan Resi wanyasa, karena bimbingan dan wejangannya membuat hati Siliwata serasa dekat dengan sang pencipta.

Biar bagaimanapun Siliwata mesti mengenal sama orang tuanya, Karena semenjak ia dewasa belum tau bentuk dan rupa dari kedua orang tuanya itu.

Siliwata pun semakin jauh meninggalkan Bukit hanjuang.

Setelah keluar dari bukit Hanjuang, sejenak Siliwata menghentikan langkahnya, lalu memblikan badannya memandang kearah bukit hanjuang.

''Saya pergi bukan berarti akan meninggalkanmu Resi guru, Suatu hari nanti pasti saya akan selalu datang untuk menjenguk kake Resi, semoga Resi guru selalu diberi kesehatan.'' Ucap Siliwata dalam hatinya.

Selepas itu Siliwatapun melanjutkan lagi perjalanannya, disetiap pijakan-pijakannya Siliwata selalu ada yang menyapa dan Siliwatapun selalu menjawab dengan penuh bijaksana, karena disetiap langkahnya Siliwata selalu bertemu dengan Mahluk-mahluk yang kasad mata, karena mata dan Batinnya siliwata sudah mengalir dalam darah sebuah kekuatan mamba.

Semakin jauh Siliwata berjalan menyusuri lereng-lereng dan bukit-bukit terjal penuh dengan bebatuan, Turun naik perjalanan Siliwata menjadikan Siliwata merasa lelah, Sehingga akhirnya Siliwata mulai memasuki perkampungan yang penduduknya lumayan cukup padat, satu dua tiga, rumah panggung tempat kediamananya para penduduk, sudah Siliwara lalui.

''Lumayan cukup melelahkan perjalananku, Perkampungan ini cukup padat penduduknya, tapi kenapa ku tidak menjumpai kedai yang menjual malakanan, sebaiknya ku bertanya pada prmuda yang lagi pada nonkrong itu.'' Ucap Siliwata berkata dalam hatinya..

Siliwata lalu berjalan mendekati kearah tiga pemuda, yang lagi pada duduk dipinggiran jalan setapak, dengan menyandarkan punggungnya ke pepohonan.

''Sampu rasuun.'' Ucap Siliwata.

''Rampeess.'' Jawabnya.

''Ma'ap Kisanak, apa dikampung ini tidak ada kedai yang menjual makanan?.'' Tanya Siliwata.

''Oooh, kisanak lagi mencari kedai, kisanak dari ujung jalan itu, belok arah kanan terus lurus nah disamping kiri jala disitu ada kedai yang sangat ramai oleh para pengunjung.'' Jawab Salah satu dari ketiga lelaki itu.

''Ooh, terima kasih kisanak.'' Jawab Siliwata sambil melangkahkan kakinya, menuju kearah jalan yang ditunjukan oleh salah satu dari ketiga lelaki itu.

Siliwata pun terus melangkahkan kakinya kearah yang akan siliwata tuju.

Tidak lama kemudian Siliwata telah tiba didepan sebuah kedai.

Dengan langkah yang pasti dan perangai yang tenang, Siliwata kini memasuki sebuah kedai yang cukup ramai oleh para pengunjung yang keluar masuk.

''Sampu rasun.'' Ucap Siliwata

''Rampes, silahkan duduk, mau pesan apa tuan?.'' Tanya pemilik kedai.

''Perut saya terasa lapar pak, apa kiranya yang bisa mengganjal perutku yang keroncongan.'' Jawab Siliwata.

''Oooh itu tuan, silahkan tuan pilih sendiri, mau nasi juga ada.'' Ucap Pemilik kedai.

''Nasi aja pak, sama Ayam bakar ya pak.'' Ucap Siliwata.

''Baik tuan, ditunggu sebentar ya.'' Jawab pemilik kedai

Sambil menunggu pesanan makanannya Siliwata, merasakan ada aura yang tidak beres dikedai itu dan Siliwata pun melihat sosok mahluk yang menunggu disudut kedai tersebut.

''Oooh rupanya Jin gombel, mahluk yang selalu menggunakan napsu manusia untuk bersekutu dengannya.'' Ucap Siliwata dalam hati.

Setelah tau begitu Siliwata mempethatikan pemilik kedai tersrbut, apa yang akan terjadi pada makanan yang telah dipesannya itu, Setelah makanan sudah disiapkan nampak terlihat oleh kaca mata batin Siliwata, mahluk jin Gombel itu menaburi makanan yang lagi disiapkan itu.

Siliwata hanya tersenyum lalu menghadang serbuk yang akan ditaburi ke makanan itu.

Sebuah cahaya merah melesat hanya dalam sekejap mata dari telapak tangannya.

Siiiiuuuuurrrr....Praalaaakk, serbuk tersebut terhempas jauh.

Melihat ada kekuatan menghantam, Jin Gombel langsung melotot pada Siliwata, dan Diliwata hanya tersenyum melebar sambil menyuaikan rambutnya keatas, nampak terlihat ikat kepala warna hitam dengan hiasan mahkota lambang dari sebuah keraja'an yang sudah jin Gombel kenalinya.

''Haahh, Sattia mamba hitam, celaka kalau Nyi ratu mamba sari tau, bisa-bisa Rakyat gombel di obrak abrik.'' Jin Gombel berkata.

Dan Siliwata pun langsung melakukan mediasi lewat batinnya dengan Jin Gombel.

''Apa yang kau lakukan dengan pemilik kedai ini Gombel?.'' Siliwata bertanya pad Jin Gombel.

''Kamu jangan Ikut campur Satria Mamba hitam, karena pemilik kedai ini yang datang pada kami, untuk meminta penglaris dagangannya, dan ini sudah menjadi perjanjian atara pemilik kedai dengan Raja kami.'' Ucap Jin Gombel dengan Suara yang besar bergema, tapi hanya Siliwatalah yang mendengarnya.

''Kamu tau hukumannya, Hanya pada sang penciptalah tempat untuk memohon, dan itu sudah menyesatkan orang yang lagi tersesat, Jin Gombel, Dan kamu akan kena kutukan, apa kamu mau semua rakyatmu dihukum dan dibakar oleh panasnya cahaya matahari.'' Ucap Siliwata.

''Kamu jangan menakut nakuti kami Satria mamba hitam, Karena manusialah yang serakah dan tidak pernah puas dengan pemberian dari sang pencipta, jadi bangsa kami tidak salah.'' Jawab Jin Gombel.

''Baiklah, saya paham dengan aturan bangsamu, tapi saya selaku sesama manusia, berhak dan berkewajiban menyadarkannya dari kesesatan.'' Jawab Siliwata.

''Silahkan Satria Mamba hitam, tapi kami tidak bisa melanggar aturan dan perjanjian itu, bila orang itu tidak memberikan tumbal sesuai dengan yang sudah disepakati, maka raja kami akan membawanya untuk dipekerjakan dikeraja'an kami.'' Ucap Jin Gombel.

Setelah itu Jin Gombelpun pergi meninggalkan kedai tersebut, Bersama'an dengan pemilik kedai mengantarkan makanan yang telah fipesan oleh Siliwata.

Siliwatapun langsung menyantap makanan tersebut yang sudah terbebas dari ramuan Jin Gombel, Siliwata terus menyantap makanannya samapi habis.

Sehabis makan Siliwata mulai bertanya pada pemilik kedai tersebut.

''Rupanya kedai bapak sangat ramai sekali ya.'' Ucap Siliwata.

''Iya sih tuan, malahan para sodagar yang lewat kesini, selalu mampir, katanya masakan yang saya buat enak sekali tuan.'' Ucap pemilik kedai.

''Waah bapak hebat, pinter masak juga, apa sih resepnya, supaya dagangan cepat laris?.'' Tanya Siliwata.

''Emang tuan, seorang pedagang juga?.'' Tanya pemilik kedai.

''Iya cuma dagang kecil-kecilan kaya Bapak juga, tapi selalu aja sepi.'' Ucap Siliwata.

''Gampang tuan.'' Kata Pemilik kedai.

''Gampang bagaiman.'' Siliwata berkata.

''Tapi tuan jangan banyak omong.'' Kata pemilik kedai sambil melihat-lihat ke sekeliling kedai.

''Bagaimana caranya Pak?.'' Tanya Siliwata.

''Huuusss...Tuan jangn kencang-kencang bicaranya, Nati Saya antar tuan.'' Bisik pemilik Kedai.

''Emang kemana pak.'' Bisik Siliwata juga.

''Tuan tinggal datang ke goa gombel, nanti disitu tuan tanyakan aja, Bah sarkowi, dia juru kuncinya goa gombel.'' Bisik pemilik kedai.

''Walah-walaaaah, maksud bapak nyimpang, dengan cara pesugihan, wah kalau itu saya tidak mau pak, itu sama aja menyekutukan pada sang pencipta, pantesan saja makanan bpak enak karena sudah ditaburi belatung oleh Jin Gombel, Kelakuan bapak sudah banyak merugikan orang pak, dan bapak ingin meraih kesenagan di atas penderita'an orang, Sekarang bpak sadarlah sebelum semuanya terlambat.'' Ucap Siliwata.

Mendengar ucapan dari Siliwata, pemilik kedai langsung merah mukanya dan sangat tersinggung dengan apa yang telah Siliwata katakan.

''Sudah tuan, Tuan jangan menceramhi saya, saya melakukan ini sudah kupikirkan baik buruk dan Resikonya.'' Pemilik kedai berkata dengan nada tinggi.

''Ya itu terserah bapak, saya cuma ngasih jalan yang benar dan sehat untuk bapak berdagang, karena siapa saja yang telah bersekutu dengannya, akan selalu ada perminta'an yang harus dipenuhi, contohnya mahluk goib pasti akan selalu minta tumbal, sebagai bayaran yang telah ia penuhi pada pemujanya itu, karena Bangsa jin itu licik penuh dengan tipu daya.'' Ucap Siliwata.

''Saya peringatkan sekali lagi pada tuan, Pergilah dari sini, saya muak mendengar ceramahnya tuan.'' Bentak pemilik kedai.

Setelah Siliwata membayar apa yang telah dimakannya, ia pun lalu pergi, dan orang-orang yang lagi pada makan hanya bengong dan bertanya-tanya, kenapa pemilik kedai dan Siliwata seperti lagi ada masalah, Salah satu dari pengunjung kedai tersebut menghampiri pemilik kedai dan bertanya.

''Ada apa pak, sepertinya bapak ada masalah dengan orang yang tadi?.'' Tanya seorang lelaki.

''Oooh tidak ada apa-apa, cuma masalah sedikit, dia mau minta nambah, tapi uangnya pas-pasan, ya terus saya usir.'' Jawab Pemilik keda berbohong.

''Ooh begitu.'' Jawabnya sambil manggut-manggut, Dan kembali lagi ketempat duduknya semula.

Sementara Siliwata sewaktu diusir oleh pemilik kedai tersebut, Ia berjalan menuju kepinggiran kampung menunggu datang nya sang malam.

Setibanya didekat pohon beringin yang tinggi besar dengan dahannya bercabang-cabang, Siliwata pun melesat keatas pohon beringin tersebut, setibanya diatas lalu ia duduk di dahan yang bercabang sambil menyandarkan punggungnya kedahanan yang lain.

''Pokonya saya harus menolong orang-orang dari perlakuannya pemilik kedai, kasihan orang yang makan disitu tertitpu dan dibutakan oleh kenikmatannya bumbu belatung jin gombel.'' Siliwata berkata dalam hatinya.

Sambil menunggu malam datang Siliwata akhirnya tertidur dengan pulasnya diatas pohon beringin tua.

Pohon beringin tersebut sangat angker menurut para penduduk, karena banyak pula penunggunya namun itu semua tidak berpengaruh apa-apa pada Siliwata.

Hari kini sudah bergeser, Warna merah kekuning kuningan telah membara di atas langit sebelah barat, pertanda hari sudah mulai memasuki senja.

Tidak lama kemudian senjapun telah pergi, berganti dengan datangnya malam, sinar terang dari timur telah menerangi jagat raya, Rupanya malam itu tepat lagi purnama penuh, Siliwata nampak telah terbangun dari tidurnya, dan para penunggu pohon beringin pun sudah mulai gentayangan.

''Hai mahluk sesama cipta'an tuhan, Terima kasih telah mengininkan saya beristirahat disini.'' Ucap Siliwata berbicara pada sosok yang bertubuh tinggi besar.

Dengan suara menggema, makhluk itu pun menjawab dari perkata'annya Siliwata.

''Sama-sama satria dari goa mamba.'' Jawab makhluk tinggi besar itu.

''Ko kalian bisa tau, kalau saya dari goa mamba.'' Ucap Siliwata.

''Semua bangsa kami dan seluruh bangsa lelembut, siapa yang tidak kenal dengan lambang goa mamba.'' Jawab makhluk itu.

''Maksud kalian?.'' Tanya Siliwata.

''Ikat yang melingkar dikepalamu Satria.'' Jawab makhluk itu.

''Ooh jadi ini, yang membuat para mahluk goib mengenaliku, sungguh hebat rupanya keraja'an goa mamba.'' ucap Siliwata dalam hati.

Kini malampun telah tiba, siliwata pun turun dari pohon beringin tua itu, dengan ringannya tubuh Siliwata turun darinpohon itu.

Setelah menginjakan kakinya dibumi, Siliwata bergegas pergi, menuju tempat kediamannya tukang kedai.

Karena Siliwata ingin membebaskan orang yang sudah terikat perjanjian dengan jin gombel.

♤♤♤♤♤♤▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎♤♤♤♤♤♤

Bersambung.

Nantikan kisahnya di episode selanjutnya.

Jangan lupa, klik 👍like, tulis comentar dan sarannya, Ranting, favorit dan vote nya.

Terima kasih atas dukungannya

Selamat membaca, semoga bisa terhibur.

¤

¤

¤

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2021-10-27

1

😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎

😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎

39 🤣

2021-10-04

1

Mommy Gyo

Mommy Gyo

2. like hadir thor

2021-09-05

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 kabut asmara
2 SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3 SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4 SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5 SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6 SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7 SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8 SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9 SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10 SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11 SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12 Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13 SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14 Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15 Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16 Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17 Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18 Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19 Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20 Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21 Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22 Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23 Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24 Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25 Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26 Eps 26 Perebutan Harta karun.
27 Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28 Eps 28 Bulan Sabit
29 Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30 Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31 Eps 31 Bukit Hanjuang
32 Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33 Eps 33 Mustika Naga Emas.
34 Eps 34 Utusan
35 Eps 35 Berpisah
36 Eps 36 Banjar Karoman
37 Eps 37 Menyusup
38 Eps 38 Cundang
39 Eps 39 Adipati Sura Dita.
40 Eps 40 Sambung Nyawa Emas
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Eps 1 kabut asmara
2
SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3
SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4
SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5
SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6
SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7
SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8
SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9
SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10
SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11
SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12
Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13
SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14
Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15
Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16
Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17
Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18
Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19
Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20
Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21
Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22
Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23
Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24
Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25
Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26
Eps 26 Perebutan Harta karun.
27
Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28
Eps 28 Bulan Sabit
29
Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30
Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31
Eps 31 Bukit Hanjuang
32
Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33
Eps 33 Mustika Naga Emas.
34
Eps 34 Utusan
35
Eps 35 Berpisah
36
Eps 36 Banjar Karoman
37
Eps 37 Menyusup
38
Eps 38 Cundang
39
Eps 39 Adipati Sura Dita.
40
Eps 40 Sambung Nyawa Emas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!