SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata

Selepas itu senopati Mamba merah dan kedua ponggawanya, pergi meninggalkan Badrun, Barja dan Kaspar untuk melaporkan, kebenarannya dari bayi Siliwata yang dibuang ketengah hutan itu.

Karena ketiga bangsa siluman ular itu yang tidak ditembus oleh pandangan mata lahir Badrun beserta antek-anteknya, dengan santainya pergi dari situ, mungkin hanya orang-orang sakti saja yang bisa tembus pandang pada ketiga siluman ular itu.

Dengan ilmunya yang Sakti, Ahirnya senopati Mamba merah dan kedua ponggawanya itu telah tiba lagi dikeraja'an Goa Mamba.

Senopati dan kedua ponggawa, segera menghadap pada ratu Mamba sari untuk melaporkan impormasinya yang telah didapatkannya.

''Ampun nyi ratu hamba menghadap.'' Ucap senopati.

''Iya paman senopati, duduklah, apa yang telah kamudapatkan tentang bayi ini.'' Ucap nyi Ratu mamba sari.

''Atas impormasi yang kami dapatkan langsung dari kedua orang tuanya, tentang bayi siliwata ini.

Bayi ini anak dari Kala seta dan Dewi kencana, mereka sekarang lagi bersedih dan meratapi atas kehilangan anaknya itu, dan orang-orang juga telah menganggap bahwa bayi ini hilang diculik genderewo, karena semua itu telah dirancang oleh Badrun orang kaya di tirta kencana.'' Ucap Senopati.

''Sipa itu Badrun, Pamaan?'' Tanya nyi Ratu mamba sari.

''Badrun adalah orang tua dari Dewi kencana, ibu dari bayi ini.'' Ucap Senopati.

''Terus apa yang telah dirancang sama Badrun itu.'' Tanya nyi Ratu.

''Yang menculik bayi ini, Barja dan Kaspar, mereka disuruh Badrun menculik bayi ini, dari tangan dukun beranak yang sakti, sehingga dukun beranak itu menggunakan sihirnya untuk mengganti bayi ini, sebuah boneka jerami yang telah disihir menjadi bayi ini untuk menghilangkan jejaknya dari kecuriga'an kala seta, begitu impormasi yang telah kami dapatkan.'' Ucap senopati.

''Atas dasar apa, Badrun menculik cucunya sendiri.'' Kata nyi Ratu mamba sari.

''Karena Badrun tidak menyukai pada Kala seta, dan pernikahan merekapun karena terpaksa untuk menutupi aibnya dari warga tirta kencana.'' Ucap Senopati.

''Ooh begitu, dan saya yakin yang dimaksud penyihir itu tidak lain adalah nenek sakti dari bukit dadap, yaitu nenek sulampe, siapa lagi kalau bukan dia, rupanya sinenek itu belum sadar juga, masih aja dia berpeilaku begitu hanya karena uang, tega berbuat nista.'' Ucap nyi Ratu mamba sari.

''Terus apa yang harus hamba kerjakan sekarang nyi Ratu?'' tanya senopati.

''Paman patih Mamba hijau dan Paman senopati Mamba merah, Rawat dan gembleng Siliwata ini sampai menjadi Satria yang pilih tanding.'' Ucap nyi Ratu mamba sari.

''Baik nyi Ratu segala titah dan perintah nyi Ratu akan segera hamba kerjakan. '' Ucap patih dan senopati sambil memberi hormat dengan merundukan kepalanya.

Setelah itu, nyi Ratu mamba sari menyerahkan bayi Siliwata untuk digodok dengan ilmu-ilmu kekuatan dari lahir maupun batin.

Nyi Ratu mamba sari, menjadikan Siliwata menjadi seorang manusia yang kuat dan berjiwa kesatria sejati.

.........

Lima tahun kemudian.

Patih mamba hijau dan senopati mamba merah lagi menggodag Siliwata disebuah telaga beracun, dan telaga itu disebut dengan telaga bisa mamba geni.

Siliwata kini dimasukin kedalam telaga itu, dan anehnya sedikitpun kulit Siliwata tidak lecet atau melepuh oleh panasnya racun mamba geni.

Siliwata terus direndam ditelaga itu hingga pada waktu yang sudah ditentukan, Siliwatapun diangkat dari telaga itu.

Siliwata nampak beda dengan sebelumnya, kini sorot mata siliwata nampak tajam dan bersinar.

''Paman ko badanku terasa enteng dan lentur.'' Ucap siliwata.

''Itu tandanya, kamu sudah menyatu dengan bisa mamba geni.'' Ucap senopati.

''Iya benar pangeran. Itu tandanya kamu sudah menyatu dengan darah mamba geni.'' Ucap patih mamba hijau.

''Apa hebatnya dari mamba geni itu paman?'' Tanya siliwata.

''Kamu bisa masuk kelubang sekecil apapun, dan air ludahmu bisa membakar atau bisa mematikan manusia.'' Jawab patih mamba hijau.

''Oooh, jadi begitu ya paman.'' Ucap siliwata.

.............

Setelah itu patih mamba hijau dan senopati mamba merah, segera pergi dari telaga bisa mamba geni, dengan menggandeng Siliwata menuju ke kediamannya senopati mamba merah.

Setibanya ditempat, siliwata dan senopati mamba merah terus memasuki sebuah ruangan yang cukup besar, dengan dihiasi pernak pernik yang warna warni rupanya.

''Waah bagus sekali, ini ruang tempat apa paman.'' Kata Siliwata.

''Ini ruangan tempat berkumpulnya para pengagung Ratu mamba.'' Jawab Senopati.

..................

Disaat Siliwata lagi melihat-lihat ruangan yang begitu indah dengan hiasan yang menyala-nyala disetiap sudut dan atas ruangan, muncul seorang wanita cantik dengan dandanan seperti seorang ratu denngan mahkota yang menempel diatas kepalanya. Tidak lain ia adalah nyi ratu mamba sari.

''Siliwata.'' Panggil nyi Ratu mamba sari.

''Bunda ratu....'' Teriak Siliwata sambil berlari.

''Anak pintar, bagaimana latihannya sudah?'' Tanya nyi Ratu.

''Sudah bunda ratu.'' Jawab Siliwata.

''Oh, bagus anak pintar, yang rajin ya latihannya, agar kelak kamu menjadi pendekar pilih tanding, pembela kebenaran.'' Ucap Ratu mamba sari.

''Ya Bunda ratu.'' Jawab Siliwata.

''Ya sudah sekarang sana, ikuti paman senopati mamba merah, ganti pakaianmu dan jangan lupa makan ya.'' Ucap Ratu mamba sari.

''Baik bunda, hamba pergi dulu ya.'' Jawab Siliwata.

Siliwata pergi bersama senopati mamba merah, ketempat kediamannya senopati.

Senopati mamba merah, adalah salah seorang panglima perang di keraja'an goa mamba, sudah banyak keraja'an-keraja'an siluman ditaklukannya karena kesaktiannya senopati mamba merah, dan maha patih mamba hijau yang sakti mandra guna.

Apa lagi ketertarikannya Ratu mamba sari, terhadap Siliwata, yang sudah diketahui dari jerit tangisnya sewaktu masih bayi sampai menggetarkan keraja'an goa mamba.

Ratu mamba sari, memerintahkan kepada patih Mamba hijau dan Senopati mamba merah, untuk terus menggembleng Siliwata, sampai benar-benar menjadi seorang Satria yang linuhung.

.................

Sementara ditempat lain, didukuh Tirta kencana disebuah rumah sodagarnya Badrun, nampak Dewi kencana dan suaminya Kala seta, masih murung raut wajahnya, karena hilangnya sang buah hatinya yaitu Bayinya yang bernama Siliwata.

''Sduahlah nyi Dewi, janganlah kau bersedih hati terus, kakang yakin Siliwata masih hidup.'' Ucap Kala seta.

''Kakang, ayo kita cari bayi kita kakang, dan saya juga sudah tidak betah tinggal disini, sementara kita tinggal dulu bersama ayah wikrama, bagaiman kakang.'' Ucap Dewi kencana.

''Baiklah kalau itu maumu nyi Dewi, tapi kamu juga harus pamit dulu pada ibumu dan ayahmu.'' Jawab Kala seta.

Kala seta dan Dewi kencana bersiap-siap untuk pergi dari rumahnya, semua barang-barang berupa pakaian sudah di diapkan.

Dewi kencanapun pamit pada ibunya, untuk mengikuti suaminya untuk pindah tempat, membagun kehidupan yang baru.

''Bu aku minta ma'ap bila selama ini ku sudah banyak menyusahkan ibu disini, ku mohon ijin pada ibu untuk membawa nyi Dewi kerumah ayahku.'' Ucap Kala seta sambil bersujud pada nyi pandan sarimertuanya itu.

''Iya nak, itu sudah kewajiban seorang istri, mengikuti suaminya kemanapun pergi, selama suaminya masih berada dijalan yang benar, ibu juga tidak bisa menghalang-halangi, biarpun ibu merasa kesepian ditinggalkan kalian berdua.'' Ucap Nyi pandan sari sambil memegang pundaknya Kala seta.

''Aku juga minta ma'ap Bu, bila aku belum bisa membuat ibu bahagia, Karena kaebahgia'an kita yang selama ini di mimpikan, hilang entah kemana.'' Ucap Dewi kencana merundukan badannya ditelapak kaki ibunya.

''Bangun kencana, kamu tidak boleh berkata begitu, semua yang terjadi didunia ini, itu semua sudah kehendak sang pencipta.'' Ucap Nyi pandan Sari.

''Terus bagaimana dengan ayah Bu.'' Ucap Dewi kencana.

''Masalah ayahmu, Biar nanti ibu yang Sampaikan, pergilah nak jangan menunggu ayahmu, karena tidak ada gunanya juga menunggu ayahmu, yang ada ayahmu akan memaki-maki yang ahirnya merembet pada Kala seta, dan ibu tidak mau jadi berantem diantara kalin.'' Kata Nyi Pandan sari.

''Baik kalau begitu Bu, saya beserta nyi Dewi pamit dulu ya Bu.'' Ucap Kala seta.

........................

Setelah itu Kala seta dan Dewi kencana, pergi meninggalkan rumah yang bagus dan besar itu, dan nyi pandan sari hanya berdiri, menyaksikan kepergian anaknya, sehingga tidak terasa dikedua bola mata nyi pandan sari seperti berkaca kaca, lalu keluar mengalir melalui kedua sudut mata dan jatuh menetes kebumi.

Sedangkan Kala seta dan Dewi kencana, terus berjalan menyusuri jalanan setapak di antara rimbunan daun-daun semak-semak belukar.

Sesekali mereka menoleh kebelakang, terlihat ibunya Dewi kencana masih berdiri, sambil menatap dari kejauhan.

Dewi kencana juga meraskan rasa sedih yang mendalam, karena harus berpisah dengan ibunya, karena Keadaan yang tidak memungkinkan untuk terus tinggal serumah sama ayahnya Badrun, yang sudah jelas tidak menghendaki kehadirannya Kala seta, dan Dewi kencanapun berpikiran jelek pada ayahnya sendiri, perihal hilangnya sibuah hatinya yaitu Siliwata.

Kini Kala seta dan Dewi kencana semakin jauh meninggalkan rumahnya, dengan tujuan utamanya menuju rumahnya, yang lumayan jauh dari rumahnya Badrun mertuanya itu.

Tidak lama kemudian.

Kala seta dan Dewi kencana telah tiba disebuah rumah yang sederhana sekali beratap jerami, dengan dinding bilik bambu, beralaskan tanah, dengan sebuah bangku-bangku yang terbuat dari bambu untuk tempat duduk yang terpasang dihalaman depan rumah.

''Nah kita sudah sampai di istanaku nyi Dewi.'' Ucap Kala seta.

''Wah disini kayanya lebih tenang kakang, dan udara disini juga sejuk terasa indah untuk kita berdua, ooh ya ayahmu kemana?'' Tanya Dewi kencana.

''Kalau jam segini, biasanya ayah masih diladang.'' Ucap Kala seta.

''Sangat rajin sekali ya ayah.'' Ucap Dewi kencana.

''Ya harus bagaimana lagi, demi mempertahankan hidup, kalau tidak begitu ya tidak bisa makan atuh nyai.'' Jawab Kala seta.

Disa'at mereka berdua lagi ngobrol ngaler ngidul. Rentang-rentang dari Kejauhan nampak terlihat lelaki kira-kira setengah abad usianya, tetapi terlihat masih kekar dan gagah, berpakaian pangsi warna hitam dengan sebuah cangkul dipundak kirinya, berjalan mendekati Kala seta dan Dewi kencana.

''Panjang umur, baru saja kita omongin, tuh ayah baru pulang.'' Ucap Kala seta sambil menunjuk pada lelaki yang baru datang itu, yang tidak lain adalah Wikrama ayahnya Kala seta.

''Ayah, baru pulang.'' Ucap Dewi kencana, sambil menyambut mertuanya itu dengan rasa hormat.

''Eeh nak kencana, sudah lama nunggu, kenapa tidak dibawa masuk seta.'' Kata Wikrama.

''Belum lama ayah, hampir barengan sama ayah.'' Jawab Dewi kencana.

''Ooh ya sudah, ayo masuk, kita makan bareng, ayah sudah lama merindukan kebersama'an dengan kalian.'' Ucap Wikrama.

''Baik Ayah.'' Jawab Dewi kencana.

Setelah itu Kala seta dan Dewi kencana masuk kedalam rumah.

Dan Dewi kencana menyiapkan makanan untuk makan bersama.

Setelah semua makanan disajikan mereka lalu menyantap makanan Nas-i putih yang ditambah sayuran sayuran hasil dipetik dari ladang.

Selepas mereka makan bersama, dirumah yang sangat sederhana sekali, biarpun makan seadanya, nampaknya Dewi kencana sangat bahagia, karena terlihat dari wajahnya yang berseri-seri penuh warna, seakan-akan ada kehidupan baru yang lebih menyenanangkan dihatinya.

''Apa kalian mau kesini pamit dulu tidak sama orangtuamu?.'' Tanya Wijrama.

'' Sudah ayah, saya dan nyi Dewi sudah pamitan pada ibu.'' Jawab Kala seta.

''Ko pada ibu saja, terus sama ayahmu tidak pamitan.'' Kata Wikrama.

''Ayah belum pulang berniaga, lagian kalau menunggu ayah pulang keburu malam, karena ayahanda pulang tidak menentu.'' Jawab Dewi kencana.

''Ooh begitu, dan ayah juga ikut prihatin, apa yang sudah menimpa pada kalian berdua, ya sabar aja mungkin sang pencipta punya rencana lain yang lebih baik untuk kalian berdua.

''Iya ayah, dan ku juga memutuskan untuk membawa nyi Dewi menetap disini, untik sementara waktu, bolehkan!.'' Ucap Kala seta.

''Ya tentu boleh atuh, ini kan rumahmu juga, Kalau emang orang tuanya nak Kencana sudah mengijinkan, ayah sangat senang, jadi ayah tidak sendirian, Setelah ibumu meninggal ayah, rumah ini seperti sepi tanpa kehidupan, ditambah semenjak kamu tinggal di mertuamu ayah sangat sedih sekali tidak teman ngobrol.'' Ucap Wikrama.

''Kenapa ayah tidak mencari lagi buat pendamping hidup ayah?.'' Tanya Dewi kencana.

''Bukannya ayah tidak mau, tapi ayah cuma hidup hanya dengan berladang, buat makan sendiri juga susah.'' Jawab Wikrama.

''Ya kalau begitu ayah tidak percaya pada diri sendiri.'' Ucap Dewi kencana.

..................

Setelah sekian lamanya mereka ngobrol, tidak terasa waktu terus berlalu, sehingga haripun kini sudah berganti dengan gelap, mereka kini berkumpul diluar, tepatnya dbale-bale depan rumah.

Pada saat Wikrama, Kala seta dan Dewi kencana lagi menikmati secangkir kopi hitam dan teh hangat, sayup-sayup terdengar langkah kuda menuju kearah tempat kediamannya Wikrama.

Suara kudanya itu semakin mendekati mereka.

Nampak tiga lelaki yang menunggang kuda kini sudah berdiri dihalaman rumahnya Wikrama, betapa kagetnya Dewi kencana, Kala seta dan ayahnya yaitu Wikrama, langsung berdiri menyambut kedatangan mereka.

''Ayahanda....'' Ucap Dewi kencana.

''Wah pak Besan ayo duduk sini, nak kencana bikinin ayahmu dan anak buahnya teh hangat.

''Baik ayah.'' Jawab Dewi kencana.

Baru saja Dewi kencana berdiri dari tempat duduknya untuk bikinin air minum, langsung kaget mendengar perkata'an lelaki itu yang tidak lain adalah ayah kandungnya.

''Tidak usah, Saya tidak sudi meminum air disini, yang jorok dan dekil, saya kesini mau membawa anak saya, bukan untuk minum disini cuuiih, Ucap lelaki itu yaitu Badrun, sambil meludah.

Mendengar perkata'an Badrun yang yang menghina dan menjelek jelekan hatkat martabatnya, Wikrama yang tadinya dengan sopan menyambut besannya itu, kini berupah menjadi amarah yang mendidih.

''Kurang ajar kau Badrun, dasar lintah darat, biarpun hidup saya kaya begini, tapi tidak seperti kamu yang menjilat dari keringat orang-orang miskin.

''Hahahahaha, tapi hidup saya jauuuuhh lebih enak, dari hidupmu yang selalu susah buat makan juga susah, eheheheh.'' Bentak Badrun penuh hina'an.

''Pergilah kau kurang ajar, sebelum kesabaranku habis.'' Bentak wikrama.

''Siapa juga yang sudi berlama-lama disini, hahahaha.'' Kata Badrun yang terus mengeluarkan kata-kata penuh hina'an.

''Hentikan Ayah, tidak seharusnya ayah berkata begitu pada ayah Wikrama.'' Ucap Dewi kencana sambil berteriak penuh sedih.

''Kencana, pulang kamu, kamu tidak pantas berada disini, mau makan apa nantinya kamu.'' Teriak Badrun.

''Tidak ayah, ku lebih enak tinggal disini bersama kakang Kala seta dan Ayah Wikrama mereka sangat sayang padaku dan penuh pengertian.'' Ucap Dewi kencana sambil menangis.

''Dasar anak susah diatur, terpaksa ayah pake jalan kekerasan, Barja, Kaspar paksa kencana untuk pulang.'' Ucap Badrun.

''Baik Juragan.'' Jawab Barja dan Kaspar.

Disa'at Barja dan Kaspar mau mebarik tangannya Dewi kencana, Kala seta tidak tinggal diam, ia lalu menghajar Barja dan Kaspar.

''Kurang ajar, saya suaminya yang berhak melindungi istriku, keparat kau ciaaaaaatttt.'' Teriak Kala seta, tendangan laba-laba menghantam dada Barja dan Kaspar.

''Aaaduuuuhhh.'' Suara yang terdengar dari mulut Barja dan Kaspar dengan tubuh tersungkur ditanah.

''Hai Badrun, orang tua macam apa kamu, sama anak kandungmu sendiri berlaku kasar, Nak kencana masuk, biar ayahmu itu ku kasih pelajaran karena sudah keterlaluan.'' Bentak Wikrama.

Badrun yang sipatnya sangat egois, tidak mau kalah oleh Wikrama, karena tetap keukeuh ingin membawa Dewi kencana pulang kerumahnya.

*********************

Lanjut Eps 6

Selamat mrmbaca semoga bisa terhibur dengan karya yang ku buat.

Mohon dukungannya ya kawan-kawanku, dengan

. 👍 like

. Comentar

. ⭐⭐⭐⭐⭐ Ranting

. ❤ favorit dan votenya.

Terima kasih atas semua dukungannya.

Terpopuler

Comments

Dewi Masitoh

Dewi Masitoh

♥️♥️♥️♥️♥️♥️

2021-12-26

1

Ana Yulia

Ana Yulia

semangat terus, semoga sukses....

2021-11-13

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

sambungan jejak boomlike 👍🏻

2021-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 kabut asmara
2 SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3 SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4 SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5 SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6 SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7 SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8 SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9 SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10 SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11 SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12 Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13 SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14 Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15 Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16 Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17 Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18 Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19 Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20 Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21 Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22 Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23 Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24 Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25 Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26 Eps 26 Perebutan Harta karun.
27 Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28 Eps 28 Bulan Sabit
29 Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30 Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31 Eps 31 Bukit Hanjuang
32 Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33 Eps 33 Mustika Naga Emas.
34 Eps 34 Utusan
35 Eps 35 Berpisah
36 Eps 36 Banjar Karoman
37 Eps 37 Menyusup
38 Eps 38 Cundang
39 Eps 39 Adipati Sura Dita.
40 Eps 40 Sambung Nyawa Emas
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Eps 1 kabut asmara
2
SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3
SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4
SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5
SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6
SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7
SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8
SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9
SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10
SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11
SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12
Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13
SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14
Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15
Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16
Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17
Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18
Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19
Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20
Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21
Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22
Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23
Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24
Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25
Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26
Eps 26 Perebutan Harta karun.
27
Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28
Eps 28 Bulan Sabit
29
Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30
Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31
Eps 31 Bukit Hanjuang
32
Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33
Eps 33 Mustika Naga Emas.
34
Eps 34 Utusan
35
Eps 35 Berpisah
36
Eps 36 Banjar Karoman
37
Eps 37 Menyusup
38
Eps 38 Cundang
39
Eps 39 Adipati Sura Dita.
40
Eps 40 Sambung Nyawa Emas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!