SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana

Kala seta langsung pergi meninggalkan ayahnya, sedangkan wikrama terus melompat untuk melanjutkan kembali pertempurannya dengan Barja dan kaspar.

Kala seta terus menorobos rimbunan semak-semak belukar, dengan darah yang terus mengalir dipangkal lengannya yang sobek karena sabetan golok dari anak buahnya Barja dan kaspar, berjalan sempoyongan sambil menutupi lukanya dipangkal lengan sebelah kanan

Setibanya dirumah, kala seta terus mengompres lukanya dengan air hangat, untuk mencegah inpeksi, lalu ditaburinya obat luka yang biasa ayahnya bikin, lalu di ikatnya dengan kain putih, setelah luka kala seta di obatin kini kala seta merebus ramuan untuk pengobatan dari dalam.

Dua puluh menit kemudian, kala seta langsung meminum ramuan obat yang direbus tadi, kini kala seta berbaring lemes karena terlalu banyak darah yang keluar dari lukanya itu, dan obat yang diminum kini sudah mulai bereaksi, rasa kantukpun datang yang memberatkan matanya kala seta, akhirnya mata terpejam dengan tubuh terbaring disebuah bangku yang terbuat dari bambu yang ditata rapi menyerupai ranjang tempat tidur.

Sementara ditempat lain.

Pertarungan wikrama melawan Barja dan kaspar masih berlangsung, karena wikrama merasa cemas dengan keadaan anaknya yaitu Kala seta, kini Wikrama memainkan goloknya dengan jurus laba-laba hitam, dengan lincahnya wikrama melompat sana lompat sini dengan sabetan sabetan goloknya yang menderu menggempur kedua lawannya, Barja dan Kaspar sangat kewalahan menghadapi amukannya wikrama, sehingga membuat nyalinyanya Barja dan kaspar menjadi menurun di saat itu pula serangan wikrama semakin hebat, hanya dengan lima jurus laba-laba hitam sabetan goloknya wikrama merobek dada Barja dan Kaspar.

Aaaaauuuuuuuuuui

Adaaaawwww tobaaaaatttt.

Dengan luka yang merobek di dada Barja dan kaspar, sehingga mereka hilang keseimbangan, disaat itu pula wikrama menerjang Barja dan kaspar dengan jurus tendangan laba-laba.

Blaaaakkk.

Kedua tubuh tinggi besar itu jatuh terpental menimpa semak-semak belukar.

Kini Barja dan kaspar tidak sadarkan diri, melihat begitu wikrama langsung menyarungkan kembali goloknya.

''Mampuslah kau para cecunguk-cecunguk badrun silintah darat itu, wai kalian semua apa pingin bernasib sama seperti si Barja dan kaspar?.'' Tanya Wikrama ke pada empat orang anak buahnya Barja dan Kaspar.

''Ampuuuun wikrama, kami menyerah.'' Jawab salah satu dari mereka.

''Kalau begitu, urus tuh majikan kalian.'' Ucap Wikrama sambil melangkah pergi meninggalkan mereka semua.

Kini wikrama berjalan sangat terburu-buru takut kenapa-napa dengan luka yang di alami anaknya itu.

Setibanya dirumah wikrama terus membuka pintu rumahnya, nampak kala seta lagi berbaring dibangku dengan luka yang sudah dibalut dengan kain putih.

''Syukur deh kala seta sudah bisa mengobati lukanya sendiri.'' Ucap Wikrama didalam hatinya.

Sementara Barja dan Kaspar yang terluka oleh sabetan goloknya Wikrama dan sempat tidak sadarkan diri, kini sudah terbangun dan diboyong sama anak buahnya masing-masing, meninggalkan tempat itu, untuk kembali lagi kepada juragannya yaitu badrun

Setibanya mereka ditempat kediamannya, yang berada tidak jauh dari belakang rumahnya badrun.

Kini Barja dan kaspar dibaringkan di bale bale untuk dikompres lukanya, sementara anak buahnya yang terluka juga, berusaha untuk mengobati lukanya sendiri.

Disaat itu pula munculah badrun dan bediri dihadapan mereka semua yang lagi meringis ringis kesakitan.

''Ada apa ini?.'' Tanya badrun.

''Maap juragan kami tidak sanggup untuk menghabisi kala seta.''

''Apaa, kamu bilang, jadi kalian semua keok oleh pemuda ingusan itu.'' Ucap Badrun.

''Bukan juragan, kala seta sebenarnya sudah terluka dan hampir kami habisi.'' Jawab Barja.

''Terus kenapa kalian semua bisa terluka begini?.'' Tanya Badrun.

''Kami semua tidak kuat menghadapi amukannya dari Wikrama.'' Ucap kaspar.

''Payah, badannya aja digedein, tampang pada serem-serem ternyata itu semua cuma buat menakut-nakuti bocah kecil aja, kalian semua lembek kos waduk, percuma saya bayar kalian mahal.'' Ucap Badrun sambil melangkah pergi.

''Juragan Badrun, ternyata hanya butuh tenaga saja pada kita.'' Ucap Kaspar.

''Dasar badrun gelo, kudu dibekok ku aing.'' Ucap Barja.

Barja dan Kaspar beserta anak buahnya, lagi pada meringis kesakitan, dan mereka berusaha mengobati luka dengan ramuan-ramuan alami, mungkin butuh beberapa hari atu minggu mereka untuk memulihkan lukanya.

Sementara Dewi kencana dikurung dikamarnya oleh badrun, tidak boleh keluar rumah, sungguh malang nasibnya gadis cantik iti, harus menanggung derita karena perlakuan dari orang tuanya sendiri, Dewi kencana dari hari kehari hanya menangis dan menangis, apalagi ayahnya sudah mengancam mau menghabisi kekasihnya yaitu kala seta.

''Ooh sang pencipta lindungilah kekasihku, kakang Kala seta, dari segala mara bahaya dan angkara muraka ayahhandaku.'' Ucap Dewi kencana.

''Maapkan aku kakang, aku tidak bisa menolongmu, karena aku tidak berdaya.'' Ucap Dewi Kencana berkata sendiri sambil mengeluarkan air matanya.

Dari hari ke hari Dewi kencana hanya mengurung diri dikamar, dengan pikiran yang sangat kacau, karena ayahnya sudah melarang keras berhubungan lagi dengan kala seta, pintu kamar pun dikunci dari luar, sungguh kejamnya badrun pada anaknya sendiri.

Dua minggu kemudian.

Kala seta, sudah sembuh dari lukanya, kerinduan kala seta pada Dewi kencana tidak bisa ditahan lagi.

Kini hari sudah berganti dengan malam, Kala seta keluar dari rumahnya dengan tujuan ingin menemui kekasihnya yaitu Dewi kencana.

Setibanya dekat rumahnya Badrun, kala seta bersembunyi dibalik pohon yang besar, karena takut ketauan para antek-anteknya sodagar Badrun.

Disaat malam sudah mulai sepi, kala setapun langsung mengendap-ngendap dengan cadar yang menutupi kepalanya, cuma matanya saja yang terlihat, dengan penuh hati-hati kala seta menuju kebelakang, kearah posisi kamarnya Dewi kencana.

Kini kala seta sudah berada dibawah jendela kamar Dewi kencana.

Terdengar suara Dewi kencana seperti lagi menangis sedih, dengan pelan-pelan kala seta mengetuk jendela kamarnya Dewi kencana.

Tok tok tok.

''Dewi, dewi kencana.'' Ucap kala seta bernada pelan.

Kini tangisan Dewi kencana berhenti, karena terdengar suara yang mengetuk pintu jendela, dan suara berbisik memanggilnya.

''Siapa diluar?.'' Tanya Dewi kencana.

''Aku, kala seta.'' Jawab kala seta

Kini rasa sedih Dewi kencana mendadak hilang, berganti dengan rasa rindu yang begitu dalam, saat mendengar jawaban nama kala seta.

Dewi kencana kini mulai mendekati pintu jendelanya itu dengan pelan-pelan Dewi kencana membuka selot jendela kamarnya, tapi belum juga Dewi kencana selesai membuka selot jendela tiba-tiba seperti ada suara pintu kamarnya terbuka, dengan penuh rasa ketakutan Dewi kencana lalu mengancing lagi jendelanya, dan langsung membaringkan tubuhnya ditempat tidur.

''Kamu belum tidur nak.'' Sapa seorang wanita, yang tidak lain adalah ibunya nyai pandan sari.

''Ku tidak bisa tidur buk.'' Jawab Dewi kencana.

''Sudah kamu jangan bersedih terus, nanti kamu malah sakit, ayo makan dulu.'' Ucap nyai pandan sari.

''Ku tidak lapar buk.'' Jwab Dewi kencana.

Sementara di luar, begitu Kala seta mendengar ada suara ibunya Dewi kencana, dia langsung merunduk, dan masuk ke kolong rumah, Kala seta kini terdiam didalam kolong rumahnya badrun, persisnya dibawah kamarnya Dewi kencana.

''Lama sekalai ibunya Dewi, lama-lama saya juga pegel harus diam terus dikolong, mana banyak semut lagi.'' Berkata kala seta didalam hatinya.

Karena terlalu lama berada dikolong rumah, kala seta terus keluar dari kolong rumah, sambil lihat-lihat situasi, takut antek-anteknya badrun lagi mengontrol, pelan pelan kala seta mulai menjauh dari rumahnya badrun, dari kejauhan terlihat sebuah obor menyala seperti mendekati kala seta.

''Itu pasti anak buah nya si barja dan kaspar, yang lagi tugas jaga malam.'' Kata kala seta dalam hatinya.

Kala seta pun menyelinap kebalik tumpukan-tumpukan kayu bakar, terlihat oleh kala seta dua orang lagi berjalan mengelilingi rumahnya badrun, dengan menahan napas kala seta terus merunduk dibalik tumpukan kayu bakar, dengan secara tidak disengaja kaki kala seta menyenggol tumpukan kayu bakar itu hingga kayu itu sampai roboh.

Serentak anak buah kaspar dan barja membalikan badannya dan langsung membawa obornya ke arah tumpukan kayu itu, kedua orang itu terus melihat lihat disekitar tumpukan kayu itu.

''Tapi tidak ada apa-apa basar.'' Ucap busro.

''Lalu yang tadi apa, masa tumpukan kayu tiba-tiba bisa roboh.'' Ucap Basar.

''Entahlah saya juga tidak mengerti.'' Jawab Busro.

Basar dan Busro juga tidak habis pikir dengan robohnya tumpukan kayu bakar itu, padahal tumpukan kayu itu besar-besar biarpun sudah kering, secara akal sehat diterjang kucing juga tidak mungkin roboh, Basar dan Busro ahirnya pergi meninggalkan tempat itu dan kembali pada pondoknya yaitu tempat markasnya, yang sengaja dibikin oleh sodagar badrun dibelakang rumah.

Sementara kala seta yang terhimpit oleh tumpukan kayu itu, sampai-sampai tidak kelihatan oleh Basar dan Busro, padahal tubuhnya sudah ke injak-injak sama basar dan busro berhubung gelap hanya diterangi oleh obor, dan pada saat tumpukan kayu itu jatuh kala seta sengaja membaringkan tubuhnya, dan kayu-kayu itu sengaja kala seta tumpuk diatas tubuhnya sambil berbaring pakai tangan kanannya.

Terus kala seta sedikit-sedikit menurunkan tumpukan kayu itu dari atas tubuhnya, setelah semua kayu bakar yang menumpuk diatas tubuhnya itu bersih, dengan pelan-pelan kala seta bangun dan berdiri sambil membungkukan badannya, lalu dia memilih langsung pulang kerumahnya, dikit demi sedikit bayangan tubuh kala seta menghilang ditelan gelapnya malam dan rimbunnya dedaunan dari pepohonan.

Waktu kini terus berlalu seirng dengan roda kehidupan berputar, hingga tidak terasa kini malampun telah berganti dengan siang dimana sang surya telah bersinar menyinari jagat raya, dengan sinarnya yang kuning ke'emasan.

Diudara pagi hari yang sejuk, kepulan-kepulan kabut masih terlihat diantra dedaunan-dedaunan.

Disebuah rumah kecil, yang atapnya terbuat dari daun lontar yang di tata sedemikian rupa hingga akhirnya bisa berlindung dari derasnya airnya hujan, dan panasnya sengatan cahaya matahari.

Dipagi itu kala seta lagi duduk sambil melamun jauh, ingatannya selalu tertuju pada sang kekasih hatinya yaitu Dewi kencana.

''Ooh Dewiku, lagi ngapain kamu sekarang, pastinya kamu lagi bersedih hati, karena ayahmu tidak merestui hubungan kita ini, dan apa yang akan menimpamu bila perbutan kita membuahkan hasil, tidak terbayangkan ayahmu itu, pasti akan menyiksamu, saya heran, pada badrun, sebenarnya Dewi itu anaknya apa bukan, ko sekeji itu perlakuannya pada anak sendiri.'' Kala seta berkata sendiri.

Menjelang siang datang, Kala seta melangkahkan kakinya meninggalkan rumahnya, tanpa ijin dulu pada ayahnya kala seta, berniat memberanikan diri mendatangi rumah sodagar sombong yang angkuh itu, untuk melamar anaknya yaitu Dewi kencana.

Karena kala seta terus dihantui rasa bersalahnya, atas apa yang telah diperbuatnya bersama Dewi kencana disebuah bangunan tua itu.

Dengan rasa penuh tanggung jawab, kala seta tidak perduli apa yang akan menimpanya nanti, yang terpenting bagi kala seta mpertanggung jawabkan atas perbuatannya itu.

Setibanya dirumah Badrun, kala seta langsung menuju pintu depan rumahnya Badrun.

Tok tok tok.

''Sampuu Rasuuun.'' Ucap Kala seta.

''Rammpess.'' Terdengar dari dalam menjawab, dan membuka pintu rumah depan.

Begitu yang punya rumah membuka pintu, yang kebetulan sodagar badrun sendiri yang membuka pintunya.

''Oooh, sungguh berani sekali kau datang kerumahku hah.'' Ucap sodagar Badrun.

''Maap atas kelancangan saya tuan, saya pingin bertemu dengan putri tuan.'' Jawab Kala seta.

''Dasar anak miskin tidak punya malu, sudah saya bilangin jangan berani menginjakan kakimu disini lagi, pergi sana sebelum anak buahku mengusirmu.'' Ucap Badrun.

''Saya mohon tuan sebentar aja, saya ingin melihat keada'an putri tuan.'' Ucap Kala seta.

Suara ribut-ribut diluar rumah terdengar sama Dewi kencana.

''Seperti suara kakang seta, aku harus temuai kakang seta.'' Berkata Dewi kencana, sambil keluar dari kamarnya.

Pas Dewi kencana keluar dari kamarnya, nampak terlihat oleh Dewi kencana kala seta lagi di caci maki oleh ayahnya.

Dewi kencana langsung memburu pada ayahnya, untuk melindungi kala seta.

''Jangan ayah jangan sakiti kakang seta.'' Ucap Dewi Kencana sambil merangkul ayahnya.

''Diam kamu kencana, dasar anak tidak berbakti pada orang tua.'' Jawab Badrun.

''Tuan jangan sakiti putrimu sendiri, itu darah dagingmu, yang seharusnya tuan sayangi.'' Ucap Kala seta membela kekasihnya.

''Ijinkan saya untuk menikahi putru tuan, karena saya sangat mencintai Dewi kencana tuan.'' Kata Kala seta.

''Bedebah, lancang sekali cakapmu, hai pemuda miskin, mau dikasih makan apa nantinya anak saya.'' Ucap Badrun.

Ucapan badrun sangat menyakitkan hati kala seta, tapi kala seta berusaha untuk bersabar.

''Saya mohon tuan, berilah kesempatan padaku dan Dewi kencana, untuk Bersatu dalam suatu ikatan pernikahan.'' Ucap kala seta sambil memohon-mohon dengan menyembah nyembah.

''Lepasin kaki saya, saya tidak sudi mempunyai mantu orang miskin.'' Ucap Badrun sambil menendang kepalanya kala seta.

Kala seta langsung tersungkur ditanah, dan Dewi kencana langsung memburu kala seta, sambil menangis histeris.

''Kakaaaang, ayah kejam sekali, asal ayah tau, tidak ada seorangpun yang akan bisa memisahkan cintaku pada kakang Kala seta meskipun itu orang tuaku sendiri.'' Teriak Dewi kencana sambil ter'isak-isak dengan air mata yang terus keluar karena terdorong oleh rasa sedihnya itu.

''Dasar anak kurang ajar.''

Keepllaaakk, sebuah tamapran hinggap dipipi Dewi kencana,

''Aawww, bunuhlah aku sekalian supaya ayah puas.'' Teriak Dewi kencana.

Jeritan dan tangisan Dewi kencana sampai terdengar oleh nyi pandan sari yang lagi memasak didapur.

Nyi pandan sari langsung bergegas keluar, menuju arah dari suara jeritan itu.

''Bapak ini apa-apa'an sama darah dagingmu sendiri, berlaku sekeji itu.'' Ucap nyi pandan sari, sambil merangkul putrinya.

''Saya tidak perduli itu siapa, bila tidak menuruti semua dengan aturanku, maka akan bernasib sama, termasuk istriku sendiri.'' Ucap Badrun.

''Orang tua macam apa, yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak dan istrinya, ini malah harus mengikuti aturan busukmu itu.'' Bentak Kala seta mulai bangkit emosinya.

''Kurang ajar kau malah menceramahi saya, Barja, kaspar.'' Teriak Badrun memanggil kaki tangannya.

Barja dan Kaspar pun langsung lari, mendengar teriakan majikannya yang memanggil dirinya.

''Iyaa, juragan ada apa?.'' Tanya Barja.

''Urus tuh pemuda miskin itu, bila perlu habisi dia.'' Ucap Badrun sambil melangkah pergi.

''Haiii sodagar badrun yang terhormat, biarpun saya orang tidak punya, setidaknya saya masih punya hati dan harga diri, tidak berperilaku busuk seperti anda, cukup sudah penghinaanmu selama ini pada keluargaku.'' Teriak Kala seta naik pitam.

''Ooo rupanya si miskin punya nyali juga, Barja, Kaspar bunuh dia.'' Ucap Badrun yang akhirnya terus meninggalkan tempat itu

''Haii pemuda brengsek, sekarang tamatlah riwayatmu.'' Ucap Barja sambil mencabut goloknya.

Melihat begitu Dewi kencana langsung melompat kearah kala seta.

''Jangan sakiti kakang Kala seta.'' Ucap Dewi kencana.

''Maap non saya cuma menjalankan tugas.'' Jawab Barja.

''Sudah Dewi jangan takut, kakang akan baik-baik aja, sekarang kamu masuk kedalam rumah, kakang tidak mau kamu jadi kenapa-napa, percayalah pada kakang.'' Ucap Kala seta.

''Tapi kakang.'' Saut Dewi kencana.

''Sudah percayalah sama kakang.''

''Iya putriku, kala seta benar ayo nak kita masuk, nanti Ayahandamu, akan semakin marah.'' Ucap nyi pandan sari.

Setelah Dewi kencana dan ibunya masuk kedalam rumah, Barja dan Kasparpun langsung menyerang Kala seta.

Pertarunganpun terjadi kala seta digempur oleh dua orang jago-jago sodagar badrun.

Sabetan-sabetan goloknya Barja dan kaspar mengurung tubuh Kala seta, tapi sekarang Kala seta sudah menguasai jurus-jurus laba-laba dari ayahnya.

Begitu kedua senjata dari barja dan kaspar seperti ingin memecahkan kepala Kala seta, ia lalu merubah jurusnya dengan jurus laba-laba merayap.

Kala seta menjatuhkan tubuhnya, plooos sabetan kedua golok itu makan ruang kosong, dengan mudahnya Kala seta menghantam kedua kaki barja dan kaspar dengan jurus sengatan laba-laba, kedua tangan Kala seta yang sudah di lapisi tenaga dalam membidik kedua kaki barja dengan sengatan Laba-laba.

Duk duk duk.

suara terdengar dikaki kedua jago itu.

''Aadaaaaawwww.

Terdengar dari kedua mulut jagonya badrun itu.

Dengan langkah tertatih tatih Barja dan Kaspar sesumbar pada Kala seta.

''Kurang ajar kau kala seta, akan ku bunuh kau, sebagai balas dendamku pada si Wikrama.'' Teriak Barja.

''Bagai mana bisa kamu mau membunuh saya, sedangkan langkahmu juga pincang begitu, paling sekali tendang aja kalin sudah pada nyungseb, Hahahahaaa'', teriak kala seta.

''Bedebah kau anak ingusan, ciaaattttt, aduu aduu aduuuuhhh'', teriak Barja, mau menyerang Kala seta, tapi tiba-tiba rasa sakit di kakinya terus terasa dan ahirnya barja merobohkan tubuhnya, karena sakit dikaki kanannya terasa sangat amat.

''Jihahahahahaaaa, apa ku bilang, cuma sigitukah jagonya tuan Badrun'', teriak Kala seta sambil tertawa terbahak-bahak.

''Kurang ajar kau anak ingusan.'' Ucap Kaspar.

''Jangan sesumbar terus ayo serang aku.''cap Kala seta menantang.

Dengan kaki pincang sebelah kaspar pun langsung menyerang Kala seta membabi buta, tentu saja sangat mudah bagi Kala seta untuk melumpuhkannya.

Kala seta melompat ke atas lalu dengan cepat mengeluar senjata jaring laba-labanya, tubuh Kaspar langsung masuk terperangkap masuk ke jaring laba-labanya, setelah lawannya masuk terperangkap, Kala seta langsung melompat keatas dahan kayu terus menarik tali jaring laba-labanya, kini tubuh kaspar ketarik keatas, setelah itu kala seta mengikat tali tersebut didahan kayu yang lainnya.

Jagoan andalannya badrun, menjerit-jerit minta dilepasin, tapi Kala seta tidak menghiraukannya ia lalu memanggil-manggil Badrun.

''Tuan tuan badrun, keluarlah, kini jagoanmu sudah tidak berdaya lagi, ingat besok atau lusa ku akan datang kembali, untuk mempersunting putrimu'', ucap Kala seta sambil melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara sodagar badrun, begitu mendengar teriakannya Kala seta, ia langsung keluar, begitu dia melihat tukang pukulnya sudah tidak berdaya, dia bukannya kasihan, malah mencaci maki Barja dan Kaspar.

''Apa-apa'an ini, masa kalian sama anak ingusan saja sudah keok, percuma saya bayar kamu.'' Ucap Badrun.

''Tolong juragan, tolong turunin saya dari Jaring ini'', ucap kaspar sambil melas banget.

''Apa kamu bilang, kamu sudah berani ya memerintah sama saya juraganmu.'' Bentak Badrun.

''Ya maap juragan, panggilin Basar dan Busro.'' Ucap Kaspar sambil bergelantungan di dalam jaring.

Badron lalu bergegas pergi kebelakang rumahnya untuk memanggil Basar dan Busro.

Basar dan Busro pun langsung bergegas menuju arah suara yang memanggilnya.

''Iya juragan, ada apa?.'' Tanya Busro.

''Tuh tolongin, sikaspar, turunin dari pohon.'' Jawab Badrun.

Basar dan Busro langsung berlari menuju kedepan, betapa kagetnya Basar dan Busro, pas dilihat kaspar lagi bergelantungan di dalam jaring laba-labanya.

''Haahaahaaa, ya ampun kakang kaspar, ngapain pake bergelantungan begitu.'' Ucap Basar.

''Buruan, Busro, Basar malah cengengesan, Belegug kalian.'' Bentak Kaspar.

Basarpun langsung memanjat pada pohon yang dijadikan tali pengikat jaring laba-laba itu, sesampainya didahan yang dibuat ikatan tali jaring itu, Basar langsung membacok tali itu, dan talipun putus, tapi tubuh kaspar melorot jatuh laksana buah duren.

Buuuuukkkkk.

Adaaawwwwww.

''Basarr, bodoh, toloolll, kenapa kamu bacok talinya, aduuuuhh.'' Ucap Kaspar sambil meringis kesakitan.

Barja yang lagi meringis mengelus-ngelus kakinya yang sakit, mendadak rasa sakitnya hilang berubah menjadi sebuah tawa yang terbahak-bahak.

''Hahahahahaaa, makan tuh tanah Kaspar, hahaha.'' Begitu Barja tertawa riang yang diikuti oleh Busro.

Di hari itu, hari apesnya sodagar badrun, kabut hitam kini sedang menyelimuti Badrun, sodagar kaya raya yang jumawa dan berbuat sesuka hatinya pada siapa saja yang membangkang, dan apabila ada seorang warga yang telat membayar utangnya, tanpa mikir baik buruknya gimana, dengan kejamnya sodagar badrun membawa apa saja yang ada buat jaminan hutang piutangnya.

Tiga bulan kemudian, kemelut kini menimpa lagi pada sodagar sombong itu.

Putri sulungnya, Dewi kencana, terlihat lemas dan lesu ditambah sering mual dan muntah-muntah.

''Bagaimana aku ini, sepertinya aku hamil, apa yang ku takutkan akhirnya terjadi, oooh sang pencipta, kalau emang ini semua sudak menjadi suratan takdirku, ku terima dengan lapang dada, karena ini juga hasil dari perbuatan kotorku, kabulkanlah permintaanku ini, satukanlah aku dengan kakang Kala seta.'' Begitu kata Dewi kencana didalam hatinya.

''Uuuooo uuooo uuoooo.

Dewi kencana muntah-muntah, ibunya Dewi kencana yaitu nyi pandan sari langsung nyamperin anaknya yang lagi muntah-muntah itu.

''Kamu kenapa nak, sakit, makanya kamu itu makan, jangan membiarkan perutmu kosong'', ucap Nyi pandan sari.

''Tidak Bu, cuma kepalaku puyeng rasanya.'' Jawab Dewi kencana.

Dewi kencana terus muntah-muntah, terkadang sering makan makanan yang pedes dan asam-asam, sampai-sampai nyi pandan sari bertanya-tanya dalam hatinya.

''Apa mungkin putriku itu ngidam, Oooh jagat dewa batara, andaikan itu benar apa yang akan terjadi pada putriku nanti.'' Ucap Nyi pandan sari.

Melihat putrinya sering mual-mual dan muntah-muntah, pertamanya nyi pandan sari di anggap hal yang biasa kemungkinan hanya sakit biasa, tapi lama-kelama'an, Dewi kencana mual-mual terus ditambah sering muntah.

Pada suatu waktu dimana sodagar badrun lagi berniaga dipusat kota keraja'an, nyi pandan sari secara diam-diam bertanya pada Dewi kencana.

''Nih sekarang ibu buatkan makanan kesuka'anmu, makan dulu ya.'' Ucap nyi pandan sari.

''Baik Bu.'' Jawab Dewi kencana.

Dewi kencana pun langsung menuruti apa yang diperintahkan oleh ibunya.

Dan setelah Dewi kencana selesai makannya, baru nyi pandan sari memasukan pertanya'annya.

''Ibu mau bertanya, mohon kamu jawab dengan jujur ya pada ibumu, ibu perhatikan selama ini, kamu sering mual dan muntah-muntah, ibu tidak suka kamu menyimpan sesuatu kebohongan.'' Ucap nyi pandan sari.

Pas mendengar ibunya betanya begitu, Dewi kencana merasa sabil dan bingung harus menjawab apa.

''Kenapa kamu diam nak?.'' Tanya nyi pandan sari.

''Ma'apkan aku buj.'' Jawab Dewi kencana sambil terisak menangis.

''Apa kamu lagi ngidam nak?.'' Tanya Nyi pantan sari.

Dewi kencana tidak mengeluarkan kata-kata, hanya menjawab dengan isarat, mengangguk-ngagukan kepala saja.

''Terus dimana kamu berbuat begitu sama kekasihmu?.'' Tanya nyi pandan sari.

''Di kuil tua, waktu hujan deras itu Bu, ma'apkan anakmu ini bu, sudah mencoreng muka dikeluarga ini, sekarang ku pasrah, apabila ayahanda mau bunuh aku atau mengusirku dari sini.'' Ucap Dewi kencana.

''Pantesan waktu itu kala seta tetap keukeuh pingin menikahimu.'' Kata nyi pandan sari.

Nyi pandan sari sudah merasa lega dengan kejujuran anaknya, walau ada sedikit rasa kecewa pada putrinya yang terlalu gampang memberikan kehormatannya pada kekasihnya itu.

Enam bulan kemudian.

Perihal kehamilannya Dewi kencana sudah diketahui oleh ayahnya yaitu Badrun.

Sodagar sombong itu terasa dicoreng mukanya oleh kotoran yang menjijikan, kemarahan sodagar badrun tidak bisa dikendalikan lagi,

Badrun sangat sangat murka sekali setelah mendengar pengakuan dari anaknya, dengan muka yang merah seperti terbakar, Badrun sangat marah sekali, kata-kata yang tidak sepantasnya di ucapkan pada darah dagingnya sendiri.

''Dasar anak tak tau diri, mau ditaro dimana muka saya ini kencana.'' Ucap Badrun marah sekali.

''Ma'aapkan saya ayah, sekarang aku pasrah mau di apain sama ayah, ku dah kebal ayah.'' Ucap Dewi kencana sambil bersujud pada ayahnya.

''Percuma kamu memohon-mohon padaku juga, itu tidak akan menghapus rasa malu ayah dimata para penduduk.'' Ucap Badrun.

''Ya sudah ini semua sudah terjadi pak, sebelum semua orang mengetahui kabar ini, jalan satu-satunya kita harus cepat-cepat nikahin anak kita pak.'' Ucap nyi pandan sari.

''Iya dengan terpaksa, kita harus cepat-cepat nikahkan anak kita buk.'' Ucap Badrun.

Tiga Hari kemudian.

Dewi kencana dan Kala seta ahirnya bisa juga bersatu, walaupun dengan terpaksa badun merestuinya.

Untuk menghilangkan jejak dari para penduduk, Badrun pun membikin meriah acara pernikahan anaknya, dua hari dua malam acara pesta diselenggarakan, dengan acara terakhir, badrun menanggapi hiburan yaitu acara seni tarian ronggeng. acarapun cukup meriah sekali dan banyak dihadiri oleh warga penduduk tirta kencana.

............

Seminggu sehabis acara pernikahan.

Betapa bahagianya Dewi kencana dan Kala seta, karena cintanya bisa bersatu..

***************

lanjut Eps 3.

Dukung terus ya karyaku, Demi kelangsungannya, karena dukungan dan suport dari kawan" sangat berharga bagi kelangsungan karyaku.

Tinggalkan jejaknya dengan.

. 👍 like

. Comentar

. ⭐⭐⭐⭐⭐ Ranting

. ❤ Favorit dan 💓 votenya.

Selamat membaca, semoga bisa menghibur.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

waw

2022-06-04

1

Dewi Masitoh

Dewi Masitoh

♥️♥️♥️♥️♥️♥️

2021-12-20

1

Ryosa

Ryosa

lanjut thor

2021-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 kabut asmara
2 SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3 SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4 SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5 SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6 SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7 SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8 SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9 SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10 SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11 SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12 Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13 SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14 Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15 Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16 Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17 Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18 Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19 Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20 Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21 Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22 Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23 Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24 Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25 Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26 Eps 26 Perebutan Harta karun.
27 Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28 Eps 28 Bulan Sabit
29 Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30 Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31 Eps 31 Bukit Hanjuang
32 Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33 Eps 33 Mustika Naga Emas.
34 Eps 34 Utusan
35 Eps 35 Berpisah
36 Eps 36 Banjar Karoman
37 Eps 37 Menyusup
38 Eps 38 Cundang
39 Eps 39 Adipati Sura Dita.
40 Eps 40 Sambung Nyawa Emas
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Eps 1 kabut asmara
2
SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3
SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4
SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5
SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6
SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7
SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8
SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9
SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10
SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11
SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12
Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13
SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14
Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15
Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16
Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17
Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18
Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19
Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20
Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21
Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22
Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23
Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24
Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25
Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26
Eps 26 Perebutan Harta karun.
27
Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28
Eps 28 Bulan Sabit
29
Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30
Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31
Eps 31 Bukit Hanjuang
32
Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33
Eps 33 Mustika Naga Emas.
34
Eps 34 Utusan
35
Eps 35 Berpisah
36
Eps 36 Banjar Karoman
37
Eps 37 Menyusup
38
Eps 38 Cundang
39
Eps 39 Adipati Sura Dita.
40
Eps 40 Sambung Nyawa Emas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!