Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria

setelah sang monster terbunuh, dengan tubuh raksasanya yang sudah terkujur kaku, terus siliwata mencabut pedang mamba merahnya yang masih menacap dikepalanya sanca kuning.

Tapi begitu pedang mamba merah lepas dari kepalanya sanca kuning, tiba-tiba tubuh sanca kuning mengeluarkan asap yang bau menyengat, dan perlahan-lahan asap tersebut semakin menebal hampir memenuhi pekarangannya rumah tua.

Dan setelah itu terdengar suara yang menggema sehingga membuat orang-orang yang ada disitu menjadi merinding.

''Hahhah, hai anak manusia, jasad sanca kuning boleh mati, tapi arwahnya akan tetap membuat perhitungan, dan selalu gentayangan.

Siliwata terkejut kaget ketika asap yang menebal itu hilang, serta muncul suara yang menyeramkan itu.

''Apapun kamu bentuknya, saya tidak pernah takut dengan mahluk apapun, selagi saya masih bisa membela kebenaran.'' Teriak siliwata sambil menyarungkan kembali pedang mamba merahnya.

Dan para warga yang berdatangan, menyambut dan memeriahkan kemenangannya siliwta, yang sudah berhasil membunuh monster sanca kuning.

Pertarungan yang sangat menegangkan dan memakan waktu sangat lama, tentu saja sangat menguras tenaga dan pikirannya siliwata, sehingga para warga pun membawa siliwata untuk istirahat dan memulihkan energi nya dikampung jati.

Untuk sementara kampung karang buana ditinggalkan dulu, dan jangan di huni dulu dalam satu pekan, begitu pesan siliwata pada warga karang buana.

Setibanya dikampung jati, kepala kampung memerintahkan pada warganya yang mampu, untuk membantu menyiapkan makanan dan minuman buat siliwata, guna memulihkan seluruh energinya siliwata.

Banyak warga yang berasal dari kampung karang buana berbondong-bondong, mendatangi rumahnya kepala kampung, karena mendengar kabar sanca kuning sudah berhasil dibunuhnya, sambutan meriah dari warga karang buana yang berada dikampung jati.

''Hore-hore hidup kesatria...Hidup kesatria.'' Begitu sorak sorai dari warga karang buana.

Setelah itu siliwata menyantap makanan yang telah di sajikan oleh para penduduk.

Betapa lahapnya siliwata dalam menyantap makanan yang telah di sediakan oleh para warga penduduk.

Dan semua warga sampai melotot melihat siliwata makannya begitu banyak sekali, mungkin para warga penduduk tidak mengetahuinya kalau ditubuh siliwata mengalir darah siluman mamba.

Setelah semua makanannya habis, siliwata lalu bersandar di tiang balai-balai rumah kepala lampung, dengan memejamkan matanya hingga menjelang pagi datang.

Siliwata masih tetap tertidur dengan sangat pulas dan tidak ada seorangpun yang berani mengganggunya.

Dua hari kemudian.

Siliwata baru menggerakan badannya, dan perlahan matanya mulai terbuka, akhirnya siliwata mengangkat tubuhnya, lalu siliwata beranjak dari balai-balai bambu miliknya pak kepala kampung.

Dan suasana dikampung jati pun lagi sepi karena sebagian warganya masih pada sibuk diladangnya masing-masing, begitupula pak kepala kampung beserta istrinya belum pada pulang dari ladang.

Dan siliwata pun langsung beranjak dari balai-balai bambu itu, terus kaki kanannya di turunkan kebumi dan disusul dengan kaki kirinya, terus berjalan meninggalakan rumah pak kepala kampung, siliwata terus berjalan menyusuri jalan setapak di perkampungan jati.

Setelah siliwata keluar dari kampung jati, dan mulai memasuki sebuah hutan yang cukup luas dan lebat oleh pohon-pohon yang tinggi menjulang, sehingga mataharipun tidak bisa menembus hutan itu karena terhalangnya oleh rimbunan dedaunan dari pohon-pohon tersebut.

Tapi itu semua tidak menyulitkan pandangan bagi siliwata, karena pandangan siliwata sudah dilapisi lensa gaib siluman goa mamba.

Ketka siliwata berada di tengah-tengah hutan itu, terlintas di panca indra pendengaran siliwata, suara-suara aneh menuju dan mendekati pada keberada'an siliwata.

Auuuu...

Oououoo..

Goh goh goh..

Keerrr...

''Suara apa itu, rasanya ku baru dengar suara yang seperti itu.'' Ujarnya.

Tapi siliwata tidak menghiraukannya ia terus berjalan di antara gelapnya hutan dan pohon-pohon yang banyak berjejer.

Tapi suara-suara itu malah semakin mengganggu pikirannya siliwata, siliwata terus melompat keatas pohon lalu bertengker di dahan kayu, sambil kedua matanya yang tajam dan bersinar mengintai kebawah sana, nampak terlihat oleh siliwata gerombolan makhluk aneh mulutnya yang mancung seperti paruh burung dan bermata belo menyeramkan, lagi melompat lompat seperti lagi berburu mangsa.

''Ooh inikah yang dinamakan mahluk penghisap darah itu.'' Gumam siliwata dalam hatinya.

Begitu gerombolan mahluk itu tiba didekat pohon dibawahnya siliwata, mereka mendadak berhenti seperti merasakan sesuatu,

''Kenapa mahluk-mahluk itu berhenti.'' Ujar siliwata penuh rasa heran.

Para mahluk itu seperti mencium bau darah manusia, dengan mulutnya yang mancung terus menoleh keatas pohon yang siliwata diami, begitu mahluk itu melihat ada sosok manusia lagi diatas pohon, mahluk itu lalu menyerukan pada kawanannya.

Keeerr...

keerrr.. Oh ouh oh ouh.

Para kawanan mahluk itu menjawab dengan bahasanya, lalu mhluk itu melompat memanjati pohon itu.

Siluwata pun kaget ternyata mahluk-mahluk tersebut ingin menghisap darahnya.

''Kurang ajar mahluk itu malah mau menyerang saya.'' Ujar siliwata.

Siliwatapun melesat dengan cepat kepohon berikutnya, dan para mahluk itupun terus mengejarnya, rupanya mahluk-mahluk tersebut lagi kelaparan.

''Ini tidak bisa di diamkan dasar mahluk-mahluk berengsek, rupanya kalian pingin mampus.'' Ucap siliwata sambil mencabut pedabg mamba merahnya.

dalam keada'an melayang di udara siliwata memutarkan pedang mamba merahnya, untuk membunuh para mahluk-mahluk aneh itu.

Kilatan-kilatan cahay merah yang keluar dari pedang mamba merah melesat menghantam para mahluk itu.

Suara aneh yang keluar dari mahluk itu seperti sampai memecahkan kesunyian dihutan tersebut, karena tubuh mahluk yang terkena hempasan sinar merah hancur berkeping-keping.

Heeaaaaa....

''Mampuskan kalian mahluk keparat.'' Teriak siliwata yang terus menggempur mahluk-mahluk itu yang ingin menghisap darahnya siliwata.

Setiap sinar merah yang terhempas ke tubuh mahluk penghisap darah itu, badannya langsung hancur

Siliwata yang terus membabat mahluk-mahluk itu dengan sadis dan kejamnya, sambil melayang-layang di udara, dan putaran cahaya merah yang terhempas keluar dari pedang mamba merah melesat memporak porandakan mahluk-mahluk tersebut hingga tubuhnya hancur berkeping-keping, bersama itu pula banyak pohon-pohon yang patah terpotong oleh hempasan cahaya dari pedang mamba merah.

Dan akhirnya semua mahluk aneh itu tidak tersisa lagi, siliwata pun langsung menginjakan kakinya dibumi sambil menyarungkan kembali pedang mamba merahnya.

''Terpaksa saya membunuh kalian hai para mahluk aneh, karena kalian akan membunuh saya.'' Teriak siliwata.

Setelah itu siliwata melanjutkan lagi perjalanannya menuju tirta kencana menemui kedua orang tuanya dan adiknya yuda sara.

Tidak lama kemudian siliwata sudah sampai di perbatasan kampung tirta kencana, terus siliwata melangkah karena sebentar lagi akan segera tiba di depan rumahnya kala seta dan dewi kencana kedua orang tuanya siliwata.

Setiba di depan rumah terus siliwata melangkah kaki kanan menaiki balai-balai bambu dan mendorong pintu kayu dengan tangan kanannya.

Begitu pintu kayu terbuka nampak dewi kencana lagi ter isak menangis sambil duduk di lantai papan kayu, terus siliwata menghampiri ibunya dengan menurunkan tubuhnya, sambil kedua tangan siliwata menyentuh pangkal lengannya dewi kencana.

''Ada apa ibu, kenapa ibu sampai meneteskan air mata, terus ayahanda kemana?.'' Tanya siliwata.

''Bapakmu lagi mencari adikmu, hilang entah kemana.'' Saut dewi kencana.

''Kenapa adik yudasara bisa hilang ibu?.'' Tanya siliwata.

''Ibuk juga tidak tau, tadi yudasara lagi main di depan rumah, terus sepintas ibuk mendengar suara ringkikan kuda, ya ibuk berpikir mungkin sodagar atau para bansawan yang lewat sini, pas ibu panggil panggil adikmu tidak menjawab sama sekali, terus ibuk penasaran keluar sambil ku panggil-panggil, namun tidak menjawab sama sekali, terus ibuk menyusul ketempat ayahmu diladang siapa tau yudasara nyusul ayahnya kesana.

Setelah ibu sampai diladang, ayahmu lagi mencakul sendiri, dan ibuk lihat-lihat disekeliling ladang, yudasara tidak ada, sebelum ibuk bertanya ayahmu sudah duluan bertanya pada ibuk.

''Ada apa nyai, kenapa wajahmu seperti panik begitu.?.'' Tanya ayahmu.

''Ibuk terus menceritakan itu semua pada ayahmu, dan ayahmu langsung mrnghentikan kerjanya mengajak mmh untuk pulang kerumah, setelah itu ayahmu pergi mencari yuda sara.''

''Ibu tidak usah panik, dan jangan lah ibu terus-terusan mengeluarkan air mata, tadi terakhir adik yuda sara dimana?.'' Tanya siliwata.

''Adikmu sebelumnya main sendirian diluar, dan ibuk sempat mendengar suara kuda meringkik.'' Iawab dewi kencana.

Setelah itu siliwata keluar, terus melihat-lihat jejak tapak kaki adiknya, nampak terlihat oleh siliwata jejak tapak kaki, kemungkinan itu tapak kaki adiknya yuda sara, terus diambilnya tanah yang ada bekas jejak kaki itu, bergeser kesamping tiga langkah siliwata menemukan jejak kaki kuda dan tapak kaki ukuran dewasa, lalu siliwata mendekatkan hidungnya pada jejak kaki kuda dan telapak kaki ukuran dewasa itu.

Karena didalam tubub siliwata sudah mengalir darah siluman mamba, pas begitu siliwata mencium jejak itu nampak terlihat oleh batin siliwata tiga orang lelaki gemuk berkumis tebal dengan ikat kepala warna hitam bercorak.

Terus siliwata berjalan menhampiri dewi kencana.

''Adik yudasara berada tidak jauh dari kampung ini ibuk, adik yuda sara dibawa oleh lelaki gemuk berkumis tebal dan mengenakan ikat kepala warna hitam corak-corak.'' Berkata siliwata pada ibunya.

Dewi kencana kaget, begitu siliwata berkata begitu, karena ciri-ciri yang disebutkan oleh siliwata itu ayahnya sodagar badrun.

''Yang benar kamu wata, kalau ciri-ciri itu adalah kakemu, ayah badrun.'' Ucap dewi kencana.

Terus dewi kencanapun menceritakan perjalanan cintanya dengan kala seta , yang tidak di restui oleh ayahandanyà, sampai-sampai badrun membenci pada setiap keturunan dari kala seta.

Setelah mendengar cerita dari ibunya dewi kencana, siliwata langsung beranjak dari balai-balai bambu, terus berdiri dan berkata pada ibunya.

''Kalau biar aku yang akan menjemput adik yuda sara ibuk.'' Ucap siliwata.

''Tapi kamu janji ya sama ibuk, tidak akan berbuat sesuatu pada kakemu.'' Pinta dewi kencana.

''Bagaimana situasi nanti aja buk.'' Kata siliwata.

Setelah itu siluwata langsung bergerak cepat seperti sebuah kilatan cahaya, hanya dalam sekejap mata siliwata sudah tidak ada lagi dalam pandangan dewi kencana.

''Ooh sanghiang agung, sang murbeng alam, berilah perlindungan pada putr-putra hamba.'' Gumam dewi kencana dalam hatinya.

sedangkan siliwata yang telah mendatangi sebuah tempat dimana yudasara di tawan oleh antek-antek badrun, kini siliwata telah membawakan sebuah hadiah bagi yang sudah berani menyakiti adiknya dan keluarganya, tangan kanan siliwara sudah merah menyala, dan di air liurnya sudah terkumpul sebuah bisa mamba geni yang siap untuk dihadiahkan pada mereka.

Siliwata berkelebat masuk kesebuah bangunan tua, seperti sebuah kastil, walaupun semua pintu tertutup rapat tapi bagi siliwata, itu tidak menyulitkannya.

Ke empat jawara yang telah dipercayakan oleh badrun tersontak kaget, karena tidak tau dari mana datangnya sebuah bayangan hitam berkelebat masuk, yang tiba-tiba sudah berada dihadapannya mereka.

''Hai para ceceunguk iblis, saya telah datang untuk memberikan hadiah pada kalian.'' Bentak siliwata.

''Anda siapa, berani-beraninya memasuki tempat ini tanpa se ijin kami.'' Saut kaspar.

''Apakah kalian masih ingat dengan kejadian puluhan tahun yang silam, dimana kalian telah memisahkan sebuah cintanya seorang ibu dan anaknya.'' Ujar siliwata.

''Jadi kamu ini anaknya kala seta dan dewi kencana.'' Ujar kaspar.

''Iya benar, dan sekarang saya yang akan memisahkan nyawa kalian dari raga kalian semua.'' Tutur siliwata sembari melepaskan ludahnya ke kesebuah lantai kayu.

Dan ke empat lelaki brrtubuh tinggi besar itu serentak kaget ketika ludah jatuh di papan kayu, dan kayu tersebut langsung mengepul terbakar.

Tanpa mikir panjang lagi lagi Siliwata langsung menyerang ke empat jago bayarannya badrun itu, dengan sangat cepat sekali.

''Mampuslah kalian semua bajingan.'' Teriak Siliwata.

Ke empat jago bayaran itu tersontak kaget karena kecepatan serangan dari Siliwata sampai tak terlihat oleh pandangan, dan sebuah pedang warna merah dengan ukiran ular ditengahnya telah merobek robek isi perut dari ke empat jago bayarannya badrun itu.

Aauuugghhh....

Auuuhhhgghh..

Aauuuuggghhh...

Begitu suara yang terdengar dari mulutnya ke empat jago bayaran itu.

Tidak sempat mengadakan perlawanan sedikitpun karena Siliwata begitu cepat dalam menghabidi ke empat jago itu.

''Ma'ap kan saya, orang seperti kalian tidak perlu dikasihani, demi uang kalian tega menyakiti orang lain, sekarang giliran kamu kake badrun busuk.'' Geruru Siliwata sambil meng elap pedang mambanya yang berlumuran darah.

Selepas itu Siliwata, langsung menjebol ruangan kecil tempatnya yuda sara ditahan.

''Adik yuda sara ini kakang datang menyelamatkanmu.'' Teriak siliwata sembari menendangkan kaki kanannya pada dinding kayu.

Brak pralaakk...

Suara keras dari hancurnya dinding kayu, yang Siliwata tendang, kemudian keluarlah se orang anak kira-kira ber usia dua belas tahunan.

''Kakang wata.'' Teriak anak tersebut sambil berlari ke arah siliwata, dan Siliwata langsung menyambutnya sambil membungkukan badannya kemudian adik dan kaka tersebut saling berpelukan.

''Terima kasih kakang, susah membebaskan ku.'' Ucap Yuda sara.

''Ayo kita pulang, adik naik ke punggung kakang, biar kakang gendong.'' Ucap Siliwata.

Kemudian Siliwata menggunakan ilmu lari mamba angin, tubuh siliwata yang lagi menggendong yuda sara melesat bagaikan anak panah meninggalkan bukit berlian.

Tidak lama kemudian Siliwata telah sampai di dekat rumahnya.

Dan yuda sara diturunkan dari punggungnya Siliwata, kemudian Siliwata menyuruh yuda sara untuk segera masuk ke dalam rumah.

''Rayi yuda sara, cepetan masuk ke dalam rumah temui ayah dan ibu, kakang mau membereskan dulu kake Badrun.'' Perintah Siliwata.

''Baik kakang.'' Jawab Yuda sara.

Setelah Yuda sara terlihat masuk ke dalam rumah, kemudian Siliwata melesat pergi hendak menemuinya kakenya Badrun.

Secepat kilat Siliwata melesat meninggalkan yuda sara.

Sesampainya di depan rumah besar dan bagus, yang terbuat dari kayu jati dan banyaknya ukiran menghiasi rumah itu.

Siliwata berjalan mendekati sebuah pintu dan di ketuknya beberapa kali.

Tok tok tok

''Sampu rasun.'' Sapa Siliwata.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka bersama'an dengan munculnya wanita paruh baya berkulit putih dan mulus.

''Rampess, mau cari siapa anak muda?.'' Tanya Wanita itu yang belum tau siapa Siliwata.

''Mau cari kake Badrun, nek apa ada di rumah.'' Saut Siluwata.

Nayai pandan sari bengong, mendengar Siliwata bilang nenek padanya.

''Anda ini siapa?.'' Tanya nyi Pandan sari.

''Saya Siliwata nek, cucu nenek anaknya ibu kencana dan ayah Kala seta.'' Ucap Siliwata.

Nyai pandan sari tersontak kaget, kemudian teringat puluhan tahun silam sa'at dewi kencana melahirkan seorang bayi yang sudah di beri nama sejak dalam kandungannya.

''Siliwata cucuku.'' Ucap nyi pandan sari sambil merangkul Siliwata.

Kemudian Siliwata melepaskan rangkulanya dan berkata.

''Mana kake Badrun nek?.'' Tanya Siliwata.

Disa'at itu munculah lelaki sudah berumur berbadan gemuk dan berkumis sambil berkata.

''Mau apa mencari saya?.'' Tanya lelaki itu yang tak lain adalah Badrun.

Kemudian nyi Pandan sari, menghampiri Badrun suaminya.

''Dia siliwata cucuk kita pak.'' Ucap Nyi Pandan sari.

''Saya tidak punya cucu dari anak yang durhaka, apalagi ini anak haram, bukan cucuku.'' Ujar Badrun.

Siliwat mendadak bergetar tubuhnya mendengar makiannya Badrun pada dirinya dan orang tuanya.

''Hentikan hina'anmu itu Badrun, saya kesini mau nuntut balas atas ulahmu yang sudah menyekap yuda sara adiku di bukit berlian, dan saya pun tidak sudi mempunyai kake yang berhati iblis.'' Bentak Siliwata.

Nyai Pandan sari serasa disambar petir, begitu mendengar penjelasan dari Siliwata.

''Benarkah itu cucuku, bahwa kakemu sudah menyekap cucunya sendiri?.'' Tanya nyi Pandan sari.

''Iya nek, jangan bilang kake dia tidak pantas untuk jadi kakeku, dia orang yang berhati iblis, awas nek jangan halangi saya.'' Berontak Siliwata.

Karena tak kuatnya Siliwata menahan amarah yang bergejolak di dadanya, di tambah dia ingat cerita ibunya puluhan tahun silam.

''Mampuslah kau manusia jahanam, heaaa...''

Secepat kilat Siliwat melesat dan langsung mencengkram lehernya Badrun.

''Ingat Badrun semua orang bayaranmu sudah saya bunuh semua, dan sekarang giliranmu.'' Ucap Siliwata sambil menghunus pedang mamba merahnya hanya dalam sekejap mata mata pedang itu sudah menempel di lehernya Badrun.

Nyai Pandan sari kaget, ia langsung berteriak menyuruh pada Siluwata untuk melepaskan Badrun.

''Hentikan cucuku, biarpun begitu dia kakemu.'' Teriak nyi Pandan sari.

''Orang ini bukan kake ku nek, tapi iblis yang sudah berwujud manusia.'' Teriak Siliwata.

Ketika nyi Pandan sari lagi panik, munculah orang yang lagi menunggang kuda memasuki halam rumah.

''Hentikanlah anaku.'' Teriak seorang wanita sambil melompat dari atas punggung kuda.

Dan Siliwata langsung membalikan badannya ke arah suara yang memanggil dirinya.

''Ibu...'' Sapa Siliwata.

''Lepaskanlah kakemu wata, janganlah kau tanam api dendam di dalam jiwamu wata.'' Ucap wanita itu yang tak lain adalah Dewi kencana.

Siliwata pun mendadak luluh hatinya, lalu di lemparkannya tubuh Badrun, tubuh yang gemuk itu seperti entengnya siliwata melemparkan badrun hingga terpental menimpa dinding rumah yang terbuat dari papan jati.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Bersambung.

Jangan lupa sertakan like, comentar, jadikan faborit bila sula, berilah vote serta hadiahnya.

Terima kasih atas dulungannya, salam sehat dan sukses selalu.

Terpopuler

Comments

Yukity

Yukity

Panjangnya...
suka nih adegan actionnya.👍🏼😍

2022-01-03

1

Ana Yulia

Ana Yulia

mampir kemari, lanjut kk thor 💪

2021-12-24

1

TK

TK

lanjut

2021-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 kabut asmara
2 SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3 SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4 SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5 SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6 SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7 SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8 SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9 SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10 SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11 SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12 Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13 SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14 Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15 Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16 Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17 Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18 Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19 Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20 Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21 Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22 Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23 Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24 Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25 Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26 Eps 26 Perebutan Harta karun.
27 Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28 Eps 28 Bulan Sabit
29 Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30 Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31 Eps 31 Bukit Hanjuang
32 Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33 Eps 33 Mustika Naga Emas.
34 Eps 34 Utusan
35 Eps 35 Berpisah
36 Eps 36 Banjar Karoman
37 Eps 37 Menyusup
38 Eps 38 Cundang
39 Eps 39 Adipati Sura Dita.
40 Eps 40 Sambung Nyawa Emas
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Eps 1 kabut asmara
2
SATRIA MAMBA HITAM Eps 2 Kabut hitam di tirta kencana
3
SATRIA MAMBA HITAM EPS 3 Lahirnya siliwata
4
SATRIA MAMBA HITAM EPS 4 goa mamba
5
SATRIA MAMBA HITAM EPS 5 Penggemblengan Siliwata
6
SATRIA MAMBA HITAM Eps 6 penggemblengan siliwata 2
7
SATRIA MAMBA HITAM EPS 7 Petualangan satria mamba hitam
8
SATRIA MAMBA HITAM EPS 8 HURU HARA DI KADAKA
9
SATRIA MAMBA HITAM EPS 9 The fall of the werewolves
10
SATRIA MAMBA HITAM EPS 10 PERTAPA SAKTI
11
SATRIA MAMBA HITAM EPS 11 Resi wanayasa
12
Satria Mamba Hitam Eps 12 Perjalanan ke Tirta kencana
13
SATRIA MAMBA HITAM EPS 13 Perjalanan ke tirta kencana 2
14
Satria mamba hitam Eps 14 Kebahagiaan kala seta dan dewi kencana
15
Satria mamba hitam Eps 15 Portal dunia lain
16
Satria mamba hitam Eps 16 Portal dunia lain 2
17
Satria mamba hitam eps 17 Pertarungan di rumah tua
18
Satria mamba hitam eps 18 Cinta dan darah kesatria
19
Satria mamb hitam eps 19 Pertarungan melawan raja iblis
20
Satria mamba hitam eps 20 Banjir darah di negri berlian perak
21
Satria mamba hitam eps 21 Bukit kera
22
Satria Mamba hitam Eps 22 Bukit kera 2
23
Satria Mamba Hitam. Eps 23 Api berkobar di bukit Kera.
24
Satria mamba hitam eps 24 Titisan Batara Indra.
25
Satria Mamba Hitam eps 25 Satria Tirta kencana.
26
Eps 26 Perebutan Harta karun.
27
Eps 27 Banjir darah di kaki gunung kencana.
28
Eps 28 Bulan Sabit
29
Eps 29 Pertarungan di Bukit Dadap
30
Eps 30 Pedang Mamba Kencana Hitam.
31
Eps 31 Bukit Hanjuang
32
Eps 32 Kembang Wijaya Kusuma
33
Eps 33 Mustika Naga Emas.
34
Eps 34 Utusan
35
Eps 35 Berpisah
36
Eps 36 Banjar Karoman
37
Eps 37 Menyusup
38
Eps 38 Cundang
39
Eps 39 Adipati Sura Dita.
40
Eps 40 Sambung Nyawa Emas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!