Perjalanan Siliwata tak lepas dari pengawasan kanjeng ratu negri awan, dan ratu mamba sari ditambah eyang Resi Wanayasa yang selalu memantaunya dari jarak jauh.
Siliwata terus berjalan menyusuri jalanan setapak, dimalam yang gelap gulita tidak membuat perbeda'an bagi Siliwata, bagi Siliwata siang dan malam sama saja, karena mata Siliwata sudah dilapisi oleh mata siluman mamba, biarpun malam sangat gelap sekalipun Siliwata tidak akan nyasar atu terperosok kedalam lubang dan lain sebagainya.
Pandangan Siliwata terus manteng kedepan, pas Siliwata sudah melalui bukit karang, Siliwata melihat sinar merah dan cahaya hijau, seperti dua portal pintu masuk kedunia lain.
''Apa ini maksudnya, apakah itu petunjuk atu cuma jebakan saja.'' Gerutu Siliwata.
Siliwata lalu menurunkan tubuhnya dan duduk bersila diatas batu hitam pekat, lalu dipejamkanlah mata Siliwata, lalu Siliwata melakukan mediasi, ketiga portal alam bawah sadar.
''Kanjeng Ratu, apa kanjeng ratu mamba sari mendengar suara hamba.'' Bisik siliwata.
.Ratu mamba sari "Iya nanda Siliwata saya telah menerima suaramu, apa yang hendak nanda pertanyakan.''
.Siliwata "Saya dihadang dua portal, apa ini petunjuk ataukah hanya sebuah jebakan."
.Ratu mamba sari "Portal itu pintu masuk kedunia para lelembut, kuatkanlah tekadmu pilihan ada pada niat baikmu, itu yang bisa saya bantu nanda, dan ingatlah monster sanca kuning hidup didua alam.''
Setelah itu mediasi antara siliwata dan penguasa keraja'an goa mamba terputus.
Keraguan Siliwata sampai bisa di rasakan oleh penguasa bukit goa hanjuang dan penguasa negri awan.
Eyang resi wanayasa muncul menjelma ditengah kegelapan malam, sebuah cahaya putih terlihat dibatin siliwata.
''Cucuku, keraguanmu sudah dijawab oleh nyi mas mamba sari, dua portal itu adalah jawaban dari niat baikmu.
''Terima kasih eyang guru, kalau begitu hamba akan melanjutkan lagi perjalanan ini.'' Ujar Siliwata.
Dikeheningan malam yang mencekam, langit gelap tanpa adanya bintang, suara binatang malam terus berbunyi mengiringi disetiap langkah Siliwata.
Para penghuni bumi di portal dunia gaib saling tegur sapa dengan Siliwata, Karena ikat kepalanya yang bikin Siliwata sangat dikenal di alam halus.
Satria mamba hitam, julukan yang diberikan pada Siliwata, dari sang penguasa ratu mamba sari.
Dan pedang mamba merah, yang sangat ditakuti oleh para mahluk penghuni bumi, yang kekuatannya bisa menghancurkan sebuah keraja'an mahluk gaib.
Kini Siliwata ditugaskan untuk memburu monster sanca kuning yang ganas, dan sangat kuat untuk ditaklukannya.
Banyak keraja'an mahluk goib yang dibantainya oleh monster sanca kuning.
Begitu pula dialam manusia, dia menjadi penguasa, karena banyak manusia yang menjadi pengikutnya, maka dengan mudahnya sanca kuning meminta tumbal pada setiap pengikutnya, guna menambah kekuatannya.
Siliwata masih terus berjalan mengikuti jalanan yang mengarah pada tempat karang buana, didalam perjalanannya Siliwata seperti merasakan bau siluman yang amat sangat menyengat hidungnya.
''Oww, ada yang tidak senang rupanya, dengan kehadiranku ditempat ini.'' Gerutu Siliwata dalam hatinya.
Disa'at itu pula asap hitam tebal dengan percikan sinar kemerahan telah mrnerjang tubuh siliwata, hingga siliwata terpental jauh kebelakang.
''Apa ini......Aaaauuuuwww.'' Teriak Siliwata sambil tubuhnya melayang jauh kebelakang.
Blak plak plak.
Tubuh siliwata terpental kebatang pohon terus jatuh kebebatuan dan jatuh lagi ke rerumputan yang hijau.
Terus siliwata terbangun, dengan mata yang merah menyala, pertanda amarahnya Siliwata kini mulai dibangkitkan oleh kelicikan Siluman yang menghadang dirinya.
Perlahan tangan kanan Siliwata meraih gagang pedang mamba merah, terus dicabut dari sarungnya
Sereweeng.
Suara pedang yang sangat nyaring waktu dicabut dari sarungnya, pertanda sebuah pedang yang terbuat dari logam pilihan dan sangat tajam.
Kini pedang mamba merah itu di acungkan keatas dan keluarlah sebuah cahaya merah memancar seperti sudah siap untuk menghancurkan semua lawan.
''Haiii kalian penguasa negri siluman, rupanya kalian tidak bisa diajak damai, dan kibaran bendara perang telah kau kibarkan kepadaku.'' Teriak siliwata
Heaaaa....
Siliwata melompat sambil memutarkan pedang mamba merahnya.
Tak tar tak duk dak dur.
Bluuueerrr.
Kilatan cahaya merah yang keluar dari pedang siliwata telah menghancurkan pohon-pohon, batu-batuan dan rumput-rumput nan jijau.
Pertarungan Siliwata dalam menghadapi mahluk di dimensi lain, begitu mengerikan.
Pedang mamba merah yang terkenal sangat dahsyat, telah memporak porandakan para mahluk dimensi lain, jerit kesakitan yang sangat histeris terasa menyeramkan bila bisa terdengar oleh mahluk penghuni bumi.
''Mampuslah kau para dedemit, ciaaaattttt....'' Teriak siliwata yang terus mengamuk dengan pedang mamba merahnya itu.
Suara ledakan-ledakan dahsyat yang diluncurkan oleh siliwata dari kekuatan pedang mamba merahnya itu, telah menumbangkan poho-pohon dan para mahluk di dimensi lain.
Aaaauuuuuu
Aaaaawwwww.
Tobaaaaaatttt...
Ampuuuuunnn..
''Hentikan satria mamba hitam... Hentiiikaaann.''
''Hahahaaha mampuslah kalian, kenapa kau usik saya, saya tidak pernah menanamkan permusuhan pada setiap mahluk dimuka bumi ini, tapi kalianlah yang telah membangkitkan saya untuk menumpas kalian.'' Teriak Siliwata.
Siliwata tidak menghiraukan jerit kesakitan dari para mahluk dimensi lain, sepertinya Siliwata belum cukup puas kalau belum melihat para mahluk itu mati semua.
Tapi aksinya Siliwata tiba-tiba ada yang menghentikannya, dengan nada yang sang geram sama kelakuan siliwata.
''Hentikan... Hentikan siliwata, hentikan.''
Siliwata pun akhirnya menghentikan aksinya, dengan cepat pedang mamba merah itu diputar lalu dimasukan kedalam warangkanya.
''Eyang guru.'' Sapa siliwata.
''Kamu sudah berlaku biadab sekali siliwata, sadarkah kamu dengan kelakuanmu itu, keraja'an goa mamba akan terancam petaka Siliwata.'' Ucap kake tua berjenggot putih yang tak lain adalah Resi Wanayasa.
''Ampuna hamba guru, para mahluk itulah yang menyerang hamba lebih dulu guru.'' Ujar Siliwata bela diri.
''Iya kake juga tau, tapi kamu harus ingat, para mahluk didunia yang berbedapun sama ciptaan sang pencipta, dan bukanlah seorang kesatria sejati, bila menghabisi lawan yang sudah tidak berdaya.'' Ujar Resi wanayasa.
Siliwata hanya terdiam tak keluar sepatah kata, mendengar pituah dari Resi Wanayasa.
Dan sang resi pun langsung menghilang dengan meninggalkan pesan untuk siliwata.
''Ingat lah semua pesan kake cucuku.'' Ujar sang Resi dengan raganya yang sudah menghilang dari pandangan siliwata.
Setelah itu Siliwata langsung melangkahkan kakinya lagi menuju bukit karang buana, yang dimana dibawah bukit itu ada sebuah perkampungan.
Kelebatan-kelebatan bayangan Siliwata melompat dari satu tempat ketempat lain, hingga akhirnya Siliwata tepat sampai dibukit karang buana.
Siliwata terus melompat lompat menuruni bukit karang buana.
Kelebatan-kelebatan bayangan siliwata begitu cepatnya menuju padukuhan karang buana yang lagi digemparkan, oleh monster sanca kuning, yang banyak memakan korban, sebagian penduduk kaeang buana banyak yang mengungsi demi keselamatannya, dengan berat hati meninggalkan tanah kelahirannya, yang terpenting keluarganya bisa selamat dari keganasan sanca kuning.
Begitu Siliwata sampai dipemukiman para penduduk karang buana, nampak rumah berjejer tanpa ada penghuninya, padukuhan itu kini sudah berubah menyeramkan.
Siliwata berjalan pelan, memeriksa setiap rumah, tapi tak satupun Siliwata menemukan orang disetiap rumah tersebut.
''Benar-benar kampung mati, ku tidak menjumpai orang satupun, ku harus membebaskan penderita'an penduduk karang buana ini.'' Gerutu Siliwata.
Terus siliwata berjalan sambil melihat-lihat pada rumah penduduk yang sudah tidak berpenghuni lagi.
Ketika Siliwata menjumpai sebuah rumah yang atapnya sangat tinggi seperti sebuah kerucut, terlintas dibenak Siliwta rasa penasaran ingin masuk kedalam rumah tersebut.
Perlahan Siliwata melangkahkan kakinya, terus Siliwata mendorong sebuah pintu.
Rekeeettt....
Suara pintu terbuka, terus kaki kanan Siliwata mulai melangkah masuk kedalam rumah tersebut.
Setelah Siliwata berada didalam ruangan yang cukup besar, yang banyak di penuhi oleh sarang laba-laba, tak henti-hentinya Siliwata melihat-lihat keada'an diruangan itu.
Suara lolongan anjing malam kini mulai terdengar, bersama dengan gemuruhnya angin yang menerpa dedaunan.
''Malam ini suasananya sangat mencekam, dan ku merasakan aura bau siluman akan datang ke rumah tua ini.'' Gerutu Siliwata.
Terus Siliwata pun duduk bersemedi diatas bale-bale kayu, dan dipejamkannya mata Siliwata, kini mata batin Siliwata tertuju pada alam dimensi lain, dalam pandangan mata batin Siliwata nampak terlihat jelas sosok monster raksasa berukuran sangat besar sekali sedang menuju ke rumah tua yang siliwata diami.
🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱🔱
Bersambung.
Terima kasih yang sudah memberi dukungan pada karya satria mamba hitam.
Salam sehat dan sukses selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Rusliadi Rusli
👍
2022-06-05
0
Dewi Masitoh
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
2022-01-14
1
IG: Saya_Muchu
mana nih lanjutannya thor??
2021-11-16
2