Disaat mereka sedang jalan-jalan mengelilingi luar istana itu, Zen bertanya kepada tuan yang agung itu, "Jika benar tempat ini adalah dimensi lain, apa aku bisa kembali ke bumi untuk menemui ibu dan ayahku? Dan aku juga ingin menceritakan semua kejadian yang aku alami disini."
"Iya, kau bisa kok pergi ke bumi kembali. Dengan cara membuka portal penembus ruang dan waktu, kau hanya harus bilang, "portal penembus ruang dan waktu, terbuka!" Hanya kau yang bisa menggunakan portal itu, karena tidak ada manusia yang bisa menggunakan portal itu selain kau. Karena kau adalah keturunan dari kaisar Lord." Sahut tuan yang agung itu.
"Benarkah?" Ucap Zen.
"Iya, Zen. Sekarang kita akan melihat-lihat isi istana ini." Ucap tuan yang agung itu dengan menggenggam tangannya Zen.
Kemudian mereka pun melihat-lihat isi istana itu. Saat Zen berada diruangan tempat foto-foto Kaisar Lord dan foto-foto Kaisar sesudah Lord termasuk foto Kaisar Note juga ada disana. Dari foto Kaisar Note saat kecil sampai dewasa.
"Wah, ada foto anak kecil. Apa ini foto kaisar Note saat kecil?" Tanya Zen yang penasaran.
"Iya, itu foto kakekmu saat kecil." Sahutnya.
"Difoto ini, dia sangat imut karena tersenyum. Tapi kenapa Fotonya saat kecilnya ada dua? Padahal foto kaisar lainkan hanya satu saja saat masih kecil, kenapa foto kaisar Note ada dua. Fotonya yang satu itu lebih tampan, bahkan tatapannya yang dingin itu sangat keren. Kaisar Note sangat hebat, bisa memiliki dua sifat yang bertolak belakang." Ucap Zen yang sedang mengagumi keindahan foto itu.
"Ya, dia memang hebat. Sekarang aku akan menjawab pertanyaanmu yang ketiga, dimana ayah dan ibumu? Ah, bagaimana cara agar aku bisa menceritakan keadaannya padamu? Aku mengerti, sekarang kita pergi keluar istana ini terlebih dahulu." Ucap tuan yang agung itu dengan memegang tangan Zen dan membawanya ke luar istana.
"Untuk apa kita keluar?" Tanya Zen.
"Kau lihat saja." Sahut tuan agung yang kemudian menggambar lingkaran di tanah, lalu dia meniupnya dan sesuatu pun terjadi....
"A-apa yang barusan ku lihat ini? Didalam lingkaran itu kan tadinya tidak ada apapun! Kenapa sekarang aku bisa melihat yang orang-orang lakukan di kekaisaranku." Ucap Zen yang sedang kebingungan.
"Lihat lingkaran itu baik-baik! Lingkaran ini adalah alat yang bisa melihat sesuatu hal yang terjadi ditempat yang berbeda. Kau bisa mendengar, apa yang dikatakan orang-orang itu disana. Sekarang perhatikan dan dengarkan baik-baik." Sahut tuan agung.
Lalu Zen menganggukkan kepalanya dan memperhatikan lingkaran itu.
"Aku tidak menyangka hal ini bisa terjadi, satu keluarga kekaisaran tewas di tempat karena ledakan mengerikan tadi malam." Ucap salah seorang bangsawan yang menghadiri pemakaman.
"Iya, aku juga sulit mempercayai hal ini. Kejadian ini tepat di hari ulang tahun pangeran Zen yang ke enam. Sekarang siapa yang akan menjadi kaisar? Kaisar Zeiland kan sudah tiada bersama istrinya tadi malam dan Zen juga tiada. Bahkan kematian yang mengerikan adalah kematian pangeran Zen." Sahut temannya yang juga berstatus bangsawan.
"Memangnya kematian Zen bagaimana?" Tanya orang yang memulai pembicaraan tadi.
"Katanya sih, yang kudengar dari Duke Hans Calisto, seluruh tubuh Zen hangus terbakar, bahkan tulang-tulangnya juga hangus terbakar. Mengerikan kan." jawabnya.
Zen yang mendengar semua yang mereka bicarakan itu langsung marah, dan dia berkata, "aku masih hidup, dan orang tuaku juga masih hidup. Kejadian itu hanyalah mimpi, benarkan roh aneh!"
"Yang dikatakan mereka itu hampir semuanya benar kecuali tentang kau yang tewas. Orang tuamu telah tiada, dan kejadian itu bukan mimpi! Setelah kau menangis dan terus berteriak di dalam perisai pelindung itu, kau mengaktifkan kekuatan diamond yang ada pada dirimu. Dan pada saat itu juga, akhirnya aku bisa terlihat lagi dan bisa menyentuh sesuatu yang ada di bumi ini. Aku pun langsung pergi ke tempatmu, saat aku ingin menemui, kau telah pingsan didalam bola pelindung yang transparan itu. Pelindung itu hampir hancur dan aku melihat dua orang didepan mu yang terbakar api itu memakai Mahkota raja dan satunya lagi memakai mahkota ratu. Daging dan kulit mereka sudah melepuh karena terbakar. Dan karena pelindungmu itu hampir hancur, aku langsung membawamu pergi dari sana. Lalu aku meletakkanmu di kamar kaisar Note, dan esok harinya kau pun terbangun dari pingsanmu itu." sahut tuan agung itu.
"K-kau pasti ha-hanya bercanda kan!, ayah dan ibuku tidak mungkin tiada! Itu semua hanya mimpi! Itu bukanlah kenyataan. Atau jangan-jangan aku masih didalam mimpi dan sedang tertidur." Ucap Zen dengan wajah yang pucat.
"Aku tidak bercanda Zen, itu semua bukanlah mimpi. Aku tau kau pasti syok dengan kejadian ini, tapi ini adalah kenyataan pahit yang harus kau jalani." Ucap tuan agung itu dengan mengusapkan kepalanya Zen.
"Nggak, itu semua bohong! Ayah dan ibuku masih hidup! Mereka masih hidup. Itu semua hanya mimpi! itu hanyalah mimpi buruk, hiks... hiks...hiks.
Kau tau, hiks... hiks... bangunkan aku sekarang juga dari mimpi buruk ini. Ku mohon, ku mohon kepadamu, bangunkan aku sekarang juga." Ucapnya dengan air mata yang terus mengalir meskipun dia sudah mengusapnya puluhan kali.
"Aku tau ini adalah hal yang berat untuk mu, tapi ini benar-benar bukanlah mimpi. Inilah kenyataan Zen, kau harus menerimanya dengan lapang dada." Ucap tuan agung itu untuk membuat Zen tabah dengan jalan hidup yang harus dia jalani.
"Ini tidak mungkin... ayah dan ibuku masih hidup... mereka masih hidup." Ucapnya Zen yang kemudian duduk di tanah itu dan diapun melipat kedua kakinya dan kepalanya pun menunduk, dia terus menangis dan menangis tanpa henti. Sampai hampir tiga jam, dia masih tidak bergeming dari tempatnya.
"Zen ini sudah hampir malam, dan suhu disini juga semakin dingin. Ayo ikut aku masuk ke dalam untuk menghangatkan badanmu." Ucap tuan agung itu dengan menyentuh pundaknya Zen.
"Kau tau... aku masih ingin disini. Kau bisa pergi dari sini, dan jangan hiraukan aku." Sahut Zen.
"Baiklah, Zen. Jika kau sudah kedinginan, masuklah ke dalam." Ucap tuan agung itu lagi.
"Tidak perlu, aku tidak ingin menghangatkan tubuhku." Sahut Zen.
Kemudian tuan agung itu pergi ke istana, dan malam pun akhirnya tiba. Dia kembali ketempat Zen untuk memastikan kalau Zen baik-baik saja.
"Zen, ayo masuk ke dalam bersama ku. Kau sudah cukup lama berada di sini, Zen, ayo ikut aku. Ini sudah malam, Zen, Zen...." Ucapnya yang kemudian kaget saat melihat Zen sudah tertidur dalam posisi itu. Dia pun mengangkat Zen untuk mengantarkannya ke kasur di kamar Kaisar Note.
Lalu tuan agung itu bergumam, sambil menatap Zen yang sedang tertidur di kasur itu. " Aku tau ini pasti menyakitkan baginya, aku juga mengerti rasanya seperti apa kehilangan seseorang yang sangat disayangi. Tapi bagi anak kecil sepertinya itu sangat sulit, meskipun dia jenius, itu tetap tidak bisa merubah kalau dia hanyalah anak kecil. Anak kecil yang sudah direbut kebahagiaannya." Setelah mengatakan itu, dia pun meneteskan air matanya setelah mengatakan itu semua, kemudian dia pergi meninggalkan kamar itu.
^^^Bersambung....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments