Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }

Dari arah kejauhan tampak terlihat dua prajurit menghampiri mereka dan berkata, " yang mulia Kaisar dan yang mulia Ratu, kata pelayan yang di suruh untuk menyediakan ruangan untuk Raja Helios Crocelius beserta keluarganya sudah disiapkan."

"Hei kalian tidak usah repot-repot, kami hanya berkunjung beberapa saat, tidak sampai ingin menginap, karena banyak dokumen yang harus aku selesaikan nantinya." Ucap Raja brengsek.

Lalu Raja brengsek itu berkata lagi, "ah, jam di tanganku sudah menunjukkan pukul setengah empat. Ternyata sudah hampir sore. Kalau begitu kami akan pulang sekarang."

Setelah mengantar Raja brengsek bersama keluarganya ke kereta kuda yang mereka naiki untuk pulang.

Kemudian Kaisar Zeiland dan Ratu Fiona beserta Zen pergi ke kamar Kaisar dan Ratu, setelah itu mereka pun duduk di kasur yang berada di kamar itu. Ayah dan ibunya berbincang-bincang mengenai Zen.

"Hei Fiona, bagaimana kalau tempat tidurnya Zen dipindahkan ke sini. Jaga-jaga kalau dia membakar tempat tidurnya jadi aku bisa memadamkannya." Kata ayahnya kepada ibunya.

"Ide mu cukup bagus. Kalau begitu kapan dipindahkanya?" Katanya sambil mengusap kepala Zen.

"Sekarang pun bisa. Oh iya Zen, mulai sekarang kamar ini adalah kamarmu juga, dan kau tidak boleh mengeluarkan kekuatanmu sembarangan oke." Kata ayahnya kepada Zen

"Emm." Kata Zen sambil menganggukkan kepalanya.

Kemudian setelah hari itu Zen sekamar dengan orang tuanya dan hari-hari terus berlalu sampai hari ulang tahun keduanya pun tiba.

Di pagi hari yang cerah... ada seseorang yang memakai pakaian yang mewah dan juga elegan berlari menuju kamarnya Zen.

"Hei Fiona, apa kau dan juga Zen sudah selesai dirias. Semua orang sudah berkumpul di aula pesta!" Ucap Kaisar Zeiland dengan ngos-ngosan.

"kami sudah selesai, ayo Zen kau mau digendong atau tidak?" Tanya ibunya sambil menatap wajah Zen.

" Idak ma, ku alan sendili aja." ( tidak ma, aku jalan sendiri saja) Kata Zen kepada ibunya sambil tersenyum.

"Oh, kalau sudah ayo pergi!" Kata ayahnya yang kemudian memegang tangan kanannya Zen dan ibunya memegang tangan kirinya. Setelah itu mereka keluar menuju aula pesta yang diadakan di ruangan khusus untuk mengadakan acara.

Di perjalanan menuju aula pesta, ibunya bertanya kepada ayahnya, " Oh ya Zeiland, apa kali ini Duke Calisto tidak akan hadir lagi?"

"Ah, maksudmu sepupuku Hans Calisto?" kata ayahnya.

"Ya." sahut ibunya.

"Ku pastikan di hadir kali ini. Karena kudengar saking inginnya dia pergi untuk memastikan rumor bahwa Zen itu bocah jenius dan kalau Zen juga sudah membangkitkan kekuatanya. Hanya demi mengetahui kepastian itu, dia sampai menyelesaikan tugasnya lima hari sebelum pesta ini dimulai. Dan dari dulu dia selalu iri padaku karena aku memiliki dua elemen kekuatan sedangkan dia hanya satu Karena hanya sedikit yang bisa membangkitkan kekuatan elemen, siapapun yang bisa membangkitkan kekuatan elemen bahkan satu dari enam elemen itu sudah termasuk hebat. Apalagi kalau dua." Kata ayahnya sambil memuji dirinya sendiri.

"Haaah... coba kau lihat Zen, ayahmu mulai lagi memuji dirinya sendiri!" Kata ibunya yang jengkel karena ucapan ayahnya.

"Yah, ku oleh anya idak?" (ayah, aku boleh tanya tidak?) Tanya Zen.

"Boleh kok, emangnya apa yang ingin kau tanyakan?" Sahut ayahnya.

"Nam lemen tu apa ja?" ( enam elemen itu apa saja) Tanya Zen kepada ayahnya.

Lalu ayahnya menjawab, "oh, enam elemen itu adalah, yang pertama dan menduduki kekuatan terbaik yaitu elemen berlian. Sebenarnya aku tidak mengerti sama sekali kenapa kekuatan berlian itu termasuk dalam kategori elemen. Ah, sudahlah. Kekuatan yang kedua setelah elemen berlian adalah elemen api. Elemen api terbagi tiga golongan yaitu Api iblis yang berwarna hitam dan yang tidak bisa dipadamkan oleh apapun karena yang bisa memadamkan api itu hanya pemiliknya sendiri, golongan yang kedua adalah api naga yang berwarna ungu. Api ini sangat sulit dipadamkan dengan air kecuali dengan satu kali semburan es abadi. Kekuatan yang ketiga adalah es, es juga terbagi menjadi dua, yaitu es abadi dan es biasa. Kemudian yang ke empat adalah petir, kelima adalah tanah dan yang terakhir yaitu kekuatan paling rendah adalah angin. Sekarang kau mengerti Zen."

"Iya yah, ku ngelti ko." (Iya yah, aku mengerti kok) Sahut Zen.

"Kita sudah sampai Zen, di aula pesta tempat semua orang berkumpul." Ucap Ratu Fiona kepada Zen.

Lalu para prajurit yang berjaga di pintu masuk ruangan khusus acara tersebut langsung memberitahukan kepada semua orang yang ada di ruangan itu untuk menunduk karena Kaisar Zeiland, yang mulia Ratu dan Pangeran Zen telah tiba, "kepada semua orang yang ada di ruangan ini harap menundukkan kepalanya karena Kaisar, yang mulia Ratu dan Pangeran Zen telah memasuki ruangan!" Ucap para prajurit dengan suara yang lantang.

Setelah mendengar pemberitahuan dari para prajurit, kalau Kaisar Zeiland, Ratu Fiona dan Pangeran Zen telah tiba semua orang langsung menundukkan kepalanya dan mereka semua serentak mengatakan, "semoga yang mulia Kaisar dan yang mulia Ratu juga Pangeran, di berkahi oleh sang pencipta."

Sesampainya mereka didepan anak tangga menuju singgasana... kemudian Ratu Fiona berkata pada Zen, "sekarang mama akan menggendong mu karena mama tidak ingin melihat kamu terjatuh saat menaiki tangga."

Lalu Zen berkata, " angganya Idak anyak ko, ku asti bisa men aiki nak angga ni." (tangganya tidak banyak ko, aku pasti bisa menaiki anak tangga ini)

"Haah... baiklah Zen, tapi kau harus pelan pelan saja ya, agar tidak terjatuh." Kata ibunya.

"Aik ma," (baik ma) Kata Zen.

Sesampainya mereka disingasana... orang-orang yang ada di ruangan itu langsung jatuh hati saat melihat wajah imut dan tampan yang dimiliki oleh Pangeran Zen.

"Coba kau lihat, pangeran Zen sangat imut dan tampan." Kata salah satu perempuan muda yang adalah tamu undangan.

Setelah itu temannya berkata, "iya, pangeran Zen memang imut dan tampan bahkan pesonanya dua kali lipat dari ayahnya yang dijuluki Kaisar paling tampan sejagat raya.

Orang-orang terus membicarakan tentang betapa imut dan tampannya Sementara itu....

"Wah, coba lihat Zen kue ulang tahunnya sudah tiba." Kata ibunya sambil menunjuk ke arah kue yang besarnya empat kali lipat dari besarnya Zen.

"Wouhh, uenya esal seali." ( whoaah kuenya besar sekali) kata Zen karena kagum melihat kue yang empat kali lipat dari badannya.

setelah itu semua tamu, para prajurit, dan juga pelayan langsung mengucapkan, "selamat ulang tahun yang mulia Pangeran Zen. Semoga anda diberkahi oleh sang pencipta."

Kemudian Zen membuat semua tamu undangan terkejut karena....

"Telima asih tas capan alian emua dan ku ucapan telima asih anyak epada alian emua yan apat adir di esta ulang ahunku." (terima kasih atas ucapan kalian semua dan ku ucapkan terima kasih banyak kepada kalian semua yang dapat hadir di pesta ulang tahunku) Kata Zen sambil tersenyum ke arah semua orang.

Dan semua orang yang ada di ruangan tersebut langsung gaduh. Mereka Pun bicara mengenai Zen lagi.

"Apa kau mendengar yang dikatakan Pangeran Zen barusan, jadi rumor itu ternyata benar rupanya." Kata seorang tamu undangan kepada teman-temannya.

"Iya, ku pikir mereka hanya mengada-ada bahwa Pangeran Zen itu jenius. Jika itu benar, jangan jangan soal dia yang membangkitkan kekuatanya itu juga benar?" Sahut temannya.

Setelah keadaannya sedikit tentang ayah dan ibunya menyuruh Zen meniup lilin yang ada di kue tersebut dengan cara ayahnya mengangkat dirinya supaya bisa meniupnya. Lalu diapun meniupnya, Fuuh.

"Horee... tepuk tangan untuk anakku sekarang juga." Kata ayahnya kepada orang orang yang ada di sana. Kemudian semua orang pun bertepuk tangan.

"Dan sekarang kami berdua akan menutup matamu Zen. Mama akan mengendong mu menuju ke suatu tempat." kata ibunya.

Kemudian mereka berdua pun menutup mata Zen dengan kain lalu membawa Zen ke suatu tempat....

^^^Bersambung....^^^

Episodes
1 Prolog
2 episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3 episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4 Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5 Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6 Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7 Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8 Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9 Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10 Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11 Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12 Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13 Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14 Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15 Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16 Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17 Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18 Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19 Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20 Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21 Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22 Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23 Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24 Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25 Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26 Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27 Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28 Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29 Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30 Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31 Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32 Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33 Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34 Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35 Episode 34 { bunuh diri? }
36 Episode 35 { Mata-mata }
37 Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38 Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39 Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40 Episode 39 { Pembagian Tim }
41 Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42 Episode 41 { Makan-makan }
43 Episode 42 { Di kejar anjing }
44 Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45 Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46 Episode 45 { Hampir tiada }
47 Episode 46 { Di jenguk }
48 Episode 47 { Janji }
49 Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50 Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51 Episode 50 { Roti basi }
52 Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53 Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54 Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55 Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56 Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57 Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58 Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59 Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60 Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61 Episode 60 { Hutan Terlarang }
62 Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63 Episode 62 { Penjelasan }
64 Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65 Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66 Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3
episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4
Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5
Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6
Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7
Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8
Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9
Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10
Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11
Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12
Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13
Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14
Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15
Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16
Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17
Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18
Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19
Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20
Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21
Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22
Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23
Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24
Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25
Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26
Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27
Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28
Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29
Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30
Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31
Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32
Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33
Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34
Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35
Episode 34 { bunuh diri? }
36
Episode 35 { Mata-mata }
37
Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38
Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39
Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40
Episode 39 { Pembagian Tim }
41
Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42
Episode 41 { Makan-makan }
43
Episode 42 { Di kejar anjing }
44
Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45
Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46
Episode 45 { Hampir tiada }
47
Episode 46 { Di jenguk }
48
Episode 47 { Janji }
49
Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50
Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51
Episode 50 { Roti basi }
52
Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53
Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54
Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55
Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56
Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57
Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58
Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59
Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60
Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61
Episode 60 { Hutan Terlarang }
62
Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63
Episode 62 { Penjelasan }
64
Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65
Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66
Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!