Diperjalanan menuju kerajaan....
"Aku bingung pada Zen, harusnya dia kedinginan karena sekujur tubuhnya membeku. Tapi bukannya kedinginan dia malah bilang kalau tubuhnya pegal-pegal karena tidak bisa digerakkan." Ucap Leonel pada Kembarannya Daniel.
"Aku juga bingung tentang hal itu, tapi mungkin saja dia menggunakan kekuatan apinya untuk menghangatkan tubuhnya." Sahut Daniel.
"Aku rasa yang kau katakan itu masuk akal." Ucap Leonel.
Sesampainya mereka di ruang tamu kerajaan....
"Biarkan kami masuk." Ucap Daniel kepada prajurit yang bertugas menjaga keamanan di ruangan itu.
"Tapi yang mulia Kaisar dan yang mulia Ratu juga orang tua anda sedang sibuk. Jadi kami harap anda tidak menggangu mereka." Sahut dua prajurit tersebut.
"Tapi ini keadaan darurat!" u.cap Leonel yang kemudian masuk ke ruangan itu.
"Yang mulia Kaisar, ada keadaan darurat. Pangeran Zen terperangkap di danau yang membeku!" Ucap Leonel dengan suara yang lantang.
"Apa yang kau katakan Leonel! Apa kau tidak melihat kalau kami sedang sibuk." Ucap ayahnya yang kesal karena diganggu.
"Tunggu dulu Raja brengsek, kau bilang Zen terperangkap di danau yang membeku. Apa kau ingin mempermainkan ku. Karena ini masih musim panas, tidak mungkin ada danau yang membeku!" Ucap Kaisar Zeiland kepada Leonel.
"Tapi yang saya katakan ini yang sebenarnya yang mulia. Pangeran Zen memang terperangkap di danau tersebut. Jika anda tidak percaya, ayo pergi ke danau tersebut!" Sahut Leonel.
"Zeiland, ikuti saja kata-katanya. Aku takut kalau terjadi apa-apa pada Zen." Kata istrinya padanya.
"Oke, oke, kita akan pergi ke sana. Kau juga ikut Raja brengsek!" Ucap Zeiland yang kemudian menarik kerah baju si Raja brengsek itu.
"Kenapa aku harus ikut denganmu bocah!, ah, sakit. Pelan-pelan bocah tengik." kata Raja brengsek kepada Kaisar Zeiland.
"Sudah jangan banyak bicara. Jika anakmu menipuku maka kau yang akan kuberikan hukuman." Ucap Kaisar Zeiland yang sedang menyeret Raja brengsek keluar ruangan.
"Kenapa harus aku yang kau hukum? Bukannya itu salahmu yang percaya akan kata-katanya." Sahut Raja brengsek.
Lalu Kaisar Zeiland menatap ke arah raja brengsek dengan tatapan yang sangat mengerikan dan dia berkata, "Sekali lagi kau bicara, maka mulutmu akan ku robek!"
"I-iya maafkan aku, yang mulia kaisar." sahut Raja brengsek.
Kemudian mereka semua pergi ke danau itu. Sesampainya di sana....
Semua orang yang melihat danau itu benar-benar membeku, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
"Hei Zeiland, apa kau yang membekukan air di danau ini?" Tanya raja brengsek kepada kaisar Zeiland.
"Aku membekukan air ini, omong kosong! Tidak ada gunanya aku membekukan air ini, karena hanya membuang-buang tenaga ku." Sahut Zeiland.
"Zeiland, danau ini benar-benar membeku. Zen kamu ada dimana. Zeiland cepat cari Zen Sekarang!" Ucap ibunya yang sedang mengkhawatirkan keadaannya.
Lalu Daniel berkata kepada yang mulia ratu dan dia menunjuk ke arah Zen, "yang mulia Pangeran Zen ada di sana."
"Maksudmu, dia ada di sana!" Sahut yang mulia Ratu.
"Iya, dia ada di sana, tunggu sebentar...." Ucap Daniel kemudian mendekati danau tersebut dan berteriak, "Pangeran Zen! Apa anda masih mendengar suara saya! Jika iya, maka saya mohon jawablah."
"I-itu suara Daniel, apa mereka sudah meminta bantuan kepada ayahku." Gumam Zen.
Setelah itu Zen menjawab dengan berteriak supaya dapat di dengar oleh mereka, "Ya, aku ada disini! Kumohon siapa pun itu, keluarkan aku dari sini!"
"Zeiland, itu suara Zen. Dan asalnya dari tengah air danau itu. Cepat pergi selamatkan dia, cepat Zeiland!" Ucap ibunya setelah mendengar kata-katanya itu.
"Iya, iya, aku akan ke sana." Sahut Kaisar Zeiland. Kemudian dia menginjakkan kakinya ke danau yang membeku itu. karena danau itu sangat beku jadi air di danau yang membeku tersebut tidak retak saat diinjak oleh Zeiland.
"Zen tunggu sedikit lagi, aku sudah hampir sampai." Ucap kaisar Zeiland.
"Iya, kumohon cepat lah yah, karena tubuhku sudah pegal." Sahutnya
"Iya, iya." Kata kaisar Zeiland yang kemudian menggerutu, "bukannya kedinginan dia malah bilang kalau tubuhnya pegal-pegal karena tidak bisa digerakkan. Haaah... rasanya tidak masuk akal sama sekali."
Sesampainya dia didekat Zen....
"Bagaimana kamu bisa ada disini! Wah,wah, rupanya kau sedang berenang ya, bukannya ibumu sudah melarang mu berenang disini. Dan lagi Bagaimana air ini bisa membeku?" Tanya Kaisar Zeiland kepada Zen.
"Mana aku tau! Saat aku membuka mata, beginilah jadinya." Sahut Zen.
"Haaah... terserah mu." Kata Kaisar Zeiland yang kemudian mencairkan air itu dengan kekuatan elemen apinya.
"Apa kau sudah bisa bergerak?" Tanya Kaisar Zeiland.
"Angkat aku kek, tapi kau malah bertanya seperti itu." Sahut Zen.
Setelah itu kaisar Zeiland mengangkat Zen ke atas dari es yang mencair tadi.
"Apa kau bisa jalan sendiri, kalau tidak bisa aku akan menggendong mu." Tanya Kaisar Zeiland pada Zen.
"Aku bisa jalan sendiri kok." Sahut Zen yang kemudian berjalan ke arah ibunya dan orang-orang yang ada di sana.
Sesampainya dia didekat ibunya. Ibunya langsung memeluknya dengan erat. Kemudian ibunya menatap wajahnya dan berkata, "apa kamu baik-baik saja Zen."
"Aku baik-baik saja kok, bu. Ibu tidak perlu mencemaskan ku." Sahutnya.
Lalu ayahnya menghampiri mereka dan bertanya, "Kenapa air di danau itu bisa membeku, Zen?"
Kemudian Zen menoleh kebelakang dan berkata, aku juga tidak tau, mengapa danau itu bisa membeku."
"Yang mulia kaisar. Maaf menyela pembicaraan kalian tapi ada hal yang perlu saya sampaikan." ucap Daniel dengan kepala menunduk.
"Hal apa yang ingin kau sampaikan padaku!" Ucapnya dengan tatapan
tajam.
"Pada saat danau itu membeku, salju juga turun di sekitar danau ini. Tapi karena harinya sangat panas, salju itu pun mencair. Cuma itu yang ingin saya sampaikan." Sahut Daniel.
"Salju turun di musim panas, jangan-jangan...." Ucap Kaisar Zeiland yang kemudian memegang kedua tangan Zen.
"Hah... ya ampun." Ucapnya lagi dengan meletakkan tangannya ke kepala.
"Kenapa ayah tiba-tiba memegang kedua tanganku, dan kenapa juga ayah menghela nafas begitu?" Tanya Zen kepada ayahnya.
"Dengar ya Zen, mulai besok setelah kamu pulang sekolah, aku akan mengajarimu cara mengendalikan kekuatanmu. Kau mengerti!" Ucap ayahnya yang sedang memegang kedua bahunya.
"Apa maksudmu Zeiland!. Bukannya kita sudah sepakat. Mengajarkan kekuatan elemennya itu di umur 10 tahun!, kenapa sekarang kau ingin mengajarkannya. Usianya masih tiga tahun!" Teriak istrinya tepat di telinganya yang kemudian membuat telinganya mengeluarkan darah.
"Apa kau sudah selesai berteriak di telingaku. Harusnya kau bertanya dulu apa alasan aku ingin mengajarinya." Sahut Zeiland dengan muka datar.
"Memangnya apa alasanmu." Ucap istrinya dengan melipat kedua tangannya dan menatap dengan tatapan tajam.
"Dengar ya Fiona, alasanku ingin mengajarinya karena kekuatan elemen yang baru saja dia bangkitkan tidak terkendali. Jika kekuatan elemen itu tidak terkendali, bisa-bisa kerajaan ini akan membeku seperti danau itu. Dan Zen, untuk sementara kau tidak boleh bahagia karena itu akan menyebabkan benca...." Ucapnya yang terpotong karena melihat salju yang cukup lebat turun dari langit.
Setelah mendengar kata-kata ayahnya yang menyatakan dia membangkitkan kekuatan elemen baru, dia sangat senang dan bahagia sampai sampai menghayal kalau dia akan menjadi orang yang paling kuat di seluruh dunia. Sayangnya pada saat di sedang asyik-asyiknya menghayal, ayahnya menggangunya dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya untuk membuat dia sadar karena salju yang turun semakin lebat kalau dia semakin bahagia.
"Woiii bocahhh! Sadarlah! Berhenti menghayal karena kau bisa membuat kami semua beku di tempat ini." Teriak ayahnya.
^^^Bersambung....^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
-pikuk-
hahaha membuat semuanya beku 😂
2021-06-06
2