Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }

Diperjalanan menuju kerajaan....

"Aku bingung pada Zen, harusnya dia kedinginan karena sekujur tubuhnya membeku. Tapi bukannya kedinginan dia malah bilang kalau tubuhnya pegal-pegal karena tidak bisa digerakkan." Ucap Leonel pada Kembarannya Daniel.

"Aku juga bingung tentang hal itu, tapi mungkin saja dia menggunakan kekuatan apinya untuk menghangatkan tubuhnya." Sahut Daniel.

"Aku rasa yang kau katakan itu masuk akal." Ucap Leonel.

Sesampainya mereka di ruang tamu kerajaan....

"Biarkan kami masuk." Ucap Daniel kepada prajurit yang bertugas menjaga keamanan di ruangan itu.

"Tapi yang mulia Kaisar dan yang mulia Ratu juga orang tua anda sedang sibuk. Jadi kami harap anda tidak menggangu mereka." Sahut dua prajurit tersebut.

"Tapi ini keadaan darurat!" u.cap Leonel yang kemudian masuk ke ruangan itu.

"Yang mulia Kaisar, ada keadaan darurat. Pangeran Zen terperangkap di danau yang membeku!" Ucap Leonel dengan suara yang lantang.

"Apa yang kau katakan Leonel! Apa kau tidak melihat kalau kami sedang sibuk." Ucap ayahnya yang kesal karena diganggu.

"Tunggu dulu Raja brengsek, kau bilang Zen terperangkap di danau yang membeku. Apa kau ingin mempermainkan ku. Karena ini masih musim panas, tidak mungkin ada danau yang membeku!" Ucap Kaisar Zeiland kepada Leonel.

"Tapi yang saya katakan ini yang sebenarnya yang mulia. Pangeran Zen memang terperangkap di danau tersebut. Jika anda tidak percaya, ayo pergi ke danau tersebut!" Sahut Leonel.

"Zeiland, ikuti saja kata-katanya. Aku takut kalau terjadi apa-apa pada Zen." Kata istrinya padanya.

"Oke, oke, kita akan pergi ke sana. Kau juga ikut Raja brengsek!" Ucap Zeiland yang kemudian menarik kerah baju si Raja brengsek itu.

"Kenapa aku harus ikut denganmu bocah!, ah, sakit. Pelan-pelan bocah tengik." kata Raja brengsek kepada Kaisar Zeiland.

"Sudah jangan banyak bicara. Jika anakmu menipuku maka kau yang akan kuberikan hukuman." Ucap Kaisar Zeiland yang sedang menyeret Raja brengsek keluar ruangan.

"Kenapa harus aku yang kau hukum? Bukannya itu salahmu yang percaya akan kata-katanya." Sahut Raja brengsek.

Lalu Kaisar Zeiland menatap ke arah raja brengsek dengan tatapan yang sangat mengerikan dan dia berkata, "Sekali lagi kau bicara, maka mulutmu akan ku robek!"

"I-iya maafkan aku, yang mulia kaisar." sahut Raja brengsek.

Kemudian mereka semua pergi ke danau itu. Sesampainya di sana....

Semua orang yang melihat danau itu benar-benar membeku, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

"Hei Zeiland, apa kau yang membekukan air di danau ini?" Tanya raja brengsek kepada kaisar Zeiland.

"Aku membekukan air ini, omong kosong! Tidak ada gunanya aku membekukan air ini, karena hanya membuang-buang tenaga ku." Sahut Zeiland.

"Zeiland, danau ini benar-benar membeku. Zen kamu ada dimana. Zeiland cepat cari Zen Sekarang!" Ucap ibunya yang sedang mengkhawatirkan keadaannya.

Lalu Daniel berkata kepada yang mulia ratu dan dia menunjuk ke arah Zen, "yang mulia Pangeran Zen ada di sana."

"Maksudmu, dia ada di sana!" Sahut yang mulia Ratu.

"Iya, dia ada di sana, tunggu sebentar...." Ucap Daniel kemudian mendekati danau tersebut dan berteriak, "Pangeran Zen! Apa anda masih mendengar suara saya! Jika iya, maka saya mohon jawablah."

"I-itu suara Daniel, apa mereka sudah meminta bantuan kepada ayahku." Gumam Zen.

Setelah itu Zen menjawab dengan berteriak supaya dapat di dengar oleh mereka, "Ya, aku ada disini! Kumohon siapa pun itu, keluarkan aku dari sini!"

"Zeiland, itu suara Zen. Dan asalnya dari tengah air danau itu. Cepat pergi selamatkan dia, cepat Zeiland!" Ucap ibunya setelah mendengar kata-katanya itu.

"Iya, iya, aku akan ke sana." Sahut Kaisar Zeiland. Kemudian dia menginjakkan kakinya ke danau yang membeku itu. karena danau itu sangat beku jadi air di danau yang membeku tersebut tidak retak saat diinjak oleh Zeiland.

"Zen tunggu sedikit lagi, aku sudah hampir sampai." Ucap kaisar Zeiland.

"Iya, kumohon cepat lah yah, karena tubuhku sudah pegal." Sahutnya

"Iya, iya." Kata kaisar Zeiland yang kemudian menggerutu, "bukannya kedinginan dia malah bilang kalau tubuhnya pegal-pegal karena tidak bisa digerakkan. Haaah... rasanya tidak masuk akal sama sekali."

Sesampainya dia didekat Zen....

"Bagaimana kamu bisa ada disini! Wah,wah, rupanya kau sedang berenang ya, bukannya ibumu sudah melarang mu berenang disini. Dan lagi Bagaimana air ini bisa membeku?" Tanya Kaisar Zeiland kepada Zen.

"Mana aku tau! Saat aku membuka mata, beginilah jadinya." Sahut Zen.

"Haaah... terserah mu." Kata Kaisar Zeiland yang kemudian mencairkan air itu dengan kekuatan elemen apinya.

"Apa kau sudah bisa bergerak?" Tanya Kaisar Zeiland.

"Angkat aku kek, tapi kau malah bertanya seperti itu." Sahut Zen.

Setelah itu kaisar Zeiland mengangkat Zen ke atas dari es yang mencair tadi.

"Apa kau bisa jalan sendiri, kalau tidak bisa aku akan menggendong mu." Tanya Kaisar Zeiland pada Zen.

"Aku bisa jalan sendiri kok." Sahut Zen yang kemudian berjalan ke arah ibunya dan orang-orang yang ada di sana.

Sesampainya dia didekat ibunya. Ibunya langsung memeluknya dengan erat. Kemudian ibunya menatap wajahnya dan berkata, "apa kamu baik-baik saja Zen."

"Aku baik-baik saja kok, bu. Ibu tidak perlu mencemaskan ku." Sahutnya.

Lalu ayahnya menghampiri mereka dan bertanya, "Kenapa air di danau itu bisa membeku, Zen?"

Kemudian Zen menoleh kebelakang dan berkata, aku juga tidak tau, mengapa danau itu bisa membeku."

"Yang mulia kaisar. Maaf menyela pembicaraan kalian tapi ada hal yang perlu saya sampaikan." ucap Daniel dengan kepala menunduk.

"Hal apa yang ingin kau sampaikan padaku!" Ucapnya dengan tatapan

tajam.

"Pada saat danau itu membeku, salju juga turun di sekitar danau ini. Tapi karena harinya sangat panas, salju itu pun mencair. Cuma itu yang ingin saya sampaikan." Sahut Daniel.

"Salju turun di musim panas, jangan-jangan...." Ucap Kaisar Zeiland yang kemudian memegang kedua tangan Zen.

"Hah... ya ampun." Ucapnya lagi dengan meletakkan tangannya ke kepala.

"Kenapa ayah tiba-tiba memegang kedua tanganku, dan kenapa juga ayah menghela nafas begitu?" Tanya Zen kepada ayahnya.

"Dengar ya Zen, mulai besok setelah kamu pulang sekolah, aku akan mengajarimu cara mengendalikan kekuatanmu. Kau mengerti!" Ucap ayahnya yang sedang memegang kedua bahunya.

"Apa maksudmu Zeiland!. Bukannya kita sudah sepakat. Mengajarkan kekuatan elemennya itu di umur 10 tahun!, kenapa sekarang kau ingin mengajarkannya. Usianya masih tiga tahun!" Teriak istrinya tepat di telinganya yang kemudian membuat telinganya mengeluarkan darah.

"Apa kau sudah selesai berteriak di telingaku. Harusnya kau bertanya dulu apa alasan aku ingin mengajarinya." Sahut Zeiland dengan muka datar.

"Memangnya apa alasanmu." Ucap istrinya dengan melipat kedua tangannya dan menatap dengan tatapan tajam.

"Dengar ya Fiona, alasanku ingin mengajarinya karena kekuatan elemen yang baru saja dia bangkitkan tidak terkendali. Jika kekuatan elemen itu tidak terkendali, bisa-bisa kerajaan ini akan membeku seperti danau itu. Dan Zen, untuk sementara kau tidak boleh bahagia karena itu akan menyebabkan benca...." Ucapnya yang terpotong karena melihat salju yang cukup lebat turun dari langit.

Setelah mendengar kata-kata ayahnya yang menyatakan dia membangkitkan kekuatan elemen baru, dia sangat senang dan bahagia sampai sampai menghayal kalau dia akan menjadi orang yang paling kuat di seluruh dunia. Sayangnya pada saat di sedang asyik-asyiknya menghayal, ayahnya menggangunya dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya untuk membuat dia sadar karena salju yang turun semakin lebat kalau dia semakin bahagia.

"Woiii bocahhh! Sadarlah! Berhenti menghayal karena kau bisa membuat kami semua beku di tempat ini." Teriak ayahnya.

^^^Bersambung....^^^

Terpopuler

Comments

-pikuk-

-pikuk-

hahaha membuat semuanya beku 😂

2021-06-06

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3 episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4 Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5 Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6 Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7 Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8 Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9 Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10 Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11 Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12 Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13 Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14 Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15 Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16 Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17 Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18 Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19 Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20 Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21 Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22 Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23 Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24 Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25 Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26 Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27 Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28 Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29 Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30 Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31 Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32 Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33 Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34 Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35 Episode 34 { bunuh diri? }
36 Episode 35 { Mata-mata }
37 Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38 Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39 Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40 Episode 39 { Pembagian Tim }
41 Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42 Episode 41 { Makan-makan }
43 Episode 42 { Di kejar anjing }
44 Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45 Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46 Episode 45 { Hampir tiada }
47 Episode 46 { Di jenguk }
48 Episode 47 { Janji }
49 Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50 Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51 Episode 50 { Roti basi }
52 Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53 Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54 Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55 Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56 Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57 Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58 Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59 Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60 Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61 Episode 60 { Hutan Terlarang }
62 Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63 Episode 62 { Penjelasan }
64 Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65 Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66 Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3
episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4
Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5
Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6
Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7
Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8
Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9
Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10
Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11
Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12
Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13
Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14
Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15
Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16
Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17
Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18
Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19
Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20
Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21
Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22
Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23
Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24
Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25
Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26
Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27
Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28
Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29
Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30
Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31
Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32
Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33
Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34
Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35
Episode 34 { bunuh diri? }
36
Episode 35 { Mata-mata }
37
Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38
Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39
Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40
Episode 39 { Pembagian Tim }
41
Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42
Episode 41 { Makan-makan }
43
Episode 42 { Di kejar anjing }
44
Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45
Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46
Episode 45 { Hampir tiada }
47
Episode 46 { Di jenguk }
48
Episode 47 { Janji }
49
Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50
Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51
Episode 50 { Roti basi }
52
Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53
Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54
Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55
Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56
Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57
Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58
Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59
Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60
Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61
Episode 60 { Hutan Terlarang }
62
Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63
Episode 62 { Penjelasan }
64
Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65
Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66
Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!