Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }

"Besok pun bisa yang mulia. Tapi tergantung kepada Zen saja, dia mau kapan pun bisa." Sahut Profesor Alex Rudiart.

"Bukannya sekolah yang kau dirikan itu memiliki seragam sekolah khusus untuk mengetahui kalau mereka adalah murid kalian!" Ucap Kaisar Zeiland.

"Anda benar. Jika Zen memang ingin bersekolah besok, saya sudah menyediakan seragamnya. Tunggu sebentar ya, aku mau ke kereta kuda yang ku naiki." Kata Profesor Alex.

"Untuk apa kau ke sana. Apa kau mau kembali untuk mengambil seragam sekolah, jika itu benar kau tidak usah sekolah di sekolah yang didirikan oleh profesor pikun seperti dia ini Zen!" Kata Kaisar Zeiland dengan tatapan tajam kearah Profesor Alex Rudiart.

"Se-seragamnya ada di kereta kuda yang saya naiki, jadi saya mau me-mengambilnya." Ucap Profesor Alex dengan terbata-bata karena ketakutan saat dia melihat tatapan dingin dari Kaisar Zeiland.

"Kenapa anda harus buru-buru mengambilnya, kita kan masih tidak tahu kalau Zen ingin sekolah besok atau nanti... jadi Zen kapan kau mau sekolah?" Tanya ibunya kepada Zen.

"Sambil menggaruk-garuk kepalanya profesor Alex berkata, "ah, iya, saya lupa kalau Zen masih belum menentukan pilihannya."

"Sudah ku bilang bukan, kalau Profesor yang ada di hadapan kita ini pikun!" Ucap Kaisar Zeiland dengan tanpa pikir panjang. Setelah itu istrinya langsung menginjak kakinya dengan keras. *B**rak*, kemudian setelah itu....

"Aaaaa... kaki ku, kenapa kau menginjak kaki dengan keras, haaah..., rasanya kaki ku mati rasa setelah kau injak." Ucap Kaisar Zeiland sambil menahan air mata yang mau menetes karena sakit yang luar biasa.

"Sudah ku bilang beberapa kali haaah, untuk bersikap sopan dari orang yang lebih tua darimu!" Sahut istrinya dengan berteriak tepat di telinganya.

"Kau tau Fiona, telingaku masih berfungsi dengan baik, jadi kumohon jangan berteriak tepat di telingaku lagi karena yang awalnya telingaku baik baik saja kemudian bermasalah karena sering kau teriaki." Ucap Kaisar Zeiland.

"Oh begitu ya," kata istrinya kemudian dia menjewer telinga Kaisar Zeiland.

"Kalau begitu akan ku copot terlebih dahulu agar kau tidak mendengar suara teriakan ku lagi! Ucapnya lagi dan dia masih menjewer telinga suaminya itu.

"Ayah, ibu hentikan! Haaah... kalian itu bisa tidak, damai sehari saja!, ngomong ngomong Profesor Alex Rudiart, aku sudah menentukan pilihanku." Kata Zen kepada Profesor Alex Rudiart.

"Benarkah yang mulia Pangeran Zen?, kalau begitu apa pilihan anda?" Tanya Profesor Alex kepada Zen.

"Pilihanku adalah... besok, aku akan bersekolah besok. Kalau begitu aku ingin melihat seragam sekolahnya?" Ucap Zen kepada Profesor Alex.

"Ah, kalau begitu saya pergi dulu untuk mengambil seragam sekolahnya." Ucap Profesor Alex kemudian dia pergi ke luar. Tap tap tap,

Setelah itu....

"Haaah... kapan Profesor Alex Rudiart itu datang, aku sudah bosan mendengar pertengkaran mereka berdua dari tadi. Sebenarnya aku penasaran bagaimana mereka berdua memutuskan menikah?" gumam Zen.

Beberapa saat kemudian....

"Yang mulia pangeran Zen! Ini dia seragam sekolahnya. Ini kami buat khusus untuk yang mulia Pangeran."

"Kenapa bentuk seragamnya seperti pakaian kekaisaran DIAMOND LORD EMPRESS UNIFORNIA ARGERINT." Tanya Kaisar Zeiland.

*penjelasan tentang kekaisaran DIAMOND LORD EMPRESS UNIFORNIA ARGERINT*

Bisa dibilang kekaisaran DIAMOND. Kekaisaran DIAMOND adalah kekaisaran yang berada di benua bagian Utara sebelum kekaisaran EMPRESS MEGA UNI EMERALD GREEY karena mengalami pemberontakan dan mengakibatkan perang terbesar di dunia. Kemudian Kaisar DIAMOND yang bernama Note Wilius Lord dapat mengalahkan dalang dari pemberontakan itu tapi karena pemberontak itu mempunyai kekuatan elemen Api iblis, karena Kaisar Note berada di dekat pemberontak itu. Si pemberontak yang sedang sekarat itu memikirkan bagaimana caranya agar jika dia mati, si Kaisar Note itu juga tiada bersamanya. Setelah berpikir beberapa saat, kemudian dia membuat ledakan api untuk bunuh diri. Dan mereka berdua tewas. Setelah Kaisar Note tewas istana kekaisaran miliknya pun menghilang, karena istana kekaisaran itu adalah istana ajaib yang hidup dan bisa memperbaiki kerusakan parah pada bangunan istana tersebut tapi karena istana itu memiliki kontrak dengan Kaisar pertama dari kekaisaran DIAMOND LORD EMPRESS UNIFORNIA ARGERINT yang bernama Wilius Lord. Isi kontrak mereka adalah jika keturunan Kaisar Lord tidak ada lagi atau tidak tau bahwa dia adalah keturunan kekaisaran DIAMOND istana itu akan menghilang. Dan setelah itu ada seseorang yang mendirikan kekaisaran untuk tetap mempersatukan seluruh Raja-Raja dari benua Utara agar tetap rukun dan damai. EMPRESS MEGA UNI EMERALD GREEY itulah nama kekaisaran yang diberikan Kaisar pertama sekaligus pendiri kekaisaran tersebut. Nama Kaisar pertama dari kekaisaran EMPRESS MEGA UNI EMERALD GREEY adalah Skywest. Itu lah cerita singkat tentang kekaisaran DIAMOND LORD EMPRESS UNIFORNIA ARGERINT.

"Karena bentuk pakaian kekaisaran Diamond sangat indah, berkelas dan juga mewah. Ah, apa karena motifnya ketinggalan zaman anda jadi tidak menyukainya? Maaf saya kurang peka terhadap anda yang mulia, kalau begitu saya akan membuatkan motif yang lain saja." Kata Profesor Alex kepada Kaisar Zeiland.

"Motifnya bagus kok, bahkan aku sangat menyukainya," Sahut Kaisar Zeiland.

"Be-benarkah yang mulia," Kata Profesor Alex.

"Ya, dari kecil aku suka sekali dengan sesuatu yang berbau kekaisaran Diamond. Karena sebelum ayahku menjadi kaisar, keluarga kami hanyalah Bangsawan kelas rendah. Anehnya kami selalu mendapatkan bantuan dari Kaisar Note.... Ah aku baru ingat mengapa kaisar Note selalu membantu kami!" Ucap Kaisar Zeiland.

"Jadi alasan Kaisar Note membantu kalian itu karena apa?" Tanya istrinya yang penasaran.

"karena... ayah ku adalah kerabatnya." Jawab Kaisar Zeiland.

Setelah mendengar kata-kata dari Kaisar Zeiland, istrinya langsung jengkel. Kemudian dia berkata sambil menggertakkan giginya, " Jika ayahmu berkerabat dengan Kaisar Note, itu namanya bukan Bangsawan kelas rendah bodoh, dan lagi kalian selalu mendapatkan bantuan dari Kaisar. Itu berarti kalian itu adalah Bangsawan kelas atas."

"Ah, iya juga ya." Sahut kaisar Zeiland.

Kau tau Fiona aku selalu merindukan masa kecilku sebelum ayahku menjadi kaisar. Karena aku tidak perlu mengurus Semua rakyat dan para raja dari kerajaan kecil yang selalu bertengkar dan menyebabkan terjadinya peperangan, sialnya aku harus turun ke medan perang untuk menghentikan peperangan!" Ucap Kaisar Zeiland.

"Apanya menghentikan peperangan, kau malah membantai mereka semua dengan alasan jika mereka dibiarkan hidup, mereka akan menyebabkan peperangan lagi. Karena perbuatan itulah kau di sebut, b*jing* gila yang haus akan** darah***," Sahut istrinya.

"Cihh, ini semua gara-gara ayahnya Hans. Kalau dia tidak memberontak dan bunuh diri untuk membuat kaisar Note tiada, aku tidak akan berurusan dengan raja-raja bodoh dan raja brengsek itu," Kata Kaisar Zeiland.

"Ya, karena pamanmu yang bodoh itu aku harus kehilangan ayah ku!" Ucap istrinya.

"Dengar ya Fiona, aku tidak sudi kalau orang yang sudah membuat ku susah itu di panggil pamanku! Tapi apa hubungannya kematian ayahmu dengan dia?" Tanya kaisar Zeiland.

"Karena ayahku itu adalah prajurit yang bekerja di kekaisaran, pada saat pemberontakan itu terjadi banyak prajurit yang gugur untuk melindungi kekaisaran termasuk ayahku, kata ibuku." Sahut istrinya.

"Bagaimana ibumu bisa tahu kalau ayahmu tiada?" Tanya Kaisar Zeiland kepada istrinya.

Lalu istrinya menjawab, "karena ibuku dapat surat dari kekaisaran yang menyatakan kalau ayahku telah tiada, dan mayatnya hangus terbakar Api iblis yang dimiliki pamanmu itu!"

Kemudian kaisar Zeiland langsung berteriak kepada istrinya, "sudah ku bilang! Aku tidak sudi kalau dia dia dipanggil pamanku! Andaikan saja dia bukan saudara ayahku, sudah pasti ayahku tidak akan bertanggung jawab atas semua perbuatannya itu!"

"Iya, maaf aku lupa kalau kau tidak sudi dia kupanggil sebagai pamanmu. Walaupun kau tidak sudi, dia tetaplah pamanmu." Sahut istrinya.

"Iya, iya, iya, tapi jangan pernah menyebutnya sebagai pamanku lagi!, sebut namanya saja." Kata Kaisar Zeiland yang jengkel kepada istrinya.

"Bagaimana bisa aku menyebut namanya kalau aku tidak tau siapa namanya!" Ucap istrinya.

Lalu kaisar Zeiland menjawab, "nama pria brengsek itu iyalah, Calisto."

^^^Bersambung....^^^

Episodes
1 Prolog
2 episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3 episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4 Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5 Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6 Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7 Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8 Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9 Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10 Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11 Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12 Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13 Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14 Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15 Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16 Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17 Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18 Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19 Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20 Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21 Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22 Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23 Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24 Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25 Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26 Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27 Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28 Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29 Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30 Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31 Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32 Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33 Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34 Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35 Episode 34 { bunuh diri? }
36 Episode 35 { Mata-mata }
37 Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38 Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39 Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40 Episode 39 { Pembagian Tim }
41 Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42 Episode 41 { Makan-makan }
43 Episode 42 { Di kejar anjing }
44 Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45 Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46 Episode 45 { Hampir tiada }
47 Episode 46 { Di jenguk }
48 Episode 47 { Janji }
49 Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50 Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51 Episode 50 { Roti basi }
52 Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53 Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54 Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55 Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56 Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57 Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58 Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59 Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60 Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61 Episode 60 { Hutan Terlarang }
62 Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63 Episode 62 { Penjelasan }
64 Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65 Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66 Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3
episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4
Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5
Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6
Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7
Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8
Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9
Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10
Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11
Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12
Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13
Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14
Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15
Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16
Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17
Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18
Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19
Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20
Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21
Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22
Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23
Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24
Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25
Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26
Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27
Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28
Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29
Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30
Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31
Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32
Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33
Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34
Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35
Episode 34 { bunuh diri? }
36
Episode 35 { Mata-mata }
37
Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38
Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39
Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40
Episode 39 { Pembagian Tim }
41
Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42
Episode 41 { Makan-makan }
43
Episode 42 { Di kejar anjing }
44
Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45
Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46
Episode 45 { Hampir tiada }
47
Episode 46 { Di jenguk }
48
Episode 47 { Janji }
49
Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50
Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51
Episode 50 { Roti basi }
52
Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53
Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54
Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55
Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56
Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57
Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58
Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59
Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60
Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61
Episode 60 { Hutan Terlarang }
62
Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63
Episode 62 { Penjelasan }
64
Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65
Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66
Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!