Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }

"Ayah! Ibu! Haaah... haaah...." Ucap Zen saat terbangun dari tidurnya.

"Eh, tempat tidur? A-apa itu hanya mimpi, syukurlah kalau begitu. Tapi kenapa ada memar di tanganku seperti di mimpi itu?" Ucapnya saat melihat tangannya yang memar.

"Sudahlah, ini tidak penting. Lebih baik aku memastikannya langsung kalau ini hanya mimpi." Ucap Zen yang turun dari kasur tempat tidurnya dan dia terkejut saat melihat isi dan desain kamarnya yang berbeda dengan biasanya.

"Apa-apaan ini, kamar siapa ini?.

Ini bukan kamarku! Dan apa itu yang berkilauan di atas? Bentuknya seperti berlian." Ucapnya yang kaget saat melihat lampu kamarnya yang terbuat dari berlian.

"Halo Kaisar muda, anda sudah bangun rupanya. Aku harus mengabari tuan, dan kau bantu dia." Ucap seorang pelayan yang datang tiba-tiba tanpa mengetok pintu kamarnya.

"Baik." Ucap pelayan yang satunya, yang datang bersamaan dengan pelayan tadi.

"Kenapa dia memanggilku Kaisar muda? Dan lagi aku belum pernah melihat pelayan-pelayan itu sebelumnya." Gumam Zen yang sedang kebingungan.

"Baiklah yang mulia, sekarang waktunya Anda mandi lalu setelah itu ganti pakaian. Saya disini akan membantu anda." Ucap pelayan yang disuruh membantu Zen tadi.

"Ah, kalau mandi tidak usah, aku bisa sendiri. Kalau ganti pakaian, kau bisa membantuku." Sahut Zen.

"Ya, sudah kalau begitu. Saya akan menunggu anda disini." Ucap pelayan itu.

"Terserah, lakukan apa saja yang kau mau." Sahut Zen yang kemudian pergi ke kamar mandi.

Setelah dia mandi, dia dibantu pelayan itu mengeringkan rambutnya dan saat dia ingin memakai pakaian yang sudah disediakan oleh pelayan tadi dia terkejut karena tidak pernah melihat baju itu sebelumnya. Dan desain pakaian itu juga sangat mewah karena dihiasi berlian.

Seusai dia memakai pakaian dan mengeringkan rambutnya....

"Nah, yang mulia, sudah siap untuk bertemu beliau?" Ucap pelayan yang membantunya itu.

"Beliau? Apa maksudmu ayahku." Tanya Zen pada pelayan tadi. Tapi pelayan itu tidak menjawabnya.

Lalu datanglah pelayan yang pergi tadi, dia datang bersama seseorang laki-laki berambut putih dan bola matanya berwarna biru dan ditangannya ada sebuah kalung berlian yang berwarna merah.

"Nah, yang mulia, beliau sudah tiba." ucap pelayan yang membantu Zen tadi.

"Siapa dia, dia bukan ayahku." Sahut Zen.

"Salam Zen, perkenalkan aku adalah sebuah roh yang ditugaskan untuk menjaga, melindungi, dan juga mengajarimu agar bisa bertahan hidup. Kau bisa memanggilku guru, hanya kau yang bisa memanggilku guru, kalau orang lain memanggilku adalah tuan yang agung." Ucap laki-laki berambut putih, yang jika dilihat dari wajahnya seumuran dengan ayahnya.

"Apa kau bercanda! Sebuah roh? Mana mungkin!" Ucap Zen yang tidak percaya pada laki-laki tadi.

"Terserah kau mau percaya atau tidak, ini adalah kalung milik leluhur anda yang diwariskan turun temurun. Aku akan memakaikannya untukmu." Ucapnya yang kemudian memakaikan kalung berlian merah itu pada Zen.

"Kalung apa ini? Dan tempat apa ini. Siapa kau, dan apa yang terjadi padaku sebenarnya, dimana ayah dan ibuku?" Tanya Zen yang sangat kebingungan.

"Baiklah aku akan menjawab pertanyaanmu, tapi kita duduk dulu." Sahut laki-laki tadi.

"Terserah mu!" Ucap Zen yang kemudian duduk disofa yang sudah disediakan dikamar itu.

"Padahal kau bilang kau itu adalah roh, bagaimana bisa kau tidak tembus saat duduk disofa itu?" Ucap Zen.

"Asal kau tahu Zen, aku adalah roh yang sangat mulia. Aku bisa memukul dan menyentuhmu, tapi kau tidak bisa. Karena setiap kali kau ingin menyentuhku kau pasti akan menembus ku." Sahut laki-laki tadi.

"Ya sudah, cepat jawab pertanyaan dariku tadi!" Ucap Zen.

"Baiklah, yang pertama, kalung itu namanya "Diamoid" kalung itu adalah milik kaisar Lord. Kalung itu diwariskan turun temurun, dan gunanya untuk menyamar."

"Menyamar?" Ucap Zen yang kebingungan sambil memegang kalung itu.

"Kau ingin melihat cara kerjanya, "Diamoid, ubah fisik Zen mirip ke ibunya." Ucap laki-laki itu.

"Dimengerti, memulai proses pengubahan fisik." Suara yang keluar dari kalung yang dipakai Zen itu.

" Apa-apaan ini, kalung ini bisa bicara. Ah, mataku silau." Ucap Zen.

Setelah kalung diamoid itu bersinar, wujud Zen berubah lebih mirip ke ibunya. Rambutnya berubah, yang awalnya hitam seperti ayahnya menjadi kuning keemasan seperti ibunya dan bola matanya awalnya berwarna hijau berubah menjadi biru.

"Sekarang ambilkan aku cermin!" Ucap tuan yang agung itu ke seorang pelayan.

"Baik." Sahutnya yang kemudian mengambilkan cermin yang berada di meja.

"Ini cerminnya, tuan yang agung." Ucap pelayan.

"Untuk apa cermin itu?" Tanya Zen kepada tuan yang agung.

"Untuk ini." Sahutnya dengan mengarahkan cermin itu ke Zen.

"Si-siapa itu, kenapa orang di cermin itu mirip diriku tapi warna rambut dan bola matanya berbeda?" Ucapnya yang kaget melihat wajahnya sendiri.

"Yang dicermin itu adalah kau. Jika kau tidak percaya, tarik rambutmu satu helai." Sahut tuan yang agung.

Zen pun menarik rambutnya satu helai, betapa kagetnya dia saat melihat rambutnya berwarna kuning keemasan

"Haah? Kenapa rambutku berubah menjadi seperti rambut ibuku! Dan jangan-jangan yang dicermin tadi itu adalah aku." Ucap Zen.

"Iya, bocah. itu tadi kau." Sahut tuan yang agung yang jengkel pada Zen.

"Jadi kalung ini benar-benar bisa membuat fisik seseorang berubah seperti ayah atau ibunya, ya?" Ucap Zen.

"Iya." Sahut tuan itu dengan ekspresi datar.

"Tapi kau bilang kalung ini adalah milik Kaisar Lord dan ini diwariskannya kepada keturunannya. Kenapa kau memberikan ini padaku?" Tanya Zen lagi.

Dalam hati tuan yang agung, " ini bocah, jadi orang bacot amat sih!"

"Iya, ini kalung milik kaisar Zen. Aku memberikannya pada mu karena kau adalah keturunan dari Kaisar Lord. Sebelum kau bertanya aku akan mengatakan itu sekarang, alasan kau ku katakan keturunan kaisar Lord adalah karena ibumu adalah anak dari kaisar Note! Kau pasti akan bertanya, Kaisar Note kan tidak menikah? Jangan-jangan ibuku itu anak diluar nikah, jika memang benar kalau ibuku itu anaknya. Ku jawab, Kaisar Note sebenarnya sudah menikah dengan seorang Putri dari kekaisaran ENGLANE FREZEA INCESIA. Putri itu diutus kesini untuk menggantikan kakaknya yang sedang sakit. Dalam perjalanannya kekaisaran DIAMOND LORD EMPRESS UNIFORNIA ARGERINT, roda kereta yang ditumpanginya copot. Dan itu menyebabkan terjadinya kecelakaan yang membuatnya hilang ingatan." Ucap tuan yang agung itu, yang kemudian menarik napas, lalu setelah itu dia melanjutkan ceritanya tadi.

"Saat roda itu lepas, kereta itu pun tidak terkendali dan itu membuat kusir kereta itu tewas ditempat, tapi putri itu selamat." Sambungnya.

"Stop dulu, siapa nama putri itu?" Tanya Zen yang penasaran.

^^^Bersambung....^^^

Episodes
1 Prolog
2 episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3 episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4 Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5 Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6 Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7 Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8 Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9 Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10 Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11 Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12 Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13 Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14 Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15 Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16 Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17 Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18 Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19 Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20 Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21 Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22 Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23 Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24 Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25 Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26 Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27 Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28 Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29 Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30 Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31 Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32 Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33 Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34 Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35 Episode 34 { bunuh diri? }
36 Episode 35 { Mata-mata }
37 Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38 Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39 Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40 Episode 39 { Pembagian Tim }
41 Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42 Episode 41 { Makan-makan }
43 Episode 42 { Di kejar anjing }
44 Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45 Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46 Episode 45 { Hampir tiada }
47 Episode 46 { Di jenguk }
48 Episode 47 { Janji }
49 Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50 Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51 Episode 50 { Roti basi }
52 Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53 Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54 Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55 Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56 Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57 Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58 Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59 Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60 Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61 Episode 60 { Hutan Terlarang }
62 Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63 Episode 62 { Penjelasan }
64 Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65 Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66 Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3
episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4
Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5
Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6
Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7
Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8
Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9
Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10
Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11
Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12
Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13
Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14
Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15
Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16
Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17
Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18
Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19
Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20
Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21
Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22
Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23
Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24
Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25
Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26
Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27
Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28
Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29
Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30
Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31
Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32
Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33
Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34
Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35
Episode 34 { bunuh diri? }
36
Episode 35 { Mata-mata }
37
Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38
Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39
Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40
Episode 39 { Pembagian Tim }
41
Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42
Episode 41 { Makan-makan }
43
Episode 42 { Di kejar anjing }
44
Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45
Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46
Episode 45 { Hampir tiada }
47
Episode 46 { Di jenguk }
48
Episode 47 { Janji }
49
Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50
Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51
Episode 50 { Roti basi }
52
Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53
Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54
Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55
Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56
Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57
Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58
Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59
Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60
Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61
Episode 60 { Hutan Terlarang }
62
Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63
Episode 62 { Penjelasan }
64
Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65
Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66
Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!