episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }

Ini adalah cerita seorang pangeran yang berkarisma, tampan, dan juga jenius. Nama lengkapnya adalah "Zen Lord Skywest" dan nama panggilannya iyalah "Zen."

Dia adalah anak dari seorang Kaisar yang bernama "Zeiland Skywest" yang terkenal dengan sikap bengis dan kejam dalam medan peperangan.

Dia juga memiliki kekuatan yang sangat hebat dan langka yaitu kekuatan es abadi dan api naga yang berwarna ungu. Tapi sesadis apapun dirinya, dia selalu lemah di depan istrinya.

Ibunya Zen adalah satu-satunya wanita yang bisa meluluhkan hati dingin dari seorang Kaisar yang mempunyai sikap bengis dan kejam, bahkan dia sampai membuat Kaisar yang dijuluki sebagai "b*jing** gila yang haus akan darah" itu menjadi seperti anjing yang sangat patuh kepada majikannya. Nama ibunya Zen adalah "Fiona."

Apa alasannya Zen disebut sebagai jenius? Itu karena pada saat umurnya satu tahun dia sudah bisa berbicara dan bisa mengobrol ke orang sekitarnya yang tidak lain adalah kedua orang tuanya. Pada saat itu juga dia membuat seluruh dunia gempar karena dia sudah bisa membaca padahal tidak ada yang mengajarkan kepadanya cara membaca.

Buku pertama yang dia baca berjudul "Cara cara agar bisa membangkitkan kekuatan yang ada didalam diri sendiri." Dia bukan hanya membacanya saja, tetapi dia juga mempraktekkannya langsung setelah membaca dan memahami isi dari buku tersebut.

Lalu dia berhasil membangkitkan kekuatan api naga yang berwarna ungu sama seperti ayahnya padahal itu adalah percobaan pertama kalinya.

Semua orang yang ada di situ langsung takjub karena umur rata-rata orang yang bisa membangkitkan kekuatan yang ada di dalam diri mereka berkisar dari umur sepuluh tahun sampai dua belas tahun.

Tetapi Zen sendiri membangkitkan kekuatanya saat dia masih berumur satu tahun.

Di pagi hari yang cerah saat Zen masih berumur satu tahun....

"Waah, malaikat kecilku yang tampan ini sudah bangun rupanya." Kata ibunya sambil mencubit pipinya.

Tapi, alangkah terkejutnya ibunya saat mendengar suara yang keluar dari anak yang berumur satu tahun itu.

"Ma akit, angan ubit piku agi." (mama sakit jangan cubit pipiku lagi) Ucap Zen yang masih berumur satu tahun.

Seketika saja ibunya langsung berteriak karena kata kata yang keluar dari mulut anaknya itu.

"Kyaa!" Teriak Ratu Fiona.

Suara teriakan itu terdengar sampai diruang kerja ayahnya, yang mana pada saat itu dia sedang berbicara dengan Perdana menteri membahas tentang politik.

"Eh, bukannya teriakan itu seperti teriakan yang mulia Ratu," Kata Perdana menteri kepada yang mulia Kaisar.

"Kau benar Roan, aku akan pergi ke sana." Ucap Kaisar Zeiland yang kemudian berlari keluar. Drap drap drap,

"Yang mulia tunggu dulu bagaimana dengan dokumen dokumen ini." Ucap Perdana menteri.

Kemudian Kaisar Zeiland berhenti dan memalingkan wajahnya dan juga berkata, "Kau saja yang mengurus semua dokumen itu." *D**rap* drap drap.

Setelah sampai di depan kamar Zen, dia menendang pintu kamarnya Zen, brakk.

Sementara itu diruangan tempat kerja Kaisar....

"Haaah, sialan... kenapa harus aku yang mengerjakan dokumen sebanyak ini." Ucap Perdana menteri.

Brakk, suara pintu yang ditendang dari luar....

Semua orang yang ada di dalam kamar Zen, yaitu ibunya dan para pelayan dan juga Zen, semuanya terkejut.

"Apa yang telah terjadi istriku? sampai kau berteriak histeris seperti itu?" Tanya ayahnya Zen.

Lalu Ratu Fiona menjawab, "Kau tau sayang, malaikat kecil kita ini bisa bicara."

"Apa kau baru saja menghayal, mana mungkin anak yang berumur satu tahun itu bisa bicara." Sahut Kaisar Zeiland.

"Jika kau tidak percaya, coba cubit pipinya," Sahut Ratu Fiona.

"Iya, iya, aku akan mencobanya." Ucap Kaisar Zeiland. Lalu dia mendekat untuk mencubit pipi anaknya itu tiba tiba....

"Udah u ilang angan ubit piku agi! Akit au." (sudah ku bilang jangan cubit pipiku lagi! sakit tau) Ucap Zen.

"A-apa yang dikatakan anak ini barusan, ini tidak masuk akal. Hei sayang apa kau yang sudah mengajarkan cara berbicara kepada anak ini." Ucap Kaisar Zeiland yang syok mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anaknya itu.

Bhuaak, suara yang keluar dari pukulan Ratu Fiona Kepada Kaisar Zeiland. Dan dia berkata,"Coba kau pikir dulu bodoh, jika aku yang mengajarkan anak ini bicara, mengapa aku harus berteriak, haaah!" Sahut Ratu Fiona dengan berbicara dengan penuh emosi.

"I-iya, aku salah oke. Jadi tenangkan emosi mu dulu." Sahut Kaisar Zeiland.

Beberapa menit kemudian...,

"Yah, eluarin ku ari sini."(ayah, keluarkan aku dari sini) Maksudnya keluarkan dia dari tempat tidurnya. Ucap Zen kepada Kaisar Zeiland.

"Kau ingin keluar ya, oke ayah akan mengeluarkan mu dari situ. Satu dua tiga ... happ, ayo kita ke taman sekarang juga." Ucap Kaisar Zeiland yang kemudian mengangkatnya dari tempat tidur.

"Kau mau bawa dia kemana?" Tanya ibunya kepada ayahnya.

"Ke taman, memangnya kenapa?" Sahut Kaisar Zeiland sambil menatap dengan ekspresi yang kebingungan.

"Dia belum mandi, sayang." Ucap Ratu Fiona.

"Tapi dia bau wangi kok." Sahut Kaisar Zeiland dengan mengendus-endus ke tubuhnya Zen.

"Jika dia belum mandi, kau tidak boleh membawanya ke mana mana, mengerti." Sahut Ratu Fiona.

"Ah, ta-tapi." kata ayahnya.

"Ayo Zen ikut ibu kita bersihkan badanmu dulu supaya bersih dan wangi." Sahut ibunya yang kemudian merebut Zen yang awalnya ada di pangkuan ayahnya ke pangkuannya lalu pergi bersama para pelayan untuk memandikannya.

Pada saat lagi memandikan Zen, ibunya bertanya kepadanya tentang bagaimana dia bisa berbicara.

"Bagaimana kamu bisa bicara dan mengerti percakapan orang orang yang ada di sekitarmu Zen?" Tanya ibunya, lalu setelah itu Zen menjawab.

"Ku uga idak au," (aku juga tidak tau) Sahut Zen Kepada ibunya. Kemudian setelah itu, percakapan ibunya dan Zen pun berhenti.

"Nah, sudah selesai Zen. Kamu sudah bersih dan wangi, ayo kita keringkan rambut dan tubuhmu lalu setelah itu memakaikan mu baju dan celana yang mewah dan juga bagus." Kata ibunya.

Beberapa saat kemudian ...,

"Oke sudah selesai. Waah Zen, kamu sangat imut dan tampan sekali, ayo kita temui ayahmu di ruang kerjanya." Ucap Ratu Fiona.

"Emm." kata Zen sambil menganggukkan kepalanya.

Krittt, suara yang keluar dari dorongan pintu.

"Zen, cobalah menyapa ayahmu dan Perdana menteri yang ada di situ." Kata ibunya kepada Zen.

"Aik ma," (baik mama) Sahut Zen.

Kemudian....

"Ai ayah, ai eldana menteli." (hai ayah, hai perdana menteri) Ucapnya sambil melambaikan tangan ke arah ayahnya dan si Perdana menteri.

"Zen pintar sekali, ibu tidak menyadari bahwa kamu sepintar ini sayang."Ucap ibunya sambil mengusap kepalanya.

Setelah mengatakan itu, ibunya Zen langsung mencium pipi anaknya itu.

Dua orang yang disapa Zen tadi langsung syok terlebih lagi si Perdana menteri yang tidak tau kejadian sebelumnya yang membuat ratu berteriak histeris.

Si Perdana menteri berkata, "apa yang telah dikatakan anak berusia satu tahun itu, apa benar kata-kata itu keluar dari mulutnya?" Ucapnya yang kemudian menatap Kaisar dan Ratu dengan penuh rasa kebingungan.

"Iya, kata-kata tadi itu berasal dari putra ku, Roan." Kata ayahnya kepada perdana menteri dengan penuh rasa bangga.

"Itu tidak masuk akal yang mulia, anak kecil yang masih berumur satu tahun itu bisa bicara?" Kata perdana menteri dengan ekspresi wajah yang masih syok.

"Anggap saja dia jenius dan jangan terlalu dipikirkan, oke." Sahut Kaisar Zeiland.

Kemudian dia mendekati istrinya dan berkata, "ayo sayang, kita ajak putra kita ke taman kerajaan."

"Yang mulia tunggu dulu bagaimana dengan dokumen dokumen ini," Kata Perdana menteri.

Lalu Kaisar menoleh ke arah perdana menteri tersebut dan berkata....

"Kau saja yang mengurus semua dokumen dokumen itu mengerti, jika sekali lagi kau mengatakan itu akan ku bakar semua dokumen itu sekarang juga dengan kekuatan api yang ku punya." Ucapnya dengan wajah yang sangat mengerikan dan haus akan darah.

"Yah, apan Ita an elgi e aman alau yah icala ma olang itu." (ayah kapan kita perginya kalau ayah berbicara terus dengan orang itu) Ucap Zen sambil berpegangan tangan dengan ibunya.

"Eh, iya iya. Ayo kita pergi ke taman sekarang juga," Kata ayahnya yang kemudian mendekat lalu menggandeng tangan Zen.

Kemudian mereka pergi bersama-sama ke taman. Sementara itu, diruang kerja kaisar....

"Bagaimana bisa si "b*jing**" itu langsung berubah sifatnya setelah mendengar suara dari anaknya, haaah... kalau aku memikirkan orang brengsek itu, amarahku langsung meledak." Kata Perdana menteri yang mengoceh sendirian di ruang kerja Kaisar seperti orang bodoh.

^^^Bersambung....^^^

Terpopuler

Comments

Faeow—

Faeow—

70

2021-08-26

0

gatauu

gatauu

E

2021-08-17

0

-pikuk-

-pikuk-

wah... keren author novelnya!

2021-06-06

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3 episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4 Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5 Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6 Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7 Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8 Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9 Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10 Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11 Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12 Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13 Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14 Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15 Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16 Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17 Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18 Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19 Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20 Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21 Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22 Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23 Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24 Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25 Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26 Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27 Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28 Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29 Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30 Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31 Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32 Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33 Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34 Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35 Episode 34 { bunuh diri? }
36 Episode 35 { Mata-mata }
37 Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38 Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39 Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40 Episode 39 { Pembagian Tim }
41 Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42 Episode 41 { Makan-makan }
43 Episode 42 { Di kejar anjing }
44 Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45 Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46 Episode 45 { Hampir tiada }
47 Episode 46 { Di jenguk }
48 Episode 47 { Janji }
49 Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50 Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51 Episode 50 { Roti basi }
52 Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53 Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54 Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55 Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56 Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57 Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58 Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59 Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60 Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61 Episode 60 { Hutan Terlarang }
62 Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63 Episode 62 { Penjelasan }
64 Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65 Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66 Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Prolog
2
episode 1{ Kehebohan yang dibuat oleh bocah berumur satu tahun }
3
episode 2 { Jalan-jalan ke taman yang hangus terbakar dan tamu tak diundang }
4
Episode 3 { Kepanikan semua orang setelah mendengar suara ledakan }
5
Episode 4 { Pertengkaran antara kaisar dan raja yang disebabkan oleh Zen }
6
Episode 5 { Ulang tahun kedua Zen }
7
Episode 6 { Hadiah ulang tahun Zen }
8
Episode 7 { Menentukan pilihan, antara sekolah atau tidak }
9
Episode 8 { Persiapan hari pertama sekolah }
10
Episode 9{ Hari pertama sekolah bagi bocah berumur tiga tahun }
11
Episode 10 { Jawaban dari pertanyaan menjebak dan kekesalan Kaisar Zeiland }
12
Episode 11 { Kenakalan yang berujung apes }
13
Episode 12 { Kemunculan kekuatan baru }
14
Episode 13 { Kata-kata terlarang yang membuat nyawa bisa melayang }
15
Episode 14 { Keinginan bocah untuk loncat ke kelas akhir }
16
Episode 15 { Pendingin ruangan tanpa memerlukan kristal mana}
17
Episode 16 { Hadiah ulang tahun yang tidak akan pernah dilupakan }
18
Episode 17 { Pertemuan dengan roh yang penuh misteri }
19
Episode 18 { Cerita pertemuan Kaisar Note dengan Putri Lecia }
20
Episode 19 { Kenyataan pahit yang harus dilalui oleh bocah berumur enam tahun }
21
Episode 20 { Semangat yang membara untuk balas dendam }
22
Episode 21 { Percakapan tuan agung dengan seseorang di dalam bola kristal }
23
Episode 22 { Latihan pertama Zen }
24
Episode 23 { Terpesona karena otot perutnya bocah yang masih berumur enam tahun}
25
Episode 24 { Cerita asal-usul dari sebuah kutukan}
26
Episode 25 { Latihan tahap kedua Zen }
27
Episode 26 { Julukan Kaisar Diamond }
28
Episode 27 { Jalan-jalan mengelilingi kota }
29
Episode 28 { Perpisahan Zen dengan rakyat kota dan orang-orang disekitarnya }
30
Episode 29 { Pertemuan pertama dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
31
Episode 30 { Perkenalan Zen dengan Putri Irene Evelina William Frencesco }
32
Episode 31{ Alasan Zen terlihat bodoh saat berada di kekaisaran Diamond }
33
Episode 32 { Duel dengan Kaito }
34
Episode 33 { Amukan Zen yang hampir membuat Kaito tewas ditempat }
35
Episode 34 { bunuh diri? }
36
Episode 35 { Mata-mata }
37
Episode 36 { Memperlihatkan wajah aslinya }
38
Episode 37 { Duel dengan Pangeran Incelote }
39
Episode 38 { Penyesalan yang tidak berguna }
40
Episode 39 { Pembagian Tim }
41
Episode 40 { Zen hanya sampah dimata kebanyakan orang }
42
Episode 41 { Makan-makan }
43
Episode 42 { Di kejar anjing }
44
Episode 43 { Keanehan di Dangeon yang belum pernah terjadi }
45
Episode 44 { Pertarungan dengan monster }
46
Episode 45 { Hampir tiada }
47
Episode 46 { Di jenguk }
48
Episode 47 { Janji }
49
Episode 48 { Mengukur level kekuatan }
50
Episode 49 { Pertarungan Melawan Murid Yang Lemah Seperti Hama }
51
Episode 50 { Roti basi }
52
Episode 51 { Zen berubah menjadi anak kecil karena kalung Demoid }
53
Episode 52 { Perebutan hak mengasuh }
54
Episode 53 { Menjadi seorang bayi itu ternyata membosankan }
55
Episode 54 { Penculikan berujung maut }
56
Episode 55 { Kehancuran keluarga viscount}
57
Episode 56 { Rahasia Zen tentang jadi dirinya terbongkar }
58
Episode 57 { Pertunjukan yang menguras tenaga }
59
Episode 58 { Menyelesaikan misi }
60
Episode 59 { Menyelesaikan misi part dua }
61
Episode 60 { Hutan Terlarang }
62
Episode 61 { Kata-kata yang bikin kesabaran habis }
63
Episode 62 { Penjelasan }
64
Episode 63 { Masih cerita kehidupan Zen yang terdahulu }
65
Episode 64 { Kekerasan dan kebengisan Zen }
66
Episode 65 { Kembali ke cerita perkelahian Zen dengan Hilda }

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!