"nona "
suara Tristan menyadarkan ku dari ketakutan ku akan sesuatu yang baru saja menghisap diriku, tangan dinginnya menyentuh wajahku dengan dilumuri cairan di telapak nya
Entah sejak kapan tubuh Tristan begitu lemah sampai dirinya berada di pangkuanku
"Apa yang terjadi.?"lirihku menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
"Beruntunglah kau baik baik saja"balasnya lirih
Kedua tanganku bergemetar merasakan dinginnya tubuh Tristan kian makin merambat ke tubuhku.
"Bertahanlah aku akan meminta bantuan "ujarku beranjak dari tempatku namun dijegah oleh Tristan
"Tidak perlu"
Liquid bening itu kembali keluar membasahi kain penutup mataku,untuk ketiga kalinya kejadian ini kembali terulang padahal aku tak menginginkannya.!
"Kenapa tanganmu dingin,mengapa ada cairan di tanganmu ?apa yang terjadi sebenarnya Tristan.!"
"Aku tak tahu tapi kau terlihat cantik saat itu nona"tanpa di sadari Tristan tersenyum manis
"Uhhk-uhukh....,
"Tristan kau tak apa.?"tanyaku was-was mendengar dirinya terbatuk-batuk hatiku kembali dilanda nyeri
"Pergilah nona sejauh yang kau bisa,selamatkan dirimu dari kegelapan uhukh uhukh"kembali Tristan terbatuk-batuk
Keadaanya makin parah dan aku tak tau harus apa ingin pergi meminta bantuan tapi aku baru sadar aku tak bisa melihat,jika di biarkan saja nyawa Tristan juga dalam bahaya aku benar benar bingung harus apa?ya tuhan cobaan apalagi yang harus ku hadapi.?!
"Tristan ku mohon bertahanlah sampai seseorang datang membantu kita"pikiranku sangat kacau aku sendiri tak tahu mengapa mulut sialan ini malah mengatakan hal itu padahal jika di logika tak akan ada yang datang di tempat terpencil seperti ini jika pun ada sebuah keajaiban bagiku
"Jangan khawatir aku hanya kelelahan nona ,aku perlu beristirahat sejenak setelah itu aku akan sembuh"
Bohong..!
Tristan berkata bohong,dia tak butuh istirahat yang diperlukannya adalah pertolongan bukan istirahat.
Tristan berkata seperti itu agar diriku tak lagi larut dalam kesedihan .
Kedua tanganku memeluk tubuh lemah itu agar suhu hangat ku mampu menghangatkan tubuhnya yang kian mendingin
"Siapapun tolong aku jangan biarkan dia pergi"
"Sudahlah nona aku baik baik saja"
Kenapa dia slalu berkata "aku baik"padahal sebenarnya tidak,baru beberapa menit lalu dia mengoceh tanpa henti sekarang lihatlah gadis malang ini
"Aku tak akan marah lagi padamu aku akan mendengarkan semua ocehan ceritamu tapi tolong bertahanlah jangan tinggalkan aku seperti Sam dan Noel ,kumohon"pintaku menusukan kepala
Tak ada sahutan dari nya ,hal itu membuat jantungku berdegub ketakutan apalagi kedua tangan Tristan tak lagi bergerak seperti tadi suhu tubuhnya pun sudah dingin padahal q sudah memeluknya menyalurkan hangat tubuhku untuknya.
"Tristan.."panggil ku dengan nada lembut
Aku tak percaya ini, Tristan telah....
"Tristan aku mohon jangan main main katakan sesuatu"refleks amarahku memucak tak mendapat jawaban darinya tanpa sadar aku menggoyangkan tubuh Tristan dengan kencang namun nihil gadis itu tetap diam seperti patung.
Dia telah pergi...
Dan aku kembali sendirian
Gadis itu terdiam tak mampu harus berbuat apa pikiranya blank menerima kenyataan pahit ia begitu terpukul dengan tubuh kaku di depanya
"Tidakk.!!!"
Ini menyakitkan bagiku,kenapa setiap orang yang dekat denganku harus pergi kenapa..!
"Kenapa kenapa kau mengambilnya kenapa tuhan.!!!"
"Yang mati tak akan kembali,berhenti menangis"
Aku memalingkan muka mencari sumber suara tersebut tak jauh dariku seseorang berjalan menghampiriku memegang kedua pipiku yang basah akibat liquid bening
"Aku takut,aku sendirian"ucapku asal
Kedua tanganya memegang sesuatu di belakang kepalaku menarik pelan benda itu hingga aku tertegun dengan kelakuannya
"Apa yang kau lakukan.!"dia melepaskan ikat penutup mataku
"Buka matamu"entah bagaimana aku dengan begitu saja menurut membuka kedua mataku perlahan hingga memperlihatkan sosok lelaki di depanku
Dia begitu tampan dengan kulit pucatnya lalu kedua tatapan matanya yang begitu tajam mampu menudukan setiap orang tak terkecuali diriku tak hanya itu salah satu matanya terlihat indah dengan simbol petagon sama sepertiku
Salah satu tanganku terangkat memandang matanya yang begitu menawan sekaligus tajam itu begitu indah sampai aku lupa siapa lelaki di depanku
"Indah.."kata itu lolos begitu saja dari mulutku
Dia tersenyum memperlihatkan gigi nya sampai dua taringnya pun ikut terlihat,dalam kekagumanku ini terlitas sebuah pertanyaan yang masih membuatku bingung
"Bagaimana bisa aku melihat di saat setiap kali aku ingin melihat tak mampu melihat apapun kecuali kegelapan.?"batinku
Di saat diriku masih sibuk dengan pertnyaanku lelaki ini mendekatiku berbisik di telingaku
"Aku dan kau kita terikat ingat itu.!"
"Siapa kau.?"
"Kau akan tahu tak lama lagi tunggu waktunya"
Waktu,untuk apa aku harus menunggu waktu sementara dia di depanku apa susahnya mengatakan yang sebenarnya ketimbang mengulur waktu yang tidak pasti kapan itu.
"Kapan..?"dia berdiri sementara aku mengadah ke atas masih menatap dirinya dengan raut heran.
Tak ada sahutan darinya hanya ada keheningan dan suara angin menerpa tubuh kami
"Kapan.?"kembali aku mengulangi pertanyaanku
"Hilangkan kepercayaan mu pada tuhan" tegasnya namun terlihat tenang
Apa-apaan dia ini jika aku tak mempercayai Tuhan siapa lagi yang kulercayai dia adalah penguasa segala hal
"Apa yang kau kata akhhh.!"
Belum sempat aku mengatakan sesuatu padanya tubuhnya menunduk sejajar dengan diriku memelukku lalu dari belakang tiba tiba leherku terasa nyeri
Sayup-sayup aku mendengar dirinya berbisik di telinga ku sebelum kegelapan menarik diriku
"Sudah waktunya kau melihat,mata mu adalah senjata bagi mu sendiri"
__________verdoemd___________
Bengun-bangun kepalaku terasa pusing tak ada siapapun di situ dan entah di mana aku ini padahal seingatku aku berada di dekat gubug bersama dengan Tristan.
Hatiku kembali murung mengingat gadis itu tak lagi ada di sampingku namun aku juga tak bisa berlama lama larut dalam kesedihan ada hal yang harus aku lakukan seperti mengetahui siapa diriku ini atau siapa lelaki yang barusan berbicara padaku ada banyak hal yang belum ku ketahui di luar sana dan itu akan menjadi tujuan utamaku
Mengetahui apa yang tak pernah aku ketahui selama ini.
Beruntungnya lelaki itu berkata jika aku bisa melihat dan ya sekarang aku bisa melihat dengan baik tidak perlu lagi mengunakan penutup mata sialan itu.!
Tapi kenapa leherku masih terasa nyeri setelah lelaki itu melakukan hal di luar dugaanku padahal dia sudah pergi di tambah lagi saat aku menyentuhnya tak ada apapun di situ
"Jika aku bertemu denganya aku akan menghajarnya .!"kesalku
Mataku memandang kesana kemari mencari sesuatu entah apa itu mungkin ada seseorang di sini
"Apa ada orang.!"teriakku
Hening tak ada sahutan dan ku yakini tempat ini tak ada orangnya
"Kemana mereka pergi.?"
Tubuhku memang belum pulih sepenuhnya akan tetapi jika menunggu orang datang itu hanya akan membuang waktu sjaa jadi ku putuskan pergi berjalan jalan sambil mencari seseorang di tempat ini
"Padahal ini desa tapi kemana semua orang,seharusnya mereka belum tidur"gumanku
Begitu lama aku berjalan mengitari tempat tersebut tak ada satupun orang di tempat ini bahkan Kedua tanganku terasa gemetar merasakan aingin dingin terus menerjang tubuh lemahku
"Tolonggg....!!"
Eh...
Kepalaku menoleh mencari sumber teriakan itu tapi ketika aku mencarinya kesana kemari tak ada siapapun
"Apa ada orang..?"
"Apa hanya firasatku atau memang tadi ada yang berteriak meminta tolong,tapi di sini tak ada siapapun"
"Tolongg aku dia akan membunuhku.!"kembali teriakan itu terdengar di telingaku tepat di depan gubuk tak jauh dulu berada,aku berlari menuju gubuk di depanku yang aku yakini di situlah sumber suara tersebut muncul akan tetapi saat tanganku telah membuka engsel pintu Tak ada apapun di situ hanya perlatan rumah dan mainan anak kecil
"Sebenarnya apa yang terjadi di desa ini,dimana aku berada.?"
Tanganku mulai meraba-raba beberapa benda ynag ada di sekitar ku salah satu dari benda itu mulai ku pegang karna benda tersebut membuat ku sedikit tertarik alhasil sebuah bayangan mengerikan terlihat di mataku
Seluruh penduduk terbakar dalam api membara teriakan kesakitan dari mereka mampu membuat pendengaran ku sakit salah satu dari mereka adalah sosok yang ku kenal dia adalah lelaki yang baru saja menemuimu membisikan sebuah kata kata pada ku
"Apa yang dia lakukan.!"
Aku mengeram marah melihat tindakan tidak waras ya membakar seluruh penduduk loxford,apa keselahan seluruh penduduk desa loxford sampai mereka harus di bakar hidup hidup bahkan anak kecil pemilik benda ini pun ikut ia bakar
Benda di tanganku jatuh tanpa ku senga dengan segara kaki ku mengambil seribu langkah menuju tempat dimana lelaki tersebut membakar seluruh penduduk tanpa mempedulikan rasa sakit mereka.
"Apa yang kau inginkan dari hidupku hah.?!!"
Semua rasa lelah ku abaikan begitupun dengan kedua kakiku yang terluka akibat kerikil serta ranting nafas ku memang tak teratur tapi mengingat teriakan mereka membuatku teringat pada Noel
"Ini dia.!"tubuhku berhenti di depan kobaran api,nafasku tersengal-sengal melihat api tersebut merambat dari satu orang ke orang lain.
Di sana lelaki itu tertawa keras menikmati jerit kesakitan setiap orang sambil bersenandung kecil
Wujudnya sangatlah berbeda dengan yang kulihat sebelumnya hanya saja perbedaanya terdapat pada sifatnya
"Berhenti apa yang kau lakukan.? cepat padamkan apinya.!"teriakku dari belakang tubuhnya
Dia menoleh ke belakang menatap diriku dengan seringai menakutkan
"Akhirnya kau datang juga lama sekali aku menunggumu"terdengar suara decakan dari mulutnya
Dia sama sekali tak menggubris ucapanku atau memang tak mengerti seluruh penduduk kesakitan dan mungkin nyawa mereka menjadi taruhanya jika aku tak menyelamatkan mereka
"Tolong...!!tolong aku..!"
"Tolong kami..!
"Panas panas.!"
Tak tahan dengan teriakan mereka kakiku melangkah menuju kobaran mencoba memadamkan api dengan menyingkirkan kayu kayu panas tersebut
"Mencoba menjadi pahlawan hmm,kau bahkan tak bisa menyelamatkan mereka yang dekat denganmu bagaimana jika kali ini terjadi kembali.?"Tanganku seketika berhenti menyingkirkan kayu panas
Yang di katakan benar aku tak mampu menyelamatkan satu nyawa di setiap kejadian tapi itu semua juga bukan di dalam kendaliku
"Mereka tak bersalah "lirihku
"Dan kau terlalu naif mengatakan hal itu"ledeknya
Satu persatu penduduk desa loxford mulai menutup mata tak mampu menahan panas api yang membara
Bahkan sebagian dari mereka juga sudah terbakar hangus
"Mereka akan mati.!"
"Itu tujuanku"sahutnya enteng
"Untuk apa.?!"hilang sudah kesabaran menghadapi lelaki di depanku ini
"Kesenangan"kembali lelaki di depanku mengatakan hal yang begitu enteng padahal puluhan nyawa melayang karnanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments