Badai Corona & Permainan Durak

Sejak adanya Luky di apartementku, hidupku berubah banyak. Lebih tepatnya aktivitasku yang berubah banyak. Aku jarang pergi jalan-jalan ke hutan dekat rumah, begitu pun jalan kaki ke supermarket. Karena begitu mudahnya mengakses transportasi, aku lebih memilih naik kendaraan daripada jalan kaki. Terlebih sebenarnya karena cuaca. Kalau sedang minus apalagi, aku akan berkata tidak pada aktivitas jalan kaki. Tetapi kehadiran Luky mengubah semua rasa malasku ini. Ia akan menarikku keluar rumah dan memaksa kakiku berjalan. Tak jarang aku mengeluh, namun ia begitu sabar menghadapiku.

Di tengah semua kesibukan dan aktivitas, sebelumnya angin berita yang meniupkan tentang Corona ini hanya terjadi di beberapa negara, namun kejutan berikutnya untuk kami setelah di Estonia didapati adanya 2 kasus yang positif COVID-19. Berita Corona mulai menjadi buah bibir siapa saja. orang-orang mulai takut olehnya namun masih belum tahu harus bersikap seperti apa.

Hari-hariku bersama Luky juga dipenuhi berita Corona. Dia membaca berita tanpa skip satu hari pun. Aku merasa rumah kami seperti news room televisi. Luky memberikan update berita setiap hari seperti jadwal makan. Mulai dari berita politik, ekonomi dan terlebih Corona, sangat detail. Ia tahu negara mana saja memiliki case terbaru dan berapa jumlahnya. Sementara aku tidak terlalu mengikuti, namun cukup diupdate informasi olehnya.

"Di Estonia bukan cuma 2 orang, ternyata sudah bertambah datanya". Luky kembali menginformasikan berita terbaru.

"Yang dari kemarin itu. Dia warga negara Iran kan, turis ya?" tanyaku ragu.

"Iya, warga negara Iran. Dia datang dari Latvia. Ketahuan setelah tiba di Estonia. Itulah case pertama di negara ini" jelasnya.

"Tapi kan orang-orang yang pernah bersentuhan dengannya sudah dikarantina?" tanyaku lagi.

"Memang, tetap saja kita harus berhati-hati. Pastikan kamu untuk selalu mencuci tangan setiap pulang ke rumah atau di mana pun ada kesempatan. Jangan sentuh atau bertemu sembarang orang" Luky seperti memberi perintah padaku. Namun ia benar, bahwa aku harus berhati-hati. Karena di sini, akulah yang paling sering keluar rumah dan bertemu banyak orang.

"Siap bos" jawabku sambil melakukan posisi siap.

"Indonesia gimana ya perkembangannya. Coba aku cek lagi infonya ya. Wakil Presiden kalian bilang kebal karena rajin sembahyang". Ia tersenyum pada saat menyebutkan bagian ini karena memang dia sempat membaca beritanya. Luky mulai lagi menjelajahi internet. Dia benar-benar interest untuk mengetahui perkembangan Corona ini.

"Ada pasangan ibu dan anak yang pertama kali kena Corona. Sekarang sepertinya mereka masih di Karantina" kataku.

"Iya, tapi negara sebesar Indonesia dengan memiliki jaringan bisnis dari berbagai negara tak mungkin cuma dua orang. Pasti ada banyak, mungkin negaramu belum memiliki alat yang proper dalam menguji?" Luky mengernyitkan dahi ke arahku.

"Mungkin," jawabku sekenanya. Karena sesungguhnya aku juga belum tahu jelas seperti apa perkembangannya saat ini.

"Hey daripada bahas Corona mulu, main kartu lagi yuk?" pintaku.

"Durak?" ia menunggu jawaban. Karena ini memang salah satu yang paling serung kami mainkan.

"Yes, aku akan mengalahkanmu kali ini" tantangku.

"Kamu sudah menang banyak selama beberapa hari ini. Sudah mengalahkanku yang master Durak".

"I know I know, baru beberapa kali. Aku pengen lagi".

"Huuu! dasar! Tau gitu gak kuajari".

"Ayolah, aku addict nih" aku merengek padanya.

Durak adalah sebuah permainan kartu dari Rusia yang dalam bahasa Rusianya disebut Durak yang artinya bodoh atau idiot. Istilah ini sering disematkan pada yang kalah. Dulu mereka menyebut yang kalah dengan sebutan Durak ini, maka jadilah nama game ini dimainkan dengan nama Durak. Permainan kartu Durak ini bisa dimainkan oleh beberapa orang. Pemenangnya adalah orang yang pertama kali menghabiskan kartu di tangannya.

Durak hadir di waktu yang tepat. Saat keresahan karena Corona dan butuh sedikit hiburan. Terlalu stress dengan memikirkan kondisi Corona ini yang beritanya menjamur setiap hari. Di Radio, TV, Koran, internet dan semua group whatsapp, penuh dengan berita yang sama. Di satu sisi memang mengkhawatirkan karena ada banyak orang mati sudah di China dan beberapa negara lainnya karena virus ini.

Bagaimana kalau kematian karena virus ini juga terjadi di Estonia? Bagaimana kalau korban berikutnya adalah kami? Pikiran-pikiran ini sering muncul, setiap harinya. Di lain sisi, kalau dipikir lagi, stress karena hal ini juga tidak bisa menyelesaikan apapun.

"Dulu Durak ini juga banyak dimainkan di penjara oleh orang-orang Rusia," Luky memulai cerita lagi tentang Durak.

"Bagaimana kamu tau? Kan kamu Jerman?" Aku sering penasaran dengan cerita-ceritanya. Karena seringnya kalau dia bercerita sesuatu seolah-olah dia ahli atau berasal dari tempat cerita tersebut.

"Aku menghabiskan masa sekolahku dengan bermain kartu dengan orang-orang Rusia. Mereka yang menceritakan banyak sejarah Durak ini".

"Oh pantes, kamu ahli dalam hal ini. Kamu sudah memainkannya bahkan saat di bangku sekolah toh".

"Iya, aku tidak terlalu interest dengan sekolah" katanya terkekeh.

Luky mulai membagikan kartu. Aku menerima 7 kartu dan untuk dirinya 7 kartu. Selanjutnya kami menggenggam keseruan dalam permainan ini. Mengesampingkan sementara kekhawatiran terhadap badai Corona. Bermain kartu bukanlah sesuatu yang baru bagiku. Aku menyimpan banyak memori lainnya tentang ini. Di sekolahku di Aceh dulu, aku sudah mengenalnya bahkan sejak duduk di bangku SMP. Meski yang kami mainkan bukan Durak, namun lembar 9 atau 41 poin dan beberapa lainnya.

"Allan apa kabar?" tanyanya tiba-tiba.

"Baik. Katanya hari ini mau nelpon, tapi belum ada kabar nih".

"Seberapa cinta sih kamu sama dia?" Luky memulai lagi proses introgasi ini.

"Cinta aja. Nggak tau seberapa banyak sih kalau kamu tanya" jawabku ragu-ragu dengan perasaanku sendiri.

"Kamu yakin dia orangnya? Jodoh yang memang kamu harapkan?".

"Mana kutahu dia orangnya atau bukan. Baru juga jalan sebulan lebih".

"Bagaimana kalau ternyata dia orang yang salah?" kali ini Luky melihatku dengan serius.

"Ya nggak pa-pa, kan yang penting akunya sudah berusaha".

"Emang dia pernah diskusi soal hubungan ini akan dibawa ke tahap yang lebih serius?".

"Seperti?".

"Tunangan atau menikah misalnya?".

"Mhmm belum sih. Lagian masih terlalu dini lah. Baru juga kenal" dalihku.

"Iya sih. Khawatir aja dia akan bertingkah sama seperti K".

"Lah K aja yang dua tahun berhubungan denganku bisa putus. Bagaimana dengan ini yang belum pun dua bulan. Aku berharap banyak sih memang. Aku mencintainya, dia mencintaiku. Hanya ya itu dia, apakah ia serius dengan hubungan ini".

"Hati-hati loh, kamu itu eksotik. Punya daya tarik seksual yang kuat. Jangan sampai dia cuma memanfaatkanmu untuk ini".

"Kamu kenapa sih. Kok kalau ngomong soal dia rasanya jelek mulu".

"Kan aku cuma kasih tau...".

"Durak! You lose again".

"Oh no. You just cheating. How could you win many times".

"Kamu lupa aku princess Durak?" kataku bangga mengibas tangan, puas mengalahkannya.

"Huh! Siapa juga yang menyematkanmu Princess Durak?".

"Nggak mau ngaku kalah? Tidur di luar malam ini".

"Kok kejam amat sih. Aku gelitikin nih".

"Awww.....Luky stop stop.....awww!!".

Dia menggelitikku sekujur tubuh. Tertawa puas melihatku teraniaya oleh tingkahnya. Kami berdua, seperti anak kecil. Ini yang kusuka menikmati waktu dengannya. Menjadi ceria sampai lupa waktu.

Terpopuler

Comments

Hania Putri Bangsa

Hania Putri Bangsa

maaf baca nya sampe sini dulu, udah keburu ngantuk. 22.44 wib. 29-05-2021.

besok dilanjut lagi

2021-05-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2 Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3 Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4 Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5 Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6 Keluarga Estoniaku
7 Telliskivi Area
8 Natal & Permohonan Jodoh
9 Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10 Ketika Allan Datang
11 Virus & Rindu Ayam Gepuk
12 Kedatangan Luky
13 Estonesia Family
14 Tentang Law of Attraction
15 Luky is Here
16 Badai Corona & Permainan Durak
17 E-Democracy Class
18 Rasa Cemburu Allan
19 Waktunya Karauke Dangdut
20 Hari Valentine Di Tallinn
21 Saat Raguku Muncul
22 Allan Atau Luky
23 Corona & Rasis yang Terjadi
24 Bukan Cinta Atau Seks
25 3 Jenis Cinta
26 Kadar Cinta
27 Tentang Surat Di Pesawat
28 Allan untuk Terakhir Kalinya
29 Kemarahan Luky
30 Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31 Palo Santo & Dream Catcher
32 Winter Penyembuhan
33 Panggilan Keluarga
34 Corona, Agama dan Cinta
35 Ganti Kenangan Mantan
36 Berdamai Dengan Kenangan K
37 Berdamai Dengan Kenangan Allan
38 Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39 Farewell Sementara
40 Leaving on the Jet Plan
41 Baju Silky Cashmere Di Bandara
42 Istanbul & Rindu yang Memanggil
43 Corona & Batalnya Penerbangan
44 Lelaki Aljazair
45 Emosi Di Bandara Istanbul
46 Reuni Geng Gepuk
47 Menyambut Lockdown
48 Tangis & Jebakan Corona
49 Cinta Di Antara Lockdown
50 Love is not Tourism
51 Mawar Merah Di Lobby
52 Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53 Gelombang Pertengkaran
54 Ketika Mantannya Kembali
55 Benarkah Hatiku Pada Vavan
56 Genk Gepuk yang Tercerai
57 I Just Need You Know
58 Kembali Pada Cinta
59 Love is Essential
60 Lamaran Dari Jerman
61 Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62 Sweetheart Visa
63 Kukejar Cintaku Ke Turki
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2
Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3
Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4
Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5
Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6
Keluarga Estoniaku
7
Telliskivi Area
8
Natal & Permohonan Jodoh
9
Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10
Ketika Allan Datang
11
Virus & Rindu Ayam Gepuk
12
Kedatangan Luky
13
Estonesia Family
14
Tentang Law of Attraction
15
Luky is Here
16
Badai Corona & Permainan Durak
17
E-Democracy Class
18
Rasa Cemburu Allan
19
Waktunya Karauke Dangdut
20
Hari Valentine Di Tallinn
21
Saat Raguku Muncul
22
Allan Atau Luky
23
Corona & Rasis yang Terjadi
24
Bukan Cinta Atau Seks
25
3 Jenis Cinta
26
Kadar Cinta
27
Tentang Surat Di Pesawat
28
Allan untuk Terakhir Kalinya
29
Kemarahan Luky
30
Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31
Palo Santo & Dream Catcher
32
Winter Penyembuhan
33
Panggilan Keluarga
34
Corona, Agama dan Cinta
35
Ganti Kenangan Mantan
36
Berdamai Dengan Kenangan K
37
Berdamai Dengan Kenangan Allan
38
Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39
Farewell Sementara
40
Leaving on the Jet Plan
41
Baju Silky Cashmere Di Bandara
42
Istanbul & Rindu yang Memanggil
43
Corona & Batalnya Penerbangan
44
Lelaki Aljazair
45
Emosi Di Bandara Istanbul
46
Reuni Geng Gepuk
47
Menyambut Lockdown
48
Tangis & Jebakan Corona
49
Cinta Di Antara Lockdown
50
Love is not Tourism
51
Mawar Merah Di Lobby
52
Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53
Gelombang Pertengkaran
54
Ketika Mantannya Kembali
55
Benarkah Hatiku Pada Vavan
56
Genk Gepuk yang Tercerai
57
I Just Need You Know
58
Kembali Pada Cinta
59
Love is Essential
60
Lamaran Dari Jerman
61
Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62
Sweetheart Visa
63
Kukejar Cintaku Ke Turki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!