Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk

Selain akan merindukan mentorku dan seluruh teman-teman di Jakarta, aku tahu rinduku juga pada Ayam favoritku. Tak akan terlupa gurihnya Ayam yang dijual di Jakarta dengan berbagai menu. Mulai dari Ayam Geprek, Ayam Gepuk, Ayam Pedas, Ayam Cabe, Ayam Mercon, Ayam Rendang, Ayam Gledek, Ayam Lada, Ayam Keju dan berbagai barisan menu Ayam lainnya yang gampang ditemui di mana saja.

Di antara semua menu Ayam di atas, favoritku adalah Ayam Gepuk. Dapat kudengar hatiku berontak karena Estonia tak memiliki Ayam Gepuk tentunya. Hati dan pikiranku terus bertanya bagaimana jika rindu? Ayam Gepuk ini memang telah mencuri hatiku sejak beberapa tahun ini di Jakarta.

Aku punya ide untuk mengadakan pesta Ayam Gepuk bersama gank Gepukku. Harus ada farewell party dengan Ayam Gepuk ini biar kesedihan dapat terobati saat berpisah dengan makanan favoritku. Aku butuh mengumpulkan pasukan Gepuk segera.

"Malam minggu di apartemenku, kita kumpul ya. Farewell sambil makan Ayam Gepuk" tulisku di group whatsapp kami.

"Oke, mau jam berapa?" balas Vavan cepat, tepat setelah pesan beberapa menit kuposting.

Dia yang memperkenalkanku makan Ayam Gepuk pertama kali dan orang yang seharusnya bertanggung jawab pada kegilaanku setelahnya. Kita sering makan dengan level paling pedas, sampai muka dan telinga seperti terbakar.

Setelah kami berdua jatuh cinta pada Ayam Gepuk, lalu teman-teman lain adalah korbannya. Karena kami sering meracuni teman-teman dengan menu ini setiap kali berkumpul. Bahagia, karena mereka kini ikut terjerat makanan favorit kami.

"Vashla! Kamu jual Ayam Gepuk aja di sana," goda Livi saat kami semua sudah kumpul.

"Aku tukang makan aja" jawabku.

"Ide bagus tuh vi, aku setuju. Lumayan nambah-nambah duit", timpal Mauli.

"Kalian kira mereka makan cabe? Aku belum pernah nemu orang Estonia yang bisa makan cabe kayak kita," kataku menepis ide Livi. Aku tahu dia bercanda.

Mereka berdua seringnya memang kompak saling menimpali kalau sudah kumpul. Lalu sibuk bikin skenario dengan membayangkan aku yang mendagangkan Ayam Gepuk di Estonia. Negara yang hanya dilihat mereka dari internet.

Aku hanya ikut menertawakan candaan mereka karena paham betul negara yang tak makan cabe ini. Jika pun ada, seringnya Cabe tak pedas sama sekali untuk kategori orang Indonesia. Menyimak dua gadis ini saling sahutan tentu saja seru. Mereka harus mengunjungiku suatu saat biar bisa lihat sendiri seperti apa negara mungil ini.

"Aku mau dada, dua dada sekaligus, plus sayap juga deh" aku langsung menarik bungkusan Ayam Gepuk yang baru tiba.

"Buset! kesurupan apa?" Vavan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Biarin, kan kita order banyak! Nasi, mana nasi?" teriakku ke muka Mauli.

Ini kebiasaan kami, memesan Ayam Gepuk lalu memasak nasi sendiri biar bisa makan sepuasnya. Ditambah makan Ayam Cabe dengan sambalnya yang dicampur nasi panas adalah surga.

Sambal Ayam Gepuk memang beda. Tidak hanya cabenya yang enak karena pedasnya benar-benar nendang, namun campuran kacang yang digiling lalu ditumis dalam minyak yang ditambah bawang ini membuat lidah tak mampu menahannya.

"Kita yakin nih, mau abisin nasi sebegini banyak?" Mauli meletakkan satu baskom nasi di hadapan kita semua. Asap mengepul dari nasi yang baru saja diambil dari rice cooker.

Surganya orang Indonesia adalah nasi putih dan sambal. Ini surga yang juga kami percayai disandingkan dengan Ayam Gepuk favorit kami.

"Jangan pernah ragu soal nasi. Kita punya dua monster lainnya yang siap menghabiskan semua nasi ini, hahaha" tawaku meledak memenuhi ruangan sambil menjulurkan lidahku ke arah Vavan dan Livi.

Di antara kami, mereka berdua adalah pencinta nasi putih yang tiada duanya. Tak ada cerita setiap makan tanpa menambah ronde kedua dan seterusnya. Bisa ditebak, berikutnya adalah tindakan barbar kami dalam menghabisi potongan-potongan Ayam Gepuk bahkan sampai ke tulang-tulangnya.

Siapa yang dapat menolak manisnya tulang Ayam yang dihisap bersama bumbu-bumbu Gepuk yang bermandikan minyak. Tak sampai satu jam, ludes tanpa sisa semuanya. Kami tersenyum bahagia kekenyangan.

Lanjutan adegan berikutnya adalah slimming tea session. Genitnya kami ini yang suka ala-ala. Kehidupan kami penuh drama, percaya pada makan apa saja, asal setelahnya bersantai dengan sliming tea bersama sambil membahas berbagai cerita.

Sesi sliming tea juga terkadang cara lain mengurangi rasa bersalah kami. Makan banyak, olahraga sedikit, diimbangi sliming tea yang sebenarnya tidak pernah seimbang. Karena sesi ini juga tidak rutin, namun cukup menjawab drama berat badan yang kami bikin sendiri.

"Eh lo lebih kangen Ayam Gepuk atau kita?" Vavan melihat ke arahku dan bersamaan dengan yang lain setelah menyeruput teh kami.

"Rindu kamu!" jawabku sambil mengedipkan mata ke arahnya.

Lelaki Chinese yang satu ini sudah menjadi teman dekatku sejak lama. Sama-sama berasal dari tanah Sumatera, kami berdua adalah pejuang di tanah rantau Jakarta.

Sebagaimana kebanyakan pemuda lainnya yang mengadu nasib di kota besar, kami seperti terlempar ke dalam kolam yang jauh berbeda dari yang pernah kami jalani tentunya.

Aku dan Vavan dua sahabat yang unik. Satu Chinese, satu Acehnese, dengan karakter kami yang begitu bertolak belakang satu sama lain. Meski ada banyak teman-teman lainnya sering ikut berkumpul, namun kami berdua jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama.

Pertemuan kami juga penuh kenangan karena tak terjadi di Indonesia. Kami bertemu di Filipina suatu ketika saat sedang mengikuti konferensi Asia untuk aktivis lingkungan.

Dia menjejaliku dengan banyak sekali pertanyaan dalam Bahasa Inggris dan beberapa kali kami berpapasan menjadi teman dalam permainan game saat hari pertama konferensi.

"Where are you from btw?" tanyanya.

"Indonesia," jawabku pendek.

"Hei, gue orang Indo juga"

"What?" aku membelalakkan mata ke arahnya dan kami berdua mulai tertawa.

Aku mengira ia orang China atau Filipina, ia mengira aku orang Pakistan karena kulit coklatku dan wajah yang tidak seperti kebanyakan orang Indonesia menurutnya. Sejak saat itulah, kami menjadi dekat.

Sepulang dari Filipina, kehangatan hubungan kami tak pernah hilang. Sementara Livi adalah gadis Papua yang juga sudah lama berteman denganku. Bedanya Vavan lebih dulu. Begitupun Mauli, gadis Jawa yang datang kemudian dalam hubungan pertemanan kami. Persahabatan kami melampaui sekat suku dan agama. Seperti Indonesia, beragam dan satu dalam cinta.

"Jangan kau berani lupakan kami" Mauli memelukku sambil berlinang air mata. Berulang kali ia menghapus air matanya dengan ujung jilbab segi empatnya.

Kami berpelukan sampai malam meninggalkan kenangan Ayam Gepuk yang kami makan. Tentu saja, persahabatan tak semudah itu digantikan. Meski jarak dan waktu tak lagi sama seperti saat masih bersama. Ada cinta yang tetap dipelihara dan tak akan tergantikan begitu saja.

"I love you kesayangan".

Aku ikut larut dalam haru biru ini. Selamat tinggal kebersamaan sampai kita bertemu kembali. Selamat tinggal Ayam Gepuk. Tunggu aku kembali.

Episodes
1 Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2 Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3 Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4 Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5 Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6 Keluarga Estoniaku
7 Telliskivi Area
8 Natal & Permohonan Jodoh
9 Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10 Ketika Allan Datang
11 Virus & Rindu Ayam Gepuk
12 Kedatangan Luky
13 Estonesia Family
14 Tentang Law of Attraction
15 Luky is Here
16 Badai Corona & Permainan Durak
17 E-Democracy Class
18 Rasa Cemburu Allan
19 Waktunya Karauke Dangdut
20 Hari Valentine Di Tallinn
21 Saat Raguku Muncul
22 Allan Atau Luky
23 Corona & Rasis yang Terjadi
24 Bukan Cinta Atau Seks
25 3 Jenis Cinta
26 Kadar Cinta
27 Tentang Surat Di Pesawat
28 Allan untuk Terakhir Kalinya
29 Kemarahan Luky
30 Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31 Palo Santo & Dream Catcher
32 Winter Penyembuhan
33 Panggilan Keluarga
34 Corona, Agama dan Cinta
35 Ganti Kenangan Mantan
36 Berdamai Dengan Kenangan K
37 Berdamai Dengan Kenangan Allan
38 Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39 Farewell Sementara
40 Leaving on the Jet Plan
41 Baju Silky Cashmere Di Bandara
42 Istanbul & Rindu yang Memanggil
43 Corona & Batalnya Penerbangan
44 Lelaki Aljazair
45 Emosi Di Bandara Istanbul
46 Reuni Geng Gepuk
47 Menyambut Lockdown
48 Tangis & Jebakan Corona
49 Cinta Di Antara Lockdown
50 Love is not Tourism
51 Mawar Merah Di Lobby
52 Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53 Gelombang Pertengkaran
54 Ketika Mantannya Kembali
55 Benarkah Hatiku Pada Vavan
56 Genk Gepuk yang Tercerai
57 I Just Need You Know
58 Kembali Pada Cinta
59 Love is Essential
60 Lamaran Dari Jerman
61 Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62 Sweetheart Visa
63 Kukejar Cintaku Ke Turki
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2
Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3
Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4
Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5
Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6
Keluarga Estoniaku
7
Telliskivi Area
8
Natal & Permohonan Jodoh
9
Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10
Ketika Allan Datang
11
Virus & Rindu Ayam Gepuk
12
Kedatangan Luky
13
Estonesia Family
14
Tentang Law of Attraction
15
Luky is Here
16
Badai Corona & Permainan Durak
17
E-Democracy Class
18
Rasa Cemburu Allan
19
Waktunya Karauke Dangdut
20
Hari Valentine Di Tallinn
21
Saat Raguku Muncul
22
Allan Atau Luky
23
Corona & Rasis yang Terjadi
24
Bukan Cinta Atau Seks
25
3 Jenis Cinta
26
Kadar Cinta
27
Tentang Surat Di Pesawat
28
Allan untuk Terakhir Kalinya
29
Kemarahan Luky
30
Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31
Palo Santo & Dream Catcher
32
Winter Penyembuhan
33
Panggilan Keluarga
34
Corona, Agama dan Cinta
35
Ganti Kenangan Mantan
36
Berdamai Dengan Kenangan K
37
Berdamai Dengan Kenangan Allan
38
Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39
Farewell Sementara
40
Leaving on the Jet Plan
41
Baju Silky Cashmere Di Bandara
42
Istanbul & Rindu yang Memanggil
43
Corona & Batalnya Penerbangan
44
Lelaki Aljazair
45
Emosi Di Bandara Istanbul
46
Reuni Geng Gepuk
47
Menyambut Lockdown
48
Tangis & Jebakan Corona
49
Cinta Di Antara Lockdown
50
Love is not Tourism
51
Mawar Merah Di Lobby
52
Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53
Gelombang Pertengkaran
54
Ketika Mantannya Kembali
55
Benarkah Hatiku Pada Vavan
56
Genk Gepuk yang Tercerai
57
I Just Need You Know
58
Kembali Pada Cinta
59
Love is Essential
60
Lamaran Dari Jerman
61
Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62
Sweetheart Visa
63
Kukejar Cintaku Ke Turki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!