Ketika Allan Datang

Percobaan berikutnya melalui aplikasi ini membuahkan hasil. Allan, lelaki ketiga yang kukencani menemukan kecocokan denganku. Lebih tepatnya, kami berdua menemukan kecocokan satu sama lain. Aku bahagia karena keinginanku tidak bertepuk sebelah tangan. Saatnya memulai petualangan baru dalam hubunganku dengannya.

Sempat ragu awalnya karena trauma pada percobaan yang pertama dan kedua melalui aplikasi ini. Sebagaimana janji, aku benar-benar berniat menghapus aplikasi dan berhenti mencoba setelah tiga kali.

Saat sedang mempertimbangkan jalan lain, berusaha mengikhlaskan upaya terakhir, dan di situlah ternyata keinginanku ini dijawab. Terkadang hidup memang begitu, saat sudah benar-benar ingin kita lepaskan, malah kesempatan menampakkan dirinya.

Aku memberitahu Luky, bahwa akan berkencan dengan seorang lelaki Estonia pada malam tahun baru. Meski aku tidak tahu kenapa memberitahu Luky akan hal ini. Mungkin karena telah terlalu terbiasa bercerita padanya. Tentu saja, sebagai salah satu teman dekatku, Luky menjadi orang yang kuberitahu. Tentunya selain geng gepukku yang seringnya selalu mendapat update berita-berita terbaru tentangku. Aku mulai meyakinkan diri dan mempercayai Allan sebagai lelaki yang akan menjadi jodohku. Aku pikir, laki-laki ini jodoh yang baik untukku.

"Eit! Tunggu dulu, masih terlalu dini untuk bermimpi". Entah Luky sengaja atau tidak, kadang ia terdengar seperti tidak mendukung usahaku yang satu ini.

"Bukannya segala sesuatu diawali dengan mimpi. Kan tidak ada salahnya berharap?". Tentu saja aku bersikeras, terlalu bahagia dengan emosi yang sedang kumiliki terhadap lelaki baru ini.

"Kamu belum mengenal dia dengan baik. Baru juga pertama bertemu kemarin dan tahun baru adalah kencan keduamu. Bagaimana begitu yakin?".

"Dia menunjukkannya padaku. Tidak memintaku melakukan hubungan **** dengannya. Ia bilang hanya ingin menikmati waktu yang baik denganku".

"Kamu terlalu naif dalam menilai lelaki. Mereka memiliki banyak strategi dalam memperdayai wanita. Sampai nanti kamu benar-benar luluh dan mengikuti kemauannya".

"Kok kamu terlihat nggak mendukung gitu?" Aku mulai kesal.

"Bukan tidak mendukung, aku cuma mau kamu hati-hati. Kirimin aku foto dia, facebook dia juga, Instagram dan no. HPnya". Tidak hanya Alin dan Hanno, keluarga Estoniaku yang bertingkah seperti ini, tapi Luky juga.

Ini orang-orang, bule bukan sih. Hal ini mematahkan pendapat tentang orang bule yang pernah kudengar. Mereka ini benar-benar berbeda. Peduli dan rasa ingin tahu yang begitu tinggi seakan mematahkan teori cuek dan sikap tidak terlalu peduli yang kupercayai.

Tetapi kalau dipikir lagi, resah mereka beralasan. Mereka hanya khawatir dengan kondisiku, bagaimana kalau aku salah kaprah dalam mempercayai orang. Bisa jadi itu alasannya. Entahlah, kuabaikan saja dulu sementara. Hatiku sedang bersenandung menjemput kisah baru yang akan kami ukir.

Aku menyiapkan baju terbaik yang kubawa dari Indonesia, oh Anting favoritku juga. Malam tahun baru nanti akan menjadi sejarah. Hubunganku dimulai dengan lelaki Eropa yang kuinginkan. Mungkin, dialah orangnya. Lelaki yang pernah kutulis dalam surat di atas pesawat itu.

Secara fisik, dia memenuhi kriterianya. Aku belum tahu bagian lainnya. Karena untuk mengetahui lebih lanjut, tentu saja butuh waktu dalam mengujinya. Namun untuk sekarang, aku yakin dia orangnya.

Allan bekerja sebagai fotografer di salah satu agency di Tallinn, dia asli Estonia menurut ceritanya. Aku memang belum tahu banyak tentangnya. Berbicara tentang surat di pesawat, postur tubuhnya terlalu tinggi dari permohonan yang kutulis di surat sebelumnya. Aku memang menulis di atas 170 cm dan 190 ternyata diluar bayanganku sama sekali. Kalau dipikir-pikir memang aku tidak menyebut spesifik angka yang kumau. Hidung mancung, mata biru, bulu mata lentik, alis tebal, bibir tipis. Beberapa hal ini sesuai. Tunggu sampai aku menguji bagian lainnya seperti cara dia memperlakukanku dan sebagainya.

"Kalian tahun baru di mana nanti?" Pertanyaan Alin menyadarkan lamunanku yang sedang menyiapkan ayam goreng untuk makan malam kami.

"Di depan Yellow Church, area Freedom Square," jawabku.

Freedom Square di mana biasanya memang digunakan untuk event-event besar seperti konser dan juga perayaan kemerdekaan Estonia. Biasanya Presiden Estonia akan berdiri di panggung di depan monumen berbentuk lambang Cross ini dan memulai pidatonya di hari kemerdekaan.

Presiden perempuan yang menjadi kebanggaanku. Aku mengagumi pemimpin-pemimpin perempuan di dunia ini, salah satunya dia, Kersti Kerjulaid.

"Oh okay, tapi akan terlalu ramai orang di situ, gimana kamu dapat mengenalinya di antara keramaian? Semua orang akan berkumpul di situ, bersiap untuk pesta tahun baru" tanya Alin penasaran.

"Aku bilang pas di pintu masuk gereja. Aku berharap dia dapat menemuiku di sana. Karena ia bilang ia tidak akan bawa mobilnya. Jadi aku mengusulkan bertemu di situ saja".

"Okay, pastikan mengirimku update. Jangan lupa pakai topi, pakai gloves dan scarf".

"Ok, my lovely sister". Aku memeluknya dari belakang. Ia tertawa dan meneruskan mengupas kentang.

Kami menikmati kebersamaan memasak menu makan malam favorit kami. Mashed Potato dan ayam goreng Crispy ala Estonia. Tak lupa menyiapkan cream dicampur potongan timun kecil-kecil. Seperti biasa aku bertugas menggoreng ayam.

Dibandingkan kami berdua, Hanno memang lebih ahli dalam memasak. Namun aku dan Alin seringnya kompak saling bantu jika sering kebagian jatah masak untuk makan malam kami. Biasanya menu masakan kami juga tidak se-kreatif Hanno. Kami hanya bisa masak beberapa menu saja. Sementara Hanno tidak hanya memasak menu Estonia, kadang Italia, Meksiko dan Asia juga. Sungguh lelaki yang layak jadi idaman.

Perut kenyang, perasaan riang. Terhempas di tempat tidur sambil senyum-senyum sendiri. Orang kalau jatuh cinta, memang begitu. Sulit rasanya menunggu menit-menit berlalu jelang pertemuan. Padahal justru jam-jam yang akan berlalu masih panjang. Duhai pagi, segeralah datang.

***

Aku tiba 5 menit lebih cepat dari janji kami. Dengan jaket tebal dan scarf melilit di area leherku. Orang-orang memenuhi tempat ini karena sebentar lagi pesta kembang api akan dimulai. Namun sebelum itu, pesta musik sudah lebih dulu dimulai. Band-band bernyanyi membelah hebohnya malam di kota Tallinn. Polisi memenuhi seluruh sudut tempat ini bahkan di jalan-jalan. Beberapa mobil tank juga sudah ada di sana.

Aku terkejut saat seseorang memelukku tiba-tiba, sampai bisikan di telingaku membuatku sadar bahwa Allan sudah disini.

"Hello my lovely. I miss you". Ia mendekap tubuhku erat dan kemudian mengajakku duduk di salah satu cafe di dekat area ini.

"Aku tahu kamu pasti sudah menggigil kedinginan. Hot chocholate dulu ya, nanti kita kesana jelang kembang api".

"Yes, thank you. You know it so well". Kataku sambil menggosok-gosokkan tanganku.

Dia benar, bahwa tubuhku memang sudah menggigil meski baru beberapa menit. Allan menggenggam tanganku dan berusaha menghangatkannya dengan menggosoknya lembut.

Malam yang begitu indah. Akan kunikmati dengan baik. Tidak hanya sekarang, namun juga malam ini bersamanya. Aku memutuskan tidak pulang ke rumah, melainkan ke rumahnya usai pesta tahun baru ini.

Aku tahu, ini akan menjadi malam yang panjang, tidak hanya untuk kami, namun untuk seluruh orang yang menghadiri tempat ini. Kami hanya duduk sebentar di cafe lalu keluar lagi saat badan kami sudah lumayan hangat. Orang-orang merapat dan memulai hitungan bersama.

"Viis, neli, kolm, kaks, üks....yeay". Orang-orang serentak berhitung dalam bahasa Estonia dan berteriak saat Kembang Api membelah malam.

"Vashla! I love you!!" teriak Allan di antara Kembang Api yang saling bersahutan.

"I love you" teriakku yang tenggelam bersama riuhnya orang-orang.

Allan mengecup lama bibirku. Selamat tahun baru semua, selamat menyongsong kisah-kisah baru termasuk mungkin cinta yang baru seperti aku. Ketika Allan datang, aku sudah siap dengan kondisi hatiku. Sapu kenangan lama, sambut cerita baru seperti kita menyambut tahun baru.

Terpopuler

Comments

im_ha

im_ha

10 like untukmu ya Thor. mampir juga di karyaku DOAKU BERBEDA DENGAN DOAMU

2021-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2 Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3 Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4 Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5 Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6 Keluarga Estoniaku
7 Telliskivi Area
8 Natal & Permohonan Jodoh
9 Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10 Ketika Allan Datang
11 Virus & Rindu Ayam Gepuk
12 Kedatangan Luky
13 Estonesia Family
14 Tentang Law of Attraction
15 Luky is Here
16 Badai Corona & Permainan Durak
17 E-Democracy Class
18 Rasa Cemburu Allan
19 Waktunya Karauke Dangdut
20 Hari Valentine Di Tallinn
21 Saat Raguku Muncul
22 Allan Atau Luky
23 Corona & Rasis yang Terjadi
24 Bukan Cinta Atau Seks
25 3 Jenis Cinta
26 Kadar Cinta
27 Tentang Surat Di Pesawat
28 Allan untuk Terakhir Kalinya
29 Kemarahan Luky
30 Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31 Palo Santo & Dream Catcher
32 Winter Penyembuhan
33 Panggilan Keluarga
34 Corona, Agama dan Cinta
35 Ganti Kenangan Mantan
36 Berdamai Dengan Kenangan K
37 Berdamai Dengan Kenangan Allan
38 Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39 Farewell Sementara
40 Leaving on the Jet Plan
41 Baju Silky Cashmere Di Bandara
42 Istanbul & Rindu yang Memanggil
43 Corona & Batalnya Penerbangan
44 Lelaki Aljazair
45 Emosi Di Bandara Istanbul
46 Reuni Geng Gepuk
47 Menyambut Lockdown
48 Tangis & Jebakan Corona
49 Cinta Di Antara Lockdown
50 Love is not Tourism
51 Mawar Merah Di Lobby
52 Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53 Gelombang Pertengkaran
54 Ketika Mantannya Kembali
55 Benarkah Hatiku Pada Vavan
56 Genk Gepuk yang Tercerai
57 I Just Need You Know
58 Kembali Pada Cinta
59 Love is Essential
60 Lamaran Dari Jerman
61 Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62 Sweetheart Visa
63 Kukejar Cintaku Ke Turki
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 Ketika Estonia Memanggilku
2
Bab 2 Selamat Tinggal Ayam Gepuk
3
Bab 3 Aku Di Antara Vavan & Luky
4
Bab 4 Permohonan Di Langit Istanbul
5
Bab 5 Hello Winter! Aku Kembali
6
Keluarga Estoniaku
7
Telliskivi Area
8
Natal & Permohonan Jodoh
9
Tahun Baru, Mungkinkah Pacar Baru?
10
Ketika Allan Datang
11
Virus & Rindu Ayam Gepuk
12
Kedatangan Luky
13
Estonesia Family
14
Tentang Law of Attraction
15
Luky is Here
16
Badai Corona & Permainan Durak
17
E-Democracy Class
18
Rasa Cemburu Allan
19
Waktunya Karauke Dangdut
20
Hari Valentine Di Tallinn
21
Saat Raguku Muncul
22
Allan Atau Luky
23
Corona & Rasis yang Terjadi
24
Bukan Cinta Atau Seks
25
3 Jenis Cinta
26
Kadar Cinta
27
Tentang Surat Di Pesawat
28
Allan untuk Terakhir Kalinya
29
Kemarahan Luky
30
Mari Sembuhkan Luka yang Menganga
31
Palo Santo & Dream Catcher
32
Winter Penyembuhan
33
Panggilan Keluarga
34
Corona, Agama dan Cinta
35
Ganti Kenangan Mantan
36
Berdamai Dengan Kenangan K
37
Berdamai Dengan Kenangan Allan
38
Gereja Di Tallinn dan Helsinki
39
Farewell Sementara
40
Leaving on the Jet Plan
41
Baju Silky Cashmere Di Bandara
42
Istanbul & Rindu yang Memanggil
43
Corona & Batalnya Penerbangan
44
Lelaki Aljazair
45
Emosi Di Bandara Istanbul
46
Reuni Geng Gepuk
47
Menyambut Lockdown
48
Tangis & Jebakan Corona
49
Cinta Di Antara Lockdown
50
Love is not Tourism
51
Mawar Merah Di Lobby
52
Saat Sutra Buddhis dan Ayat Quran Beriringan
53
Gelombang Pertengkaran
54
Ketika Mantannya Kembali
55
Benarkah Hatiku Pada Vavan
56
Genk Gepuk yang Tercerai
57
I Just Need You Know
58
Kembali Pada Cinta
59
Love is Essential
60
Lamaran Dari Jerman
61
Tunangan Di Antara Jakarta & Jerman
62
Sweetheart Visa
63
Kukejar Cintaku Ke Turki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!